Anda di halaman 1dari 28

[PBL LANGKAH 3 SEMESTER 5

BLOK REPRODUKSI SKENARIO 1]


LI. 1.
Memahami dan Menjelaskan Anatomi Genitalia Feminina
LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makro Gentalia Feminina
GENITALIA EKSTERNA
a. Mons Pubis
Daerah kulit yang menonjol di depan
symphisis pubis
Kulit berambut banyak jaringan
lemak.
Berisi jaringan lemak, jaringan ikat,
pembuluh darah dan saraf-saraf
Meluas ke bawah belakang labium
mayora.
Rambut kemaluan disebut pubes.
b. Labium Majus Pudendi
Suatu lipatan kulit, ke dorsocaudal
berhubungan satu dengan yang lain
membentuk comissura posterior
labiorum majorum, sedang yang ke
ventrocrainal membentuk comissura
anterior labiorum majora.
Fascia lateralis memiliki rambut dan
banyak pigmen. Sedangkan, fascia medialis mempunyai gld. Sebacea yang besar dan tidak mempunyai
rambut.
Terdapat jaringan pengikat, lemak dan jaringan menyerupai tunica dartos scorti.
Celah yang dibatasi oleh kedua labia majora disebut rima pudendi.
c. Labium Minus Pudendi
Labium minora ke dorsocaudal berhubungan satu dengan yang lain membentuk frenulum labiorum
minorum.
Ke ventrocrainal berhubungan satu dengan yang lain membentuk preputium clitoridis.
Dari labio minora berjalan suatu lipatan kulit ke ventral cranial melekat pada dataran dorsocaudal
glans clitoridis kanan kiri dari linea mediana disebut frenulum clitoridis.
Tidak ada foliculi rambut dan jaringan lemak.
Banyak pembuluh darah.
d. Vestibulum Vaginae
Daerah yang terletak diantara kedua bulbi vestibuli.
Batas-batasnya yaitu kanan dan kiri oleh labia minora, ventrocranial oleh frenulum clitoris, dan
dorsocaudal oleh frenulum labiorum minorum (frenulum labiorum pudendi)
Kedalam veestibulum vaginae bermuara urethra, vagina, gld. Paraurethralis, gld. Vestibularis minor
dan gld. Vestibularis major.
e. Ostium Vaginae
Muara vagina disebut juga introitus vaginae.
Diantara introitus vaginae dan frenulum labiorum minorum terdapat fossa navicularis (fossa vestibuli
vaginae).
Di sebelah kanan dan kiri pada fossa naviculare terdapat saluran kedua glandula Bartholini bermuara.

f. Clitoris
Terdiri dari ujung proksimal corpus cavernosum clitoridis melekat di dataran medial ramus inferior
osis pubis dengan dataran lateralnya.
Ke ventral kedua crura clitoridis bersatu membentuk corpus clitoridis. Terdapat corpus cavernosum
yang membentuk glans clitoridis.
g. Urethra Feminina
Berjalan dari leher kandung kemih menuju ostium urethrae eksternum yang terletak diantara clitoris
dengan vagina.
Disebelah kanan dan kiri lubang kemih terdapat dua lubang kecil dari saluran yang buntu (ductus
skene atau ductus parauretralis).
h. Perineum
Merupakan area berbentuk belah ketupat
Dibagi oleh ramus inferior ossis pubis dan ramus ossis ischii kanan dan kiri dan kedua lig.
Sacrotuberale.
Terbagi menjadi regio urogenitalis di anterior (ventral) dan regio analis di posterior (dorsal).
GENITALIA INTERNA
a. Ovarium
Terletak di dalam pelvis dan jumlahnya
sepasang
Berbentuk bulat memanjang, agak pipih
Terdiri dari cortex dan medulla (berisi
pembuluh darah, limfe dan saraf)
Dilekatkan
oleh
mesovarium
pada
ligamentum
latum
(berupa
lipatan
peritoneum sebelah kiri dan kanan uterus.
Meluas sampai dinding panggul dan dasr
panggul)
Difiksasi oleh:
- Ligamentum
suspensorium
ovarii
(Lig.infudibulopelvicum):Ligamentum
ini menggantungkan uterus pada dinding
panggul antara sudut tuba
- Ligamentum ovarii propium: menfiksasi ovarium ke uterus.
- Ligamentum teres uteri (lig. Rotundum): terdapat di bagian atas lateral dari uterus, caudal dari tuba
kedua ligamentum ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial labium majus.
b. Tuba Uterina
Jumlahnya sepasang kanan dan kiri dengan panjang 10 cm.
Menjulur dari uterus kearah ovarium dengan ujung distal terbuka kedalam rongga peritoneum disebut
ostium abdominale.
Terdiri dari:
- Infudibulum bangunan yang berbentuk seperti corong
- Ampula, bangunan yang membesar dan tempat terjadinya fertilisasi.
- Isthmus, bangunan ynag menyempit.
- Pars uterina tubae ialah bagian yang melalui dinding uterus.
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

Ostium uterinum yaitu pintu muara tuba di dalam uterus.

c. Uterus
Organ muscular, berbentuk peer, dibedakan menjadi:
- Fascia vesicalis, di dataran ventral menghadap ke vesica urinaria.
- Fascia intestinalis, di dataran dorsal menghadap ke usus.
- Margo lateralis kanan dan kiri.
Uterus dapat dibagi dalam:
- Fundus uteri, yang terletak pada bagian atas (proksimal ) osteum tuba uterina.
- Corpus uteri, terletak pada bagian tengah uterus yang berbentuk bulat melebar. Batas antara corpus
uteri dan cervix uteri dibentuk oleh isthmus. Sebelum memasuki cervix terdapat ostium uteri
internum.
- Cervix uteri, bagian yang paling sempit dan menonjol kedalam rongga vagina. Pada bagian ujung
distal cervix terdapat banguna ynag menyempit disebut ostium uteri externum. Rongga di dalam
cervix uteri disebut canalis cervix.
d. Vagina
Berbentuk tabung muskular.
Panjangnya antara 8-12 cm.
Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina, disebut portio vaginalis cervicis uteri. Bagian
cervix proksimalnya disebut portio supravaginalis cervicis uteri.
Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis disebut fornix yang terbagi menjadi :
- Fornix lateralis dextra dan sinistra
- Fornix anterior dan posterior
Tunica mucosa membentuk rugae yang transversal pada dinding ventral dan dorsal disebut columna
rugarum.
Pada virgo intacta introitus vaginae sebagian ditutupi oleh selaput disebut hymen.
Bentuk hymen:
- Hymen anularis (cincin)
- Hymen seminularis (bulan sabit)
- Hymen cribriformis (berlubang-lubang
seperti saringan)
- Hymen fimbriatus (dengan tepi seperti
jari-jari)
- Hymen imperforatus (tidak berlubang)
e. Jaringan penunjang
Ligamentum cardinale sinistra dan dekstra (Mackendrot)
- Ligamentum terpenting untuk menahan uterus agar tidak turun.
- Berjalan dari cerviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis.
Ligamentum sakrouterinum sinistra dan dextra
- Menahan uterus agar tidak banyak bergerak
- Berjalan melengkung dari dorsal cerviks melalui dinding rectum ke arah os sakrum.
Ligamentum rotundum sinistra dan dextra Menahan uterus dalam antefleksi
Ligamentum pubivesikale sinistra dan dextra Berjalan dari os pubis melalui kandung kemih dan
seterusnya sebagai ligamentum vesikouterinum ke cerviks.
Ligamentum latum sinistra dan dextra
- Berjalan dari uterus ke arah lateral dan tidak banyak mengandung jaringan ikat.
- Merupakan bagian dari peritoneum viscerale yang meliputi uterus dan kedua tuba dan berbentuk
sebagai lipatan.
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

Ligamentum infundibulopelvikum
Menahan tuba falopi.
Berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis.
Ligamentum ovarii proprium sinistra dan dextra Berjalan dari sudut kiri dan kanan fundus uteri ke
ovarium.

DIAPHRAGMA PELVIS
a. Pelvis mayor: berisi saluran cerna, VU, ureter, sistem genitalis
b. Pelvis minor
PAP (aditus pelvis)
Dibentuk oleh: promontorium, linea terminalis, ala osis sacralis, dan supra pubis.
1. Conjugate vera: ukuran antero posterior
1)Jarak antara pinggir atas pubis sampai promontorium, penting untuk menentukan dapat
todaknya bayi melewati sehingga dapat menentukan tindak lanjut persalinan pervaginam atau
section secaria.
2)Dengan bantuan conjugate diagonalis (diukur dengan vaginal touch) sampai promontorium.
Conjugate diagonalis(12,5 cm) 1,5 = 11-13cm
2. Conjugate transversa: diukur dari titik terjauh linea terminalis kiri dan kanan tegak lurus dengan
conjugate vera. 13-14,5 cm.
3. Conjugate obstetrica: jarak antara promontorium ke pinggir tengah simpisis pubis. Bagian aditus
pelvis yang paling sempit, 10,6 cm.

Mid pelvis
Dibentuk oleh apex arcus pubis, spina ischiadica, ujung os.sacrum. Paling sempit, bentuk oval, sering
terjadi kemacetan pada persalinan. Ukuran yang penting:
1. Anteroposterior: tepi bawah simp.pubis sampai pertengahan os.sacrum 4. 11,5-12 cm.
2. Transversa: spina ischiadica kanan kiri. 10-10,5 cm
3. Sagittal: anteroposterior dengan potongan transversa

PBP (exitus pelvis)


1. Anteroposterior: 9,5-11,5 cm
2. Transversa: tuber ischiadicum kanan kiri. 10,5-11 cm
3. Sagitalis posterior: ujung os sacrum dengan
dengantransversa.10,5-11cm.

perpotongan

antara

anteroposterior

Bidang Hodge untuk menentukan petunjuk turunnya bagian bawah fetus.


Hodge I: bidang yang sama dengan PAP
Hodge II: sejajar H I setinggi pinggir bawah sim.pubis
Hodge III: sejajar H I melalui spina ischiadica
Hodge IV: sejajar H I setinggi ujung os sacrum
VASKULARISASI
Arteri iliaca interna arteri uterina arteri vaginalis. Arteri vaginalis ke arah fundus kemudian bercabang
menjadi:
R.ovaricus melalui ligamentum ovarii proprium menuju ovarium
A. Ligamenti teretis uteri, mengikuti lig. Teres uteri
R. Tubarius mengikuti tuba uterina.

PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

INERVASI
N.pudendus untuk persarafan genitalia eksterna , n.pudendus masuk ke foramen ischiadicum sebagai n.
Clitoridis. Cabang yang lain: n.hemorrhoidalis inferior utnuk m.spinchter ani externus dan ke kulit regio
analis. N. Perianalis berkahir sebagai n.labialis untuk labium majus. Plexus hypogastricus superior dan
inferior untuk persarafan genitalia interna.
LIMFE
Bagian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a. Uternae ke lnn. Illiaci interni.
Bagian medial mengikuti kembali r.Vaginali a.Vesicalis inferior ke Inn sepanjang a.Vesicalis inferior ke
Inn. Illiaca interni.
Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vaginae, labia minora, labia major.
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikro Gentalia Feminina
GENITALIA EKSTERNA
Labia
Labia mayor terdiri dari lipatan-lipatan kulit yang menutupi kumpulan jaringan adiposa. Pada orang
dewasa, permukaan luar ditutupi oleh rambut kasar dengan kelenjar keringat dan sebasea. Labia majora
adalah homolog dengan skrotum pada pria. Labia minora terdiri dari inti yang sangat vaskular, jaringan
ikat longgar tertutup oleh epitel skuamosa berlapis yang sangat menjorok oleh papilla jaringan ikat.
Kedua permukaan labia minora tidak terdapat rambut, tetapi banyak terdapat kelenjar sebasea besar.

Klitoris
Klitoris adalah suatu badan yang terbentuk dari dua corpora cavernosa yang tertutup dalam lapisan
jaringan ikat fibrosa dan dipisahkan oleh septum yang tidak lengkap. Ujung bebas dari klitoris berakhir
dalam tuberkulum, kecil membulat, serta kelenjar clitoridis. Klitoris dibungkus oleh lapisan tipis epitel
skuamosa berlapis nonkeratinized, juga terkait dengan banyak ujung saraf khusus. Klitoris tidak memiliki
korpus spongiosum, oleh karena itu tidak dilalui oleh uretra.

Kelenjar vestibulum
Vestibulum adalah celah antara labia minora yang di dalamnya
merupakan bukaan vagina dan uretra. Dibatasi oleh epitel
skuamosa berlapis dan mengandung banyak kelenjar vestibular
kecil. Terdapat kelenjar lendir tubuloalveolar yang
mengeluarkan cairan, pelumas jelas berlendir. Kelenjar utama
sesuai dengan kelenjar bulbourethral dari laki-laki.
Terdiri dari:
1. Kelenjar Bartholin (kelenjar vestibules mayor): adalah kelenjar
tubuloalveolar terletak di dalam dinding lateral vestibulum,
yang sekretnya berupa lendir, bermuara di dekat pangkal
hymen.
2. Kelenjar Vestibular Minor: bermuara di sekitar uretra dan
klitoris

GENITALIA INTERNA
Ovarium
Ovarium dilapisi oleh satu lapis sel kuboid rendah atau gepeng yaitu epitel germinal, yang bersambungan
dengan mesotelium peritoneum viscerale. Dibawah epitel germinal adalah jaringan tunia albuginea.
Ovarium memiliki korteks ditepi, dan medula ditengah, tempat ditemukannya banyak pembuluh ikat
padat yang disebut darah, saraf, dan pembuluh limfe. Daerah korteks mengandung banyak folikel telur
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

yang masing-masing terdiri dari sebuah oosit yang diselaputi oleh sel-sel folikel. Sel-sel folikel adalah
oosit beserta sel granulose yang mengelilinginya.
Selain folikel, korteks mengandung fibrosit dengan serat kolagen dalam retikular. Medula adalah jaringan
ikat padat tidak teratur yang bersambungan dengan ligamentum mesovarium yang menggantungkan
ovarium. Pembuluh darah besar di medula membentuk pembuluh darah yang lebih kecil yang menyebar
diseluruh korteks ovarium.
Macam-macam folikel yaitu:
1 Folikel primordial: terdiri atas oosit primer yang
berinti agak ke tepi yang dilapisi sel folikel
berbentuk pipih.
2 Folikel primer: terdiri oosit primer yang dilapisi sel
folikel (sel granulose) berbentuk kubus dan
terjadi pembentukan zona pelusida yaitu suatu
lapisan glikoprotein yang terdapat diantara
oosit dan sel-sel granulose.
3 Folikel sekunder: terdiri oosit primer yang dilapisi
sel granulose berbentuk kubus berlapis banyak
atau disebut staratum granulose.
4 Folikel tersier: terdiri dari oosit primer, volume
stratum
granulosanya bertambah
besar.
Terdapat beberap celah antrum diantara sel-sel
granulos dan jaringan ikat stroma di luar
stratum granulose membentuk theca interna
(mengandung banyak pembuluh darah) dan
theca eksterna (banyak mengandung serat kolagen).
5 Folikel Graff: disebut juga folikel matang. Pada folikel ini, oosit sudah siap diovulasikan dari ovarium. Oosit
sekunder dilapisi oleh beberapa lapissel granulose berada dalam suatu jorokan ke dalam stratum
disebut cumulus ooforu. Sel-sel granulose yang mengelilingi oosit disebut korona radiate. Antrum
berisi liquor follicul yang mengandung hormone esterogen.
Tuba Fallopii
Berdasar struktur histologi terdiri dari lapisan mukosa,
lapisan otot, dan lapisan serosa.
1 Lapisan mukosa tersusun atas epitel selapis silindris dan
terdapat 2 jenis sel:
a Epitheliocytus ciliatus/epitel bersilia: berfungsi
menciptakan arus ke arah uterus yang menuntun oosit
kedalam infundibulumtuba uterina.
b Epitheluocytus tubarius angutus/epitel tidak bersilia:
berfungsi sebagai sel sekretori dengan menghasilkan
bahan nutritif yang penting bagi ovum.
2 Lapisan muskularis berupa otot polos sirkular dalam, berfungsi untuk kontrasi peristaltik yang
menuntun ovum dan membuat fimbrae berdekatan dengan ovum untuk menangkap ovum.
3 Lapisan serosa

PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

Uterus
Uterus manusia adalah
organ berbentuk buah pir
dengan dinding berotot
tebal. Badan atau korpus
membentuk bagian uterus.
Bagian atas uterus yang
membulat dan terletak
diatas pintu masuk tuba
uterina disebut fundus.
Bagian bawah uterus yang
lebih sempit dan terletak
dibawah korpus adalah
serviks. Serviks menonjol
dan bermuara ke dalam
vagina.

1
2

Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan:


Perimetrium bagian luar yang dilapisi oleh serosa atau adventitia
Miometrium terdapat 3 lapisan otot yang batas-batasnya kurang jelas. Tiga lapisan otot tersebut adalah:
a Lapisan subvascular: serat-serat otot tersusun memanjang
b Lapisan vaskular: lapisan otot tengah tebal, serat tersusun melingkar dan serong dengan banyak
pembuluh darah.
c Lapisan supravaskular: lapisan otot luar memanjang tipis.
Endometrium dilapisi oleh epitel selapis silindris yang turun kedalam lamina propria untuk membentuk
banyak kelenjar uterus. Umumnya endometrium dibagi menjadi dua lapisan fungsional, Stratum
functionale di luminal, dan stratum basale di basal. Pada wanita yang tidak hamil, stratum functionale
superfisial dengan kelenjar uterus dan pembuluh darah terlepas atau terkelupas selama menstruasi,
meninggalkan stratum basale yang utuh dengan sisa-sisa kelenjar uterus basal sebagai sumber untuk
regenerasi stratum functionale yang baru.
Arteri uterina di ligamentum latum membentuk arteri arkuata. Arteri ini menembus dan berjalan melingkari
miometrium uterus. Pembuluh darah arcuata membentuk arteri rectae (lurus) dan spiralis yang mendarahi
endometrium.

Serviks
Serviks adalah bagian bawah uerus. Kanalis servikalis dilapisi oleh epitel kolumnar tinggi penghasil
mukus yang berbeda dari epitel uterus, yang bersambungan dengannya. Epitel serviks juga dilapisi oleh
kelenjar serviks tubular bercabang yang meluas membentuk sudut terhadap kanalis servikalis ke dalam
lamina propria. Sebagian kelenjar serviks mungkin tersumbat dan berkembang menjadi kista glandular
kecil. Selama fase proliferatif siklus haid, sekresi dari kelenjar serviks sedikit dan encer. Jenis sekresi ini
memungkinkan sperma mudah menembus serviks dan masuk ke dalam uterus. Selama fase sekretori
(luteal) siklus haid dan peningkatan progesteron, dan juga saat kehamilan, sekresi kelenjar serviks
berubah menjadi lebih kental, membentuk sumbat mukus (obturamentum cervicale) di kanalis servikalis.
Sumbat mukus adalah tindakan protektif yang meghalangi lewatnya sperma dan mikroorganisme dari
vagina ke dalam corpus uterus. Karena itu kelenjar serviks memiliki fungsi penting dalam membantu
pembuahan oosit dan perlindungan individu yang sedang berkembang.
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

Vagina
Mukosa vagina tidak rata dan memperlihatkan banyak plica mucosae. Epitel permukaan kanalis vaginalis
adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Papila jaringan ikat dibawahnya tampak menonjol dan
membentuk indentasi epitel. Lamina propia mengandung jarinagn ikat padat tidak teratur dengan serat
elastik yang meluas ke dalam tunika muskularis berupa serat interstisial. Jaringan limfoid difus, nodulus
limfoid, dan pembuluh darah kecil terdapat di lamina propia. Tunika muskularis dinding vagina terutama
terdiri dari berkas longitudinal dan berkas oblik otot polos. Berkas transversal otot polos jauh lebih
sedikit tetapi lebih sering ditemukan di lapisan dalam. Jaringan ikat interstisial kaya serat elastik.
Pembuluh darah dan berkas saraf banyak ditemukan di adventisia.
Dinding vagina terdiri dari mukoasa, lapisan otot polos, dan adventisia. Kelenjar tidak terdapat di mukosa
vagina. Permukaan kanalis vaginalis tetap lembab dan licin oleh sekresi yang dihasilkan oleh kelenjar
serviks. Glikogen adalah komponen utama di epitel vagina. Selama fase folikular daur haid, glikogen
menumpuk di epitel vagina, mencapai kadar maksimal sebelum ovulasi. Epitel vagina memperlihatkan
perubahan minimal selama siklus haid. Selama fase proliferatif (folikular) siklus haid dan akibat
meningkatnya rangsangan estrogen, epitel vagina bertambah tebal. Selain itu, estrogen merangsang selsel vagina untuk menyintesis dan menimbun banyak glikogen sewaktu sel-sel ini bermigrasi ke arah
lumen vagina, tempat sel-sel terkelupas atau mengalami deskuamasi. Flora bakteri di dalam vagina
melakukan metabolisasi glikogen menjadi asam laktat. Peningkatan keasaman di kanalis vaginalis
melindungi organ terhadap mikroorganisme atau invasi patogen.

