Dinding Thorax
Appertura thoracis superior dibatasi oleh manubrium sterni, costae 1, vert. thorax 1
Appertura thoracis inferior dibatasi oleh processus xyphoideus, arcus costarum, costae
12, vert.thorax 12
Skeleton Thorax
a) Sternum
Setinggi vertebra thorakalis 2-3 s.d. 12
Terdiri atas:
Manubrium:
-
Mirip perisai.
sendi sternoklavikularis.
-
Korpus:
-
Bersendi dengan faset inferior kosta ke-2 pada angulus sternum dan dengan kartilago
kosta ke 3-6 maupun dengan prosesus sifoideus.
Prosesus sifoideus:
-
Bersendi dengan sternum : sinkondrosis sifisternal dan bisaanya menyatu pada usia
lanjut.
b) Costae
Jumlah 12 pasang
Costae Verae
: Costae I-VII
Costae Arcuariae
: Costae VIII-X
Costae I
Tabel perbedaan costae
Costae XII
Costae III-X
Costae I
Pendek
capitulum,
tuberculum
Costa II
Panjang 2x costae I
Costa III-X
Extremitas
dorsal:
costae III-X
sulcus
Sulcus costae XI
dangkal, costae XII
cartilago costae
tidak punya
Extremitas ventralis
tajam
c) Vertebra thoracalis
Corpus
-
Processus Spinosus
Fovea Costalis
Foramen Vertebralis
dan
angulus costae
Extremitas ventral:
Ekstremitas ventral
Corpus : angulus,
Ada tuberculum
scaleni, sulcus arteri
collum,
Costae XI-XII
Capitulum kecil
Glandula mamae
Struktur
Puting susu pada pria ICS 4
Puting susu wanita (lokasi beragam)
Organ thorax bagian dalam tidak teraba secara langsung
Payudara: elevasi jaringan glandular dan adipose. diatas otot pektoralis mayor melekat
melalui selapis jaringan ikat. Variasi ukuran payudara ~ jumlah jaringan lemak dan
jaringan ikat, bukan jumlah glandular aktual.
Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, @ lobus duktus laktiferus
sinus lakteferus (ampula).
Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh lig. suspensorium cooper
(berkas jaringan ikat fibrosa).
Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobulus kemudian bercabang
menjadi duktus2 kecil yang berakhir di alveoli sekretori.
Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar sekitar 1 cm sampai 2 cm
untuk membentuk aerola.
Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
A. mammaria interna, cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan: cabang arteri
aksilari toraks.
Vena dalam dan vena superfisial yang menuju vena kava superior.
Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan aerola adalah
melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe dari payudara mengalir
melalui nodus limfe aksilar (Sloane, 2004).
4. Musculi
Otot
Origo
Insersi
Aksi
Persarafan
Inspirasi
Interksotalis eksternus
Bagian
Interkondral
Pinggir inferior
Pinggir superior
iga 1-11
iga 2-12
Pinggir inferior
Pinggir superior
kartilagi
kartilago
kosta
1-9
Diafragma
Mengangkat iga
N. T1-T11
Mengangkat iga
N.T1-T9
kosta
2-10
Arkus kostarim
Sentrum Menurunkan
N. Frenikus
tendineum
difragma
Sepertiga
Bagian
Mengangkat iga
N.
bagian
humerus
1-6
medial
Pektoralis Mayor
Kaput Sternum
proksimal
klavikula,
korpus
pektoral
sternum
dan
kartilago kosta
1-6
Pektoralis Minor
Sternokleidomastoideus
Iga 2-5
Prosesus
Mengangkat iga
N.
pektoral
korakoideus
2-5
medial
Prosesus
Manubrium dan
Mengangkat
Bagian spinal N.
mastoid
bagian proximal
sternum
asesorius
Menurunkan iga
N. T1-T11
Menurunkan iga
N T3-T7
klavikula
Ekspirasi
Interkostalis internus
Pinggir
superior iga 2-
Pinggir inferior
iga 1-11
12
Tranversus toracis
Bagian
bawah
sternum
Iga 2-6
dan
2-6
prosesus
sifoideus
Rektus abdominis
Arkus pubis
Kartilago 5-8
Meregangkan
N T5-L2
dan mengangkat
diafragma
Diafragma
Bagian kostal: berpangkal dari kosta pembentuk arkus kostarum sampai ke sternum
Bagian sternal: berpangkal dari prossesus xyphoideus dan bagian bawah sternum
Sentrum tendineum dibentuk oleh serabut otot diafragma, melengkung ke atas dan konvergen.
