Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

Jl. W. Monginsidi 115 Pedurungan Semarang Telp/Fax 024-


6710378

UJIAN AKHIR SEMESTER


Mata Kuliah : Kendali MutuLaboratorium
(Praktik)
Semester : V ( D III TLM )
Hari/Tanggal : Jumat : 27 Nopember 2020
Waktu : 120 menit
Pengampu : Teguh Budiharjo, STP, M.Si

=============================================================
======================

1. Pemantapan mutu internal (PMI), adalah merupakan kegiatan penjaminan mutu


yang diselenggarakan oleh :
a. Pihak internasional
b. Nasional
c. Regional
d. Laboratorium sendiri
e. Semua benar.

2. Hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu adalah dalam arti ketepatan,


ketelitian, kecepatan, kegunaan dan biaya murah. Pada laboratorium mikrobiologi
klinik, sistem kontrol kualitas merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan
dalam proses analisa suatu sampel. Jelaskan pentingnya PMI dan dasar payung
peraturannya !

3. Kontrol kualitas (QC) media yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi


klinis tetap penting untuk isolasi yang akurat dan dapat diterima patogen dari pasien
yang terinfeksi. Pengujian media menggunakan protokol standar dapat menghemat
waktu dan sumber daya. Dalam sebuah studi kepatuhan QC baru-baru ini di
ntario,itemukan bahwa NCCLS QA rekomendasi tidak diikuti sama sekali. Selain itu,
strain ATCC direkomendasikan digunakan hanya setengah dari laboratorium
berpartisipasi. Tingkat kegagalan Lot untuk semua media berkisar dari 0,10% menjadi
9,87% rata-rata ,01%). Alasan kegagalan ada pertumbuhan (39,9%), tidak ada inhibisi
(18,6%), non-steril (17,9%), hemolisis (7,2%) dan cacat permukaan (16,3%).
Jelaskan bagaimana melakukan tersebut, Jelaskan !.

4. Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) Laboratorium Tuberkulosis merupakan


kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan laboratorium TB meliputi seluruh proses
pemeriksaan laboratorium mikroskopis Tuberkulosis agar diperoleh hasil pemeriksaan
yang tepat dan teliti terhadap penilaian kualitas sediaan BTA. Kegiatan PMI apa saja
yang dilakukan pada pemeriksaan TB Mikroskopis Jelaskan !

5. Yang dimaksud dengan ‘hasil baik’ dalam penilaian program pemantapan mutu
eksternal menurut instrumen akreditasi Pelayanan Laboratorium RS adalah :
a. 100% hasil selalu baik dalam kurun waktu 2 tahun berturut – turut untuk setiap
program PME
b. 100% hasil selalu baik dalam kurun waktu 1 tahun berturut – turut untuk setiap
program PME
c. 80% hasil selalu baik dalam kurin waktu 2 tahun berturut – turut untuk setiap
program PME
d. 75% hasil selalu baik dalam kurun waktu berturut – turut untuk setiap program
PME
e. 75% hasil selalu baik dalam kurun waktu. 1 tahun berturut2 untuk setiap program
smarah ibumu nnti.

6. Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan periodik yang dilaksanakan oleh pihak
luar untuk dapat menilai ketepatan hasil pemeriksaan suatu laboratorium dan
membandingkan dengan laboratorium lain yang mempunyai metode pemeriksaan
yang sama maupun berbeda.Terdapat 3 macam PME, yaitu proficiency testing,
rechecking, dan on-site evaluation. Proficiency testing adalah PME yang dilakukan
oleh badan eksternal> Jelaskan persiapan, pelaksanaan PME Laboratorium
hematologi !

