• N. laringeus
rekuren :
– Kanan melingkari
a.
subclavia
– Kiri turun sampai
arkus aorta baru
kemudian kembali ke
kranial melalui
sulkus trakeo-
esofageal
Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Schwartzs Principles
Of Surgery, McGraw-Hill Companies
KELENJAR
PARATIROID
• Berwarna kecoklatan,
diameter 4-7mm, mirip
jaringan lemak, biasanya
ditemukan 4 buah, 2 di
kutub atas tiroid dan 2
di kutub bawah, berat
keseluruhan 120-
140mgr
INDIKASI OPERASI
1. Keganasan
2. Penekanan struktur penting (trakea, esophagus)
3. Struma toksik yang gagal diobati dengan
medikamentosa
4. Kosmetik
KONTRAINDIKASI OPERASI
1. Struma toksik yang belum dipersiapkan (eutiroid)
2. Struma dengan kelainan jantung dan sistemik
(DM,HT) yang belum terkontrol
3. Fixed untuk tumor besar/ karsinoma dengan bahaya
infiltrasi ke trakea atau a. karotis
4. Meluar ke mediastinum disertai vena cava superior
syndrome
Operasi pada struma :
TEKNIK OPERASI
o Pasien dalam posisi supine dengan general anasthesia + orotrakeal tube,
Posisi Kepala penderita hiperekstensi dengan bantal di bawah pundak
penderita.
• Desinfeksi lapangan operasi dengan larutan antiseptik
– batas lateral: tepi depan
m.trapezius,
– batas atas: bibir bawah,
– batas bawah: kosta 3
TEKNIK OPERASI
• Identifikasi Kel.
Paratiroid Inferior
pada permukaan
posterior kel. tiroid
berdekatan dengan
masuknya a. tiroidea
inferior pada tiroid.
• Kutub atas kel. tiroid dibebaskan dari kartilago tiroid mulai dari posterior
dengan identifikasi Cabang Eksterna N. Laringikus Superior dengan
memisahkannya dari A & V Tiroidea Superior.
• Perhatian : a & v
kecil (laryngeal
inferior) yang
biasanya
menembus
posterior lig. Berry
sisi kranial / pada
lokasi RLN
memasuki
m.krikotiroid
• Dilakukan penjahitan
“omsteking” (jahit
ikat) pd jaringan
tiroid yg diklem tadi.
Kontrol perdarahan,
dilihat pada vasa
tiroidea superior.
• Luka operasi di cuci
dengan
NaCl fisiologis
• Pasang drain no.12 yg ditembuskan ke kulit searah dg tepi
sayatan luka operasi, kemudian difiksasi dg silk 3/0
• Kalau kelenjar paratiroid terambil, sebelum menutup luka
operasi kelenjar paratiroid ditanam (replantasi) di
m.sternokleidomastoideus dg jahitan catgut
• Strap muscle direkatkan
sedekat mungkin,
kemudian fascia colli
ditutup dg jahitan
interrupted dg chromic 2/0
• Posisi leher dikembalikan
dg mengambil bantal
dibawah pundak
penderita, valsava
manuver
• Evaluasi ulang, rawat
perdarahan
Platysma didekatkan dan dijahit interrupted dengan chromic 3/0
Perdarahan
• Bila darah drain > 300 ml per 1 jam, perlu dilakukan
re‑open. Dapat terjadi hematoma pada leher dan
menekan trakea sehingga penderita sesak napas..
• Lakukan intubasi, Luka operasi dibuka dan evakuasi
bekuan darah
• Penderita dibawa ke kamar pembedahan untuk dicari
sumber perdarahan dan dihentikan, dipasang drain.
Lesi n. laringius superior
Kerusakan n.rekuren
CIDERA NERVUS LARYNGEUS RECURENT
Hipoparatiroidism
• Hipokalsemia transien dapat terjadi 1‑2 hari pasca‑bedah. Oedema pada
paratiroid karena manipulasi dapat menambah terjadinya
hipoparatiroidism transien.
• Bila timbul gejala klinis seperti parestesi, kram, kejang, perlu diberi terapi
dengan pemberian pelan intravena kalsium glukonat 10 % sebanyak 10
ml, disertai kalsium per‑oral.
• Terjadinya hipoparatiroidism permanen bila kel.paratiroid terambil
sebanyak 2 buah atau lebih, atau terjadi kerusakan vaskularisasinya.
Hipotiroidism
• Hipotiroidism setelah tiroidektomi total adalah konsekwensi logis yang
terjadi karena penderita tidak lagi memiliki jaringan tiroid sama sekali.
• Monitor jalan nafas dan vital signs
• Posisi penderita elevasi kepala 30° bila telah
sadar penuh atau setengah duduk
• Observasi tanda hipokalsemia dan suara serak atau
stridor
• Drain dilepas bila produksi < 10 cc/hari
Follow Up
Follow-up :
• 1st year : every 3 mo
• 2nd year : every 4 mo
• 3rd, 4th year : every 6 mo
• 5th : every year
• Evaluate : clinical feature and thyroid
function test