Anda di halaman 1dari 3

RUU OMNIBUS LAW

Usai di lantik menjadi presiden RI periode 2019-2024, Presiden Joko Widodo


menyinggung sebuah konsep perundang-undangan yaitu Omnibus Law. Presiden Joko
Widodo berharap bahwa Omnibus Law ini akan memangkas kendala birokrasi di sektor
investasi dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Pada Tahun 2017 lalu,
Presiden Joko Widodo menyebut ada 42.000 undang-undang yang sangat rentan tumpang
tindih. Lalu benarkah banyaknya undang-undang di Indonesia menghambat kemajuan
Indonesia?.Presiden Joko Widodo geram terhadap banyaknya peraturan yang ada di
Indonesia sempat disampaikan pada saat rembuk nasional ke-3 pada tahun 2017 lalu.
Presiden Joko Widodo menyebut terdapat 42.000 peraturan dalam bentuk undang-undang
Peraturan Presiden, Peraturan Mentri, Peraturan Gubernur hingga Peraturan Walikota yang
rentan bertentangan dengan satu sama lain, hal tersebut di akui Presiden Joko Widodo
membuat Indonesia sulit mengikuti perubahan global yang cepat dan pesat. Banyaknya
regulasi Indonesia yang di sebut Joko Widodo ini mencapai lebih dari 42.000 undang-undang
menyebabkan peringkat daya saing Indonesia masih rendah.

Menurut Global Competitiveness Report 2019 dari sejumlah negara ASEAN,


Indonesia menduduki peringkat ke-50, negara tetangga Malaysia sendiri menduduki
peringkat ke-27,Thailand ke-40, Filipina ke-64, Vietnam ke-67 dan yang menduduki
peringkat ke-1 yaitu Singapura. Posisi Indonesia masih rendah jika dibandingkan data
tersebut. Rendahnya daya saing Indonesia terhadap persaingan global karna reformasi
perizinan maupun birokrasi Indonesia masih jalan di tempat. Selain itu dampak lain atau
indikator lain dari banyaknya perundang-undangan yang tumpang tindih di Indonesia ini
menyebabkan skor kemudahan berusaha di Indonesia ini masih rendah. Bank Dunia pada
tahun 2018 lalu merilis laporan kemudahan berbisnis di Indonesia ini stak nan di peringkat
ke-73 dengan skor 67,96 point, lebih rendah jika di banding negara tetangga Malaysia yang
mempunyai skor 80,60 point, Thailand 78,45 point, Vietnam 68,36, Filipina 57,68 dan
Singapura pada peringkat pertama yaitu dengan skor 85,24 point. Dan Presiden Joko Widodo
berharap kemudahan berusaha di Indonesia ini bisa naik menembus level 50 atau 40,
bagaimana caranya? Harus ada reformasi struktural deregulasi serta debirokrasi secara
menyeluruh agar proses kemudahan berusaha di Indonesia ini bisa sederhana salah satu yang
dilakukan adalah mengagas Omnibus Law. Omnibus Law adalah peraturan perundang-
undangan yang mengatur lebih dari 1 muatan pengaturan. Jadi, Omnibus Law ini adalah
penyederhanaan regulasi yang saat ini begitu panjang, berberlit-belit dan tidak sedikit yang
tumpang tindih. Artinya regulasi-regulasi yang menghambat ini akan di revisi menjadi satu
undang-undang dengan lebih dari satu muatan pengaturan. Dari segi jumlah, konsistensi dan
kerapihan pengaturan akan disederhanakan. Saat ini sudah ada 74 undang-undang yang akan
di identifikasi dan akan segera di sederhanakan. Pemerintah juga berencana mengajak DPR
untuk menggabungkan 74 undang-undang di bidang investasi ke dalam 2 undang-undang
yakni undang-undang cipta lapangan kerja dan undang-undang pemberdayaan umkm. Lalu
bagaimana progress nya ?

Omnibus Law sudah masuk Prolegnas (Program Legislasi Nasional, menurut UU


Nomor 10 tahun 2004 adalah instrumen perencanaan program pembentukan undang-undang
yang disusun secara berencana, terpadu dan sistematis) tahun 2020. Selain RUU Cipta
Lapangan Kerja dan RUU UMKM, pemerintah juga menyiapkan RUU perpajakan. Menteri
Hukum dan HAM menyatakan bahwa pemerintah saat ini tengah fokus menyelesaikan 2
naskah akademik RUU Omnibus Law. Kedua RUU Omnibus Law di maksudkan yakni RUU
tentang Cipta Lapangan Kerja dan RUU tentang Perpajakan. Saat ini sudah tahap finalisasi
draft naskah akademik untuk kemudian di bahas bersama-sama antara DPR dan juga
Pemerintah.

Omnibus Law sendiri memilki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain :

N
KELEBIHAN KEKURANGAN
O
1 Mengatasi tumpah tindih peraturan Kedudukan UU dari konsep Omnibus Law
belum diatur

2
Penyeragaman kebijakan pusat dan Batas waktu 100 hari tidak cukup untuk
daerah menyatukan 74 UU

3 Menyederhanakan peraturan agar


lebih tepat sasaran

Tujuan Pemerintah menggagas Omnibus Law ini adalah untuk mengatasi obesitas regulasi
atau regulasi yang sangat gemuk. Yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi
iklim investasi di Indonesia.

Belum diketahui pasti mengenai isi RUU cipta lapangan kerja ini, Pemerintah juga
belum juga membagikan naskahnya ke publik walaupun draftnya dikabarkan sudah 95%
rampung dan sedang dalam tahap penyelesaian. Namun, beberapa point bocoran yang
disampaikan oleh pemerintah tidak disambut baik oleh berbagai pihak. Mulai dari Buruh,
Serikat Buruh, Lembaga Hukum hingga Ekonomi. RUU Cipta Lapangan Kerja pun di
plesetkan menjadi RUU cilaka. RUU cilaka berorientasi memudahkan pemberi kerja
menyerap tenaga kerja. Beberapa strateginya adalah dengan mengakomodasikan sistem kerja
yang fleksibel

Anda mungkin juga menyukai