Anatomi Laring
suatu
rangkaian
tulang rawan
yang
berbentuk
corong dan
terletak
setinggi
vertebra
cervicalis IV
VI
Batas-batas Laring
Kranial : Aditus Laringeus
Kaudal : Kartilago krikoid dan
berhubungan dengan trakea
Anterior
epiglotis
: Permukaan belakang
Posterior
: M. aritenoid transversus
dan
lamina kartilago krikoid
Cavum Laring
Supraglotis
(vestibulum
superior)
Glotis (pars media)
Infraglotis (pars
inferior)
Secara
keseluruhan
laring dibentuk oleh
sejumlah
kartilago,
ligamentum dan otototot
ANATOMI LARING
Struktur rangka laring :
a. Kartilago tiroidea
* tulang rawan hialin & terbesar
* terdiri dari dua ala atau sayap sudut lancip
b. Kartilago krikoidea
* Tulang rawan hialin, tidak berpasangan
* Satu-satunya cincin kartilago utuh di saluran
napas
* Seluruh permukaan dilapisi membran mukosa
c. Kartilago aritenoidea
* Tulang rawan hialin berpasangan
* Berbentuk piramid
d. Kartilago kornikulata ( Santorini )
* Nodul fibroelastik
* Tidak berfungsi pada manusia
e. Kartilago kuneiformis ( Wrisberg )
* Bentuk tongkat, tulang rawan elastik
f. Epiglottis
* Tulang rawan tipis, btk. daun &
fibroelastik
Kartilago Tiroidea
Merupakan suatu kartilago hyalin yang
membentuk dinding anterior dan lateral laring,
dan merupakan kartilago yang terbesar.
Terdiri dari 2 (dua) sayap (ala tiroidea)
berbentuk seperti perisai yang terbuka
dibelakangnya tetapi bersatu di bagian depan
dan membentuk sudut sehingga menonjol ke
depan disebut Adamsapple. Sudut ini pada
pria dewasa kira-kira 90 derajat dan pada
wanita 120 derajat.
Kartilago krikoidea
Kartilago ini merupakan bagian terbawah dari dinding laring.
Merupakan lkartilago hialin yang berbentuk cincin stempel
(signet ring) dengan bagian alsanya terdapat di belakang.
Bagian anterior dan lateralnya relatif lebih sempit daripada
bagian posterior.
Kartilago ini berhubungan dengan kartilago tiroidea tepatnya
dengan kornu inferior melalui membrana krikoidea (konus
elastikus) dan melalui artikulasio krikoaritenoidea. Di sebelah
bawah melekat dengan cincin trakea I melalui ligamentum
krikotiroidea. P
ada keadaan darurat dapat dilakukan tindakan trakeostomi
emergensi atau krikotomi atau koniotomi pada konus
elastikus. 4 Kartilago krikoidea pada dewasa terletak setinggi
vertebra servikalis VI VII dan pada anak-anak setinggi
vertebra servikalis III IV. Kartilago ini mengalami osifikasi
setelah kartilago tiroidea.
Kartilago Aritenoidea
Kartilago ini juga merupakan kartilago hyalin yang terdiri
dari sepasang kartilago berbentuk piramid 3 sisi dengan basis
berartikulasi dengan kartilago krikoidea, sehingga
memungkinkan pergerakan ke medio lateral dan gerakan
rotasi.
Dasar dari piramid ini membentuk 2 tonjolan yaitu prosesus
muskularis yang merupakan tempat melekatnya m.
krikoaritenoidea yang terletak di posterolateral, dan di bagian
anterior terdapat prosesus vokalis tempat melekatnya ujung
posterior pita suara.
Pinggir posterosuperior dari konus elastikus melekat ke
prosesus vokalis. Ligamentum vokalis terbentuk dari setiap
prosesus vokalis dan berinsersi pada garis tengah kartilago
tiroidea membentuk tiga per lima bagaian membranosa atau
vibratorius pada pita suara.
Kartilago Epiglotis
Bentuk kartilago epiglotis seperti bet
pingpong dan membentuk dinding anterior
aditus laringeus. Tangkainya disebut petiolus
dan dihubungkan oleh Universitas Sumatera
Utara ligamentum tiroepiglotika ke kartilago
tiroidea di sebelah atas pita suara. Sedangkan
bagian atas menjulur di belakang korpus
hyoid ke dalam lumen faring sehingga
membatasi basis lidah dan laring.