Hiatus aortikus dibentuk oleh krus kiri dan krus kanan. Berisi berisi aorta, V. azigos, dan
duktus torasikus
Hiatus oesofagus: berisi oesofagus dan N.vagus kanan dan kiri. Juga merupakan tempat
herniasi lambung
Foramen vena kava: berisi vena kava inferior dan cabang n.frenikus kanan
Arkus lumbokostal medial (ligamentum arkuatum medial) : lengkung diafragma mulai dari
korpus vertebra menuju pros.tranversus L1. Lengkung ini menjembatani origo M.psoas
mayor dan trunkus simpatikus
Arkus lumbokostal lateral (ligamentum arkuatum lateral) : lengkung diafragma mulai dari
pros tranversus L1, menuju kosta ke 12. Lengkung ini menjebatani M.kuadratus lumborum
HISTOLOGI
Penjelasan secara umum:
Terdapat 6 macam epitel respirasi antara lain:
1.
sel-sel epitel yang meliputi beberapa bentuk antara lain: epitel silindris berlapis semu dan
bersilia, epitel kubus dan bersilia, epitel kubus, dan epitel gepeng
A.
2.
sel goblet
3.
4.
5.
sel granula
6.
Bagian respiratorik:
tempat
berlangsungnya
pertukaran
Tulang rawan
- Otot bergaris (kembang kempis cuping hidung)
b. Nares posterior (choane) berhubungan dengan nasopharynx
c. Vestibulum nasi (regiovestibularis)
gas,
Vestibulum adalah bagian rongga hidung paling anterior yang melebar, kira-kira 1,5
cm dari lubang hidung. Bagian ini dilapisi oleh epitel berlapis pipih bertanduk yang
mengalami keratinisasi,
untuk menyaring udara yang masuk dan terdapat banyak kelenjar minyak (sebasea)
dan kelenjar keringat
Bagian respiratorik
Bagian respiratorik dibagi menjadi lima, antara lain:
a) Mukosa respiratorik
Pada mukosa respiratorik, terdapat epitel berderet silindris dengan kinosilia. Kinosilia
Epitel
berfungsi untuk menghalau kotoran yang akan masuk dengan selalu bergerak ke arah
berderet
nasopharynx. Selain itu, terdapat sel goblet untuk menghasilkan silindariis
lendir yang selalu
dengan
membahasi mukosa rongga hidung.Pada lamina propia terdapat jaringan
ikat kendor yang
berisi sinus venosus, sabut elastis, makrofag, limfosit, sel plasma, tissue eosinophyl dan
PMN. Terdiri atas tiga sel yaitu:
1. Sel penyangga
-
Memiliki mikrovili.
2. Sel pembau
-
Dari masing-masing vesikula olfaktoria keluar 6-10 helai rambut halus yang
disebut silia olfactoria yang menerima rangsang bau.
Bagian proksimal sel menyempit sebagai akson yang menembus lamina propria.
Akson menyatu menjadi suatu berkas fila olfaktoria yang berjalan ke atas
menembus area cribrosa ossa ethmoidalis masuk ke bulbus olfaktorius otak.
3. Sel basal
fossae nasi.
Keterangan :
S : Silia
tersusun atas:
E : Epithelium
(1) sel-sel olfactori (neurons).
SC : Sustentacular cells
(2) sel-sel penyokong merentangkan epitheliumOCdan
: Olfactory
menyokong
cells sel-sel
BC : Basal cells
olfaktori.
LV
Epithelium tinggi, tebal, pseudostratified columnar
dengan cilia nonmotile
(3)
b)
d. Septum nasi
Septum nasi merupakan kerangka jaringan tulang rawan hialin dan jaringan tulang yang
kedua sisinya yang dilapisi oleh mukosa olfactoria atau respiratoria. Septum nasi. Kedua
sisi dilapisi mukosa olfactoria atau respiratoria.
e. Concha nasalis
Concha nasalis merupakan tiga penonjolan tulang yang melengkung pada dinding
lateral cavum nasi dan dilapisi oleh mukosa. Kerangka terdiri dari tulang turbinate bone,
permukaannya dilapisi mukosa respiratoria atau olfactoria, mempunyai sinus venosus
banyak dan lebar yang disebut plexus venosus.
Dilapisi epitel olfaktorius, merupakan epitel berderet silindariis tebal, terdiri dari
tiga sel, yaitu sel pembau, sel penyangga, dan sel basal
Sel bipolar / sel pembau pada ujung bebas yang dendariitnya berkontak langsung
dengan lingkungan (pada ujung terdapat rambut untuk reseptor bau)
Terdapat sel goblet sebagai penghasil mukus dan terdapat saluran kelenjar
seromukus.
