Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PENERIMA MANFAAT DI WISMA I (RATIH)


BALAI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DEWANATA
KABUPATEN CILACAP

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Deulis Marliani I4B015024
Adinaesatama Galih A.P. I4B015025
Rizki Ayu Lestari I4B015026
Raras Anggun Atika C I4B015027
Wawan Setiawan I4B015029
Rifa Riviani I4B015030
Endah Atmawati I4B015039

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2016
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PENERIMA MANFAAT DI WISMA I (RATIH)
BALAI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DEWANATA
KABUPATEN CILACAP

A. Latar Belakang
Jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2013 jumlah penduduk lansia mencapai 20,04 juta jiwa atau sebesar
8,05% dari total jumlah penduduk. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan
tahun 2010 yang hanya 18,1 juta jiwa atau sebesar 9,6% dari total jumlah
penduduk (Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2010).
Peningkatan jumlah penduduk lansia diperkirakan akan terus terjadi hingga
tahun 2020 mencapai 28,8 juta jiwa atau sebesar 11,34% dari total jumlah
penduduk (Kementrian Sosial Republik Indonesia [Kemensos RI], 2007).
Jumlah penduduk lansia di Jawa Tengah pada tahun 2013 menempati urutan
ke dua untuk provinsi dengan proporsi lanjut usia tertinggi yakni sebesar
11,11% (BPS, 2013). Sementara di Kabupaten Banyumas sendiri, berdasarkan
data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dindukcapil) jumlah
penduduk lansia pada tahun 2015 mencapai 255.298 jiwa atau sebesar 12,81%
dari total jumlah penduduk.
Lansia merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan (Pudjiastuti, dalam Efendi & Makhfudli, 2009). Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
pasal 1 ayat (1), yang disebut dengan lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita (dalam Nugroho,
2008). World Health Organization (WHO), mengelompokan lansia dalam
empat tahapan berdasarkan usianya, yakni: usia pertengahan/ middle age (usia
45-59 tahun), lanjut usia/ elderly (usia 60-74 tahun), lanjut usia tua/ old (usia
75-90 tahun) dan usia sangat tua/ very old (usia >90 tahun) (dalam
Kushariyadi, 2010).
Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Kabupaten Cilacap
merupakan salah satu panti sosial yang memfasilitasi pelayanan terhadap
lansia. Fasilitas yang diberikan meliputi penyediaan tempat tinggal (wisma),
kebutuhan dasar, hiburan, kegiatan sosial, dan kegiatan kesehatan. Dalam
bidang kesehatan, keperawatan pada usia lanjut merupakan bagian dari tugas
dan profesi keperawatan yang memerlukan berbagai keahlian dan
keterampilan dimana perawat bertugas memberikan asuhan keperawatan pada
semua lansia.
Di Panti ini, lansia dinamakan penerima manfaat (PM) yang berjumlah
± 85 orang lansia yang bertempat tinggal di 8 wisma. Wisma I (Ratih)
Dewanata merupakan wisma lansia yang berkapasitas untuk 10 orang lansia.
Saat ini terdiri dari 6 lansia laki-laki. Berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan pada hari Senin pukul 10.30 WIB diketahui bahwa dari aspek status
fungsional dan status kognitif/afektif lansia yang tinggal di wisma I (Ratih)
dalam keadaan baik, namun berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tekanan darah
diketahui bahwa 50% (3 lansia) mengalami hipertensi, 16,67 % (1 lansia)
mengalami diabetes mellitus, dan 33,3% (2 lansia) mengalami pegal linu.
(Sumber: Hasil pengkajian tgl 14 November 2016).
Peran perawat dalam meminimalkan atau mengantisipasi masalah
kesehatan pada lansia adalah dengan memberikan asuhan keperawatan pada
lansia baik dalam keadaan sehat maupun sakit pada tingkat individu maupun
kelompok. Fokus asuhan keperawatan lansia adalah melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dan mengotimalkan fungsi fisik dan mental.
Usia lanjut adalah proses alami yang dialami oleh setiap orang dan tidak dapat
dihindarkan. Sehingga sebagai perawat profesional diperlukan kemampuan
dalam merawat lansia secara kelompok dimulai dalam lingkungan Balai
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan pada lansia di komunitas yaitu Balai Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Dewanata Cilacap
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada lansia di Balai
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata
b. Mahasiswa mampu menganalisis keadaan dan perencanaan tindakan
untuk kelompok lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Dewanata.
c. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan
terutama terapi aktifitas kelompok (Penkes, ROP, Teka-Teki Sehat,
dan Terapi Reminience)
d. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan
terapi modalitas pada kelompok lansia.
C. Waktu Pelaksanaan
Asuhan keperawatan gerontik dilaksanakan di Balai Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Dewanata. Adapun pelaksanaannya adalah dengan ketentuan
sebagai berikut:
Hari : Rabu samai Jum’at
Tanggal : 16-18 November 2016
Waktu : pukul 09.00 s/d selesai WIB

