KONSEP MEDIS
Setiap lobus kelenjar thyroid mempunyai ukuran kira-kira 5 cm, dibungkus oleh fascia
propria yang disebut true capsule, dan di sebelah superficialnya terdapat fascia
pretrachealis yang membentuk false capsule.7, 8
Ultrastruktur sel-sel folikular memperlihatkan semua ciri-ciri sel yang pada saat yang
sama membuat, mengekskresikan, menyerap dan mencerna protein. Bagian basal sel-sel
ini penuh dengan retikulum endoplasma kasar. Inti umumnya bulat dan terletak di
pusat sel. Kompleks Golgi terdapat pada kutub apikal. Di daerah ini terdapat banyak
lisosom dan beberapa fagosom besar. Membran sel kutub apikal memiliki mikrovili.
Mitokondria, retikulum endoplasma kasar dan ribosom tersebar di seluruh sitoplasma.3,
11
Sel-sel C terletak di antara membrana basalis dan sel-sel folikular. Berbentuk lonjong,
lebih besar dan lebih pucat daripada sel folikular dan juga berisi inti lebih besar dan
lebih pucat.3, 11
FISIOLOGI KELENJAR THYROID
Biosintesis Hormon Thyroid
Iodium adalah adalah bahan dasar yang sangat penting dalam biosintesis hormon
thyroid. Iodium yang dikonsumsi diubah menjadi iodida kemudian diabsorbsi. Kelenjar
thyroid mengkonsentrasikan iodida dengan mentransport aktif iodida dari sirkulasi ke
dalam koloid. Mekanisme transport tersebut dikenal dengan “ iodide trapping
mechanism”. Na+ dan I- ditransport dengan mekanisme cotransport ke dalam sel
thyroid, kemudian Na+ dipompa ke interstisial oleh Na+-K+ATPase.1
Di dalam kelenjar thyroid, iodida mengalami oksidasi menjadi iodium. Iodium
kemudian berikatan dengan molekul tirosin yang melekat ke tiroglobulin. Tiroglobulin
adalah molekul glikoprotein yang disintesis oleh retikulum endoplasma dan kompleks
Golgi sel-sel thyroid. Setiap molekul tiroglobulin mengandung 140 asam amino tirosin.1,
2
Enzim yang berperan dalam oksidasi dan pengikatan iodida adalah thyroid peroksidase.
Senyawa yang terbentuk adalah monoiodotirosin (MIT) dan diodotirosin (DIT). Dua
molekul DIT kemudian mengalami suatu kondensasi oksidatif membentuk
tetraiodotironin (T4). Triiodotironin (T3) mungkin terbentuk melalui kondensasi MIT
dengan DIT. Sejumlah kecil reverse triiodotironin (rT3) juga terbentuk, mungkin
melalui kondensasi DIT dengan MIT. Dalam thyroid manusia normal, distribusi rata-
rata senyawa beriodium adalah 23 % MIT, 33 % DIT, 35 % T4 dan 7 % T3. RT3 dan
komponen lain terdapat hanya dalam jumlah yang sangat sedikit.1, 2, 3, 11
MIT dan DIT tidak disekresikan ke dalam darah karena iodiumnya sudah dibebasakan
sebagai akibat dari kerja intraselular iodotirosin dehalogenase. Hasil dari reaksi
enzimatik ini adalah iodium dan tirosin. Iodium digunakan kembali oleh kelenjar dan
secara normal menyediakan iodium dua kali lipat dibandingkan dengan yang dihasilkan
oleh pompa iodium.1, 2, 11
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah penurunan produksi hormon thyroid. Hal ini mengakibatkan
penurunan aktifitas metabolik, konstipasi, letargi, reaksi mental melambat dan
peningkatan simpanan lemak.6
Pada orang dewasa, kondisi ini menyebabkan miksedema, yang ditandai dengan adanya
akumulasi air dan musin di bawah kulit, sehingga terlihat penampakan edema.
Sedangkan pada anak kecil, hipotiroidisme mengakibatkan retardasi mental dan fisik.6,
15
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah terjadinya produksi hormon thyroid yang berlebihan. Hal ini
mengakibatkan aktifitas metabolik meningkat, berat badan menurun, gelisah, tremor,
diare, frekuensi jantung meningkat dan pada hipertiroidisme berlebihan gejalanya
adalah toksisitas hormon.6, 15
Hipertiroidisme berlebihan dapat menyebabkan goiter eksoftalmik (penyakit Grave).