Terdapat badan pengembang yang akan mengembang bergantian pada fosa nasal
kanan dan kiri. Hal ini berfungsi untuk memberi kesempatan pada mucosa yang
akan mengering sehingga akan mensekret mucus untuk membasahi mukosa. Pada
keadaan patologi baik karena infeksi atau peradangan akan terjadi pengembangan
pada kedua konka kanan dan kiri hingga menyebabkan hidung buntu.
f.
Sinus paranasalis
Sinus paranasalis merupakan rongga berisi udara dalam tulang disekitar rongga hidung dan
mempunyai hubungan dengan rongga hidung. Sinus paranasalis ini terdiri dari:
Sinus frontalis
Sinus maksilaris
Sinus ethmoidalis
Sinus sphenoidalis
2. Faring
a
Nasofaring
-
Terletak di bawah dasar tengkorak di atas palatum molle, diliputi oleh epitel respirasi
yaitu bertingkat torak bersilia dan bersel Goblet.
Di bawah membrana basalis terdapat lamina propria yang mengandung kelenjar campur
dan kaya jar ikat elastis yang bercampur lapisan otot di bawah nya.
b. Orofaring
-
c. Laringofaring
-
Diliputi epitel yang bervariasi , sebagian besar oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk.
Limfosit banyak dijumpai di bawah epitel dari pharynx. Jaringan ikat adalah fibroelastik
yang dikelilingi oleh otot lurik.
3. Laring
a. Lapisan mukosa = nasofaring
b. Tulang rawan meliputi tulang rawan tiroid, krikoid dan arytenoids (merupakan tulang rawan
hialin)
Dinding lateral
- Ventrikular fold (lipatan atas) = pita suara palsu
- Vokal fold (lipatan bawah ) = pita suara asli / plica vokalis
- Epiglottis
Lipatan dinding anterior atas laring
Bentuk lebar, pipih, tlg rawan elastis
Fungsi menutup saluran laring waktu menelan
-
Permukaan:
Pharyngeal/oral epitel berlapis pipih tebal.
Laryngeal epitel berlapis pipih tipis.
otot
Epitel laring
-
- Tunika adventitia
Epitel pseudokompleks columnar dengan silia dan sel Goblet/respiratory epithelium
Cartilago hialin
- Berbentuk huruf C dengan celah di posterior
- Tersusun teratur
Sel epitel columnar pseudokompleks dari trakea dan bronkhus ini dapat mengalami
metaplasia menjadi epitel squamous compleks, karena mengalami rangsangan /gesekan ,
ex. Batuk kronis.
5. Percabangan Bronkus
Keterangan :
1
Lumen
Hyaline cartilage
Alveoli
Bronkhus besar (cabang trakea) memasuki paru paru di hilus dan mempercabangkan bronkhus
sekunder, masing masing menuju ke lobus paru paru , sehingga untuk:
Paru kanan : 3 bronkhus sekunder
Paru kiri: 2 bronkhus sekunder
1=pulmonary alveoli
2=duct of bronchial
3=adventitia and
gland
4=hyaline cartilage
submucosa
5=serous acini
7=pulmonary artery
9=bronchial capillaries
11=broncial venule
13=lamina propria
15=pulmonary artery
6=smooth muscle
8=serous acini
10=mucous acini
12=bronchial epithelium
14=adventitia
16=bronchial artery
Bronkhiolus Terminalis
Epitel kolumner atau cuboidal bersilia
Diantara deretan sel terdapat sel Clara , yang tidak mempunyai silia
dan diduga
Bronkiolus respiratorius
Setiap bronkhiolus terminalis bercabang menjadi 2 atau lebih bronkhiolus respiratorius.
Pada bagian distal bronkhiolus respiratorius:
-
Silia menghilang
Ciri khas bronkhiolus respiratori yaitu di antara alveoli terdapat epitel selapis kubis
Duktus Alveolaris
Serat elastis , retikuler dan kolagen halus juga mengisi dinding duktus.
Epitel selapis pipih
Terdapat sabut otot polos
Terdapat muara alveoli
Saccus alveolaris
Merupakan kantong yang di bentuk oleh dua alveoli atau lebih
Dinding terdiri atas
10
Alveoli
Ruang berbentuk hexagonal dengan lubang besar untuk keluar masuk udara
Terdapat sabut elastis, retikuler dan septum interalveolare
Blood air barrier: struktur yang dilalui gas pada proses pertukaran gas antara ruang alveolus
dan darah dalam kapiler yang terdiri dari:
Interstitial space
Endotel kapiler
Definisi Ventilasi
Ventilasi merupakan proses pergerakan udara ke dan dari dalam paru. Proses ini berfungsi
untuk menyediakan/menyalurkan oksigen dari udara luar yang dibutuhkan sel untuk metabolisme
dan membuang karbondioksida hasil sisa metabolisme sel ke luar tubuh. Proses terdiri atas dua
tahap, yaitu inspirasi, pergerakan udara dari luar ke dalam paru dan ekspirasi, pergerakan udara
dari dalam ke luar paru. Namun secara volume pernapasan, ventilasi dibagi dua menjadi ventilasi
per menit dan ventilasi alveolar.