D. Pengkajian
1. Profil Kelompok
Pengkajian dilaksanakan di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Dewanata Cilacap pada hari Senin tanggal 14 November 2016. Balai
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap adalah instansi
pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 8 wisma. Penerima
Manfaat (PM) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penghuni
lansia yang tinggal di panti ini. Wisma I (Ratih) yang berjumlah 6 orang
akan dikelola oleh kelompok 1.
2. Dimensi Biologis
a. Usia, Jenis Kelamin, Suku
Lansia yang tinggal di Wisma I (Ratih) berusia dalam rentang 60
sampai dengan 80 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Sebagian
besar PM berasal dari daerah Cilacap dan Banyumas, hanya stau PM
yang berasal dari luar daerah yaitu Cirebon. Semua PM di wisma ini
adalah suku Jawa.
b. Tingkat tumbuh kembang/ maturasi kelompok
Penghuni wisma I merupakan lansia yang secara fisiologis
mengalami perubahan fisik maupun psikologis. Dari segi fisik, lansia
mengalami perubahan dalam sistem panca indera (penurunan
kemampuan pendengaran dan penglihatan), sistem musculoskeletal
(penurunan masa otot maupun tulang), sistem pernafasan (sesak
nafas), sistem endokrin (diabetes mellitus), dan sistem persarafan
(merasakan kedutan pada wajah). Sedangkan dari segi psikologisnya,
PM merasa kehidupan terjamin dan bahagia, sehingga mereka
merasa betah berada di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Dewanata. Meskipun demikian, beberapa lansia merasa rindu atau
kesepian ketika tidak beraktivitas.
3. Dimensi Psikologis
a. Gambaran diri kelompok
Kelompok lansia di Wisma I (Ratih), sebagian besar dapat menerima
dan mensyukuri keadaan dirinya, walaupun terdapat satu PM yang
menyatakan kurang menerima dengan kondisinya, karena mengalami
disabilitas dan tidak menikah.
b. Keterampilan koping
Sebagian besar lansia memiliki mekanisme koping yang baik, salah
satu PM (Tn. S) mengatakan saat anggota kelompok mengalami
kesulitan biasanya lansia saling membantu satu sama lain, contohnya
ketika salah satu anggota sakit, anggota lainnya akan merawat secara
sederhana (kerokan). Tetapi terdapat salah satu PM (Tn. H) yang
terkadang marah hingga memukul jika temannya berbuat salah.
Sebagian besar, mekanisme koping yang digunakan yaitu tidur,
mengobrol dengan teman lain, dan ada pula lansia yang lebih
memilih menyelesaikan masalah sendiri.
c. Insiden dan prevalensi masalah psikologis
Berdasarkan hasil pengkajian, rata-rata skore depresi pada PM
wisma I adalah 2,2 yang berarti tidak mengalami depresi (<5).
d. Stressor psikologis di dalam masyarakat
Sebagian besar PM wisma I merasa tidak memiliki stressor
psikologis yang beraal dari masyarakat maupun keluarga. Mereka
merasa tidak ingin membebani saudaranya, sehingga mereka
memilih untuk tinggal di panti.
4. Dimensi Lingkungan Fisik
a. Lokasi atau tempat target group
Lokasi target group adalah di Wisma I (Ratih).
b. Kondisi lingkungan yang dapat membahayakan
Berdasarkan hasil observasi, tidak terdapat lingkungan dan barang
yang dapat membahayakan bagi PM. Lantai bersih dan tidak licin,
tata ruang tidak sempit, serta mobilisasi mudah.
c. Perumahan
Lingkungan wisma I adalah lingkungan yang bersih dan nyaman,
yang berdekatan dengan aula, kantor, dan jalan raya. Kondisi rumah
teratata rapi, pencahayaan terang saat siang hari, ventilasi baik, WC
bersih dan tidak licin.
d. Pelayanan kesehatan
Di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata terdapat satu
poliklinik, selain itu terdapat kegiatan rutin pemeriksaan kesehatan
satu bulan sekali yaitu pada hari kamis minggu ke tiga.
e. Transportasi
Alat transportasi yang digunakan untuk sekitar lingkungan panti
adalah berjalan, kaki tiga/kruk, atau dengan kursi roda
5. Dimensi Lingkungan Sosial
a. Sikap komunitas terhadap target group
Lingkungan panti memahami bahwa PM di wisma I merupakan PM
yang mandiri, sehingga hanya membutuhkan bantuan minimal dari
pengurus panti Dewanata.
b. Status sosial dan ekonomi target group
Sebagian besar PM di wisma I mempunyai status ekonomi rendah
karena PM sudah tidak memiliki pekerjaan.
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan terendah di Wisma I yaitu tidak tamat SD,
sedangkan pendidikan tertinggi di Wisma I yaitu Strata 1.
d. Kegiatan rutin lingkungan
Setiap hari selalu ada kegiatan rutin yang diselenggarakan , seperti
pengajian, senam, bimbingan keterampilan, kerja bakti, dan nyanyi
bersama satu bulan sekali.
6. Dimensi Perilaku (Kesehatan dan Sosial)
a. Perilaku kesehatan secara umum
Kebutuhan nutrisi tercukupi setiap PM mendapatkan jatah makan 3
kali sehari dengan tambahan buah dan susu. Sebagian besar PM
masih ada yang merokok. Beberapa PM aktif mengikuti kegiatan
senam rutin. Seluruh PM mampu melakukan aktivitas perawatan diri
secara mandiri.
b. Interaksi dalam kelompok
Sebagian besar PM lebih sering berada di dalam kamarnya masing-
masing, sehingga jarang mengobrol. Terkadang akan berkumpul jika
menonton TV.
c. Interaksi antar kelompok
Tidak tampak persaingan antar wisma. Namun, interaksi antar
anggota kelompok sangat kurang. PM dapat aktif dalam
perkumpulan bersama anggota wisma lain. Termasuk dalam kegiatan
kerja bakti.
d. Aktivitas Rekreasi
Aktifitas yang dilakukan jika tidak ada kegiatan adalah tidur dan
menonton TV, terdapat aktivitas rekreasi yang diselenggarakan panti
yaitu setahun satu kali
E. Analisa Data
No Analisa Data Problem Etiologi
1. DS: Perilaku kesehatan Kurang
- 4 dari 6 PM mengatakan bahwa cenderung berisiko pemahaman
ia masih merokok.
- PM mengatakan tidak mengikuti
diet hipertensi karena hanya
mengikuti jatah makan yang
telah disediakan.
- 3 dari 4 PM mengatakan bahwa
ia belum mempraktekan senam
yang sudah diajarkan untuk
menurunkan tekanan darahnya.
- 4 dari 6 PM sudah mengetahui
penyakit hipertensi dan
penanganannya.

