Anda di halaman 1dari 39

THYROIDECTOMY

I GUSTI NGURAH PURNOMO


ANATOMY KELENJAR
THYROID
•• Kelenjar thyroid terletak di
Kata “thyroid” berarti organ
leher depan
berbentuk setinggi
perisai segi empat
vertebrainicervicalis
• Kelenjar merupakan 5 sampai
thoracalis
kelenjar 1
endokrin yang
• menghasilkan
Berat kelenjarhormon
tiroid sekitar
tiroid
utama
15-25 yaitu
gram.tiroksin (T4)
• yang kemudian
Terdiri berubah
dari lobus kiri dan
menjadi bentuk aktifnya
kanan yang dihubungkan
yaitu triyodotironin (T3)
oleh isthmus.
• Setiap lobus berbentuk
seperti buah pear, dengan
apex di atas sejauh linea
oblique lamina cartilage
thyroidea, dengan basis di
bawah pada cincin trachea
4 atau 5
• Kelenjar tiroid
dikelilingi oleh fascia
yang bergabung
dengan kapsul tiroid
lateral dan posterior
yang membentuk
ligamentum
suspensorium Berry
sehingga
• Kelenjar tiroidterletak
thyroid akan di leher depan setinggi vertebra cervicalis
5ikut bergerak
sampai ketika
thoracalis 1
trakeadari
• Terdiri bergerak (pada
lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus.
waktulobus
• Setiap menelan)
berbentuk seperti buah pear, dengan apex di atas
sejauh linea oblique lamina cartilage thyroidea, dengan basis di
bawah pada cincin trachea 4 atau 5
Membungkus m.
platysma
1. investing fascia
(membungkus
m.trapezius &
SCM, Strap
muscles)
2. pretracheal 3. prevertebral
fascia fascia
(membungkus 4. carotid sheath
kelenjar tiroid &
trachea)
STRAP MUSCLES/
INFRAHYOID MUSCLES
VASCULAR ANATOMY
Sistem Arteri

A. Thyroidea superior, adalah


cabang A. Carotis externa yang
masuk ke jaringan superficial
kelenjar, mendarahi jaringan
connective dan capsule.
A. Thyroidea inferior adalah cabang
trunchus thyreocervicalis dan masuk
ke lapisan dalam kelenjar, mendarahi
jaringan parenkim dan propia
kelenjar.
A. Thyroidea ima, Arteri ini kadang-
kadang dijumpai merupakan cabang
arcus aorta atau A. Brachiocephalica
dan mendarahi istmus.
A. Thyroidea acessorius, adalah
cabang-cabang A. Oesophageal dan
Tracheal yang masuk ke facies
posteromedial.
VASCULAR ANATOMY
Sistem Vena

V. Thyroidea superior; muncul


dari polus superior dan berakhir
pada vena jugularis interna
(kadang-kadang V. Facialis)

V. Thyroidea inferior; muncul dari


margo bawah istmus dan berakhir
pada V. Brachiocephalica sin.

V. Thyroidea media; muncul dari


pertengahan lobus lateralis dan
berakhir di V. Jugularis int.
N. LARINGEUS SUPERIOR

– Cabang eksterna laringeus superior yg menginervasi m.krikotiroid, yg akan


meregangkan korda vokalis dg mendorong bgn depan kartilago tiroid
– Cabang interna laringeus superior masuk membrana tirohioid dan menginervasi
mukosa laring
Jolls triangle
PERSYARAFAN

• N. laringeus
rekuren :
– Kanan melingkari
a.
subclavia
– Kiri  turun sampai
arkus aorta baru
kemudian kembali ke
kranial melalui
sulkus trakeo-
esofageal
Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Schwartzs Principles
Of Surgery, McGraw-Hill Companies
KELENJAR
PARATIROID