LI. 2.
Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Keputihan
Menurut Wijayanti (2009, p.51) keputihan normal ciri-cirinya ialah: warnanya kuning, kadang-kadang putih
kental, tidak berbau tanpa disertai keluhan (misalnya gatal, nyeri, rasa terbakar, dsb), keluar pada saat
menjelang dan sesudah menstruasi atau pada saat stres dan kelelahan. Keputihan tidak selalu mendatangkan
kerugian, jika keputihan ini wajar dan tidak menunjukan bahaya lain. Sebenarnya, cairan yang disebut
keputihan ini berfungsi sebagai sistem pelindung alami saat terjadi gesekan di dinding vagina saat anda
berjalan dan saat anda meakukan hubungan seksual. Keputihan ini merupakan salah satu mekanisme
pertahanan tubuh dari bakteri yang menjaga kadar keasaman pH wanita. Cairan ini selalu berada di dalam
alat genital tersebut. Keasaman pada vagina wanita harus berkisar antara 3,8-4,2, maka sebagian besar
bakteri yang ada adalah bakteri menguntungkan. Bakteri menguntungkan ini hampir mencapai 95%
sedangkan yang lain adalah bakteri merugikan dan menimbulkan penyakit (patogen). Jika keadaan
ekosistem seimbang, artinya wanita tidak mengalami keadaan yang membuat keasaman tersebut bertambah
dan berkurang, maka bakteri yang menimbulkan penyakit tersebut tidak akan mengganggu (Iswati, 2010,
pp.134-135).
Sekret berasal dari antara lain:
1 Kelenjar Bartholini yang terletak di bawah labium majus dan bermuara di bawah otot konstriktor vagina,
kadang-kadang tertutup sebagian oleh bulbus vestibuli. Kelenjar ini mengeluarkan sekret mukoid pada
saat gairah seks meningkat.
2 Duktus Skene (parauretralis) yang bermuara di meatus uretrae eksternum. Kelenjar ini mensekresikan
sekret yang mukoid.
3 Serviks uteri, memiliki banyak kelenjar yang mengeluarkan sekret yang berbeda-beda sesuai dengan
siklus haid.
4 Uterus yang terletak banyak kelenjar dari endometrium sampai ke miometrium pada umumnya. Kelenjarkelenjar ini mensekresi cairan alkali yang encer.

LI. 3.

Memahami dan Menjelaskan Leukorea


PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Leukorea


Leukorrhea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang
dikeluarkan dari alat-alat genetalia yang tidak berupa darah, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari
kelenjar bartolini.Dalam keadaan normal, sekret vagina tersebut tampak jernih, putih keruh / berwarna
kekuningan ketika mengering pada pakaian. Sekret non-irritan ini mempunyai pH 3,5 - 4,5.
LO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Leukorea
Keputihan terbagi menjadi dua, yaitu keputihan yang patologis dan keputihan yang fisiologis. Keputihan
yang fisiologis dapat timbul saat terjadi perubahan siklus hormonal, seperti sebelum pubertas, stress
psikologis, sebelum dan setelah datang bulan, kehamilan, saat menggunakan kontrasepsi hormonal, atau saat
Pemeriksaan
Warna sekret

Fisiologis
Bening

Kejernihan sekret

Jernih

Agak keruh

Tidak berbau

Berbau

Bau sekret

Patologis
Kuning hingga hijau

Leukosit sekret
Tidak ada/sedikit
Ada / banyak (menandakan infeksi)
menopause. Ciri-ciri dari cairan lendir keputihan yang fisiologis adalah berwarna bening encer, tidak berbau,
tidak gatal dan tidak menimbulkan keluhan.

Keputihan yang fisiologis dapat ditemukan pada:


Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, disini sebabnya ialah pengaruh estrogen dari
plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
Waktu di sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen keputihan disini hilang sendiri,
akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya.
Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran
transudasi dari dinding vagina.
Waktu di sekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjarkelenjar serviks uteri menjadi lebih encer
Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri jiga bertambah pada wanita dengan penyakit
menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri (Sarwono, 2005, p.271)
Keputihan yang patologis dapat ditemukan pada:
A. Infeksi
a. Bakteri
Gonococcus
Penyebab Gonococcus adalah coccus gram negative Neisseria gonorrhoeae diplokokus, bakteri
yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora, jenis diplokokkus gram negatif dengan ukuran 0,8
1,6 mikro, bersifat tahan asam. Bakteri gonokokkus tidak tahan terhadap kelembaban, yang
cenderung mempengaruhi transmisi seksual. Bakteri ini bersifat tahan terhadap oksigen tetapi
biasanya memerlukan 2-10% CO2 dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan
zat besi untuk tumbuh dan mendapatkannya melalui transferin, laktoferin dan hemoglobin.
Organisme ini tidak dapat hidup pada daerah kering dan suhu rendah, tumbuh optimal pada suhu
35-37C dan pH 7.2-8.5 untuk pertumbuhan yang optimal.
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

Chlamidia trachomatis
Bakteri ini juga dapat ditemukan pada cairan vagina yang berwarna kuning seperti pus, sering
kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal dapat terlihat melalui mikroskop setelah
diwarnai dengan pewarnaan Giemsa. Bakteri ini membentuk suatu badan inklusi yang berada dalam
sitoplasma sel-sel vagina.

Gardanerrella vaginalis
Gardanerrella menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai
bagian dari mikroorganisme normal dalam vagina karena seringnya ditemukan. Bakteri ini biasanya
mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut clue cell.
Pertumbuhan yang optimal pada pH 5.0-6.5. Gardanerrella menghasilkan asam amino yang diubah
menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan.
Treponema Pallidum (Spirochaeta pallida)
Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis. Pada perkembangan penyakit dapat terlihat
sebagai kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang disebut kondiloma lata. Bakteri berbentuk spiral,
mati .pada kekeringan, panas, antiseptik ringan, hidup beberapa lama di luar tubuh.

b. Jamur
Candida albicans
Cairan yang dikeluarkan biasanya kental, berwarna putih susu seperti susu pecah atau seperti keju,
dan sering disertai gatal, vagina tampak kemerahan akibat proses peradangan. Dengan KOH 10%
tampak sel ragi (blastospora) dan hifa semu (pseudohifa). Beberapa keadaan yang dapat merupakan
tempat yang subur bagi pertumbuhan jamur ini adalah kehamilan, diabetes mellitus, pemakai pil
kontrasepsi. Pasangan penderita juga biasanya akan menderita penyakit jamur ini. Keadaan yang
saling menularkan antara pasangan suami-istri disebut sebagai phenomena ping-pong.
c. Parasit
Trichomonas vaginalis
Parasit ini berbetuk lonjong dan mempuyai bulu getar dan dapat bergerak berputar-putar dengan
cepat. Gerakan ini dapat dipantau dengan mikroskop. Cara penularan penyakit ini dengan senggama.
Walaupun jarang dapat juga ditularkan melalui perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset.
d. Virus
Virus Herpes simpleks
Virus herpes yang paling sering > 95% adalah virus herpes simpleks tipe 2 yang merupakan
penyakit yang ditularakan melalui senggama. Namun 15-35% dapat juga disebabkan virus herpes
simpleks tipe 1.Pada awal infeksi tampak kelainan kulit seperti melepuh seperti terkena air panas
yang kemudian pecah dan meimbulkan luka seperti borok. Pasien merasa kesakitan.
Human Papilloma Virus
Human Papilloma Virus merupakan penyebab dari kondiloma akuminata. Kondiloma ditandai
dengan tumbuhnya kutil-kutil yang kadang sangat banyak dan dapat bersatu membentuk jengger
ayam berukuran besar. Cairan di vagina sering berbau tanpa rasa gatal. Penyakit ini ditularkan
melalui senggama dengan gambaran klinis menjadi lebih buruk bila disertai gangguan sistem
imun tubuh seperti pada kehamilan, pemakain steroid yang lama seperti pada pasien dengan gagal
ginjal atau setelah transplantasi ginjal, serta penderita HIV/AIDS.
1.
2.
3.
4.

B. Iritasi
Sperma, pelicin, kondom
Sabun cuci dan pelembut pakaian
Deodorant dan sabun
Cairan antiseptic untuk mandi.
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

5. Pembersih vagina.
6. Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat
7. Kertas tisu toilet yang berwarna
C. Tumor dan Jaringan Abnormal
Tumor atau kanker akan menyebabkan fluor albus patologis akibat gangguan pertumbuhan sel normal
yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak,
akibatnya terjadi pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk
memberikan makanan dan O2 pada sel tumor atau kanker tersebut.
D. Benda Asing
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai sewaktu senggama,
adanya cincin pesarium yang digunakan wanita dengan prolapsus uteri dapat merangsang pengeluaran
caian vagina secara berlebihan. Jika rangsangan ini menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi
infeksi penyerta dari flora normal yang berada dalam vagina sehingga timbul fluor albus.
E. Penyebab Lain
Psikologi: Volvovaginitis psikosomatik
Tidak diketahui: Desquamative inflammatory vaginitis
LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi dan Patogenesis Leukorea
Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana
flora vagina yang disebabkan oleh beberapa
faktor maka terjadi penurunan fungsi basil
Doderlein dengan berkurangnya jumlah
glikogen karena fungsi proteksi basil
Doderlein berkurang maka terjadi aktivitas
dari mikroorganisme patologis yang selama
ini ditekan oleh flora normal vagina.
Progresifitas
mikroorganisme
patologis
secara klinis akan memberikan suatu reaksi
inflamasi di daerah vagina. Sistem imun
tubuh akan bekerja membantu fungsi dari
basil Doderlein sehingga terjadi pengeluaran
lekosit PMN maka terjadilah fluor albus.
a. Infeksi bakteri
Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang
tidak spesifik dan kadang dianggap
Gambar Estrogen dan Biologi Vagina
sebagai bagian dari mikroorganisme normal
dalam vagina karena sering ditemukan. Bakteri ini
biasanya
mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan siebut dengan clue cell.
Gardnerella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau
amis seperti ikan. Cairan vagina tampak warna keabu-abuan.
Clamidia trachomatis
Clamidia trachomatis adalah infeksi bakteri menular seksual yang paling banyak di jumpai di amerika.
Bakteri ini terdpat dalam 2 bentuk (dimorfik). Dalam bentuk infeksiosa C. trachomatis merupakan
sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara metabolis dan mengandung DNA dan RNA sehingga disebut
badan elementer (EB). Sferoid-sferoid ini memperoleh akses ke sel penjamu melalui endositosis dan
setelah berada di dalam berubah menjadi organisme yang secara metabolis aktif dan bersaing dengan
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