1. Minute Ventilasi (MV), udara yang keluar masuk paru dalam 1 menit. Minute ventilasi dapat
dihitung dengan rumus:
MV = Vol. Tidal (VT) x Respiratory rate (RR)
Volume tidal = volume sekali hembusan napas = 500 ml
RR = respiration rate = frekuensi pernapasan dalam 1 menit = 12-18x/menit
2. Alveolar ventilasi (AV)
AV = (VT dead space) x RR
Dead space = ruang mati= volume udara yang tidak mengalami pertukaran gas (150 ml per
hembusan napas).
Saluran Pernapasan
Secara
fungsional
saluran
pernapasan
dibagi
menjadi
dua
bagian,
yaitu:
Zona Konduksi : terdiri atas hidung, faring, trakea, bronkus serta bronkiolus terminalis. Zona
ini mempunyai fungsi untuk menyediakan sarana mengalirnya udara ke dan dari paru dan
mempersiapkan udara yang masuk (pembersihan, pelembaban, penghangatan).
Otot-Otot Pernapasan
Inspirasi adalah proses aktif sehingga baik inspirasi bisaa maupun inspirasi dalam selalu
memerlukan aktifitas dari otot-otot inspirasi. Otot inspirasi utama yaitu diafragma. Otot-otot
insirasi lainnya adalah m. intercostalis externus, m. levator costae, m. serratus posterior
superior,
m.
intercartilagineus
(otot
reguler/ekstrinsik)
dan
m.
scaleni,
m.
Ekspirasi
Ekspirasi berlangsung bila tekanan intrapulmonal lebih tinggi daripada tekanan udara luar
sehingga udara bergerak ke luar paru. Peningkatan tekanan di dalam rongga paru terjadi bila
volume rongga paru mengecil akibat proses penguncupan yang disebabkan oleh daya elastis
jaringan paru dan relaksasi diafragma dan otot-otot inspirasi. Pada proses ekspirasi bisaa
tekanan intrapulmonal berkisar antara +1 sampai +3 mmHg. Tekanan Intrapleura. Tekanan
intrapleura adalah tekanan di dalam rongga pleura (cavum pleura).Dalam keadaan normal ruang
ini hampa udara dan mempunyai tekanan negatif (lebih rendah) kurang lebih -4 mmHg
dibandingkan dengan tekanan intraalveoli.
4. Volume Dan Kapasitas Paru
Volume dan kapasitas pernapasan merupakan gambaran fungsi ventilasi sistem pernapasan.Dengan
mengetahui besarnya volume dan kapasitas pernapasan dapat diketahui besarnya kapasitas
ventilasi maupun ada tidaknya kelainan fungsi ventilasi pada seseorang. Volume pernapasan terdiri
atas:
1. Volume Tidal (VT)
VT adalah volume inspirasi/ekspirasi pada satu kali hembusan napas pada pernapasan
bisaa/normal. VT dalam keadaan normal rata-rata 500 ml.
2. Volume Cadangan Inspirasi (VCI)
VCI adalah volume udara yang masih dapat dihisap ke dalam paru setelah inspirasi bisaa. Nilai
normal antara 2500-3500 ml dengan nilai rata-rata 3000 ml.
3. Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)
VCE adalah volume udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru setelah ekspirasi bisaa. Nilai
normal antara 900-1.300 ml dengan nilai rata-rata 1.000 ml.
4. Volume Residual (VR)
VR adalah volume udara yang masih tertinggal/tetao di dalam paru sesudah ekspirasi
maksimal. Nilai normal antara 1.000-1.400 ml dengan nilai rata-rata 1.200 ml.
5. Volume Ekspirasi Paksa (Forced Expiratory Volume, FEV)
FEV adalah volume udara yang dapat diekspirasi keluar paru dengan hembusan napas yang
kuat, cepat dan tuntas setelah melakukan inspirasi sedalam-dalamnya.FEV1 adalah volume
ekspirasi paksa selama 1 detik. Bisaanya nilai FEV1 adalah sekitar 80%, artinya, dalam
keadaan normal 80% udara yang dapat dipaksa keluar dari paru yang mengembang maksimum
dapat dikeluarkan dalam 1 detik pertama.