• Berwarna kecoklatan,
diameter 4-7mm, mirip
jaringan lemak, biasanya
ditemukan 4 buah, 2 di
kutub atas tiroid dan 2
di kutub bawah, berat
keseluruhan 120-
140mgr
INDIKASI OPERASI
1. Keganasan
2. Penekanan struktur penting (trakea, esophagus)
3. Struma toksik yang gagal diobati dengan
medikamentosa
4. Kosmetik
KONTRAINDIKASI OPERASI
1. Struma toksik yang belum dipersiapkan (eutiroid)
2. Struma dengan kelainan jantung dan sistemik
(DM,HT) yang belum terkontrol
3. Fixed untuk tumor besar/ karsinoma dengan bahaya
infiltrasi ke trakea atau a. karotis
4. Meluar ke mediastinum disertai vena cava superior
syndrome
Operasi pada struma :
TEKNIK OPERASI
o Pasien dalam posisi supine dengan general anasthesia + orotrakeal tube,
Posisi Kepala penderita hiperekstensi dengan bantal di bawah pundak
penderita.
• Desinfeksi lapangan operasi dengan larutan antiseptik
– batas lateral: tepi depan
m.trapezius,
– batas atas: bibir bawah,
– batas bawah: kosta 3
TEKNIK OPERASI

o Dibuat marker untuk insisi ± 2 jari diatas sternal notch (atau 1


cm dibawah kartilago krikoid), memanjang sampai ke anterior
otot sternokleidomastoid
TEKNIK OPERASI

o Insisi kulit, subkutis dan platysma


sekaligus menjadi satu flap, untuk
mencegah perdarahan, edema, dan
perlengketan pasca operasi
Dibuat Flap keatas sampai kartilago tiroid dan kebawah
sampai jugulum, kedua flap di teugel keatas dan kebawah
pada linen.
Fascia kolli superfisial dibuka pada garis tengah dari
kartilago hioid sampai jugulum.
TEHNIK
OPERASI

• Strap muscle (m.sternohyoid dan m.sternothyroid) diretraksi


ke kiri dan ke kanan
• Dilakukan pemisahan kelenjar tiroid pd cleavage plane (antara
kel.tiroid dg m.sternokleidomastoideus)
TEHNIK
OPERASI

• Pada tumor yg besar dpt dilakukan pemotongan


strap muscle secara horizontal di 1/3 proksimalnya
setelah sebelumnya v.jugularis anterior diligasi
Tonjolan tiroid  diluksir dan
dievaluasi mengenai ukuran,
konsistensi, nodularitas dan
adanya lobus piramidalis.
Ligasi dan potong V. Tiroidea Media,
dan A. Tiroidea Inferior

Arteri thyroidea inferior diligasi jauh dari


kelenjar untuk menghindari cedera N.
Laryngeus Recurrent yang berdekatan
letaknya. Syaraf ini berjalan di depan/
belakang atau di antara cabang-cabang
arteri tersebut
• Identifikasi N. Rekuren
pada sulkus
trakeoesofagikus.
Syaraf ini diikuti
sampai menghilang
pada daerah
krikotiroid.

• Identifikasi Kel.
Paratiroid Inferior
pada permukaan
posterior kel. tiroid
berdekatan dengan
masuknya a. tiroidea
inferior pada tiroid.
• Kutub atas kel. tiroid dibebaskan dari kartilago tiroid mulai dari posterior
dengan identifikasi Cabang Eksterna N. Laringikus Superior dengan
memisahkannya dari A & V Tiroidea Superior.

• Arteri thyroidea superior diligasi dekat dengan kelenjar untuk mencegah


cedera N. Laryngeus externa yang berjalan bersama-sama denagn arteri
tersebut
• Diseksi dilanjutkan
kearah isthmus
(pada cleavage
plane), ligamentum
Berry dan isthmus
diklem dan
dipotong.

