Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN BEBAN KERJA

TERHADAP STRES KERJA GURU


(STUDI KASUS PADA SMP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Memperoleh gelar Sarjana Manajemen
Program Studi Manajemen

Oleh :
NOVITA TANIA
NIM. 17103041

JENJANG PENDIDIKAN SARJANA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

STMB MULTISMART

MEDAN

2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang memegang peranan penting
dalam membangun sumber daya manusia. Semakin baik pendidikan yang

diselenggarakan di suatu bangsa maka kualitas bangsa tersebut akan

semakin baik. Pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu pendidikan formal

dan pendidikan non formal. Salah satu jenis pendidikan formal ialah

Sekolah. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

dunia pendidikan diharapkan untuk semakin maju karena pendidikan sangat

penting dalam mensukseskan pembangunan suatu Bangsa dan Negara.

Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dibutuhkan

tenaga pengajar professional yang sesuai dengan kompetensi masing-

masing.

Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan

bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan

formal maupun non formal. Guru menjadi faktor utama dalam terciptanya

suasana pembelajaran yang baik. Guru dituntut untuk kompeten sesuai

dengan bidangnya masing-masing untuk menjalankan tugasnya secara

professional.

Pada sekolah SMP Dr Wahidin Sudirohusodo merupakan Sekolah

Menengah Pertama yang menjunjung tinggi kualitas tenaga pendidiknya,

karena dengan memiliki sumber daya manusia yang terbaik akan

menghasilkan pelajar-pelajar yang berkualitas. Manajemen sumber daya

manusia sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan pengembangan, pemberian


kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya

manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan

masyarakat[1].

Tetapi disatu sisi untuk menjaga kualitas tersebut tentunya guru juga

memiliki sebuah tekanan untuk memberikan seluruh tenaga dan fikiran

untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Pimpinan SMP

Dr Wahidin Sudirohusodo memberikan pengarahan tentang tujuan yang

ingin dicapai oleh pihak sekolah, tanpa memikirkan faktor-faktor yang

dihadapi oleh para guru.

Faktor tersebut antara lain tentang suasana lingkungan sekolah sangat

berpengaruh terhadap suasana hati guru, jika lingkungan kerja tidak

harmonis tentunya sangat berakibat pada efektifitas jalannya pembelajaran

antar guru dengan murid dan ditambah lagi karena faktor kurangnya

kompensasi yang tidak sebanding dengan beban kerja yang ditanggung oleh

guru. Kedua faktor itu yang dapat menyebabkan guru memiliki tekanan

kerja yang berdampak guru mengalami stres kerja. Permasalahan tersebut

yang harus menjadi bahan evaluasi pimpinan agar dapat mencapai tujuan

secara maksimal. Dari permasalahan diatas maka peneliti akan membahas

judul tentang “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Beban Kerja Terhadap

Stres Kerja Guru di SMP Dr Wahidin Sudirohusodo’’.

1.2 Batasan Masalah


Batasan penelitian ini hanya pada pengaruh lingkungan kerja dan beban

kerja sebagai variabel bebas dan stres kerja sebagai variabel terikat. Lokasi

penelitian pada SMP Dr Wahidin Sudirohusodo dan tahun penelitian yaitu

tahun 2021. Agar lebih memfokuskan masalah dalam penelitian ini, maka

masalah hanya dibatasi pada pengaruh lingkungan kerja dan beban kerja

terhadap stres kerja guru, seperti pengaruh hubungan antar guru, kondisi

lingkungan, faktor internal maupun eksternal dalam diri guru apakah

berpengaruh terhadap tingkat produktivitas guru.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap stres kerja guru SMP Dr

WAHIDIN SUDIROHUSODO?

2. Bagaimana pengaruh beban kerja terhadap stres kerja guru SMP Dr

WAHIDIN SUDIROHUSODO?

3. Apakah lingkungan kerja dan beban kerja berpengaruh terhadap stres

kerja guru SMP Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO?

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap stres kerja guru

SMP Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO.

2. Untuk mengetahui pengaruh beban kerja terhadap stres kerja guru SMP
Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO.