sel pejamu memperebutkan nutrient. Organisme ini memicu timbulnya siklus replikasi dan setelah
kembali memadat menjadi EB untuk menginfeksi sel-sel di sekitarnya.
C.trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, servix dan konjungtiva mata. Pada laki-laki,
urethritis, epididymis dan prostatitis adalah infeksi bakteri yang tersering.
Pada perempuan yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh urethritis, bartolinitis dan akhirnya
penyakit radang panggul (PID). C.trachomatis dapat menginfeksi faring, dan rectum orang yang
melakukan hubungan seksual oral atau anal-reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan dan
mengalami konjungtivitis dan pneumonia. Terinfeksi bakteri ini tidak menimbulkan imunitas terhadap
infeksi di kemudian hari.
Kaum muda yang berusia antara 15-19 tahun merupakan 40% kasus klamidia yang di laporkan. Resiko
tertinggi tertularnya bekteri ini adalah wanita karena konsentrasi ejakulat yang terinfeksi tertahan di
vagina sehingga pemajanan memanjang. Bakteri ini dapat ditemukan pada cairan vagina dan terlihat
melalui mikroskop setelah diwarnai pewarnaan Giemsa; sulit ditemukan pada pemeriksaan pap smear
akibat siklus hidupnya yang tak mudah dilacak.

Gonorhea
Gonorhea disebabkan oleh invasi di bakteri diplokokus gram-negative, Neisseria gonorrhoeae. Cairan
yang keluar dari vagina pada infeksi berwarna kekuningan yang sebetulnya merupakan nanah yang
terdiri dari sel darah putih yang mengandung Neisseria gonorrhoeae berbentuk pasangan dua-dua
pada sitoplasma sel. Bakteri ini melekat dan menghancurkan membaran epitel yang melapisi selaput
lendir, terutama epitel yang melapisi kanalis endoserfiks dan uretra. Infeksi ekstragenetalial di faring,
anus, rectum, dapat di jumpai pada wanita dan pria.
Untuk dapat menular harus ada kontak langsung mukosa ke mukosa. Namun tidak semua yang
terpajan gonorea terjadi penyakit. Resiko penularan dari pria ke wanita lebih tinggi kerena luasnya
selaput lendir yang terpajan dan cairan eksudat yang terdiam lama di vagina. Setelah terinokulasi,
infeksi dapat tersebar ke prostat, vas deferent, vesikula seminalis, epididymis dan testis pada laki-laki
dan ke uretra, kelenjar skene, kelenjar bartolin, endometrium, tuba fallopi, merupakan penyebab
penyakit radang panggul (PID) yang merupakan penyebab utama infertilitas pada perempuan.
Infeksi gonokokus dapat menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan bakterimia gonokokus.
Bakterimia lebih sering terjadi pada perempuan. Perempuan juga beresiko tinggi mengalami
penyebaran infeksi saat haid, penularan perinatal kepada bayi saat lahir melalui os serviks yang
terinfeksi, dapat mneyebabkan konjungtifitis dan akhirnya dan kebutaan pada bayi apabila tidak di
ketahui dan di obati.
Setelah infeksi oleh Neisseria gonorrhoeae, tidak timbul imunitas alami, sehingga infeksi dapat terjadi
lebih dari satu kali. Angka infeksi tertinggi pada usia muda dengan teringgi wanita umur 15-19 tahun
dan laki-laki berusia 20-24 tahun dan pada laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama jenis.
Sifilis
Adalah infeksi yang sangat menular yang di sebabkan oleh bakteri berbentuk spiral, Treponema
pallidum. Kecuali penularan neonates, sifilis hampir selalu di tularkan melalui kontak seksual dengan
pasangan yang terinfeksi. Namun, spiroketa T.pallidum dapat menembus sawar plasenta dan
menginfeksi neonates.
Spiroketa memperoleh akses melalui kontak langsung antara lesi basah terinfeksi dengan setiap
kerusakan, walaupun mikroskopik di kulit atau mukosa penjamu. Sifilis dapat di sembuhkan pada
tahap-tahap awal infeksi. Tetapi apabila di biarkan penyakit ini dapat menjadi infeksi yang sistemik
dan kronik. Infeksi penyakit sifillis dapat di bagi menjadi, sifillis primer, sekunder (sifilis laten, dini
dan lanjut) dan tersier. Pada perkembangan penyakit dapat terlihat kutil-kutil kecil di vulva dan vagina
yang disebut kondiloma lata. Bakteri kadang dapat terlihat pada pemeriksaan pap smear, tetapi
biasanya bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan pewarnaan Gram.

b. Infeksi Jamur
Candida albicans
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

C.albicans merupakan spesies penyebab infeksi candida pada genitalia lebih dari 80% yaitu vaginitis dan
vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis tidak dianggap di tularkan secara seksual.
Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada resistensi pejamu atau flora bakteri local.
Faktor predisposisi pada wanita adalah kehamilan, haid, diabetes mellitus, pada pemakaian kontrasepsi
dan terapi antibiotic. Baju dalan yang ketat, konstriktif dan sintetik, sehingga menimbulkan lingkungan
yang hangat dan lembab untuk kolonisasi dapat menyebabkan infeksi rekuren.
Pada sebagian perempuan, reaksi hipersensitifitas terhadap produk-produk, misalnya pencuci vagina,
semprotan deodorant dan kertas toilet dapat berperan menimbulkan kolonisasi. Perempuan umumnya
mengalami infeksi akibat salah satu factor diatas sedangkan pada laki-laki umunya terjangkit infeksi
melalui kontak seksual dengan perempuan yang mengidap kandidiasis vulvovagina. Keadaan yang saling
menularkan antara pasangan suami istri ini desebut femoma ping pong.
c. Infeksi parasite
Trikomoniasis Vaginalis
Adalah organisme oral berflagel.Trikomonas mengikat dan akhirnya mematikan sel-sel pejamu, memicu
respon imun humoral dan selular yang tidak bersifat protektif terhadap infeksi berikutnya. Agar dapat
bertahan hidup trikomonad harus berkontak langsung dengan eritrosit, dan dalam hal ini dapat
menjelaskan mengapa perempuan lebih rentan terhadap infeksi dari pada laki-laki.
T.vaginalis paling subur pada pH antara 4,9-7,5. Keadaan yang meningkatkan pH vagina, misalnya haid,
kehamilan, pemakaina kontrasepsi oral, dan tindakan sering mencuci vagina merupakan predisposisi
timbulnya trikomoniasis.
Bayi perempuan yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat menularkan infeksinya.Bayi perempuan rentan
karena pengaruh hormone ibu pada epitel vagina bayi. Infeksi T.vaginalis di tularkan hampir secara
eksklusif melalui hubungan kelamin. Walaupun trikomonad di ketahui dapat hidup sampai 45 menit pada
fomite, namun cara penularan melalui fomite ini sangat jarang terjadi.
Walaupun jarang dapat ditularkan melalui perlengkapan mandi seperti hsnduk dan bibir kloset. Flour
albus tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan nyeri ditekan, dan perih berkemih. Cairan
vagina biasanya banyak, berbuih, menyerupai air sabun dan berbau.
d. Infeksi virus
Virus Herpes Simpleks (HSV)
Adalah penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit, selaput lendir dan system syaraf.Macamnya
ada HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 menyerang daerah orofaring, menyebabkan lesi di wajah, mulut dan
bibir.Walaupun virus ini dapat juga menyebabkan harpes genitalis primer. HSV-2 terdapat di daerah
genital. HSV tidak dapat di sembuhkan.Pada orang yang imunokompeten.Infeksi biasanya ringan dan
swasirna.
HSV disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan mukosa atau setiap kerusakan di
kulit.Virus herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan yang lembab. HSV mempunyai kemampuan
untuk menginvasi beragam sel melalui fusi langsung dengan membrane sel. Untuk dpat masuk ke
dalam sel, tidak memerlukan proses endositosis.
HSV-1 dan HSV-2 menanyebabkan infeksi kronik yang di tandai dengan masa-masa infeksi aktif dan
latensi. Pada infeksi primer aktif, virus menginvasi sel penjamu dan cepat berkembangbiak
menghancurkan sel penjamu dan melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi sel-sel di
sekitarnya. Dan virus menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar limfe regional dan menyebabkan
limfadenopati.Tubuh melakukan imunitas seluler dan humoral yang menahan infeksi tetapi tidak dapat
mencegah kekambuhan infeksi aktif.
Setelah infeksi awal, timbul masa laten. Selama masa ini, virus masuk ke dalam sel-sel sensorik yang
mensyarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi di sepanjang akson untuk bersembunyi di dalam
ganglion radiksdorsalis tempat virus berdiam tanpa menimbulkan sitotosisitas atau gejala pada
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

manusia pejamunya. Virion dapat menular baik, dalam fase aktif maupun masa laten. HSV lebih sering
di jumpai pada wanita, mungkin karena luas permukaan mukosa saluran genitalia perempuan yang
lebih luas dan terjandinya kerusakan mikro di mukosa selama hubungan kelamin.Dibandingkan
dengan populasi umum, orang yang terinfeksi HIV lebih rentan terhadap infeksi HSV dan menularkan
penyakit ini. Karena infeksi HSV tidak mengancam jiwa dan sering ringan atau asimtomatik, sehingga
banyak orang yang tidak menyadari akan besarnya penyakit ini.
Pada awal infeksi tampak kelainan kulit sepert melepuh terkena air panas yang kemudian pecah dan
menimbulkan luka seperti borok, dan pasien merasa sakit.