Kapasitas Pernapasan merupakan penjumlahan dari dua volume atau lebih. Kapastias pernapasan
terdiri atas:
1. Kapasitas inspirasi
Kapasitas inspirasi = volume tidal (VT) + Volume cadangan inspirasi (VCI)
2. Kapasitas Residu Fungsional (KRF)
KRF = Volume residual (VR) + Volume cadangan inspirasi (VCI)
Hiperventilasi
Keadaan ini terjadi apabila CO 2 yang dikeluarkan oleh paru lebih besar dari CO 2 yang
dihasilkan oleh jaringan sehingga akan terjadi penurunan kadar CO 2 dalam darah.
Hiperventilasi dapat dipicu oleh keadaan cemas, demam dan keracunan aspirin.Hiperventilasi
menyebabkan hipokapnia (PCO2 arteri di bawah normal karena PCO 2 dipengaruhi oleh jumlah
CO2 yang larut dalam darah). Pada hipokapnia jumlah H + yang dihasilkan melalu pembentukan
asam karbonat berkurang.Keadaan ini sering disebut dengan alkalosis respiratorik.
MIKROBIOLOGI
1. Pengertian Flora Normal
Flora normal atau mikrobiota adalah kumpulan organisme yang umum ditemukan secara
alamiah pada orang sehat dan hidup rukun berdampingan dalam hubungan yang seimbang
dengan host-nya.Flora dalam tubuh manusia dapat menetap atau transient. Mikroba normal yang
menetap tersebut dapat dikatakan tidak menyebabkan penyakit dan mungkin menguntungkan bila
ia berada dilokasi yang semestinya dan tanpa adanya keadaan yang abnormal. Mereka dapat
menyebabkan penyakit bila karena keadaan tertentu berada di tempat yang tak semestinya atau
bila ada faktor predisposisi.
2. Fungsi Flora Normal
Flora normal mampu mencegah kolonisasi bakteri patogen potensial, dengan melepaskan
faktor antibakteri
dengan berkurangnya oksigen yang tersedia serta mencegah pembentukan spesies lainnya.
Misalnya, bakteri lactobacilli menjaga supaya lingkungan mereka tetap
Staphylococcus
Corynebacterium
Moraxella
Haemophilus
Bacteriodes
Streptococcus
a. Flora Nasal
-
Haemophilus aprophilus
Corynebacterium
Corynebacterium diphtheriae
Genus
: Corynebacterium
Morfologi
Sifat
3 biotipe
Gejala :
Sore throat
Demam
Fatique
Malaise
Pseudomembrane di tonsil dan tenggorok atau di hidung
Paralisis
Gagal jantung dan ginjal
Epidemiologi
Patogenesis :
Infeksi saluran napas atas
Pelepasan eksotoksin dan diabsorbsi oleh aliran darah
Toksin membunuh sel dengan mempengaruhi sintesis protein
Efek terjadi pada sel yang mempunyai reseptor terhadap toksin terutama
jantung, ginjal, dan jaringan saraf
Pewarnaan Neisser
Imunisasi
: granula metakhromatik
: DPT
b. Staphylococcus
Gram positif
Aerob
Staphylococcus aureus
Merupakan flora normal yang banyak ditemukan di kulit dan rongga hidung.Bakteri
Staphylococus Aureus ini menghasilkan enterotoxin. Staphylococus Aureus dapat
masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan yang banyak mengandung
protein seperti, susu, telur, daging, dan ikan. Staphylococus Aureus masih mungkin
masuk melalui makanan karena saat makanan diolah, bakteri lain yang seharusnya
bisa menghambat pertumbuhannya menjadi mati, dan staphylococus ini dapat tumbuh
dengan baik hingga masuk ke dalam saluran pencernaan. Enterotoxin yang dihasilkan
oleh staphylococus ini dapat merusak dinding usus halus, dengan gejala muntah,
diare, mual, sakit, perut, tapi tanpa diikuti demam.
Staphylococcus epidermidis
Merupakan parasit oportunistik yang terdapat di membran mukosa hidung manusia.
Dapat memberikan efek patogen pada pasien yang memiliki sistem imun lemah
seperti penderita AIDS, pasien kritis, pengguna narkoba, bayi baru lahir, dan pasien
yang lama dirawat di rumah sakit. Beberapa contoh penyakit yang dapat ditimbulkan;
septicaemia.Septicaemia merupakan keadaan dimana banyak bakteri patogen masuk
ke pembuluh darah (memungkinkan juga staphylococcus epidermidis masuk ke
dalamnya).Contohnya pada bayi baru lahir mengalami Endocarditis.Endocarditis
merupakan infeksi pada otot bagian dalam jantung.Streptococus epidermidis dapat
mencapai jantung dengan perantara alat bantuan intravaskuler, seperti katup jantung
buatan.