3. Untuk mengetahui lingkungan kerja dan beban kerja berpengaruh

terhadap stres kerja guru SMP Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian adalah sebagai berikut :

a. Secara teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini harapannya mampu memberikan

informasi tentang pengaruh lingkungan kerja dan beban kerja terhadap stres

kerja guru SMP Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO.

b. Secara praktis

1. Masukan bagi sekolah: dapat memberikan wawasan secara ilmiah

mengenai pengaruh lingkungan kerja dan beban kerja terhadap stres kerja

guru SMP Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO.

2. Masukan bagi guru: dapat meningkatkan potensi dan keterampilan dalam

mengembangkan kemampuan dan profesionalisme kerja guru.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Lingkungan Kerja

2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seluruh karyawan

melakukan aktivitas bekerja, dengan saling menciptakan kondisi lingkungan kerja

yang kondusif dan baik. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di

sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan [2].

Definisi lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang

dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta


pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun kelompok [3].

Berdasarkan kesimpulan pengertian lingkungan kerja diatas maka, lingkungan

kerja merupakan aktivitas seluruh karyawan beserta alat dan bahan yang

digunakan dalam menunjang kegiatan bekerja, untuk mengatur kinerja yang baik.

2.1.2 Jenis Lingkungan Kerja

Jenis-jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu [4]:

1. Lingkungan kerja fisik merupakan semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat

disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi dua kategori

yaitu:

a. Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai seperti: pusat

kerja, kursi, meja dan sebagainya.

b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan

kerja yang mempengaruhi kondisi manusia misalnya: temperatur,

kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan getaran mekanik, bau

tidak sedap, warna dan lain-lain.

2. Lingkungan kerja non fisik merupakan semua keadaan kejadian yang

berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun

dengan hubungan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Lingkungan

kerja non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa

diabaikan. Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang

mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki
status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan

adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian diri.

Kondisi lingkungan kerja non fisik meliputi:

a. Faktor lingkungan sosial; Lingkungan sosial yang sangat berpengaruh

terhadap kinerja karyawan adalah latar belakang keluarga, yaitu antara status

keluarga, jumlah keluarga, tingkat kesejahteraan dan lain-lain.

b. Faktor status sosial; semakin tinggi jabatan seseorang semakin tinggi

kewenangan dan keleluasaan dalam mengambil keputusan.

c. Faktor hubungan kerja dalam perusahaan; Hubungan kerja yang ada dalam

perusahaan adalah hubungan kerja antara karyawan dengan karyawan dan

antara karyawan dengan atasan.

d. Faktor sistem informasi; Hubungan kerja akan dapat berjalan dengan baik

apabila ada komunikasi yang baik diantara anggota perusahaan. Dengan

adanya komunikasi yang baik di lingkungan perusahaan maka anggota

perusahaan akan berinteraksi, saling memahami, saling mengerti satu sama

lain dan menghilangkan perselisihan salah paham.

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik ada beberapa hal yang

harus diperhatikan yaitu[5]:

1. Bangunan tempat kerja.

2. Ruang kerja yang lapang.

3. Ventilasi udara yang baik.


4. Tersedianya tempat ibadah.

5. Tersedianya sarana angkutan karyawan.

2.1.4 Manfaat Lingkungan Kerja

Manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga

produktivitas dan prestasi kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh

karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat

terselesaikan dengan tepat, yang artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar

yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan[6]. Prestasi kerjanya akan

dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan terlalu

banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.

2.1.5 Dimensi Dan Indikator Lingkungan Kerja

Dimensi dan indikator lingkungan kerja adalah sebagai berikut:

Dimensi pencahayaan, dengan indikator:

1. Lampu penerangan tempat kerja.

2. Jendela tempat kerja.

Dimensi warna, dengan indikator:

1. Tata warna.

2. Dekorasi.

Dimensi suara, dengan indikator:

1. Bunyi musik.

2. Bunyi mesin pabrik,bengkel

Dimensi udara, dengan dimensi:

1. Suhu udara.
2. Kelembaban udara.

2.2 Beban Kerja

2.2.1 Pengertian Beban Kerja

Beban kerja merupakan kemampuan fisik dan mental seseorang yang

diberikan sebuah tugas, dengan kemampuan yang dimiliki atau bahkan dapat

diluar kemampuan pekerjanya. Beban kerja adalah suatu kondisi dari pekerjaan

dengan uraian tugasnya yang harus diselesaikan pada batas waktu tertentu[7].