Gejalanya berupa pembengkakan jaringan di bawah kantong mata, sehingga bola mata
menonjol.6, 15
PATHWAY
Etiologi
Radiasi eksternal kepala, leher, atau dada pada bayi dan anak-anak meningkatkan resiko karsinoma
tiroid. Terapi radiasi kadang-kadan dilakukan untuk mengecilkan jaringan tonsil dan adenoid yang
membesar, mengobati jerawat, atau mengurangi pembesaran kelenjar timus. Bagi individu yang
terkena rradiasi eksternal dalam usia kanak-kanak terdapat peningkatan insiden kanker tiroid dalam
5 hingga 40 tahun sesudah penyinaran akibatnya, individu yang menjalanii terapi radiasi harus
berkonsultasi dengan dokter dan meminta pemeriksaan pemindai isotoptiroid sebagai bagian dari
pemeriksaan evaluasi, mengikuti terapi yang di anjurkan untuk kelainan pada kelenjar tersebut serta
melajutkann ppemeriksaan umum atau check-up setiap tahun sekali jika semua hasil
pemeriksaannya normal. ( Brunner & Suddarth. 2001)
Patofisiologi
Karsinoma tiroid biasanya menangkap iodium radio aktif dibandingkan dengan kelenjar tiroid
normal yang terdapat di sekelilingnya. Oleh karena itu, bila dilakukan scintiscan, nodula akan tampak
sebagai suatu daerah dengan pengambilan yang kurang, suatu lesi dingin. Teknik diagnostik lain yang
dapat digunakan untuk diagnosis banding nodula tiroid adalah ekografi tiroid. Teknik ini
memungkinkan membedakan dengan cermat antara massa padat dan massa kistik. Karsinoma tiroid
biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak.
Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodula yang teraba,
keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya, dan berhubungan dengan limfadenopati satelit.
Secara umum telah disepakati bahwa kanker tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu
kelompok besar neoplasma berdeferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan
kemungkinan penyembuhan tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan
fatal. Terdapat empat jenis kanker tiroid menurut sifat morfologik dan biologiknya : papilaris,
folikularis, medularis, dan anaplastik.
Karsinoma papiler kelenjar tiroid biasanya berbentuk nodul keras, tunggal, “dingin” pada scan
isotop, dan “padat” pada ultrasonografi tiroid, yang sangat berbeda dengan bagian-bagian kelenjar
lainnya. Pada goiter multinodular, kanker berupa “nodul dominan” lebih besar, lebih keras dan jelas
dari bagian sekelilingnya. Kira-kira 10% karsinoma papiler, terutama pada anak-anak, disertai
pembesaran kelenjar getah bening leher, tapi pemeriksaan teliti biasanya akan mengungkapkan
nodul “dingin” pada tiroid. Jarang, akan perdarahan, nekrosis dan pembentukan kista pada nodul
ganas tetapi pada ultrasonografi tiroid, akan terdapat echo interna yang berbatas jelas yang berguna
untuk lesi ganas semi kistik dari “kista murni” yang tidak ganas. Akhirnya, karsinoma papiler dapat
ditemukan tanpa sengaja sebagai suatu fakus kanker mikroskopik di tengah-tengah kelenjar yang
diangkat untuk alasan-alasan lain seperti misalnya : penyakit graves atau goiter multinodular.
Secara mikroskopis, tumor terdiri dari lapisan tunggal sel-sel tiroid teratur pada “vascular stalk”,
dengan penonjolan papil ke dalam ruang mikroskopis seperti kista. Inti sel besar dan pucat sering
mengandung badan inklusi intra nukleus yang jelas san seperti kaca. Kira-kira 40% karsinoma papiler
membentuk bulatan klasifikasi yang berlapis, sering pada ujung dari tonjolan papil disebut
“psammoma body”, ini biasanya diagnostik untuk karsinoma papiler. Kanker ini biasanya meluas
dengan metastasis dalam kelenjar dan dengan invasi kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening lokal.
Pada pasien tua, mereka bisa jadi lebih agresif dan menginvasi secara lokal kedalam otot dan trakea.
Pada stadium lebih lanjut, mereka dapat menyebar ke paru. Kematian biasanya disebabkan penyakit
lokal, dengan invasi kedalam pada leher, lebih jarang kematian bisa disebabka metastasis paru yang
luas. Pada beberapa penderita tua, suatu karsinoma papiler yang tumbuh lambat akan mulai tumbuh
cepat dan berubah menjadi karsinoma anaplastik. Perubahan anaplastik lanjut ini adalah penyebab
kematian lain dari karsinoma papiler, banyak karsinoma papiler yang mensekresi tiroglobulin, yang
dapat digunakan sebagai tanda rekurensi atau metastasis kanker.
