Anda di halaman 1dari 3

TUGAS WEEK 3: REVIEW JURNAL

Dewi Karina Purnomo/041911133130/Kelas B

Judul : The real exchange rate determination: An empirical investigation

Penulis : Wong Hock Tsen

Latar Belakang: Penetapan sistem nilai tukar riil di perekonomian Asia yaitu
Jepang, Korea, dan Hong Kong memiliki sistem yang berbeda-beda. Perekonomian
ini mengadopsi rezim nilai tukar yang berbeda dan keterbukaan perdagangan tidak
sama. Jepang dan Korea mengadopsi secara independen floating rezim yang nilai
tukarnya ditentukan oleh pasar dan dari Intervensi pasar valuta asing resmi
ditujukan untuk memoderasi tingkat perubahan dan bukan untuk menetapkan level.
Hong Kong sebagian besar mengadopsi pengaturan dewan mata uang, yang
merupakan komitmen legislatif eksplisit untuk menukar mata uang domestik
dengan mata uang asing tertentu ( Fischer, 2008 ). Jepang menerapkan sistem
ekonomi yang relatif tertutup. Korea dan Hong Kong menetapkan sistem ekonomi
yang relatif terbuka.

Riview Literatur: Artikel ini mengkaji tentang penetapan sistem nilai tukar riil di
perekonomian Asia yakni Jepang, Korea dan Hongkong. Balassa & Samuelson
(1964) berpendapat bahwa peningkatan selisih produktivitas barang yang
diperdagangkan ke barang non-perdagangan akan menyebabkan apresiasi nilai
tukar riil. Miyakoshi (2003) mengkaji penentuan nilai tukar riil antara Jepang
dengan negara-negara Asia Timur yaitu Korea, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.
Perbedaan produktivitas ternyata lebih penting dalam nilai tukar riil Indonesia dan
Filipina terhadap yen Jepang, sedangkan perbedaan suku bunga riil ditemukan
lebih penting dalam nilai tukar riil Korea, Malaysia, dan Indonesia terhadap yen
Jepang. Umumnya, selisih produktivitas dan selisih suku bunga riil harus
dipertimbangkan saat mengestimasi nilai tukar riil. Sebaliknya, Wang dan Dunne
(2003) menyelidiki dinamika nilai tukar riil di Asia Timur, yaitu Jepang, Korea,
Malaysia, Singapura, Indonesia, Filipina, dan Thailand. Hasil dekomposisi varians
umum menunjukkan bahwa dasar-dasar seperti perbedaan produktivitas
menjelaskan beberapa tetapi tidak semua variasi nilai tukar riil dan faktor-faktor
yang berbeda memiliki derajat kepentingan yang berbeda untuk setiap nilai tukar
riil.

Data & Metode: Penelitian ini menggunakan uji berbasis sisa untuk kointegrasi
dengan data detrended GLS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni
dengan metode kointegrasi dan metode kointegrasi SL. Pertama data didetrensi
menggunakan GLS dari ERS dan kemudian dilakukan uji berbasis residual EG
untuk kointegrasi. Dalam Tahap pertama, estimator Ordinary Least Squares (OLS)
digunakan untuk mengestimasi model.

Analisis: Dalam jurnal "The real exchange rate determination: An empirical


investigation" ini membahas tentang penentuan nilai tukar riil di perekonomian
Asia terutama di Korea, Jepang dan Hongkong. Bagi Jepang, kenaikan harga
minyak riil akan berdampak pada penurunan nilai tukar perdagangan. Peningkatan
dalam hal perdagangan atau perbedaan produktivitas akan menyebabkan apresiasi
nilai tukar riil sementara peningkatan perbedaan cadangan akan menyebabkan
depresiasi nilai tukar riil. Untuk Korea, peningkatan nilai tukar akan
menyebabkan apresiasi nilai tukar riil. Untuk Hong Kong, kenaikan harga minyak
riil akan menyebabkan penurunan nilai tukar perdagangan. Peningkatan perbedaan
cadangan akan menyebabkan apresiasi nilai tukar riil sedangkan peningkatan
perbedaan produktivitas akan menyebabkan depresiasi nilai tukar riil. Diferensial
produktivitas ditemukan memiliki tanda positif yang tidak terduga. Salah satu
penjelasannya adalah bahwa nilai tukar riil di Hong Kong belum sepenuhnya
pulih, hal ini dipengaruhi oleh fundamental. Secara keseluruhan, nilai tukar, harga
minyak riil, perbedaan produktivitas, dan perbedaan cadangan dianggap penting
dalam penentuan nilai tukar riil.

Kesimpulan: Secara keseluruhan, terms of trade, harga minyak riil, perbedaan


produktivitas, dan cadangan diferensial ditemukan penting dalam penentuan nilai
tukar riil. Hasil dekomposisi varians kesalahan ramalan umum menunjukkan bahwa
nilai tukar, harga minyak riil, dan perbedaan cadangan merupakan kontributor
penting dalam penentuan nilai tukar riil di Jepang, perbedaan nilai tukar dan nilai
tukar merupakan kontributor penting bagi nilai tukar riil. penentuan di Korea, dan
perbedaan cadangan dan harga minyak riil adalah kontributor penting untuk
penentuan nilai tukar riil di Hong Kong. Jadi tidak ada kumpulan universal dari
kontributor penting dalam penentuan nilai tukar riil. Secara keseluruhan, nilai tukar,
perbedaan cadangan, perbedaan produktivitas, dan harga minyak riil dianggap
penting dalam penentuan nilai tukar riil tetapi signifikansinya. Dampak variabel-
variabel tersebut pada penentuan nilai tukar riil berbeda antar ekonomi.

Saran dan Kebijakan: Tidak ada saran kebijakan khusus dalam membahas jurnal
ini. Yang terpenting dalam jurnal ini adalah bahwa nilai tukar riil dan terms of trade
dapat ditentukan bersama. Diferensial produktivitas, syarat perdagangan, harga
minyak riil, dan perbedaan cadangan terbukti penting dalam penentuan nilai tukar
riil dalam jangka panjang. Namun, pengaruh signifikan dari variabel-variabel
tersebut terhadap penentuan nilai tukar riil berbeda antar negara.

Anda mungkin juga menyukai