MATERIAL
Material
Pengelompokan Material
▪Logam
▪Polimer
▪Keramik
▪Komposit
Sifat Material
▪ Sifat Mekanik
Sifat yang menunjukan kelakuan material apabila diberikan
beban mekanik
▪ Sifat fisik
Sifat yang berkaitan dengan kateristik fisik atau
keadaan/kondisi material
▪ Sifat teknologi
Sifat yang berhubungan dengan kemudahan material
untuk proses lanjut
▪ Sifat kimia
Sifat suatu material pada kondisi ambien atau sekitar, yaitu
pada temperatur kamar, tekanan atmosfir, dan atmosfir
beroksigen.
Evaluasi Sifat Material
Pengujian Tarik
▪ Tujuan : melihat kelakuan logam jika diberi
beban tarik
▪ Standar pengujian
Metode uji (JIS, ASTM, DIN, ISO dll)
Peralatan uji
▪ Peralatan mesin uji tarik
Pencatat beban (load cell)
Pencatat perpanjangan (straint gauge atau
ekstensiometer)
Spesimen Uji Tarik :
Uji Tarik (Tensile Test)
MESIN UJI TARIK (universal testing machine)
Load cell
extensometer
7
Uji Tarik (Tensile Test)
8
Prinsip pengujian :
Pengujian tarik yaitu pengujian yang dilakukan pada material dengan
memberikan gaya penarikan dengan kecepatan konstan yang lambat (quasi
statik) sampai material putus.
Selama proses diamati kelakuan benda uji, dengan asumsi :
- Tidak terjadi perubahan penampang
- Laju penarikan lambat (quasi static)
- Pemberian beban meningkat perlahan
Grafik hasil uji tarik
▪ Dari mesin uji tarik didapatkan kurva gaya-perpanjangan (F-l).
▪ Kurva F-l
F
Fm
Fs
l
Grafik hasil uji tarik
➢ Kurva uji tarik menunjukan sifat material
➢ Logam ulet
➢ Logam getas
➢ Baja karbon rendah
Interprestasi diagram uji
tarik
1. Diagram uji tarik terdiri dari 2 jenis kurva
a. Berbentuk garis lurus (I)
b. Berbentuk lengkung (II)
2. Untuk mempermudah analisis &
interprestasi dicari hubungan antara F-Δl di
ubah menjadi σ-e, dimana σ=F/Ao e= Δl/lo
i. σ=tegangan/stress
ii. Ao= luas penampang uji awal (konstan)
iii. Lo = panjang awal (konstan)
iv. e = Regangan (elongation)
Interprestasi diagram uji
tarik
▪ Dari hasil pengujian akan didapatkan kurva gaya-perpanjangan(F-l).
▪ Dari kurva tersebut dapat diolah menjadi kurva tegangan-regangan teknik(-e)
mengacu pada dimensi awal spesimen.
▪ Selanjutnya dapat diolah menjadi kurva tegangan-regangan sebenarnya dengan
memasukan nilai dimensi spesimen sebenarnya pada saat ditarik/mengalami
deformasi.
Kurva F-l Kurva -e
F
Fm
u
Fs
y
l
e
Interprestasi diagram uji
tarik
21
Kuat tarik maksimum
23
PENGUKURAN DUCTILITY
(KEULETAN)
❖Elongation
• L1 = panjang akhir
• L0 = panjang awal
❖Reduksi Penampang
• A1 = luas penampang akhir
• A0 = luas penampang awal
❖Perhitungan panjang akhir dalam metode ini
dengan cara menyatukan kembali benda uji
yang putus untuk kemudian diukur.
24
Kelentingan(Resilliience)
• Kelentingan adalah kemampuan suatu material untuk menyerap
energi pada saat terjadi deformasi elastis dan besarannya energi ini
yang digunak untuk kembali kebentuk semula.
• Perhitungan modulus kelentingan dengan menghitung luas dibawah
kurva hingga deformasi elastis.
• Kelentingan dinotasikan dengan Uo atau Ur
Catatan : untuk material pegas mempunyai kekuatan tarik yang besar dan
modulus elastisitas yang rendah. 25
Ketangguhan (Taughness)
• Ketangguhan adalah kemampuan material untuk menyerap energi
dalam daerah plastis.
• Atau Energi yang dibutuhkan hingga beda uji putus.
• Perhitungannya ditentukan dengan menghitung luas daerah di bawah
kurva tegangan-regangan yang terjadi.
• Baja struktur memiliki kekuatan luluh yang lebih rendah tetapi lebih
ulet, jika dibandingkan baja pegas karbon tinggi karenanya baja
struktural lebih tangguh.
• Ketangguhan = Kuat tarik + Keuletan
Rumus
Engineering smaller toughness (ceramics) Pendekatan
tensile larger toughness
stress, (metals, PMCs) • Material ulet
smaller toughness-
unreinforced
polymers
• Material
Getas
Engineering tensile strain, 26
Uji Tarik (Tensile Test)
Patah getas & patah ulet
27
Uji Tarik (Tensile Test)
Cup & cone fracture
28
Beberapa fenomena dalam uji
tarik
▪ Terjadi pada baja karbon rendah
Kurva tegangan-regangan
ultimate
tensile
strength 3 necking
UTS
Strain
yield Hardening Fracture
strength
y 5
2
Elastic region
Plastic slope =Young’s (elastic) modulus
Region
yield strength
Plastic region
ultimate tensile strength
Elastic strain hardening
Region
σ =Eε 4
fracture
σ 1
E=
ε E=
σy ) (L/Lo)
Strain (
ε 2 − ε1