Staphylococcus sapropiticus
Manifestasi klinik:
Folikulitis
Furunkel
Karbunkel
Broncopneumonia
Osteomyelitis
Endocarditis
Food poisoning
Meningitis
Dermonecrotic
Hemolysin
Exfoliative toksin
Enterotoksin
c. Streptococcus
Bulat
Gram positif
Memiliki kapsul
Nonmotil
Klasifikasi Streptococcus:
Berdasarkan sifat hemolisis :
Jenis-jenis streptococcus:
-
Streptococcus pyogenes
Streptococcus viridians
Streptococcus pneumonia
Streptococcus agalactiae
Peptostreptococcus
Berikut ini adalah beberapa jenis Streptococcus yang terdapat pada saluran pernapasan:
Nama
S. pyogenes
S. anginosus
Hemolisis
Beta
Alfa, beta, tidak
Habitat
Tenggorokan
Tenggorokan
S. viridians
S. pneumoniae
terjadi
Alfa, tidak terjadi
Alfa
Tenggorokan
Tenggorokan
Manifestasi klinik:
-
Pyoderma
Impetigo
Faringitis
Pneumonia
Streptococcus pyogenes
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Sifat : hemolisa
Streptococcus pneumoniae
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Sifat :
hemolisa
b.
Flora Faring
Neisseria
Di dalam faring, neisseria dominan ada.
Terdiri atas :
Neisseria sicca
Neisseria subflova
Neisseria cinera
Neisseria mucosa
Neisseria flavescens
Staphylococcus
Mycobacterium Tubercolosa
Family : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
Media perbenihan :
Medium Ogawa
Medium Kudoh
Penyebab : tuberkulosis
Vaksinasi : BCG
2
3
Legionella pneumophila
Genus : Legionella
Terdapat di saluran napas bawah
Penyakit :
Legionnairess disease
Pontiac fever
Morfologi :
Pengecatan :
Medium perbenihan :
Medium BCYE inkubasi 48 jam - 36C + 2.5% CO2 sampai 10-14 hari
Bordetella pertussis
Sifat :
Strict aerob
Imunisasi : DPT
Streptococcus Viridans
Berasal dari saluran pernapasan ibu dan orang-orang yang hadir saat persalinan.
Difteroid
Ada saat awal kehidupan
Lactobacillus
Ada saat awal kehidupan
Flora Faring
1
Neisseria
Di dalam faring, neisseria dominan ada.
Terdiri atas :
Neisseria sicca
Neisseria subflova
Neisseria cinera
Neisseria mucosa
Neisseria flavescens
Staphylococcus
Difteroid
Hemofilia
Pneumococcus
Mikoplasma
Prevotella
BIOKIMIA
oksigen, sehingga setiap molekul hemoglobin dapat membawa empat molekul oksigen berbentuk
oksihemoglobin. Reaksi antara hemoglobin dan oksigen berlangsung secara reversibel (bolakbalik) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pH, suhu, konsentrasi O 2 dan CO2, serta
tekanan parsial. Reaksi pengikatan O2 oleh Hb adalah sebagai berikut:
Hb 4 + 4O2
4 Hb O2
Arah reaksi tersebut ke kiri bila terjadi di jaringan tubuh, dan ke kanan bila di jaringan paru-paru.
proses
potensial menjadi
produk limbahyang
dan
respirasi
akan
lebih
(adenosin
trifosfat)
molekul
memiliki
pemula
dan
rendah
kaya
dioksida,
energi
yang
mengangkut
akan energi
(proses katabolik)
berenergi
yang
serta
untuk
lebih
pada
dengan bahan
produk
energi
biomolekul
menjalankan
atau
ion
melalui membran menuju daerah berkonsentrasi lebih tinggi. Secara garis besar, respirasi sel
melibatkan proses-proses yang disebut glikolisis, siklus Krebs atau siklus asam sitrat, dan rantai
transpor elektron.
a
Glikolisis
Saat glikolisis (penguraian gula), glukosa (gula berkarbon enam) diuraikan menjadi dua gula
berkarbon tiga. Glukosa merupakan molekul gula yang termasuk monosakarida dengan salah
satu atom karbonnya merupakan gugus karbonil dan atom karbon lainnya terikat pada
gugus hidroksil. Setelah glukosa diubah menjadi gula yang lebih kecil, kemudian dioksidasi
dan atom sisanya disusun ulang untuk membentuk dua molekul piruvat. Proses glikolisis
menghasilkan 2 ATP, 2 NADH dan molekul organik untuk siklus Krebs.