Keterangan : Lembar Jawab : dikumpulkan di PJ (Folder: Bp. Teguh), kemudian


30 menit berikut (dari setelah selesai mengerjakan soal) dikirim ke email saya
(teguhbudi41@yahoo.com), Terima kasih

JAWABAN :
NAMA : Sekar Annisa Rahmapitaloka
NIM : P1337434118056
D3 TLM REG A

1. D. Laboratorium Sendiri
2. Dilaksanakan agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan
sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
Dasar payung :
 Permenkes RI nomor 43 tahun 2013, …Laboratorium klinik perlu
diselenggarakan secara bermutu untuk mendukung upaya peningkatan
kualitas kesehatan masyarakat.
 Permenkes nomor 411 tahun 2010, Pasal 6, tercantum bahwa laboratorium
Klinik wajib melaksanakan pemantapan mutu eksternal yang diakui
oleh pemerintah.
 Permenkes nomor 298 tahun 2008, 7 Standar -30 parameter untuk
akreditasi Laboratorium Kesehatan.
 KepMenKes RI Nomor 1792/MENKES/SK/XII/2010, tentang pedoman
pemeriksaan Kimia Klinik.

3. Internal quality assurance/Internal quality control (pemantapan mutu internal)


Laboratorium itu mempunyai program pengawasan hasil pemeriksaanya
secara terus menerus dan tertentu. Laboratorium bertanggung jawab secara etis
untuk memberikan hasil pemeriksaan yang tepat dan bermanfaat bagi pasien.
Program pengawasan internal quality control dapat dilakukan terhadap:
a. Prosedur kerja laboratorium meliputi kebersihan ruangan, kesehatan
personilnya, pemisahan ruangan kerja dengan ruang makan, minum dan
merokok, kesehatan dan keselamatan kerja, penanganan dan penghancuran
bahan-bahan reinfeksi, imunisasi karyawan, pemeliharaan alat, penanganan
specimen (pengambilan, pengumpulan, pencatatan, penyimpanan, pengiriman
dan pengolahan), pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan, prosedur
mudah, terbaru dan sesuai standard.
b. Pemeliharaan alat yang baik dan benar serta terus menerus akan
menghasilkan kerja alat yang baik dan akan mempengaruhi mutu hasil
pemeriksaan.
c. Mutu cat, reagensia, antigen, antisera dan cakram obat - Cat dan reagensia
Pengawasan dilakukan setiap kali atau setiap hari apabila reagen atau cat
dibuat saat akan melakukan pemeriksaan dengan menyertakan control positif
dan negative. Pengawasan dapat pula dilakukan setiap 1 minggu, 3 bulan, 6
bulan atau setiap cat atau reagen yang baru dibuka atau dibuat, tergantung dari
sifat cat atau reagen itu apabila terpengaruh udara, cahaya dan sebagainya
pada waktu penyimpanan. Cat atau reagensia boleh dibuang atau tidak dipakai
apabila tanggal kadaluarsanya telah dilampaui atau apabila sudah ada
perubahan warna, kekeruhan, dan ada endapan. - Antigen dan antisera
Beberapa anjuran untuk mendapatkan hasil yang baik dari antigen dan
antisera: 1. Selalu mengikuti petunjuk pabrik
2. Simpan dalam suhu yang dianjurkan. Beberapa reagen tidak baik bila
disimpan dalam freezer
3. Hindari pengulangan pembekuan dan pencairan
4. Buang zat bila lewat tanggal kadaluarsa
5. Gunakan kultur murni dan baru untuk mengetes antisera
6. Selalu menyertakan serum control negative dan positif setiap menggunakan
antigen baru.
- Cakram obat Untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan disc obat,
ikutilah petunjuk berikut:
• Cakram obat harus betul diameternya (6,35m)
• Cakram obat harus betul potensinya (tes dengan strain)
• Cakram obat stock disimpan pada -20 C
• Cakram obat untuk kerja sehari-hari tidak boleh disimpan lebih dari 1 bulan
pada 2-8o C
• Cakram obat yang baru dibeli ditest dulu potensinya dengan strain standard
d. Pemeliharaan dan penyimpanan kultur bakteri standar 1.
Stock kultur: harus baik dan murni, baik berari harus cocok sifat-sifat
morfologinya, kulturnya, biokimianya, tes kimianya, dan serologinya. Murni
berarti kultur tersebut tidak ada kontaminasi dengan bakteri lain.