Beban kerja dapat didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas

atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi,

mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik, maka masing-masing

mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda- beda[8].

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa beban kerja

merupakan kapasitas yang dimiliki pekerja dengan tuntutan tugas pekerjaan yang

dihadapi dengan mental dan fisik.

2.2.2 Klasifikasi Beban Kerja

Menurut Munandar (2012:384), klasifikasi beban kerja terdiri dari 2

jenis, diantaranya sebagai berikut:[7]

1. Beban kerja berlebih

Beban kerja berlebih terjadi karena banyaknya kegiatan atau pekerjaan yang

diberikan kepada karyawan untuk dapat diselesaikan dalam waktu tertentu

dan biasanya sangat singkat. Beban kerja yang berlebihan akan menjadi

sumber stres bagi karyawan dan akan mengganggu fisik maupun mental.
Jumlah jam yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu akan

sangat banyak, padahal perusahaan menuntut pekerjaan tersebut dapat selesai

secara cepat dalam waktu yang sangat singkat.

Waktu merupakan salah satu ukuran, namun bila desakan waktu dapat

menyebabkan timbulnya banyak kesalahan atau menyebabkan kondisi

kesehatan pekerja menurun, maka itulah yang merupakan cerminan adanya

beban kerja berlebih. Adanya beban berlebih mempunyai pengaruh yang tidak

baik pada kesehatan pekerja. Desakan waktu tampaknya memberikan

pengaruh tidak baik, pada sistem cardiovasculer, terutama serangan jantung

prematur dan tekanan darah tinggi.

2. Beban kerja terlalu sedikit atau kurang

Beban kerja kurang diakibatkan karena terlalu sedikitnya pekerjaan yang

harus diselesaikan, padahal waktu yang diberikan sangat banyak. Hal ini juga

dapat mengakibatkan stres, bosan, mempengaruhi psikologis dan mental dari

karyawan. Keadaan ini menjadikan karyawan tidak mendapatkan peluang

untuk menggunakan keterampilannya atau mengembangkan potensi diri.

Beban kerja yang terlalu sedikit ini dapat menurukan motivasi dan semangat

kerja, tidak puas dalam bekerja, meninggalkan pekerjaan, depresi, cemas,

mudah tersinggung, dan keluhan psikosomatik.

2.2.3 Faktor-faktor Mempengaruhi Beban Kerja

Secara umum beban kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat

kompleks, baik faktor eksternal maupun internal. Pengaruh faktor eksternal adalah
faktor yang memengaruhi beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja antara

lain: tugas-tugas yang dilakukan bersifat fisik seperti tempat kerja dan sikap kerja.

Selain itu organisasi kerja juga dapat memengaruhi beban kerja seperti lamanya

waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam dan sistem pengupahan

[9].

2.2.4 Indikator Beban Kerja

Dimensi dan indikator beban kerja adalah sebagai berikut[10]:

1. Beban waktu (time load):

a. Hambatan / gangguan lingkungan sekitar ketika melakukan pekerjaan.

b. Masa waktu kerja./ tuntutan waktu kerja.

2. Beban usaha mental (mental effort load):

a. Frekuensi datangnya pekejaan.

b. Tingkat konsentrasi dalam melaksanakan tugas.

3. Beban tekanan Psikologis (Psychological stress load):

a. Tingkat resiko pekerjaan.

b. Kebingungan dan frustasi.

2.3 Stres Kerja

2.3.1 Pengertian Stres Kerja


Stres Kerja adalah kondisi seseorang yang merasa dirinya tertekan
dengan lingkungan kerja, dikarenakan konflik atau kurangnya kemampuan fisik
dalam menghadapi tugas pekerjan. Stres kerja mempengaruhi kondisi pola pikir,
fisik, mental dan perasaan dalam melakukan sebuah pekerjaan[11].
Stres kerja didefinisikan dengan kondisi-kondisi internal dan eksternal yang
menciptakan situasi-situasi yang penuh tekanan, dan gejala - gejalanya dialami
oleh setiap orang yang tertekan[12].
Stres kerja sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi
oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan
lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan
psikologis dan fisik seseorang[13].
Kesimpulan dari pernyataan diatas, bahwa stres kerja dapat timbul karena adanya
banyak tekanan dari situasi yang tidak nyaman yang disebabkan karena
ketidakmampuan dalam menjalankan tugas dan adanya konflik pada lingkungan
tersebut.
2.3.2 Faktor-Faktor Penyebab Stress Kerja

Faktor-faktor penyebab stres karyawan, antara lain sebagai berikut[14].

