Anda di halaman 1dari 17

INDIKASI

PEMBEDAH
AN PADA
TUMOR
TIROID
Kanker tiroid

Indikasi Hipertiroidism (Graves Disease) refrakter


terhadap pengobatan medis
Operasi
Tiroid
Massa tiroid atau nodul curiga ganas

Goiter dengan gejala disfagia, dispnea,


sesak napas, dan/atau suara serak akibat
kompresi
Kontraindikas
• Hipertiroidisme yang tidak
i Pembedahan terkontrol merupakan
kontraindikasi relatif terhadap
pembedahan karena risiko
terjadinya badai tiroid
intraoperatif atau pascaoperasi
Teknik Operasi
• Insisi awal, dilakukan “Traditional Collar Incision”,
dengan cara lengkung melintasi garis tengah di
dalam lipatan kulit kira-kira 2 cm di atas tepi
superior klavikula dan sternum.
• Panjang sayatan antara 6 dan 8 cm memungkinkan
paparan yang memadai sambil meminimalkan
cedera regangan pada kulit di sekitarnya.
• Setelah menandai sayatan kulit yang direncanakan
dan menyuntikkan anestesi lokal, kulit diinsisi
dengan pisau 15 melalui epidermis dan dermis.

Kocher Incision
Diseksi melalui lemak subkutan untuk mengidentifikasi
platysma

Platysma diinsisi pada bidang transversal, dan flap


subplatysma dinaikkan ke superior dan inferior

Setelah menaikkan flap subplatysmal, digunakan


retraktor selfretaining, seperti retraktor tiroid Mahorner
atau retraktor Gelpi, yang ditempatkan di bidang
subplatysmal dan memungkinkan paparan maksimal.
• Linea alba servikal adalah potongan fasia antara
otot sternotiroid dan otot sternohyoid yang
berpasangan
• Diseksi dilakukan melalui garis ini, memisahkan
Strap Muscle secara lateral, turun ke kapsul
tiroid.
• Setelah kapsul tiroid terbuka, dilakukan
identifikasi batas lateral tiroid
• Setelah mengidentifikasi batas lateral otot
sternotiroid, retraktor ditempatkan di
bawah otot dekat perlekatan superiornya.
• Dengan vektor retraksi superior, pole
superior lobus tiroid mudah terlihat.
• Untuk membantu diseksi, lobus tiroid
ditarik secara inferior dengan
menggunakan klem Allis.
• Segitiga Joll, ditentukan oleh garis tengah trakea,
Strap Muscle dan pole superior dan pedikel tiroid,
adalah penanda yang berguna untuk
mengidentifikasi cabang eksternal nervus
laringeus superior.
• Arteri dan vena tiroid superior kemudian didiseksi
dan dipisahkan sebelum diikat, baik dengan
jahitan atau dengan pisau bedah ultrasonik.
• Paratiroid superior dapat diidentifikasi
berdekatan dan sering lebih superior dari pole
superior.
Selanjutnya, klem Allis kedua ditempatkan pada
aspek inferolateral lobus tiroid dan ditarik ke
medial.

Menggunakan diseksi tumpul, aspek posterior


lobus tiroid dielevasi.

Vena tiroid inferior dapat terlihat di dekat pole


inferior kelenjar.

Kelenjar paratiroid inferior sering diidentifikasi


superfisial dari vena tiroid inferior.
• Langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi RLN.

• Berbagai Landmarks telah


dijelaskan dalam literatur
untuk mengidentifikasi saraf
• Nervus laringeus rekuren
membentuk satu sisi segitiga
Beahrs dengan arteri karotis
komunis dan arteri tiroid
inferior membentuk dua sisi
lainnya.
Landmarks untuk identifikasi recurrent laryngeal nerve
(RLN).
Segitiga Simon mengacu pada segitiga imajiner yang dibatasi oleh arteri karotis komunis, arteri
tiroid inferior, dan esofagus.

RLN berjalan di dalam segitiga Simon menuju laring.

Landmark lainnya termasuk tracheoesophageal groove, ligamen Berry, dan tuberkulum


Zuckerkandl.

RLN umumnya berjalan antara tuberkulum dan trakea.

Setelah saraf telah diidentifikasi, dapat ditelusuri arah ke dalam laring, memastikan bahwa RLN
tetap terlindungi dan tidak terluka saat mengeluarkan lobus tiroid.
Tuberkel Zuckerkandl menandai aspek posterolateral lobus tiroid dan paling sering ditemukan di lateral nervus
laringeus rekurens. Tuberkel dapat ditemukan pada 80% tiroid dan bila ditemukan dapat mengarah langsung ke
nervus laringeus rekurens, karena 93% nervus ditemukan di medial tuberkel ini. Paling sering, saraf ditemukan di alur
antara tuberkel dan lobus kelenjar tiroid.
Ligamen Berry dipisahkan dekat dengan perlekatannya
pada kapsul tiroid, setelahnya lobus hanya melekat
inferior dan oleh fasia pretrakeal.

Saat hemitiroidektomi dilakukan, arteri tiroid inferior


dapat diligasi, memastikan bahwa suplai darah ke
kelenjar paratiroid tetap utuh.

Diseksi kemudian dapat dilanjutkan di sepanjang


isthmus dan trakea, dipisahkan tiroid dan
mengeluarkan spesimen dari luka.

Jika tiroidektomi total diindikasikan, isthmus dibiarkan


melekat, ulangi prosedur untuk lobus kontralateral dan
kemudian diseksi seluruh spesimen secara en bloc.
Early :
• Perdarahan (a. Subclavia, a. Carotis
interna, a. Tiroidalis superior)
• paralysis n. Laringeus Recurrent & n.
Laringeus Superior (vocal fatigue)
Komplikasi • Trakeomalasia (stridor inspirasi)
• Infeksi luka operasi
• Edema laring
• Obstruksi jalan nafas
Komplikasi

Intermediate :
• Suara lemah, low-pitched voice, suara serak
• Sulit minum air (n. Laringeus superior (sensoris)  mukosa orofaring

Late :
• Hipoparatiroidism (Chovtek’s sign, trousseou’s sign)
• Ductus thoracicus cedera  keluar cairan dari luka operasi
• Thyrotoxic storm
• Jaringan parut

Anda mungkin juga menyukai