Virus Papiloma Manusia (HPV)


Adalah suatu pathogen DNA yang menyebabkan timbulnya berbagai tumor jinak, (kutil), dan beberapa
lesi pramaligna dan maligna. Ditandai dengan kutil-kutil yang kadang sangat banyak dan dapat bersatu
membentuk jengger ayam yang berukuran besar. Cairan di vagina sering berbau tanpa rasa gatal. Virus
ini mampu berikatan dengan beragam sel dan subtype-subtipe tertentu, memperlihatkan preferensi
untuk tempat-tempat anatomis tertentu. Infeksi HPV dapat menyebabkan kanker serviks, penis dan
anus. HPV tipe-6 dan 11 merupakan penyebab utama kutil genital dan tidak berkaitan dengan
keganasan. HPV sangat menular yang sering terjadi di amerika. Penularan HPV genital hanya sematamata melalui hubungan kelamin, walaupun autoinokulasi dan penularan melalui fomite juga dapat
terjadi. Infeksi dapat di tularkan kepada neonates saat persalinan. Factor resiko terbesar untuk
timbulnya HPV adalah jumlah pasangan seks, merokok, pemakaian kontrasepsi oral (KO) dan
kehamilan dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HPV. Sebagian besar infeksi HPV akan
sembuh dan tidak terdeteksi setelah 2 tahun. Imunitas yang terbentuk bersifat spesifik-tipe, sehingga
individu masih rentan terhadap infeksi oleh HPV tipe lain.

e.

Benda asing
Menimbulkan rangsangan pengeluaran cairan vagina yang jika berlebihan menimbulkan luka akan
sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal dalam vagina.

f.

Neoplasia/Keganasan
Terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat pembusukansel abnormal, seringkali
disertai darah yang tidak segar.

g. Menopause
Estrogen turun vagina menjadi kering dan lapisan sel tipis, kadar glikogen berkurang, dan basil
doderlein berkurang memudahkan infeksi karena lapisan sel epitel tipis, mudah menimbulkan luka
flour albus
h. Erosi
Daerah merah sekitar ostium uteri internum yakni epitel kolumner endoserviks terkelupas, mudah terjadi
infeksi penyerta dari flora normal di vagina sehingga timbul fluor albus.
i. Stress
Stressor dapat merangsang sekresi adenokorteks yang berakibat meningkatkan glukokortikoid dan
aktivitas saraf simpatis, diikuti pelepasan katekolamin. Hipotalamus bereaksi mengontrol sekresi
Adrenocorticopin (ACTH) yang berhubungan dengan sekresi hormon peptida termasuk vasopresin,
oksitosin, dan Corticotropin Releasing Factor (CRF). Hormon peptida ini berperan mengatur fungsi imun.
Dalam keadaan stres, sekresi Growth Hormone (GH) juga meningkat, stress yang lama dapat menekan
fungsi gonad. Reseptor spesifik yang terdapat pada neuroendokrin dapat mempengaruhi aktifitas sel. Sel
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

makrofag yang telah aktif akan melepaskan suatu mediator yaitu interleukin 1 (IL-1). Mediator ini sangat
bermanfaat bagi limfosit lain sehingga dapat membunuh sel-sel asing.

LO.3.4. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Leukorea


Penyebab
Gejala Klinis
Pendekatan Diagnosis
Anak-anak
Benda asing (biasanya Keluar cairan dari vagina dengan bau Evaluasi klinis
kertas tissue)
busuk dan bercak vagina
Infeksi
(misalnya Pruritus, keputihan dengan eritema dan Pemeriksaan
mikroskopis
dari
Candida,
cacing pembengkakan vulva, sering kali
cairan vagina untuk ragi dan hifa
kremi, streptokokus, dengan dysuria.
dan kultur untuk konfirmasi
stafilokokus)
Memburuknya pruritus pada malam Pemeriksaan vukva dan anus untuk
hari (menunjukkan infeksi cacing
cacing kremi
kremi)
Signifikan eritema dan edema vulva
dengan discharge (menunjukkan infeksi
streptokokus atau stafilokokus)
Pelecehan seksual
Nyeri vulvovagina, vagina berdarah Evaluasi kinis
atau cairan vagina berbau busuk.
Kultur seksual
Seringkali,keluhan medis samar-samar Langkah-langkah untuk memastikan
dan nonspesifik (misalnya kelelahan,
keselamatan anak dan laporan
nyeri perut) atau perubahan perilaku
pada pihak yang berwenang jika
(misalnya amarah)
kekerasan diduga
Wanita usia reproduktif
Vaginosis bakterial
Bau busuk(amis), discharge vagina Kriteria diagnosis (3 dari 4):
abu-abu tipis dengan pruritus dab - Discharge vagina abu-abu
iritasi.
- pH sekresi vagina >4,5
Eritema dan edema tidak biasa
- Bau amis
- Clue cell terlihat selama
pemeriksaan mikroskopis
Infeksi Kandidiasis
Infeksi candida vulva dan iritasi Evaluasi klinis ditambah:
vagina,edema, pruritus.
- pH vagina <4,5
Discharge yang menyerupai keju - Ragi atau hifa diidentifikasi
cottage dan melekat pada dinding
pada preparat basah atau KOH
vagina.
- Kadang-kadang kultur
Kadang-kadang memburuknya gejala
setelah hubungan seksual dan sebelum
menstruasi
Infeksi Trikomonas
Cairan kuning-hijau, vagina berbusa Organisme mortil, berbentuk buah
sering dengan nyeri, eritema dan edema pir memiliki flagel dilihat selama
dari vulva dan vagina
pemeriksaan mikroskopis.
Kadang-kadang sisuria dan dispareinia Uji
diagnostic
cepat
untuk
Kadang-kadang belanh, bintik-bintik Trichomonas(jika tersedia)
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

merah strawberry di dinding vagina


atau serviks
Cairan sangatberbau busuk dan sering Evaluasi klinis
berlimpah, eritema vagina, dysuria dan
kadang-kadang dyspareunia
Obyek terlihat selama pemeriksaan

Benda asing

Semua umur
Reaksi
hipersensitivitas

Vulvovaginal eritema, edema,pruritus


(sering intens), keputihan
Riwayat
penggunaan
semprotan
kebersihan atau parfum, air mandi
aditif, pengobatan topical untuk infeksi
candida, pelembut kain, pemutih, atau
sabun cuci
Infalamasi (misalnya Keputihan
purulent,
dyspareunia,
radiasi
pelvis, dsiuria, iritasi
ooferoktomi,
Kadang-kadang pruritus, eritema, nyeri
kemoterapi)
terbakar, perdarahan ringan
Jaringan vagina,tipis

Evaluasi
penyebab

klinis

dan

hindari

Diagnosis
ekslusi
berdasarkan
faktor-faktor riwayat dan risiko
pH vagina >6
Uji Whiff negative
Granulosit dan sel parabasal dilihat
selama pemeriksaan mikroskopis
Fistula
enterik Vagina cairan berbau busuk dengan Visualisasi langsung atau palpasi
(komplikasi
berlalunya feses dari vagina
fistula di bagian bawah vagina
persalinan,
operasi
panggul,
atau
penyakit
inflamasi
usus)

LO.3.5. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Leukorea


1 Anamnesis
a Usia. Harus dipikirkan kaitannya dengan pengaruh estrogen. Bayi wanita atau pada wanita dewasa,
leukorea yang terjadi mungkin karena pengaruh estrogen yang tinggi dan merupakan leukorea yang
fisiologis. Wanita dalam usia reproduksi harus dipikirkan kemungkinan suatu penyakit hubungan
seksual (PHS) dan penyakit infeksi lainnya. Pada wanita dengan usia yang lebih tua harus dipikirkan
kemungkinan terjadinya keganasan terutama kanker serviks.
b Metode kontrasepsi yang dipakai. Pada penggunaan kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan
sekresi kelenjar serviks. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya infeksi jamur. Pemakaian IUD
juga dapat menyebabkan infeksi atau iritasi pada serviks yang meragsang sekresi kelenjar serviks
menjadi meningkat.
c Kontak seksual. Untuk mengantisipasi leukorea akibat PHS seperti gonorea, kondiloma akuminata,
herpes genitalis, dan sebagainya. Hal yang perlu ditanyakan adalah kontak seksual terakhir dan dengan
siapa dilakukan.
d Perilaku. Pasien yang tinggal di asrama atau bersama dengan teman-temannya kemungkinan tertular
penyakit infeksi yang menyebabkan terjadinya leukorea cukup besar. Contoh kebiasaan yang kurang
baik adalah tukar menukar peralatan mandi atau handuk.
e Sifat leukorea. Hal yang harus ditanyakan adalah jumlah, bau, warna, dan konsistensinya,
keruh/jernih, ada/tidaknya darah, frekuensinya dan telah berapa lama kejadian tersebut berlangsung.
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