• Perhatian : a & v
kecil (laryngeal
inferior) yang
biasanya
menembus
posterior lig. Berry
sisi kranial / pada
lokasi RLN
memasuki
m.krikotiroid
• Dilakukan penjahitan
“omsteking” (jahit
ikat) pd jaringan
tiroid yg diklem tadi.
Kontrol perdarahan,
dilihat pada vasa
tiroidea superior.
• Luka operasi di cuci
dengan
NaCl fisiologis
• Pasang drain no.12 yg ditembuskan ke kulit searah dg tepi
sayatan luka operasi, kemudian difiksasi dg silk 3/0
• Kalau kelenjar paratiroid terambil, sebelum menutup luka
operasi kelenjar paratiroid ditanam (replantasi) di
m.sternokleidomastoideus dg jahitan catgut
• Strap muscle direkatkan
sedekat mungkin,
kemudian fascia colli
ditutup dg jahitan
interrupted dg chromic 2/0
• Posisi leher dikembalikan
dg mengambil bantal
dibawah pundak
penderita, valsava
manuver
• Evaluasi ulang, rawat
perdarahan
 Platysma didekatkan dan dijahit interrupted dengan chromic 3/0

 Kulit dijahit secara subkutikular dgn benang sintetis 4/0

 Luka operasi ditutup dg kassa steril

 Pada waktu ekstubasi, perhatikan keadaan pita suara dg melihat


laring menggunakan laringoskop, adakah parese / asimetri pada
korda vokalisnya
KOMPLIKASI
PERAWATAN POSTDINI
OPERASI

Perdarahan
• Bila darah drain > 300 ml per 1 jam, perlu dilakukan
re‑open. Dapat terjadi hematoma pada leher dan
menekan trakea sehingga penderita sesak napas..
• Lakukan intubasi, Luka operasi dibuka dan evakuasi
bekuan darah
• Penderita dibawa ke kamar pembedahan untuk dicari
sumber perdarahan dan dihentikan, dipasang drain.
Lesi n. laringius superior
Kerusakan n.rekuren
CIDERA NERVUS LARYNGEUS RECURENT

• Insiden : temporary 1-5%, permanent 0,1-0,8%


• Resiko meningkat bila terdapat tiroiditis, retrosternal
extension, keganasan atau pernah operasi sebelumnya
• Mekanisme : terbelah, laserasi, regangan, tekanan,
cauter, ligasi, iskemi dan cedera akibat suction.
• Gejala klinis :
 Unilateral : suara serak atau lemah
 Bilateral: stridor, obstruksi airway
 Selalu identifikasi dan proteksi saraf
 Intra operative NLR monitoring
CIDERA NERVUS LARYNGEUS SUPERIOR
• Insiden : 5-10%, permanent paralysis 0-5%
• Akibat regangan, klem atau ligasi arteri/vena tiroidea
superior
• Gejala :
– Cabang interna : batuk bila minum cairan, kesedak
– Cabang eksterna : tidak bisa suara tinggi (high pitch),
vocal weakness
• Terapi : Speech therapy
KOMPLIKASI
PERAWATAN LAMBAT
POST OPERASI

Hipoparatiroidism
• Hipokalsemia transien dapat terjadi 1‑2 hari pasca‑bedah. Oedema pada
paratiroid karena manipulasi dapat menambah terjadinya
hipoparatiroidism transien.
• Bila timbul gejala klinis seperti parestesi, kram, kejang, perlu diberi terapi
dengan pemberian pelan intravena kalsium glukonat 10 % sebanyak 10
ml, disertai kalsium per‑oral.
• Terjadinya hipoparatiroidism permanen bila kel.paratiroid terambil
sebanyak 2 buah atau lebih, atau terjadi kerusakan vaskularisasinya.
Hipotiroidism
• Hipotiroidism setelah tiroidektomi total adalah konsekwensi logis yang
terjadi karena penderita tidak lagi memiliki jaringan tiroid sama sekali.
• Monitor jalan nafas dan vital signs
• Posisi penderita elevasi kepala 30° bila telah
sadar penuh atau setengah duduk
• Observasi tanda hipokalsemia dan suara serak atau
stridor
• Drain dilepas bila produksi < 10 cc/hari
Follow Up
Follow-up :
• 1st year : every 3 mo
• 2nd year : every 4 mo
• 3rd, 4th year : every 6 mo
• 5th : every year
• Evaluate : clinical feature and thyroid
function test

Anda mungkin juga menyukai