Kartilago epiglotis mempunyai fungsi sebagai
pembatas yang mendorong makanan ke
sebelah menyebelah laring
Kartilago Kornikulata
Merupakan kartilago fibroelastis,
disebut juga kartilago Santorini dan
merupakan kartilago kecil di atas
aritenoid serta di dalam plika
ariepiglotik
Ligamentum
ekstrinsik :
Membran tirohioid
Ligamentum
tirohioid
Ligamentum
tiroepiglotis
Ligamentum
hioepiglotis
Ligamentum
krikotrakeal
Ligamentum intrinsik :
Membran quadrangularis
Ligamentum vestibular
Konus elastikus
Ligamentum krikotiroid media
Ligamentum vokalis
Musculi
Otot ekstrinsik
Otot intrinsik
Muskulus
Ekstrinsik
elevator larynx
m. digastricus
m. mylohyoideus
m. geniohyoideus
m. stylohyoideus
m. stylopharyngeus
m.
salpingopharyngeus
m.
palatopharyngeus
depressor larynx
m. sternothyroideus
m. sternohyoideus
m. omohyoideus
Otot Intrinsik
mengendalikan aditus laryngis
m. thyroepiglottica
mm. aritenoideus obliqus
menggerakkan plica vocalis
m. krikotiroideus
m. thyroaritenoideus (vokalis)
mm. krikoaritenoideus lateral
mm. krikoaritenoideus posterior
m. aritenoid transversus
Otot-otot intrinsik
Menghubungkan kartilago satu dengan yang
lainnya. Berfungsi menggerakkan struktur
yang ada di dalam laring terutama untuk
membentuk suara dan bernafas. Otot-otot
pada kelompok ini berpasangan kecuali m
interaritenoideusyang serabutnya berjalan
transversal dan oblik. Fungsi otot ini dalam
proses pembentukkan suara, proses menelan
dan bernafas. Bila m. interaritenoideus
berkontraksi, maka otot ini akan bersatu di
garis tengah sehingga menyebabkan adduksi
pita suara.
PERSARAFAN LARYNX
Laring dipersarafi oleh cabang N. Vagus yaitu Nn.
Laringeus Superior dan Nn. Laringeus Inferior (Nn.
Laringeus Rekuren) kiri dan kanan.
1. Nn. Laringeus Superior. Meninggalkan N. vagus
tepat di bawah ganglion nodosum, melengkung
kedepan dan medial di bawah A. karotis interna
dan eksterna yang kemudian akan bercabang
dua, yaitu :
o Cabang Interna ; bersifat sensoris, mempersarafi
vallecula, epiglotis, sinuspyriformis dan mukosa
bagian dalam laring di atas pita suara sejati.
o Cabang Eksterna ; bersifat motoris,
mempersarafi m. Krikotiroid dan m. Konstriktor
inferior.
Vaskularisasi
Laring mendapat perdarahan dari
cabang A. Tiroidea Superior dan
Inferior sebagai A. Laringeus Superior
dan Inferior.
Vaskularisasi
Darah vena dialirkan melalui V.
Laringeus Superior dan Inferior ke V.
Tiroidea Superior dan Inferior yang
kemudian akan bermuara ke V.
Jugularis Interna.
Inervasi
Laring dipersarafi oleh cabang N.
Vagus yaitu Nn. Laringeus Superior
dan Nn. Laringeus Inferior (Nn.
Laringeus Rekuren) kiri dan kanan.
Sistem Limfatik
Histologi Laring
Didalam lamina propria, terdapat sejumlah
tulang rawan hialin. Tulang rawan besar
berupa : tiroid, krikoid, dan kebayakan
aritenoid. Tulang rawan yang lebih kecil
( epiglotis, kuneiformis, kornkulatum dan
ujung aritenoid) merupakan tulang rawan
elastis .
Tulang
rawan
ini
berfungsi
sebagai
penyokong, agar jalan afas tetap terbuka,
sebagai katup untuk mencegah masuknya
makanan dan sebagai alat penghasil suara.
Fungsi Laring
Proteksi
mencegah makanan dan benda asing
dari masuk ke trakea
menutup aditus laring dengan kontraksi
otot-otot ekstrinsik laring dan rima
glottis dengan adduksi plika vokalis hasil
adduksi otot-otot intrinsik
Respirasi
mengatur ukuran rima glottis
m. krikoaritenoid post. ---> kontraksi
---> proc. vokalis kartilago aritenoid
bergerak ke lateral ---> rima glottis
terbuka (abduksi)
Fonasi
membuat suara
menentukan tinggi rendahnya nada :
plika vokalis adduksi ---> m. krikotiroid
merotasikan kartilago tiroid ke bawah dan
depan ---> menjauhi kartilago aritenoid
---> m. krikoaritenoid post. menahan atau
menarik kartilago aritenoid ke belakang
---> plika vokalis kontraksi
Teori Myoelabstik
Aerodinamik
Teori Neuromuskular.
Menelan
gerakan laring bagian bawah ke atas
menutup aditus laryngis
mendorong bolus makanan turun ke
hipofaring
5.