 Stock kultur yang harus  Seratia marcesens
dimiliki adalah:  Proteus mirabilis
 Staphylococcus aureus  Yersinia enterocolitica
ATCC 25923  Acinitobacter
 Staphylococcus calcoaceticus
epidermidis  Pseudomonas
 Streptococcus pyogenes aeruginosa ATCC
 Streptococcus 29853
agalactiae  Vibrio cholera 01 (non
 Streptococcus faecalis 01)
 Streptococcus  Branhamella catharalis
pneumonia  Neisseria meningitides
 Streptococcus  Haemophylus influenza
typhimurium  Haemophylus
 Shigella flexneri parainfluenzae
 Escherichia coli ATCC  Bacteroides fragilis
25922  Clostridium perfringens
 Enterobacter cloacae  Candida albicans
 Klebsiella pneumonia
 Citrobacter freundii
2. Penyimpanan dan Pengawetan
- Cara yang terbaik untuk menyimpan kultur bakteri yaitu dengan di lyophilize
(kering dan dingin) atau disimpan pada suhu -70o C dengan deepfreezer.
- Stock kultur dapat disimpan dengan disuspensikan di dalam glycerol,
disimpan pada suhu kurang dari 20 C, dapat bertahan hidup 1 tahun atau lebih.
Dapat pula disimpan dengan cara ditanam didalam Tryticase soy agar tabung
tegak, dapat disimpan pada suhu kamar, ada yang dapat bertahan sampai 10
tahun.
- Kultur rutin dapat disimpan degna kultur goresan pada TSA tabung, pada
suhu kamar. Bakteri yang cepat tumbuh dan umurnya pendek boleh
dipindahtanamkan setiap 2-3 hari sekali.
3. Pemeliharaan kultur bakteri
- Untuk menjaga kelangsungan hidup bakteri yang disimpan. Ini dilaksanakan
dengan menanam kembali bakteri yang disimpan pada media baru yang
sejenis, dalam jangka waktu tertentu. Pemeliharaan ini diperuntukkan bagi
bakteri yang disimpan dengan kultur tusukan dan kultur goresan. Media yang
digunakan yaitu Nutrien agar, Trypticase soy agar, Brain Heart Infusion agar,
Blood agar.
- Untuk menjaga kemurnian bakteri yang disimpan. Disamping untuk
menghindari pencemaran bakteri lain dari udara, juga untuk menjaga
kestabilan sifatsifat morfologis, kulturil, biochemist, serologis dan
pathogenitasnya kalau mungkin. Pemeliharaan ini terutama ditujukan untuk
bakteri yang akan disimpan lama atau bakteri yang akan digunakan untuk
mengecek disc obat atau untuk pembanding.
e. Penggunaan laboratorium rujukan
- Bakteri yang tidak dapat diidentifikasi, hasil pemeriksaan yang meragukan
dapat dikirim atau dirujuk ke laboratorium rujukan untuk memperoleh
kepastian hasil identifikasi atau hasil pemeriksaan.
- Kadang-kadang laboratorium rujukan dapat melaksanakan program External
Quality Assesment.
4. 1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) pada pemeriksaan biakan dan uji
kepekaan TB media padat dilakukan mulai dari persiapan penderita,
pengambilan dan penanganan spesimen sampai selesai:
o penyusunan protap
o pengujian kualitas reagen/media (uji visual, uji sterilitas dan uji
kesuburan dengan M. fortuitum)
o penggunaan kuman kontrol untuk pemeriksaan uji kepekaan d.
pencatatan dan pelaporan sesuai standar
o melakukan pendataan dan menganalisis indikator kinerja
Persentase kontaminasi pemeriksaan biakan media padat LJ yang dapat
diterima adalah 3 - 5%. Jika kurang dari 3% berarti proses dekontaminasi
berlebihan sehingga banyak biakan yang tidak tumbuh. Jika kontaminasi lebih
dari 5% berarti proses dekontaminasi tidak baik.
2) Pemantapan Mutu Internal (PMI) pada pemeriksaan biakan dan uji
kepekaan TB media cair:
 Penanganan spesimen (pengambilan, pengiriman dan penyimpanan)
 SPO (Pemeriksaan Biakan dan Uji Kepekaan, Pencatatan dan
Pelaporan, dan Keselamatan Kerja, Pengelolahan Limbah)
 Kontrol reagen (larutan NaOH-NALC, larutan buffer)
 Positivity Rate, Contamination Rate, TTD (Time To Detection)
 Menggunakan kuman kontrol setiap melakukan uji kepekaan
 Melakukan pendataan dan menganalisis indikator kinerja
Persentase kontaminasi pemeriksaan biakan media cair (MGIT) yang
dapat diterima adalah 5 - 8%. Jika kurang dari 5% berarti proses
dekontaminasi berlebihan sehingga banyak biakan yang tidak tumbuh. Jika
kontaminasi lebih dari 8% berarti proses dekontaminasi tidak baik.
5. C. 80% hasil selalu baik dalam kurin waktu 2 tahun berturut – turut untuk
setiap program PME
6. Persiapan, pelaksanaan PME Laboratorium hematologi
 Prosedur pelaksanaan dari pemantapan kualitas antar laboratoriuma.
Pengelola menyediakan serum kontrol dalam jumlah cukup besar.
Serum biasanya berasal dari 2 kumpulan serum (2 batch), dengan
kadar zat –zat yang berbeda, yaitu serum A dan B.
 Serum kontrol dibagikan pada laboratorium peserta, setiap peserta
mendapatkan 2 botol serum (A dan B).
 Laboratorium peserta kemudian menganalisis serum A dan serum B
untuk beberapa tes (pemeriksaan) sesuai dengan permintaan pengelola.
Hasil pemeriksaan kemudian dikirimkan kembali pada pengelola.
 Pihak pengelola kemudian melakukan evaluasi pada data (hasil-hasil
pemeriksaan yang dikirim kembali oleh laboratorium peserta)
 Di samping mengirim pada laboratorium peserta, kadang –kadang
pengelola juga mengirim serum kontrol (A dan B) kepada laboratorium
referens (laboratorium yang dianggap memiliki kualitas tinggi). Serum
yang dikirimkan kepada laboratorium referens harus dipilih secara
acak diantara semua serum kontrol yang akan dibagikan (minimal 20
serum). Pengelola akan mengevaluasi hasil yang datang dari
laboratorium referens seperti yang dilakukan pada laboratorium
peserta.
 Hasil dari masing-masing lab. Peserta akan dibandingkan dengan nilai
rata-rata dari semua peserta dan juga dengan nilai rata-rata dari lab.
Referens (nilai target, true value).
 Hasil perbandingan dari tiap laboratorium peserta kemudian
dikirimkan kembali kepada setiap laboratorium peserta. (contoh=hasil
evaluasi pada halaman akhir adalah hasil evaluasi dari lab. Patologi
klinik RSUD DR. Soetomo dalam PNPKLK, Program Pemantapan
Kualitas Laboratorium Klinik, yang dilaksanakan oleh Dep.Kes RI).
Manfaat yang didapat oleh laboratorium peserta dalam mengikuti
pemantapan kualitas antar laboratorium.
o dapat mengetahui perbedaan hasil yang didapat dengan nilai
rata-rata seluruh laboratorium (nilai konsensus).
o dapat mengetahui perbedaan hasil yang didapat dengan nilai
rata-rata dari laboratorium referens (nilai target).
o oleh karena dalam evaluasi pihak pengelola biasanya
mengelompokkan laboratorium peserta berdasarkan metode
pemeriksaan yang digunakan (masing-masing metode dihitung
nilai rata-rata dan SD), maka peserta akan dapat melihat dan
membandingkan metode yang mana yang memberikan hasil
lebih dekat Kendali Mutu dengan hasil dari laboratorium
referens. Hal ini akan menjadi dasar nantinya bagi setiap
laboratorium dalam meningkatkan kualitas laboratoriumnya
terutama dalam akurasi

Anda mungkin juga menyukai