DO:
- 4 dari 6 PM memiliki penyakit
hipertensi.
TD:
 Tn. A: 170/110 mmHg
 Tn. S: 160/90 mmHg
 Tn. H: 140/80 mmHg
 Tn. H: 160/90 mmHg

2. DS : Kesiapan
- PM mengatakan ingin mengetahui meningkatkan
terapi untuk penanganan hipertensi manajemen
selain yang sudah diajarkan kesehatan
- PM mengatakan sudah mengetahui
beberapa terapi untuk mengatasi
hipertensi
DO
- 4 dari 6 PM memiliki riwayat
penyakit hipertensi.
TD:
 Tn. A: 170/110 mmHg
 Tn. S: 160/90 mmHg
 Tn. H: 140/80 mmHg
 Tn. H: 160/90 mmHg

3 DS: Risiko kesepian


- 4 dari 6 PM mengatakan bahwa
ia merasa rindu ketika tidak
beraktivitas.
- Beberapa PM mengatakan
bahwa masih terdapat waktu
senggang di siang hari dan
malam hari.
- 3 dari 6 lansia memanfaatkan
waktu senggangnya untuk
tiduran/ istirahat di kamar.
- Beberapa PM mengatakan
bahwa di wisma 1 jarang
kumpul bersama untuk saling
mengobrol/ berbagi cerita.
DO:
- Saat siang hari, terdapat
beberapa PM yang sering
berdiam diri di kamar.
- Beberapa PM tampak jarang
mengobrol dengan PM lainnya.
F. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan pencapaian
diri yang rendah.
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan.
3. Risiko kesepian