Siklus Krebs
Siklus Krebs adalah siklus asam sitrat, disebut siklus Krebs karena seorang saintis JermanInggris yang bernama Hans Krebs yang membeberkan siklus ini. Sebelum masuk ke siklus
Krebs, mula-mula piruvat diubah menjadi asetil CoA. Kemudian asetat dari asetil CoA masuk
sebagai
molekul
berkarbon
dua
dan
berikutnya
bertemu
menguraikan
kembali
menjadi
oksaloasetat sehingga membentuk siklus dengan melepaskan karbon dioksida, ATP dan
molekul-molekul pembawa elektron.
c
Glikolisis
= 7.5 ATP
= 1.5 ATP
= 10 ATP
= 2.5 ATP
Glikolisis
: 20 ATP
TOTAL
: 32 ATP
Obstruksi Total
Obstruksi ini benar-benar menutup jalan napas sehingga tidak ada udara yang dapat masuk
ke paru-paru. Ada dua keadaan pada obstruksi total, yaitu:
a) Masih sadar
Bisaanya si korban mencekik lehernya sendiri hal ini bisa mengakibatkan sianosis dan
jika si korban dibiarkan atau tidak segera ditolong maka si korban akan pingsan.
Obstruksi dengan keadaan ini bisaanya karena tersedak makanan, untuk penolongannya
yang bisa dilakukan adalah Heimleich Manuever atau Chest Thrust, atau Back Blow.
Untuk Heimleich Manuever, kontraindikasinya adalah ibu hamil dan bayi. Jika keadaan
seperti itu, maka gunakan Chest Thrust atau Back Blow untuk mengeluarkan benda
asing yang menyumbat jalan napas.
b) Tidak sadar
Keadaan ini mungkin menyusahkan penolong untuk melakukan Heimleich.Manuever,
tapi penolong bisa menggunakan Abdominal Thrust atau Chest Thrust ataupun crossing
finger.
b
Obstruksi Parsial/Sebagian
Pada obstruksi ini, si korban tidak mengalami sianosis dan bisaanya si korban ditemukan
dalam keadaan tidak sadar. Ada 3 penyebab yang bisaa terjadi pada pasien, yaitu:
Cairan
Tandanya terdengar bunyi gurgling yaitu bunyi napas bercampur cairan. Bisa
dikeluarkan dengan finger sweep.
b
Dasar lidah sering menyumbat jalan napas pada penderita koma, karena pada penderita
koma otot lidah dan leher lemas sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari dinding
belakang farings. Hal ini sering terjadi bila kepala penderita dalam posisi fleksi.
Penderita yang mendapat anestesi atau tidak, dapat terjadi laringospasme dan ini bisaanya
terjadi oleh karena rangsangan jalan napas atas pada penderita stupor atau koma yang
dangkal.
Sumbatan jalan napas dapat juga terjadi pada jalan napas bagian bawah, dan ini terjadi
sebagai akibat bronkospasme, sembab mukosa, sekresi bronkus, masuknya isi lambung atau
benda asing ke dalam paru.
Benda asing (BA) di dalam suatu organ: benda yang berasal dari luar tubuh (eksogen) atau
dari dalam tubuh (endogen), yang dalam keadaan normal tidak ada.
Benda asing eksogen terdiri dari benda padat seperti zat organik (kacang-kacangan dan tulang)
dan zat anorganik (paku, jarum, peniti, batu, dll.), benda cair iritatif (zat kimia), benda cair
noniritatif (cairan dgn pH 7), dan gas.
Benda asing endogen yaitu sekret kental, darah/bekuan darah, nanah, krusta, cairan amnion.
3
Hidung tersumbat
b.
Rasa tercekik
Rasa tersumbat
Batuk-batuk
Sesak napas
Stridor
c.
Jika benda asing menutup laring secara total, maka timbul sianosis
Batuk berulang-ulang
Audible slap
Palpatory thud
Asthmastoid wheeze
Trauma dada
Terapi
Jika ostruksi jalan napas tidak dibebaskan dengan metode tertentu, penderita akan
mengalami kesulitan dalam bernapas yang pada akhirnya jatuh pada kondisi hipoksia hingga
anoksia yang dapat mengancam jiwa jika dibiarkan terlalu lama. Di bawah ini kami akan
berusaha menjelaskan bagaimana melakukan manuver Heimlich sebagai pertolongan awal.
Manuver Heimlich merupakan metode yang dapat digunakan untuk membersihkan objek
yang menghalangi jalan napas pada orang dewasa sadar dan anak-anak usia 1 8 tahun. Prinsip
utama manuver ini adalah mengangkat diafragma dan menciptakan dorongan udara dari paruparu untuk mendorong objek yang menghalangi jalan napas atas untuk keluar.
1
Tanyakan, Apakah Anda tersedak? Orang tersebut mungkin menunjukkan tanda tersedak
dengan hanya mengangguk saja. Jangan memberikan intervensi jika ia dapat berbicara,
batuk, atau bernapas.
Jika tidak dapat berbicara, batuk, bernapas, atau bahkan wajah (terutama bibir) tampak
membiru, segera rangkul sekitar pinggang korban dari belakang. Buatlah kepalan tangan.