1. Beban kerja yang sulit dan berlebihan.

2. Tekanan dan sikap pemimpin yang kurang adil dan wajar.

3. Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai.

4. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja.

1. Balas jasa yang terlalu rendah.

2. Masalah-masalah keluarga seperti anak, istri, mertua, dan lain-lain.

2.3.3 Gejala Stres Kerja

Gejala stres ditempat kerja, yaitu[15]:


1. Gejala Stres pada Tingkat Individu, terdiri dari:
a) Reaksi Fisiologis, seperti masalah yang berkaitan dengan punggung,
rendahnya kekebalan tubuh, bisul perut, masalah jantung, hipertensi.
b) Reaksi Emosional, seperti gangguan tidur, depresi, rasa benci dan
mudah marah, hipokondria, kelelahan, masalah dalam rumah tangga,
merasa terasing.
c) Reaksi Kognitif, seperti sulit berkonsentrasi, sulit mengingat sesuatu,
sulit dalam mempelajari hal - hal baru, sulit dalam membuat
keputusan.
d) Reaksi Tingkah Laku, seperti penyalahgunaan obat - obatan,
konsumsi rokok dan alkohol, dan perilaku yang merusak.
2. Gejala Stres pada Tingkat Organisasi Terdiri dari tingkat absensi

karyawan, fluktuasi staf yang tinggi, masalah displin, kesalahan jadwal,

gertakan-gertakan, produktivitas rendah, kesalahan dan kecelakan kerja,

biaya-biaya yang dinaikkan dari kompensasi atau perawatan kesehatan.

2.3.4 Dampak Stress Kerja

Munculnya stres, baik yang disebabkan oleh sesuatu yang menyenangkan

ataupun yang tidak menyenangkan akan memberikan akibat tertentu pada

seseorang, akibat dari stres kerja yaitu[16]:

1. Prestasi kerja akan menurun, karena stres mengganggu pelaksanaan

pekerjaan. Karyawan yang stres akan mengalami penurunan perasaan

giat dan berakibat malas bekerja, yang dapat mempengaruhi hasil kerja

karyawan tersebut.

2. Karyawan tidak mampu untuk mengambil keputusan; artinya tidak dapat

berfikir jernih, yang terfikir didalam hatinya hanya beban kerja dan

tekanan yang berlebihan.

3. Perilaku karyawan tidak teratur artinya karyawan bingung untuk

melakukan sebuah pekerjaannya, karena tekanan kerja yang berlebihan.

4. Karyawan menjadi sakit dan putus asa artinya karyawan mengalami stres

dan berujung pada sakit jiwanya, karena terlalu terbebani.


5. Karyawan akan keluar (turnover) atau melarikan diri dari pekerjaan

artinya karyawan akan pergi dari tanggung jawab pekerjaannya karena

sudah tidak betah pada lingkungan kerjanya.

2.3.5 Indikator Stres Kerja

Tiga dimensi dan indikator stres kerja yaitu sebagai berikut[17]:

1. Stres Lingkungan; Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi desain

organisasi, sehingga ketidakpastian menjadi beban tersendiri bagi

karyawan, terutama saat perubahan organisasi berlangsung. Dimensi

lingkungan adalah ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian teknologi dan

ketidakpastian politik menyebabkan stres kerja karena karyawan merasa

tenaganya tidak lagi dibutuhkan.

2. Stres Organisasi; Dimensi organisasi berkaitan dengan situasi dimana

karyawan mengalami tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan pribadi.