G. Intervensi Keperawatan
No Tanggal Tujuan Intervensi
1. 14 Setelah dilakukan tindakan Modifikasi Perilaku
November keperawatan 2x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi perlunya
2016 masalah perilaku kesehatan perubahan perilaku.
cenderung berisiko dapat berkurang, 2. Dukung PM untuk
dengan kriteria hasil: mengganti kebiasaan
Kepercayaan mengenai kesehatan: yang tidak diinginkan
Kontrol yang diterima dengan kebiasaan yang
Indikator awal Tujuan diinginkan.
Keyakinan bahwa 2 4 3. Dukung pembelajaran
keputusan sendiri mengenai perilaku yang
yang mengontrol diiginkan dengan teknik
hasil kesehatan modeling (TAK
Keyakinan bahwa 2 4
modifikasi).
tidakan sendiri
4. Dokumentasikan dan
yang mengontrol
komunikasikan proses
hasil kesehatan
modifikasi.
Keterangan: 5. Berikan reinforcement
1: Sangat lemah positif kepada PM.
2: Lemah
3: Sedang
4: Kuat
5: Sangat kuat

2 14 Setelah dilakukan tindakan Pendidikan kesehatan


November keperawatan 2x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi
2016 PM siap dalam meningkatkan faktor eksternal dan
manajemen kesehatan, dengan kriteria internal yang dapat
hasil: meningkatkan
Pengetahuan manajemen hipertensi hipertensi
(1837) 2. Tentukan
indikator Awal Akhir pengetahuan dan gaya
- Manfaat 2 4 hidup saat ini
modifikasi 3. Berikan
gaya hidup pendidikan kesehatan
- Manfaat 3 4 tentang manajemen
manajemen hipertensi terapi non
penyakit farmakologi
- Manfaat 4. Berikan
3 4
pemantauan reinforcement positif.
diri secara
terus
menerus
Keteranagan:
1: Tidak ada pengetahuan
2: Pengetahuan terbatas
3: Pengetahuan sedang
4: Pengetahuan banyak
5: Pengetahuan sangat banyak
3. 14 Setelah dilakukan tindakan Terapi Reminiscence
November keperawatan 2x 24 jam diharapkan 1. Pilih setting yang
2016 PM dapat melakukan keterlibatan nyaman.
sosial, dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi bersama
Ketrampilan interaksi sosial PM untuk memilih
Indikator Awal Akhir tema.
- Bekerjasama 2 4 3. Lakukan mendengar
dengan orang lain aktif dan
Menunjukan menghadirkan diri.
4
2
perhatian 4. Gunakan alat peraga
- Terlibat dengan 4 seperti (puzzle
2
orang lain modifikasi) untuk
- Menggunakan 4 menstimulasi ingatan
2
kompromi dengan 5. Dukung ekspresi
tepat verbal terkait dengan
- perasaan positif dan
Keterangan: negative mengenai
1: Tidak pernah menunjukan kejadian masa lalu.
2: Jarang menunjukan 6. Tanyakan pertanyaan
3: Kadang menunjukan terbuka mengenai
4: Sering menunjukan masa lalu.
5: Selalu menunjukan 7. Berikan dukungan
dan empati pada
Keterlibatan sosial partisipan.
Indikator Awal Akhir 8. Berikan umpan balik
- Berinteraksi 2 4
yang positif bagi
dengan anggota
pasien yang
kelompok
mengalami gangguan
- Berpartisipasi
kognitif.
dalam waktu luang 2 4
dengan orang lain
Keterangan:
1: Tidak pernah menunjukan
2: Jarang menunjukan
3: Kadang menunjukan
4: Sering menunjukan
5: Selalu menunjukan
Implementasi
Rabu 16 November 2016
Jam No. Dx Implementasi Respon
15.30 1,2 1. Mengidentifikasi pentingnya merubahan S:
perilaku. - PM mengatakan memang penting untuk merubah perilalu,
2. Mendukung Dukung PM untuk mengganti apalagi sudah tua
kebiasaan yang tidak diinginkan dengan - PM mengatakan sudah mendapatkan pendidikan kesehatan
kebiasaan yang diinginkan. mengenai hipertensi namun sudah lama dan sekarang lupa
3. Mendukung pembelajaran mengenai perilaku - PM mengatakan sudah mendapatkan pelatihan ROP tapi lupa
yang diiginkan dengan teknik modeling (TAK - PM mengatakan akan melakukan ROP ketika dibutuhkan
modifikasi). - PM mengatakan setelah diberi penkes paham mengenai penyakit
4. Mendokumentasikan dan komunikasikan proses hipertensi
modifikasi. - PM mengatakan akan mencoba merubah kebiasaan merokok dan
5. Memberikan inforcement positif kepada PM minum kopi sedikit demi sedikit
6. Mengidentifikasi faktor eksternal dan internal
yang dapat meningkatkan hipertensi O:
7. Menentukan pengetahuan dan gaya hidup saat - PM dapat menyebutkan kembali penyebab, akibat, penanganan,
ini komplikasi hipertensi
8. Memberikan pendidikan kesehatan tentang - PM tampak bingung ketika ditanya gerakan-gerakan ROP
manajemen hipertensi terapi non farmakologi - PM dapat meredemonstrasikan gerakan ROP dengan benar
9. Memberikan reinforcement positif. - PM terlihat antusias dan kooperatif
- Terdapat salah satu PM yang sudah mempraktikan cara
mengontrol tekanan darah dengan mengkonsumsi bawang putih