Tempatkan di atas pusar, tetapi di bawah tulang rusuk. Pegang kepalan tangan Anda
dengan tangan Anda yang lain. Perintahkan korban untuk sedikit menundukkan badanya
dengan kedua kaki agak terbuka. Kemudian tekan kepalan tangan Anda ke arah perut
dengan gerakan yang cepat namun pasti, sebanyak lima kali (abdominal trush), dengan
arah belakang atas.
Ulangi dorongan ke atas hingga objek dapat keluar atau korban menjadi tidak
sadarkan diri. Jika objek berhasil keluar, korban harus menemui dokter sesegera mungkin.
Jika korban menjadi tidak sadar, mintalah bantuan. Miringkan kepala ke belakang dan
angkat dagu untuk membuka (head tilt chin lift method) dan memeriksa jalan napas.
{catatan: Jika Anda menduga orang tersebut memiliki cedera kepala, leher, atau cedera
tulang belakang, jangan memindahkan dan banyak memanipulasi posisi korban. Dan untuk
membuka jalan napas pada kasus ini harus dengan metode jaw trush dengan menarik
rahang bawah ke depan.} Berikan dua napas penyelamatan dengan pelan. Jika ini tidak
membantu, miringkan kepala lebih jauh lagi (hanya jika tidak ada cedera kepala, leher,
atau punggung cedera). Kemudian berikan dua napas penyelamatan lagi. Jika orang
tersebut tidak merespons atau bergerak, berikan 15 penekanan dada (chest compressions).
Ulangi napas penyelamatan dan penekanan dada hingga obyek dapat terlihat. Setiap kali
Anda membuka saluran udara untuk memberikan napas penyelamatan, periksa mulut
korban untuk melihat objek telah terlihat atau tidak dan mengeluarkannya jika Anda bisa
dengan dengan jari telunjuk yang bersih (finger swab). Teruskan melakukan resusitasi
jantung paru (CPR = Cardipulmonary Resuscitation) tersebut sesuai kebutuhan, sampai
objek yang memblokir jalan napas dapat keluar atau sampai bantuan medis datang dan
mengambil alih.
Walaupun objek dapat dikeluarkan dengan sukses, korban harus tetap menemui dokter
sesegera mungkin.
Untuk anak sadar, berikan dorongan perut (abdominal thrusts) seperti untuk orang dewasa
tetapi jangan terlalu kuat.
Untuk anak tidak sadar, berikan pertolongan pertama untuk tersedak seperti pada orang
dewasa yang tidak sadar.
Jangan melakukan intervensi jika bayi dapat batuk kuat, menangis, atau bernapas lancar.
Jika bayi sadar, posisi kepala bayi (menghadap bawah) di satu tangan. Baringkan bayi di
atas lengan Anda. Letakkan lengan Anda pada kaki Anda untuk menstabilkan posisi.
Pastikan kepala bayi lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.
Dengan tumit tangan lainnya, pukul bayi pada punggung di antara tulang scapula (back
blows) 5 kali. Lakukan dengan cepat dan kuat. Ulangi prosedur ini 3 sampai 4 kali. Jika
objek masih menghalangi jalan napas, lanjutkan ke langkah berikutnya.
Putar posisi bayi menghadap atas (wajah menghadap atas). Baringkan bayi di lengan Anda.
Dukung kepala dengan satu tangan. Pastikan kepala bayi lebih rendah dari bagian tubuh
lainnya. Letakkan tangan Anda pada kaki Anda untuk menstabilkan posisi. Tempat dua jari 1/2
inchi di bawah dan di antara puting dada bayi. Berikan lima dorongan (chest thrusts )ke arah
bawah dengan cepat. Tekanlah sternum 1/2 sampai 1 inchi pada setiap dorongan.
Ulangi langkah 3 dan 4 sampai objek keluar atau bayi menjadi tidak sadar.
Untuk mengecek apakah upaya kita berhasil, letakkan bayi pada punggungnya. Miringkan
kepala ke belakang dan mengangkat rahang (head tilt chin lift). Berikan dua napas
penyelamatan pelan-pelan. Jika ini tidak membantu, berikan dua napas penyelamatan lagi.
Berikan lima pukulan punggung (back blows), kemudian lima tekanan dada (chest thrusts).
Jika objek tersebut dapat dikeluarkan, hentikan tindakan.
Terus berikan pertolongan pertama sampai bantuan medis mengambil alih atau sampai objek
dikeluarkan. Walaupun objek dapat dikeluarkan, segera antar bayi mendapatkan perawatan
medis untuk mengetahui apakah ada efek samping dari tindakan yang kita lakukan.