ABSTRAK
Kesimpulan: Ketajaman diagnosis dan waktu penanganan yang tepat, kita dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada trauma vaskular.
dan tindakan penanganan yang cepat untuk menghindarkan akibat fatal berupa
amputasi. Trauma vaskular dapat melibatkan pembuluh darah arteri dan vena.
Trauma vaskular dapat disebabkan oleh luka tajam, luka tumpul, maupun luka
iatrogenik.
Trauma vaskular sering bersamaan dengan trauma organ lain seperti syaraf,
otot, dan jaringan lunak lainnya atau bersamaan dengan fraktur atau dislokasi
pada ekstremitas. Perdarahan akan menjadi lebih berat pada lesi arteri yang
inkomplit, sedangkan pada pembuluh yang putus seluruhnya akan terjadi retraksi
perdarahan.
walaupun tidak ada kebocoran. Terdapat tiga hal yang berperan dalam
darah, dan perubahan daya beku darah. Trombosis terjadi bila terdapat gangguan
permukaan plak yang telanjang tanpa epitel itu bersentuhan langsung dengan sel-
sel darah termasuk trombosit, selain itu turbulensi arteri termasuk faktor
distal menjadi dingin, pucat, nyeri, dan diikuti dengan kematian jaringan yang
tertarik untuk melaporkan laporan kasus mengenai trauma vaskular yang disertai
CASE
Perempuan 37 tahun, mengeluh tidak bisa berjalan disertai nyeri pada lutut
kiri setelah terjatuh dari motor 1 jam sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien
pengendara motor memakai helm, ditabrak motor lain dari arah belakang
sehingga pasien terjatuh dengan lutut kiri membentur aspal. Dari pemeriksaan
fisik menunjukan status lokalis regio genu sinistra tampak bengkak disertai
adanya deformitas. Genu teraba hangat, terdapat nyeri tekan, CRT < 2 detik,
pulsasi arteri femural dan poplitea kesan normal, tetapi perabaan arteri tibialis
posterior dan arteri dorsalis pedis terkesan lemah disertai saturasi oksigen pada ke
lima digiti dibawah 90%. Pasien di diagnosis Fraktur dislokasi knee sinistra tipe
autologous graft sehingga struktur dan fungsi ekstremitas kiri pasien normal.
DISCUSSIONS
Pada kasus ini, trombus arteri terjadi karena adanya turbulensi pada arteri
akbiat trauma tumpul pada jaringan yang disebabkan oleh deselerasi dengan
kecepatan tinggi. Dengan memahami biomekanika dari trauma yang spesifik akan
(KE) yang disalurkan kepada jaringan, yang merupakan fungsi dari massa (M)
dan kecepatan (V), dan dapat dirumuskan sebagai berikut: KE= M x V2/2. Rumus
ini berlaku baik untuk trauma tumpul maupun penetrasi. Perubahan pada
objek trauma. Setelah terjadi trauma tumpul akan terbentuk kavitas jaringan
Tegangan ekstrim terjadi pada titik fiksasi anatomis selama pembentukan kavitas
(tegangan tensil atau kompresi) dan sumbu transversal (tegangan shear). Tekanan
Gejala klinis yang ditampilkan bergantung kepada tipe trauma arteri yang
dialami. Laserasi parsial, seperti halnya kontusio, dapat dibarengi dengan flap
intima, yang dapat berujung kepada trombosis. Kontusio arteri kecil dengan
arteri occult atau minimal jika dilihat dari angiografi. Trauma ini memiliki risiko
thrombosis yang kecil, dan sering kali dapat sembuh secara spontan. Gambaran
klinis dari trauma arteri dapat berupa perdarahan luar, iskemia, hematoma
pulsatil, atau perdarahan dalam yang disertai tanda-tanda syok. Gejala klinis
paling sering pada trauma arteri ekstremitas adalah iskemia akut. Tanda-tanda
denganmelihat tanda dan gejala yang dialami pasien. Tanda dan gejala tersebut
gejala soft signs harus dilakukan evaluasi sirkulasi distal. Salah satu cara yang
praktis adalah dengan ABI (ankle-brachial index). Jika ABI < 1, hal tersebut
menandakan adanya trauma arteri. Adanya tanda trauma vascular disertai fraktur
sering terjadi pada hematome yang luas pada patah tulang tertutup. Tanda lain
yang bisa menyertai trauma vaskular adalah adanya defisit neurologis baik
sensoris maupun motoris pada ekstremitas. Aliran darah yang tidak adekuat dapat
menimbulkan hipoksia sehingga ekstremitas akan tampak pucat dan dingin pada
perabaan.
Diagnosis dapat menggunakan alat penunjang seperti pulse oxymetry,
doppler ultrasound atau duplex ultrasound untuk menentukan lesi vaskular, tapi
luas untuk mengetahui lesi vaskular yang multiple dan kondisi kolateral yang ada.
perencanaan operasi. Akurasi angiografi cukup tinggi, yakni 92-98%. Alat ini
berguna untuk mendiagnosis trauma arteri minimal yang dapat luput dari
autograft vena. Pada umumnya insisi dilakukan secara longitudinal langsung pada
pembuluh darah yang cedera dan diekstensi ke arah proksimal atau distal sesuai
dengan kebutuhan.
Reparasi cedera pembuluh darah dapat dilakukan dengan lateral suture patch
angioplasty, end to end anastomosis, interposition graft, dan bypass graft. Extra
anatomic bypass graft berguna pada pasien dengan cedera jaringan lunak
CONCLUSIONS
ekstremitas terlihat pucat, terasa nyeri, teraba dingin, pulsasi arteri yang tidak
normal, serta saturasi oksigen distal yg kurang baik. Rekonstruksi bypass dengan
1. Jusi HD. Dasar-Dasar Ilmu Bedah Vaskuler Edisi ke-4. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. 2008. H:50-65.
nd
2. Rich NM, Mattox KL, Hirshberg A. Vascular Trauma 2 Ed. USA: Elsevier
Saunders. 2004.
3. Bjerke HS, 2010. Extremity Vascular Trauma. From
emedicine.medscape.com/article/462753-treatmentandmanagement
th
[Accessed on : 19 October 2014]
4. Brohi K, 2002. Peripheral Vascular Trauma. From :
www.trauma.org/archive/vascular/PVTmanage.html. [Accessed on : 19th
October 2014]
5. Davies AH, Brophy CM (2006). Vascular Surgery. Springer Science &
Business Media.
6. Hands L, Sharp M, Ray-Chaundhuri S dan Murphy M (2007). Vascular
Surgery. Oxford University Press.
nd
7. Hansen J.T., 2011. Netter’s Anatomy Coloring Book 2 ed. : Saunders
Publications, United Kingdom.
8. Jusi HD. Dasar-Dasar Ilmu Bedah Vaskuler Edisi ke-4. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. 2008. H:50-65.
9. Nuraini P, 2013. Ruptur Arteri Brachialis, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran.
10. Rich NM, Mattox KL, Hirshberg A. Vascular Trauma 2nd Ed. USA: Elsevier
Saunders. 2004.
LATE THROMBUS PADA TRAUMA VASKULAR DENGAN TERAPI
Case Report
1
Department of Vascular Surgery, School of Medicine Udayana