Kamis, 17 November 2016
10.15 2 1. Mengidentifikasi faktor S :
eksternal dan internal yang - PM mengatakan masih ingat dengan materi yang telah diajarkan
dapat meningkatkan hipertensi - PM mengatakan lebih paham setelah diberikan permainan TTS
2. Menentukan pengetahuan dan - PM mengatakan bahwa ia ingin menjawab lebih banyak pertanyaan
gaya hidup saat ini - PM mengatakan senang dengan diberikan hadiah, sehingga lebih termotivasi
3. Mengevaluasi hasil pemberian untuk belajar
pendidikan kesehatan tentang
manajemen hipertensi terapi non O :
farmakologi melalui media Teka - PM dapat menjawab semua pertanyaan, namun terdapat satu PM yang tidak
Teki Sehat (TTS) dapat menjawab pertanyaan satupun.
4. Memberikan reinforcement - PM terlihat antusias dan saling berebut untuk menjawab pertanyaan
positif. - PM mampu mengikuti peraturan permainan dan mampu menerima hukuman
karena tidak bisa menjawab pertanyaan
- Ekspresi wajah PM terlihat gembira
- PM kooperatif
15.30 9. Memilih setting yang nyaman. S:
10. Mengidentifikasi bersama PM - PM mengatakan permaian puzzle modifikasi merupakan tantangan yang
untuk memilih tema dengan menyenangkan untuk dilakukan
memberikan pilihan tema secara - PM mengatakan ingin menyusun puzzle modifikasi yang tercepat
undian - PM mengatakan senang dengan terapi yang diberikan
11. Mendengar aktif dan - PM mengatakan jika tidak dilakukan terapi reminience ini, maka mereka
menghadirkan diri. tidak akan mengetahui pengalaman dari masing-masing anggota wisma
12. Menggunakan alat peraga - PM mengatakan dengan menceritakan pengalamannya menyenangkan dapat
(puzzle modifikasi) sebagai membuat lebih semangat menjalani hidup
acuan tema life riview
13. Mendukung ekspresi verbal O :
terkait dengan perasaan positif - PM terlihat antusias dan mampu mengikuti peraturan permainan dengan baik
dan negative mengenai kejadian - PM dapat menyusun puzzle modifikasi dalam waktu <3 menit
masa lalu. - PM terlihat dapat bekerjasama dengan baik
14. Menanyakan pertanyaan - PM terlihat dapat menceritakan pengalaman masa lalunya
terbuka mengenai masa lalu. - PM terlihat mendengarkan dengan seksama saat PM lainnya sedang
15. Memberikan dukungan dan menceritakan pengalamannya.
empati pada PM. - PM memberikan feedback saat PM lain sedang bercerita
16. Memberikan umpan balik yang
positif bagi PM yang
mengalami gangguan kognitif.
EVALUASI
Tanggal/ Diagnosa Dan Kriteria pencapaian Evaluasi
Jam
Rabu, 16 Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan S:
November dengan pencapaian diri yang rendah - PM mengatakan ingin mengurangi kebiasaan merokok
2016 Indikator Awal Tujuan Hasil dan minum kopi
17.00 Keyakinan bahwa keputusan 2 4 3 - PM mengatakan akan mempraktikan rendam kaki dan
sendiri yang mengontrol hasil ROP
kesehatan
Keyakinan bahwa tidakan 2 4 3
O:
sendiri yang mengontrol hasil
- PM mampu mempraktikan langkah ROP dengan benar
kesehatan
Keterangan: - PM memperhatikan dan menjawab pertanyaan dengan
1: Sangat lemah benar
2: Lemah - PM terlihat antusias dan terlihat ingin belajar
3: Sedang
4: Kuat A: Masalah perilaku kesehatan berisiko dan kesiapan
5: Sangat kuat meningkatkan manajemen kesehatan teratasi sebagian
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan. P:
indikator Awal Akhir Hasil - Anjurkan untuk merubah gaya hidup (kurangi merokok
- Manfaat modifikasi gaya hidup 2 4 3 dan minum kopi)
- Manfaat manajemen penyakit 3 4 4 - Anjurkan untuk mempraktikan ROP
- Manfaat pemantauan diri secara 3 4 4
terus menerus
Keteranagan:
1: Tidak ada pengetahuan
2: Pengetahuan terbatas
3: Pengetahuan sedang
4: Pengetahuan banyak
5: Pengetahuan sangat banyak
Kamis, 17 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan. S:
November indikator Awal Akhir Hasil - PM mengatakan dengan permainan TTS dapat lebih
2016 Manfaat modifikasi gaya hidup 2 4 4 mengingat materi yang diberikan
13.00 - Manfaat manajemen penyakit 3 4 4 - PM mengatakan dengan permainan TTS lebih dapat
- Manfaat pemantauan diri secara 3 4 4 mengatui mengenai hipertensi dan penanganannya
terus menerus
Keteranagan:
O:
1: Tidak ada pengetahuan
- PM dapat mengikuti permainan dengan baik
2: Pengetahuan terbatas - PM terlihat senang
3: Pengetahuan sedang - PM dapat menjawab pertanyaan
4: Pengetahuan banyak
5: Pengetahuan sangat banyak A : Masalah Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
teratasi