Karsinoma folikular ditandai oleh tetap adanya folikel-folikel kecil walaupun pembentukan koloid
buruk. Memang karsinoma folikular bisa tidak dapat dibedakan dari adenoma folikular kecuali
dengan invasi kapsul atau invasi vaskular. Tumor ini sedikit lebih agresif daripada karsinoma papilar
dan menyebar baik dengan invasi lokal kelenjar getah bening atau dengan invasi pembuluh darah
disertai metastasis jauh ke tulang atau paru. Secara mikroskopis, sel-sel ini berbentuk kuboid dengan
inti besar yang teratur sekeliling folikel yang sering kali mengandung koloid. Tumor-tumor ini sering
tetap mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasi iodium radioaktif untuk membentuk
tiroglubulin dan jarang, untuk mensintesis T3 dan T4. Jadi, kanker tiroid yang berfungsi yang jarang
ini hampir selalu merupakan karsinoma folikular. Karakteristik ini membuat tumor-tumor ini lebih
ada kemungkinan untuk memberi hasil baik terhadap pengobatan iodin radioaktif . Pada penderita
yang tidak diobati, kematian disebabkan karena perluasan lokal atau karena metastasis jauh
mengikuti aliran darah dengan keterlibatan yang luas dari tulang, paru, dan visera.
Suatu varian karsinoma folikular adalah karsinoma “sel Hurthle” yang ditandai dengan sel-sel sendiri-
sendiri yang besar dengan sitoplasma yang berwarna merah muda berisi mitokondria. Mereka
bersikap lebih seperti karsinoma papilar kecuali mereka jarang ada ambilan radioiodin. Karsinoma
campuran papilar dan folikular lebih seperti karsinoma papilar. Sekresi tiroglobulin yang dihasilkan
oleh karsinoma folikular dapat digunakan untuk mengikuti perjalanan penyakit.
Karsinoma medular adalah penyakit dari sel C (sel parafolikular) yang berasal dari badan brankial
utama dan mampu mensekresi kalsitonin, histaminase, prostaglandin, serotonir, dan peptida-
peptida lain. Secara mikoroskopis, tumor terdiri dari lapisan-lapisan sel-sel yang dipisahkan oleh
substansi yang terwarnai dengan merah. Amiloid terdiri dari rantai kalsitonin yang tersusun dalam
pola fibril atau berlawanan dengan bentuk-bentuk lain amiloid, yang bisa mempunyai rantai ringan
imunoglobulin atau protein-protein lain yang dideposit dengan suatu pola fibri.
Karsinoma medular lebih agresif daripada karsinoma papilar atau folikular tetapi tidak seagresif
kanker tiroid undifferentiated. Ini meluas secara lokal ke kelenjar getah bening dan ke dalam otot
sekeliling dan trakea. Bisa invasi limfatik dan pembuluh darah dan metastasisi ke paru-paru dan
visera.kalsitonin dan antigen karsinoembrionik (CEA = Carsinoembryonic antigen) yang disekresi oleh
tumor adalah tanda klinis yang membantu diagnosisdan follow-up. Kira-kira sepertiga karsinoma
medular adalah familial, melibatkan kelenjar multipel (Multiple Endocrin neoplasia tipe II = MEN II,
sindroma sipple). MEN II ditandai dengan dengan karsinoma medular, feokromositoma, dan
neuroma multipel pada lidah, bibir, dan usus. Kira-kira sepertiga dalah kasus keganasan semata. Jika
karsinoma medular di diagnosis dengan biopsi aspirasi jarum halus atau saat pembedahan, maka
penting kiranya pasien diperiksa untuk kelainan endokrin lain yang di jumpai pada MEN II dan
anggota diperiksa untuk adanya karsinoma medular dan juga MEN II. Pengukuran kalsitonin serum
setelah stimulasi pentagastrin atau infus kalsium dapat digunakan untuk skrining karsinoma
medular. Pentagastrin diberikan per intravena dalam bentuk bolus 0,5µg/kg, dan contoh darah vena
diambil pada menit 1, 3, 5, dan 10. Peningkatan abnormal kalsitonin serum pada menit ke 3 atau 5
adalah indikatif adanya keganasan. Gen untuk MEN Iia telah dilokalisasi pada kromosom 10, dan
sekarang memungkinkan menggunakan pemeriksaan DNA polimorfik dan polimorfisme panjang
fragmen terbatas untuk identifikasi karier gen sindroma ini. Jadi anggota keluarga yang membawa
gen ini dapat diidentifikasi dan diperiksa sebagai orang berisiko tinggi untuk timbulnya sindroma ini.