Hal ini perlu ditanyakan secara detail karena dengan mengetahui hal-hal tersebut dapat diperkirakan
kemungkinan etiologinya.
f Menanyakan kepada pasien kemungkinan hamil atau menstruasi. Pada kedua keadaan ini leukorea
yang terjadi biasanya merupakan hal yang fisiologis.
g Masa inkubasi. Bila leukorea timbulnya akut dapat diduga akibat infeksi atau pengaruh zat kimia
ataupun pengaruh rangsangan fisik.
2 Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan fisik secara umum harus dilakukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan penyakit kronis,
gagal ginjal, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya yang mungkin berkaitan dengan leukorea.
Pemeriksaan yang kusus harus dilakukan adalah pemeriksaan genitalia yang meliputi: inspeksi dan
palpasi genitalia eksterna; pemeriksaan spekulum untuk melihat vagina dan serviks; pemeriksaan pelvis
bimanual. Untuk menilai cairan dinding vagina, hindari kontaminasi dengan lendir serviks.
Pada infeksi karena gonokokkus, kelainan yang dapat ditemui adalah orifisium uretra eksternum merah,
edema dan sekret yang mukopurulen, labio mayora dapat bengkak, merah, dan nyeri tekan. Kadangkadang kelenjar Bartolini ikut meradang dan terasa nyeri waktu berjalan atau duduk. Pada pemeriksaan
melalui spekulum terlihat serviks merah dengan erosi dan sekret mukopurulen.
Pada trikomonas vaginalis dinding vagina tampak merah dan sembab. Kadang terbentuk abses kecil
pada dinding vagina dan serviks yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai
strawberry appearance. Bila sekret banyak dikeluarkan dapat menimbulkan iritasi pada lipat paha atau
sekitar genitalia eksterna.
Infeksi Gardnerella vaginalis memberikan gambaran vulva dan vagina yang berwarna hiperemis, sekret
yang melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan tipis atau berkilau. Pada pemeriksaan
serviks dapat ditemukan erosi yang disertai lendir bercampur darah yang keluar dari ostium uteri
internum.
Pada kandidiasis vagina dapat ditemukan peradangan pada vulva dan vagina, pada dinding vagina sering
terdapat membran-membran kecil berwarna putih, yang jika diangkat meninggalkan bekas yang agak
berdarah.
Pada kanker serviks awal akan terlihat bercak berwarna merah dengan permukaan yang tidak licin.
Gambaran ini dapat berkembang menjadi granuler, berbenjol-benjol dan ulseratif disertai adanya jaringan
nekrotik. Disamping itu tampak sekret yang kental berwarna coklat dan berbau busuk. Pada kanker
serviks lanjut, serviks menjadi nekrosis, berbenjol- benjol, ulseratif dan permukaannya bergranuler,
memberikan gambaran seperti bunga kol.
Adanya benda asing dapat dilihat dengan adanya benda yang mengiritasi seperti IUD, tampon vagina,
pesarium, kondom yang tertinggal dan sebagainya.
Bacterial Vaginosis (BV)
BV dapat didiagnosis menggunakan kriteria klinis (contoh: Amsels Diagnostic Criteria) atau pewarnaan
gram. Pewarnaan gram digunakan untuk mengidentifikasi konsentrasi relative Lactobacilli (batang
gram+), gram-, dan batang & coccus berbagai macam gram (contoh: G. vaginalis, Prevotella,
Porphyromonas, and peptostreptococci), dan batang bengkok gram (-) (Mobiluncus). Jika pewarnaan
gram tidak tersedia, kriteria klinis dapat digunakan dan membutuhkan 3 gejala, seperti:
- Leukorea homogeny, tipis, putih yang menyelimuti dinding vagina
- Adanya clue cell pada pemeriksaan dengan mikroskop
- pH cairan vagina >4,5 , atau
- leukorea berbau amis sebelum dan sesudah penambahan KOH 10% (Tes WHIFF)
Adanya 3 dari 4 kriteria berhubungan dengan hasil pewarnaan gram.
Pemeriksaan lain, termasuk test berdasarkan DNA untuk konsentrasi tinggi G.vaginalis (Affirm VP III,
Becton Dickinson, Sparks, Maryland), prolineaminopeptidase test card (Pip Activity TestCard, Quidel,
San Diego, California), dan the OSOM BVBlue test. Hasil dari pemeriksaan ini sebanding dengan ciri
pewarnaan gram. Card test mempunyai kelebihan untuk mendeteksi peningkatan pH dan trimethylamine
tetapi sensitivitas dan spesifisitasnya rendah, sehingga tidak dianjurkan.
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

Kultur G.vaginalis tidak disarankan karena tidak spesifik.


Pap smear tidak berguna karena sensitivitasnya rendah
Gejala: Non-pruritic vaginal discharge dengan bau amis, tapi 50% wanita asimptomatik
Treatment: Oral/intravaginal metronidazole atau clindamycin.

Chlamydial cervicitis
Gejala: LeukoreaPurulent atau mucoid discharge, perdarahan post coitus dan vaginitis, tetapi wanita
asimptomatik banyak diidentifikasi melalui skreeing atau contact tracing
Diagnosis: test DNA yang bahannya diambil dari vagina atau dari urin, atau ELISA.
Treatment: Oral azithromycin atau doxycycline.
Gonococcal cervicitis/vaginitis
Gejala: leukorea banyak, tidak berbau, tidak iritasi, seperti krim putih atau kuning, tetapi dapat juga
asimptomatik. 10-20% wanita mengalami salfingitis akut dengan demam dan nyeri pelvis, 5%
memperlihatkan penyebarluasan infeksi gonorrhea dengan mengigil, demam, malise, polyatralgi
asimetrik dan lesi kulit yang sakit.
Diagnosis: kulturpositive culture pada media selektif seperti modified ThayerMartin agar; 20% pasien
akan dapat diidentifikasi infeksinya pada beberapa sisi (faring, rectum).
Treatment: Oral ciprofloxacin
Candidiasis
Gejala: banyak pruritus dan eritema pada vulvovaginal.
Diagnosis: KOH wet-mount untuk melihat adanya cabang dan budding hifa. Kultur pada medium
Sabouraud diindikasikan pada beberapa kasus
Treatment: topical clotrimazole (Canestin) atau oral fluconazole (Diflucan).
Uncomplicatted vulvuvaginal candidiasis (VVC)
- Secara klinis ditemukan dysuria external dan pruritus, nyeri, bengkak, kemerahan pada vulva.
- Gejala termasuk edema, fissure, goresan atau leukorea yang tebal dan putih pada vulva
- Diagnosis dapat ditegakkan pada wanita dengan gejala, dan
a. Preparat basah (saline, 10% KOH) atau pewarnaan gram cairan leukorea vagina menunjukkan
adanya yeast, hifa atau pseudohifa. atau
b. Kultur atau test jamur lain menunjukkan adanya spesies jamur
- pH vagina biasanya normal (<4,5), sehingga pemeriksaan pH tidak berarti.
- Penggunaan 10% KOH pada preparat basah meningkatkan visualisasi yeast dan mycelia dengan
menghancurkan materi selular yang menghalangi yeast atau pseudohifa. Pemeriksaan ini harus
dilakukan pada wanita dengan gejala VVC dan wanita dengan hasil positif harus diterapi.
- Jika hasil preparat basah negative tetapi gejala positif, perlu dilakukan kultus Candida
- Jika kultur tidak dapat dilakukan, terapi empiris dapat diberikan pada wanita dengan gejala VVC.
- Identifikasi Candida melalui kultur, tetapi pasien tidak memiliki gejala, bukan indikasi pemeriksaan
Complicated VVC
a. VVC recurrent (RVVC)
- Diindikasikan jika gejala VVC terjadi 4 atau lebih dalam 1 tahun (pada 5% wanita)
- Kultur vagina harus dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan identifikasi spesies yang tidak
biasa, biasanya Candida glabrata
- C.glabrata (10-20% pada pasien RVVC) dan Candida nonalbicans lainnya tidak membentuk
pseudohifa atau hifa dan tidak mudah dikenali dengan mikroskop
- Terapi antimikotik konvensional tidak efektif seperti pada C.albicans
b. VVC berat

PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

Ditandai dengan eritema, edeman, excoriation, dan pembentukna fissure vulva yang meluas dan
berhubungan dengan respons klinik yang menurun pada pasien dengan terapi topical atau oral jangka
pendek
c. VVC nonalbicans

Trichomoniasis
Gejala: leukorea dengan jumlah banyak dan berbau busuk, perdarahan post coitus, eritema vulvovaginal.
Treatment: Oral (bukan lewat vaginal) metronidazole.
Diagnosis:
- Trichomonads terlihat pada saline wet-mount merupakan pathognomonic. Lainnya adalah terdapatnya
banyak leukosit dan pH > 4.5. organisme mungkin dapat ditemukan pada pemeriksaan pap smear pada
wanita asimptomatik.
- biasanya melalui pemeriksaan mikroskop cairan vagina, tetapi metode ini sensitive hanya terhadap 6070% dan membutuhkan evaluasi segera pada preparat slide basah untuk hasil optimal.
- FDA-cleared test (sensitivitas 88-97% & spesifisitas 98-99%) untuk trichomoniasis wanita termasuk
OSOM Trichomonas Rapid Test (Genzyme Diagnostics, Cambridge, Massachusetts),
immunochromatographic capillary flow dipstick technology, dan the Affirm VP III (Becton
Dickenson, San Jose, California), a nucleic acid probe test yang mengevaluasi T. vaginalis, G.
vaginalis, and C. albicans. Test-test ini memiliki sensitivitas >83% dan spesifisitas >97%. Hasil
OSOM Trichomonas Rapid Test dapat dilihat kurang lebih 10menit, dan hasil Affirm VP III dapat
dilihat sekitar 45menit. Tetapi, false positive dapat terjadi, terutama pada populasi dengan prevalensi
rendah.
- Kultur juga memiliki sensitifitas dan spesifisitas tinggi pada T.vaginalis secret vagina
- APTIMA T. vaginalis Analyte Specific Reagents (ASR; manufactured by Gen-Probe, Inc.) dapat juga
mendeteksi RNA T.vaginalis dengan dimediasi amplifikasi transkripsi menggunakan instumen yang
sama dengan FDA-cleared test.
DIAGNOSIS BANDING
Ketuban pecah
Servisitis
Kandiloma akuminata
Herpes genitalia

Vaginitis atrofik pada menopose/ pengangkatan


ovarium
Dysplasia/ neoplasia serviks
Gonore

PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

LO.3.6. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Leukorea


Apabila keputihan yang dialami adalah yang fisiologik tidak perlu pengobatan, cukup hanya menjaga
kebersihan pada bagian kemaluan.Apabila keputihan yang patologik, sebaiknya segera
memeriksakan kedokter, tujuannya menentukan letak bagian yang sakit dan dari mana keputihan itu
berasal. Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu akan lebih memperjelas.
Kemudian merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang ditemukan.Keputihan yang
patologik yang paling sering dijumpai yaitu keputihan yang disebabkan Vaginitis, Candidiasis, dan
Trichomoniasis.Penatalaksanaan yang adekuat dengan menggabungkan terapi farmakologi dan terapi
nonfarmakologi. Tujuan pengobatan:
Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang- Pasangan diikutkan dalam pengobatan

FARMAKOLOGI
Antiseptik:
Povidone Iodin
Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi dengan alat douche-nya
sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi yang disebabkan jamur Kandida, Trikomonas,
bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai pembersih. Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan
menyusui. Bila terjadi iritasi atau sensitif pemakaian harus dihentikan.
Clotrimazole
Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis yang disebabkan
oleh Candida albicans.
Efek samping: pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema, gatal dan urtikaria
Sediaan dan posologi: Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1% dioleskan 2 kali
sehari. Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan sekali sehari pada malam hari selama 7
hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis tunggal.
Tinidazole

Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas infeksi Protozoa, Amuba.