Tuntutan tugas berkaitan dengan banyaknya pekerjaan yang harus

diselesaikan membuat karyawan merasa kelelahan untuk menyelesaikan

pekerjaannya. Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan-tekanan yang

dialami karyawan ketika menyelesaikan pekerjaannya. Tuntutan pribadi

berkaitan kelompok kerja tidak memberikan bantuan teknis jika

diperlukan.
3. Stres Individu; Dimensi ini mengenai kehidupan pribadi masing-masing

karyawan adalah masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi dan

kepribadian karyawan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan oleh penulis adalah sebagai


berikut:
Tabel.2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian


1 Aglis Andhita Hatmawan Pengaruh Konflik Pengumpulan data
(2015). Kerja, Beban Kerja dilakukan dengan
serta Pengaruh kuesioner dan
Lingkungan Kerja hasilnya dianalisis
terhadap Stres dengan
Pegawai PT. PLN menggunakan
(Persero) Area analisis
Madiun Rayon deskriptif
Magetan kuantitatif. Hasil
Regresi analisis
menunjukkan
bahwa konflik
kerja dan beban
kerja berpengaruh
pada stres kerja
karyawan PT PLN
(Persero) di Area
Madiun Rayon
Magetan.
2 Dian Asriani (2018). Pengaruh Beban Penelitian ini
Kerja Dan dilakukan untuk
Lingkungan Kerja meningkatkan
Terhadap Kinerja kinerja pegawai
Pegawai Pada Kantor dalam bekerja
Dinas Tenaga Kerja sehingga dapat
Kota Makassar menjalankan
pekerjaan dan
kegitannya dengan
baik. Dengan
adanya
peningkatan kinerja
pegawai,
pengontrolan beban
kerja yang sesuai
dengan
kemampuan
pegawai dan
lingkungan kerja
yang yang
mendukung akan
membuat pegawai
merasa lebih
nyaman dalam
bekerja.
3 Octavia Nataria (2018). Pengaruh Stres Kerja Hasil uji t pada
dan Beban Kerjs beban kerja
terhadap Kinerja mempengaruhi
Pegawai kinerja. Secara
DISPERINDAGKOP bersamaan
dan UMKM menunjukkan
Manokwari bahwa stres kerja
dan beban kerja
secara bersamaan
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap kinerja

2.4 Kerangka Pikiran Teoritis

Kerangka pikiran penelitian memberi gambaran hubungan anatara


variabel independen yaitu Lingkungan Kerja (X1), Beban Kerja (X2), terhadap
Stres Kerja (Y).
Kerangka pemikiran yang digunakan sebagai berikut:
Sumber : Yati Suhartini (2017)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan


kebenarannya melalui penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Hɑ1 : Lingkungan Kerja berpengaruh positif terhadap Stres kerja.
Hɑ2 : Beban Kerja berpengaruh positif terhadap Stres kerja.
Hɑ3 : Lingkungan kerja dan Beban Kerja berpengaruh positif terhadap
Stres Kerja.
DAFTAR PUSTAKA

[1] T. H. Handoko, Manajemen, 2nd ed. Yogyakarta: BPFE, 2015.


[2] D. Sunyoto, Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service, 2015.
[3] Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta:
Mandar Maju, 2014.
[4] Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika
Aditama, 2015.
[5] A. P, Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan Indikator).
Riau: Zanafa Publishing, 2018.
[6] Sedarmayanti, “Manajemen Sumber Daya Manusia. Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil,” in 4, Bandung: PT Refika Aditama,
2011.
[7] A. S. Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas
Indonesia Pers, 2012.
[8] Tarwaka, Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan
Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press, 2015.
[9] Tarwaka, ERGONOMI INDUSTRI, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi
dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press, 2013.
[10] Tarwaka, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen Implementasi K3
di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press, 2014.
[11] M. S. . Hasibun, Manajemen Sumber Daya Manusia, Revisi. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2016.
[12] A. Y. Hamali, Pemahaman Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: PT Buku
Seru, 2018.
[13] S. Dkk, Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Lampung: LP2M, 2015.
[14] M. S. . Hasibun, “Manajemen SDM,” in 13, Revisi., Jakarta: Bumi Aksara,
2012.
[15] A. Y. Hamali, Pemahaman Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: PT Buku
Seru, 2018.
[16] T. H. Handoko, Manajemen Personalia & Sumber daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE, 2010.
[17] T. A. Robbins, P. Stephen and Judge, “Organizational Behaviour,” 13th ed.,
Jakarta: Salemba Empat, 2017.

Anda mungkin juga menyukai