Karsinoma anaplastik, tumor kelenjar tiroid undifferentiated termasuk karsinoma sel kecil, sel
raksasa, dan sel kumparan. Biasanya terjadi pada pasien-pasien tua dengan riwayat goiter yang lama
dimana kelenjar tiba-tiba dalam waktu beberapa minggu atau bulan mulai membesar dan
menghasilkan gejala-gejala penekanan, disfagia atau kelumpuhan pita suara, kematian akibat
perluasan lokal yang biasanya terjadi dalam 6-36 bulan. Tumor-tumor ini sangat resisten terhadap
pengobatan. (Jurnal, Oktahermoniza, 2013)
diagnosis dengan biopsi aspirasi jarum halus atau saat pembedahan, maka pentingkiranya pasien
diperiksa untuk kelainan endokrin lain yang di jumpai pada MEN II dananggota diperiksa untuk
adanya karsinoma medular dan juga MEN II. Pengukurankalsitonin serum setelah stimulasi
pentagastrin atau infus kalsium dapat digunakanuntuk skrining karsinoma medular. Pentagastrin
diberikan per intravena dalambentuk bolus 0,5µg/kg, dan contoh darah vena diambil pada menit 1,
3, 5, dan 10.Peningkatan abnormal kalsitonin serum pada menit ke 3 atau 5 adalah indikatifadanya
keganasan. Gen untuk MEN Iia telah dilokalisasi pada kromosom 10, dansekarang memungkinkan
menggunakan pemeriksaan DNA polimorfik danpolimorfisme panjang fragmen terbatas untuk
identifikasi karier gen sindroma ini.Jadi anggota keluarga yang membawa gen ini dapat diidentifikasi
dan diperiksasebagai orang berisiko tinggi untuk timbulnya sindroma ini.
Karsinoma anaplastik, tumor kelenjar tiroid undifferentiated termasukkarsinoma sel kecil, sel
raksasa, dan sel kumparan. Biasanya terjadi pada pasien-pasien tua dengan riwayat goiter yang lama
dimana kelenjar tiba-tiba dalam waktubeberapa minggu atau bulan mulai membesar dan
menghasilkan gejala-gejalapenekanan, disfagia atau kelumpuhan pita suara, kematian akibat
perluasan lokalyang biasanya terjadi dalam 6-36 bulan. Tumor-tumor ini sangat resisten
terhadappengobatan.
Tanda klinis
1.Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) didekat jakun.
Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker tiroid.
2.Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga.
3.Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.
4.Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat ditemukanselama
pemeriksaan fisik
5.Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saatmenelan. Ini
terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan Anda.
6.Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang
khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan
T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun
jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker
tiroid diferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun
peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh
kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma
meduler.
2) Radiologis
a. Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi
trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma
papiler dengan badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai kalsifikasi
stipled, sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang
kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-
Ray juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada keluhan
disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus
b. Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun cara ini
cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhna dan
murah
c. Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara
pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid.
d. Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule. Daerah cold
nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi
untuk memperoleh specimen yang adekuat.
3) Biopsi Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur diagnostik
pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat
sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung
10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk
pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler,
karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma medule.
KONSEP KEPERAWATAN
Gejala : Aneroksia, gaduh dan gelisah, kesulitan menelan, insomnia, kelemahan berat,
gangguan koordinasi
b. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik
Tanda : peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat,
syok (krisis tirotoksikosis)
c. Eliminasi
d. Integritas / Ego
Gejala : cemas, Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.
e. Makanan / Cairan
Gejala : Mual dan muntah, suhu meningkat diatas 37,4ºC.Pembesaran tiroid, edema non-pitting
terutama di daerah pretibial, diare atau sembelit.
f. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, kelemahan, gangguan status mental dan perilaku, seperti :
bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, hiperaktif refleks tendon dalam
g. Nyeri / Kenyamanan
h. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan
suara
Tanda : lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan otot pernapasan.
j. Seksualitas
2. Diagnosa keperawatan
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d lambatnya metabolisme tubuh
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi akibat adanya perdarahan
atau edema pada tempat pembedahan, kerusakan saraf laringeal atau luka pada kelenjar paratiroid.