Efek samping: obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan tidak perlu minum
dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek sampingnya. Tinidazole sebagai preparat vaginal
digunakan untuk infeksi Trichomonas. Biasa dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya.
Bentuk sediaan yang ada adalah vaginal tablet.
Metronidazole
Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau 250 mg 3xsehari selama
5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis. Diberikan 500 mg 2xsehari selama seminggu dan lebih
baik secara mitraseksual. Untuk infeksi Gardnerella vaginalis
Efek samping: mual kadang kadang muntah, rasa seperti logam dan intoleransi terhadap alkohol.
Kontraindikasi: pada trimester pertama kehamilan.
Nimorazole
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam sediaan tunggal dalam
bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya (Chloramphenicol dan Nystatin) dalam bentuk
vaginal tablet.
Penisilin

Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya makanan dalam
saluran cerna. Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak terhambat
makanan dalam absorbsinya.

Efek samping: Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin terhadap susunan
saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis besar

Sediaan dan posologi:

Ampisilin Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg. Dalam suntikan
0,1; 0,25; 0,5 dan 1 gram pervial

Amoksisilin Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan sirup125mg/5mL
dosis diberikan 3 kali 250-500 mg sehari

Anti jamur:
Nystatin
Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif terhadap obat ini
termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi dengan sifatnya yang tidak
bisa melewati membran kulit sangat baik untuk digunakan sebagai obat pemakaian luar saja. Tetapi
dalam penggunaannya harus hati-hati jangan digunakan pada luka terbuka.

Anti Virus:
Asiklovir

Bekerja menghambat enzim DNA polimerase virus. Sediaan dalam bentuk oral, injeksi dan krim
untuk mengobati herpes dilabia.

Efek samping: Oral pusing, mual, diare,sakit kepala. Topikal Kulit kering dan rasa terbakar
dikulit.

Kontraindikasi: tidak boleh digunakan pada ibu hamil.

Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering:


1 Candida albicans
oral
2 Topikal
15 Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14
3 Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2
hari Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x
minggu
100 mg/hari selama 14hari
4 Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari
16 Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
selama 7 hari
17 Kotrimoksazole sama dengan dosis
5 Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7
minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari
14 hari
18
6 Sistemik
19 Gardnerella vaginalis
7 Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
20 Metronidazole 2 x 500 mg
8 Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
21 Metronidazole 2 gram dosis tunggal
9 Nimorazol 2 gram dosis tunggal
22 Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7
10 Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
hari, note: Pasangan seksual ikut diobati
11 Pasangan
seksual
dibawa
dalam
23
pengobatan
24
12 Chlamidia trachomatis
25 Neisseria gonorhoeae
13 Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari
26 Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
(Illustrated of textbook gynecology)
27 Amoksisiklin 3 gr im
14 Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari
28 Ampisiillin 3,5 gram im atau
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

29 Ditambah :
41 Ditambah
30 Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari
42 Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau
atau
43 Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
31 Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
44 Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
32 Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
45
33 Tiamfenikol 3,5 gram oral
46 Virus herpeks simpleks
34 Kanamisin 2 gram im
47 Belum ada obat yang dapat memberikan
35 Ofloksasin 400 mg/oral
kesembuhan secara tuntas
36
48 Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari
37 Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase
49 Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari
38 Seftriaxon 250 mg im atau
50 Povidone iododine bisa digunakan
39 Spektinomisin 2 mg im atau
untuk mencegah timbulnya infeksi
40 Ciprofloksasin 500 mg oral
sekunder
51
52
53 NONFARMAKOLOGI
1. Perubahan Tingkah Laku
54
Keputihan (Fluor albus) yang disebabkan oleh
jamur lebih cepat berkembang di lingkungan yang hangat dan basah maka untuk membantu
penyembuhan menjaga kebersihan alat kelamin dan sebaiknya menggunakan pakaian dalam yang terbuat
dari katun serta tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat (Jones,2005). Keputihan bisa ditularkan
melalui hubungan seksual dari pasangan yang terinfeksi oleh karena itu sebaiknya pasangan harus
mendapat pengobatan juga.
2. Personal Hygiene
55
Memperhatikan personal hygiene terutama pada
bagian alat kelamin sangat membantu penyembuhan, dan menjaga tetap bersih dan kering, seperti
penggunaan tisu basah atau produk panty liner harus betul-betul steril.Bahkan, kemasannya pun harus
diperhatikan. Jangan sampai menyimpan sembarangan, misalnya tanpa kemasan ditaruh dalam tas
bercampur dengan barang lainnya. Karena bila dalam keadaan terbuka, bisa saja panty liner atau tisu
basah tersebut sudah terkontaminasi.Memperhatikan kebersihan setelah buang air besar atau kecil.Setelah
bersih, mengeringkan dengan tisu kering atau handuk khusus.Alat kelamin jangan dibiarkan dalam
keadaan lembab.
3. Pengobatan Psikologis
56
Pendekatan
psikologik
penting
dalam
pengobatan keputihan.Tidak jarang keputihan yang mengganggu, pada wanita kadang kala pemeriksaan
di laboratorium gagal menunjukkan infeksi, semua pemgujian telah dilakukan tetapi hasilnya negatif
namun masalah atau keluhan tetap ada. Keputihan tersebut tidak disebabakan oleh infeksi melainkan
karena gangguan fsikologi seperti kecemasan, depresi, hubungan yangburuk, atau beberapa masalah
psikologi yang lain yang menyebabkan emosional. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan konsultasi
dengan ahli psikologi.Selain itu perlu dukungan keluarga agar tidak terjadi depresi.
57
58 LO.3.7. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Leukorea
59 Komplikasi yang sering adalah bila kuman telah menaiki panggul sehingga terjadi penyakit yang
dikenal dengan radang panggul. Komplikasi jangka panjang yang lenih mengerikan, yaitu
kemungkinan wanita tersebut akan mandul akibat rusak dan lengketnya organ-organ dalam kemaluan
terutama tuba falopi dan juga dapat menyebabkan infertilitas.Komplikasi juga dapat terdapat pada
pria yaitu komplikasi non spesifik dapat menjalar ke prostat dan menimbulkan infeksi buah zakar
dan saluran kemih.
60 Terinfeksinya kelenjar yang ada di dalam bibir vagina. Bisul kelenjar tersebut harus disedot keluar
karena tidak dapat disembukan dengan obat. Komplikasi pada wanita sering menimbulkan radang
saluran telur. Infeksi nonspesifik pada wanita sering tanpa keluhan maupun gejala. Dampak akibat
keputihan:
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

Gangguan Psikologis
61
Respon psikologis seseorang terhadap keputihan akan menimbulkan kecemasan yang berlebihan dan
membuat seseorang merasa kotor serta tidak percaya diri dalam menjalankan aktifitasnya sehari hari
Vulvitis
62
Sebagaian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi lokal, penyebab secara umum
jamur.Bentuk vulvitis adalah infeksi kulit berambut dan infeksi kelenjar bartholini.Infeksi kulit berambut
terjadi perubahan warna, membengkak, terasa nyeri, kadang kadang tampak bernanah dan
menimbulkan kesukaran bergerak.Infeksi kelenjar bartholini terletak di bagian bawah vulva, warna kulit
berubah, membengkak, terjadi penimbunan nanah di dalam kelenjar, penderita sukar untuk berjalan dan
duduk karena sakit.
Vaginitis
63 Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai parasit atau jamur. Infeksi
ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual.Tipe vaginitis yang sering dijumpai adalah vaginitis
candidiasis dan trikomonalisvaginalis. Vaginitis candidiasis merupakan keputihan kental bergumpal,
terasa sangat gatal dan mengganggu, pada dinding vagina sering dijumpai membran putih yang bila
dihapus dapat menimbulkan perdarahan, sedangkan trikomonalis vaginalis merupakan keputihan yang
encer sampai kental, kekuningan, gatal dan terasa membakar serta berbau.
64
Serviksitis
65
Serviksitis merupakan infeksi dari servik uteri.Infeksi serviks sering terjadi karena luka kecil bekas
persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubungan seksual.Keluhan yang dirasakan terdapat
keputihan, mungkin terjadi kontak bleeding saat berhubungan seksual.
Penyakit radang Panggul (Pelvic Inflammantory Disease)
66
Penyakit radang Panggul merupakan infeksi alat genetalia bagian atas wanita, terjadi akibat
hubungan seksual. Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya akan menimbulkan
berbagai penyulit yang berakhir dengan terjadinya perlekatan sehingga dapat menyebabkan kemandulan.
Tanda-tandanya yaitu nyeri yang menusuk-nusuk di bagian bawah perut, mengeluarkan keputihan dan
bercampur darah, suhu tubuh meningkat dan pernafasan bertambah serta tekanan darah dalam batas
normal.
67
68 LO.3.8. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Leukorea
69 Menurut Army (2007), beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencegah keputihan patologis
antara lain:
1. Menjaga kebersihan
a. Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga agar tetap kering untuk mencegah
tumbuhnya bakteri dan jamur;
b. Saat menstruasi biasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab;
c. Menggunakan sabun non parfum saat mandi untuk mencegah timbulnya iritasi pada vagina;
d. Menghindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan yang mengandung deodoran dan bahan kimia
terlalu berlebihan, karena hal itu dapat mengganggu pH cairan kewanitaan dan dapat merangsang
munculnya jamur atau bakteri;
e. Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah depan ke belakang untuk
mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina;
f. Menjaga kuku tetap bersih dan pendek. Kuku dapat terinfeksi Candida akibat garukan pada kulit yang
terinfeksi. Candida yang tertimbun dibawah kuku tersebut dapat menular ke vagina saat mandi atau
cebok.
2.
Memperhatikan pakaian
a. Apabila celana dalam yang dipakai sudah terasa lembab sebaiknya segera diganti dengan yang kering
dan bersih;
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

3.

b. Menghindari pemakaian pakaian dalam atau celana panjang yang terlalu ketat karena dapat
meningkatkan organ kewanitaan;
c. Tidak duduk dengan pakaian basah (misalnya: selesai olahraga dan selesai renang karena jamur lebih
senang pada lingkungan yang basah dan lembab;
d. Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun karena katun menyerap kelembaban dan menjaga agar
sirkulasi udara tetap terjaga.
Mengatur gaya hidup
a. Menghindari seks bebas atau bergantiganti pasangan tanpa menggunakan alat pelindung seperti
kondom;
b. Mengendalikan stres;
c. Rajin berolahraga agar stamina tubuh meningkat untuk melawan serangan infeksi;
d. Mengkonsumsi diit yang tinggi protein. Mengurangi makanan tinggi gula dan karbohidrat karena
dapat mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan;
e. Menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang. Kegemukan dapat membuat kedua paha tertutup rapat
sehingga mengganggu sirkulasi udara dan meningkatkan kelembaban sekitar vagina;
f. Apabila mengalami keputihan dan mendapatkan pengobatan antibiotik oral (yang diminum)
sebaiknya mengkonsumsi antibiotik tersebut sampai habis sesuai dengan yang diresepkan agar
bakteri tidak kebal dan keputihan tidak datang lagi;
g. Apabila mengalami keputihan yang tidak normal segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan agar
segera mendapatkan penanganan dan tidak memperparah keputihan.