P:
- Motivasi PM untuk mengingat apa yang telah
diajarkan

Kamis, 17 Risiko Kesepian S:


November Indikator Awal Akhir Hasil - PM mengatakan senang dengan terapi yang
- Bekerjasama dengan orang lain 2 4 4
2016 diberikan
- Menunjukan perhatian 2 4 4
17.00 - PM mengatakan jika tidak dilakukan terapi
- Terlibat dengan orang lain 2 4 4
reminience ini, maka mereka tidak akan mengetahui
- Menggunakan kompromi 2 4 4
pengalaman dari masing-masing anggota wisma
dengan tepat
- PM mengatakan dengan menceritakan
Keterangan:
pengalamannya menyenangkan dapat membuat
1: Tidak pernah menunjukan
lebih semangat menjalani hidup
2: Jarang menunjukan
3: Kadang menunjukan
4: Sering menunjukan O:
5: Selalu menunjukan - PM terlihat antusias dan mampu mengikuti
peraturan permainan dengan baik
Keterlibatan sosial - PM terlihat dapat bekerjasama dengan baik
- PM terlihat dapat menceritakan pengalaman masa
Indikator Awal Akhir Hasil
- Berinteraksi dengan anggota 2 4 4 lalunya

kelompok - PM terlihat mendengarkan dengan seksama saat PM

- Berpartisipasi dalam waktu 2 4 4 lainnya sedang menceritakan pengalamannya.

luang dengan orang lain - PM memberikan feedback saat PM lain sedang


Keterangan: bercerita
1: Tidak pernah menunjukan
2: Jarang menunjukan A : Masalah risiko kesepian teratasi
3: Kadang menunjukan
4: Sering menunjukan
5: Selalu menunjukan P:
- Motivasi PM untuk sering berkumpul saat waktu
luang dan saling bercerita
- Motivasi PM untuk saling memperhatikan satu
sama lain

Anda mungkin juga menyukai