f. Defisiensi pengetahuan b/d kurang informasi tentang program untuk pengobatan untuk terapi
N
O
1 Intoleransi Setelah di lakukan tindakan keperawatan cActivity therapy
aktifitas b/d selama..24 jam klien menunjukan aktivitas Kolaborasikan
kelelahan, sehari-haari dengan baik dengan tenaga
penurunan proses Kriteria Hasil:
rehabilitasi medik
kognitif Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
dalam
tanpa di sertai peningkatan TD,ND,
dan RR merencanakan
Mampu melakukan aktivitas sehari- program terapi yang
hari (ADLS) Secara mandiri tepat
TTV normal Bantu klien untuk
Energi psikomotor mengidentivikasi
Level kelemahan aktivitas yang
Mampu berpindah: dengan atau mampu di lakukan
tanpa bantuan alat Bantu untuk
Status kardiopulmunari adekuat memilih aktivitas
Sirkulasi status baik konsisten yyyang
Status respirasi : pertukaran gas dan
sesuai dengan
ventilasi adekuat
kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
Bantu untuk
mengidentifikasi
dan mendapatkan
sumber yang di
perlukan untuk
aktivitas yang di
inginkan
Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda
dan krek
Bantu untuk
mengidentivikasi
aktivitas yang di
sukai
Bantu pasien atau
keluarga untuk
mengidentivikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan
positif bagi yang
aktif beraktifitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon
fisik, emosi, sosial
dan spritual
Identivikasi
kemungkinan
penyebab, dengan
cara yang tepat
Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
Hindaro jaminan
yang kosong
Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan
Identifikasi tingkat
kecemasanBantu
pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
Berikan obat untuk
mengurangi
kecemasan
TINJAUAN KASUS
Laporan Kasus
Seorang perempuan usia 30 tahun, masuk RS di hantar oleh keluarganya dengan keluhan adanya
benjolan pada leher sejak 3 bulan yang lalu dan semakin membesar, suara serak, stridor vokal, bruit,
gaduh dan gelisah dan aneroksia. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa pada tiroid dan nodul
keras pada kelenjar tiroid. Bila klien menelan terasa ada yang menjanggal. Pemeriksaan fisik
ditemukan TTV: TD 120/80 mmhg, Nadi 80 kali/menit, Suhu 37º, turgor baik. Klien nampak cemas
dan kwatir dengan benjolan yang ada di lehernya yang semakin membesar. Klien nampak gelisah.
Klien di anjurkan untuk melakukan USG, kemotrapi dan harus segera dilakukan triodektomi total.
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama : Ny. R
Umur : 30 tahun
Agama : -
Pekerjaan : -
Pendidikan : -
Alamat : -
2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan terdapat benjolan pada bagian leher sejak 3 bulan yang lalu yang semakin
membesar.
1. Kepala : -
2. Mata
Inspeksi : -
Palpasi : -
3. Hidung : -
4. Mulut : -
5. Telinga : -
6. Leher
7. Kulit
Palpasi : -
8. Abdomen : -
9. Ekstermitas
Inspeksi : -
Palpasi : -
4. Kesadaran
B. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang khusus,
kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-
kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human
Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi
baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah
tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar
kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
b. Radiologis
1. Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi
trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler
dengan badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification,
sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi
juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray juga
dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka
foto barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus.
2. Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti
antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid
C. Klasifikasi Data
Data Subjective
Ø Klien mengatakan ada benjolan pada leher sejak 3 bulan yang lalu dan semakin membesar
Data Objective
D. Analisa Data
Akumulasi sekret
(suara serak)
Hambatan komuunikasi
Stress Psikologis
Ansietas
E. Diagnosa Keperawatan
DS : - klien mengatakan ada benjolan di leher dan suara serak
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d dispneu (sesak napas) yang di tandai dengan :
c. Ketidakseimbanngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d adanya massa pada tiroid
ditandai dengan
DO : - klien nampak cemas dan kwatir terhadap benjolan yang ada
Nutrition Monitoring
· BB pasien dalam
batas normal
· Monitor adanya
penurunan berat
badan
· Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa di lakukan
· Monitor interaksi
anak atau orang tua
selama makan
· Monitor lingkungan
selam makan
· Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam makan
· Monitor turgor kulit
monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
· Monitor mual dan
muntah
· monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
· Monitor pucat,
kemerahan dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
· Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
https://www.google.com/search?
biw=1366&bih=633&ei=PkZtXJXuOIm7rQG94oLgDQ&q=ETIOLOGIKANGKER+kelenjar+tiroid&oq=ETI
OLOGIKANGKER+kelenjar+tiroid&gs_l=psy-
ab.3...21358.26243..26975...0.0..0.245.843.5j0j2......0....1..gws-wiz.......0i71j0i13.ovfH45k5_ME