70
71
72 LO.3.9. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Leukorea
73 Prognosis fluor albus baik, akan memberikan respon terhadap pengobatan dalam beberapa hari dan
infeksinya dapat disembuhkan walaupun dalam beberapa kasus dilaporkan bahwa fluor albus dapat
timbuk kembali pada 20-30% wanita, dan bersifat asimptomatik.
74 Pengobatan ulang dengan antibiotik yang sama dapat dipakai. Prognosis bakterial vaginosis sangat
baik, karena infeksinya dapat disembuhkan. Dilaporkan terjadi perbaikan spontan pada lebih dari 1/3
kasus. Dengan pengobatan metronidazol dan klindamisin memberi angka kesembuhan yang tinggi
(84-96%).
75 Dengan perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif
Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata rata 70 80% dengan regimen pengobatan
Kandidiasis mengalami kesembuhan rata rata 80 -95 %
76 Kebanyakan wanita dengan kandidiasis vulvovaginal biasanya merespon dengan cepat terhadap
pengobatan.
Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata rata 95 %
77
78
LI. 5. Memahami dan Menjelaskan Pap Smear
79 Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan
atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau
prakanker (Rasjidi, Irwanto, Sulistyanto, 2008).
80 Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan
kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan tes yang aman dan murah dan telah
dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher
rahim (Diananda, 2009).
81 Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa dilakukan setiap saat, kecuali
pada saat haid (Dalimartha, 2004). Pap Smear pertama kali diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr.
George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943 (Purwoto &
Nuranna, 2002).
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

82 Pap smear adalah prosedur medis di mana sampel sel dari leher rahim seorang wanita (akhir rahim
yang meluas ke dalam vagina) dikumpulkan dan dioleskan pada slide mikroskop. Sel-sel diperiksa di
bawah mikroskop untuk mencari perubahan pra-ganas (sebelum kanker) atau ganas (kanker). Pap
smear adalah tes skrining yang sederhana, cepat, dan relatif tanpa rasa sakit.
Spesifisitas - kemampuannya untuk menghindari mengklasifikasikan hasil normal dengan tidak normal
(hasil "positif palsu")
Sensitivitas - yang berarti kemampuannya untuk mendeteksi setiap kelainan, mungkin saja didapatkan
beberapa hasil "negatif palsu". Dengan demikian, beberapa wanita mengalami kanker serviks walaupun
memiliki Pap screening yang teratur.
83 Dalam sebagian besar kasus, tes Pap tidak mengidentifikasi kelainan seluler kecil sebelum mereka
memiliki kesempatan untuk menjadi ganas dan pada suatu titik ketika kondisi ini paling mudah
diobati. Pap smear tidak dimaksudkan untuk mendeteksi bentuk kanker lain dari ovarium, vagina,
atau rahim. Kanker organ-organ ini mungkin ditemukan selama berlangsungnya ginekologi
(panggul) ujian, yang biasanya dilakukan pada waktu yang sama dengan pap smear. Semua wanita
usia 25-69 tahun yang pernah melakukan hubungan seksual dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan pap smear 3 tahun sekali.

84
85
Pemeriksaan Pap Smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining) dan pelacak adanya
perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta
pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah (Dalimartha, 2004). Pap Smear mampu mendeteksi lesi
prekursor pada stadium awal sehingga lesi dapat ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat kuratif
(Crum, Lester, & Cotran, 2007). Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut
(Manuaba, 2005):
1. Diagnosis dini keganasan
86 Pap Smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus endometrium, keganasan
tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.
87
88
2. Perawatan ikutan dari keganasan
89 Pap Smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat kemoterapi dan
radiasi.
3. Interpretasi hormonal wanita
90 Pap Smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau tanpa ovulasi,
menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan kemungkunan keguguran pada hamil muda.
4. Menentukan proses peradangan
91 Pap Smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri dan jamur.
92
93 Kriteria pasien pap smear:
Kehamilan bukan menjadi alasan tidak dilakukannya pap smear. Pap smear masih dapat dilakukan
dengan aman selama kehamilan
Tidak diindikasikan pada wanita yang pernah di hysterectomy (pengangkatan serviks) karena kondisi
benigna.
Wanita yang di hysterectomy subtotal boleh melakukan pap smear dengan langkah sama dengan wanita
yang belum di hysterectomy.
94
95
Syarat pemeriksaan pap smear:
Wanita yang ingin melakukan pemeriksaan pap smear tidak boleh saat menstruasi.
Waktu terbaik adalah antara 10-20 hari setelah hari pertama menstuasi.
Sekitar 2 hari sebelum pemeriksaan, wanita harus menghindari pemakaian sabun, krim, jelli spermisidal
atau obat vagina, karena ini dapat menyebabkan sel servix abnormal tidak terlihat.
Hindari hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan
96
97 Prosedur pemeriksaan pap smear:
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

1. Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi


spekulum bivalve (cocor bebek), spatula Ayre,
kaca objek yang telah diberi label atau tanda, dan
alkohol 95%.
2. Pasien berbaring dengan posisi litotomi.
3. Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina
bagian atas, forniks posterior, serviks uterus, dan
kanalis servikalis.
4. Periksa serviks apakah normal atau tidak.
5. Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke
dalam endoserviks, dimulai dari arah jam 12 dan
diputar 360 searah jarum jam.
6. Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca
objek pada sisi yang telah diberi tanda dengan
membentuk sudut 45 satu kali usapan.
7. Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit.
8. Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim ke ahli patologi anatomi.
9.
98
99
Analisa dan hasil pap smear berdasarkan pada system Bethesda:
Normal (negative) : tidak ada tanda pre cancer atau cancer
ASC-US (Atypical Squamous Cells of Undetermined Significant) : Ditemukan perubahan pada sel servix.
Perubahannya hampir selalu merupakan tanda infeksi HPV tetapi dapat mengindikasikan adanya
precancer. Ini merupakan tipe terbanyak dari hasil pap smear abnormal
SIL (Squamous Intraepithelial Lession) : perubahan abnormal terlihat pada sel yang dapat berupa tanda
pre cancer. SIL dapat berupa low grade (LSIL) atau high grade (HSIL). Tingkatan ini berhubungan
dengan tingkat dysplasia dan CIN. LSIL hampir selalu mengindikasikan adanya infeksi HPV, tetapi dapat
juga mengindikasikan perubahan pre cancer ringan. LSIL sangat sering dan biasanya hilang sendirinya
tanpa terapi. HSIL mengu=indikasikan perubahan yang lebih serius. Carcinoma in ditu (CIS) merupakan
bentuk berat dari HSIL. Biasanya mengarah ke proses terbentuknya kanker
ASC-H (Atypical Squamous Cells, cannot exlude HSIL) : perubahan pada sel servix ditermukan.
Perubahan ini tidak sepenuhnya HSIL tetapi bisa saja berupa HSIL, dan butuh pemeriksaan lanjutan.
AGC (Atypical Glandular Cells) : perubahan sel terlihat mengindikasikan pre cancer pada bagian atas
servix atau uterus.
Kanker : sel abnormal dapat menyebar lebih dalam ke servix atau jaringan lain.
100
101
Jika hasil pap smear abnormal, perlu pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan selanjutnya
bergantung tipe hasil pap smear abnormal dan usia serta tingkat dysplasia.
102
103 Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas:
Kelas I : tidak ada sel abnormal.
Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada indikasi adanya keganasan.
Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia ringan sampai sedang.
Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia berat.
Kelas V : keganasan.

104
Pengelompokan hasil uji pap smear menggunakan sistem CIN oleh Richart RM:
CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel neoplasma pada kurang dari sepertiga lapisan
epitelium.
CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan dua pertiga epitelium.
CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang dimana telah melibatkan sampai ke
basement membrane dari epitelium.

PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

a.
b.
c.
d.
e.
f.

105
Hasil pap smear harus disertakan dengan:
Deskripsi status menstruasi pasien (contoh : menopausal atau periode menstruasi regular)
Riwayat medis (contoh : riwayat herpes)
Jumlah slide
Deskripsi ke-adekuatan specimen (apakah bisa dibaca atau tidak)
Diagnosis akhir
Rekomendasi untuk follow up
106

107

LI. 6. Memahami dan Menjelaskan Thaharah dalam Keputihan


108
Dalam khazanah Islam, keputihan jenis ini biasa disebut dengan cairan putih
kekuningan (sufrah )atau cairan putih kekeruhan (kudrah ). Terkait dengan kedua hal ini, di
kitab shahih Bukhari disebutkan bahwa Sahabat bernama Ummu Athiyyah radhiallahu anha
berkata:

109
110Berdasarkan hadits tersebut dapat disimpulkan :
1. Hukum orang yang mengalami keputihan tidak sama dengan hukum orang yang mengalami menstruasi.
Orang yang sedang keputihan tetap mempunyai kewajiban melaksanakan shalat dan puasa, serta tidak
wajib mandi.
2. Cairan keputihan tersebut hukumnya najis, sama dengan hukumnya air kencing. Oleh karenanya, apabila
ingin melaksanakan shalat, sebelum mengambil wudhu, harus istinjak, dan membersihkan badan atau
pakaian yang terkena cairan keputihan terlebih dahulu.
111 Sementara terkait dengan keputihan, maka sebagian ulama menyamakannya dengan darah
istihadah (penyakit). Dan sesuai dengan kaidah fikih bahwa keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur
membatalkan wudhu maka demikian pula dengan keluarnya keputihan. Keputihan membatalkan
wudhu. Kalau darah keputihan itu membasahi pakaian, maka harus dibersihkan.
112Jika keputihan terus-menerus keluar bahkan ketika salat, maka ada keringanan yang diberikan oleh
agama. Wanita yang mendapatkan keputihan terus-menerus semacam itu cukup berwudhu setiap kali
melaksanakan shalat fardhu. Kalaupun darah keputihannya keluar lagi di saat salat, salatnya tidak
batal.
113

114DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, D.2003.Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual.LKiS : Jogjakarta
Butel, J S., Brooks, G F., Morse S A. 2007. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick &
Jakarta : EGC.
Eroschenko V P. 2010. Atlas histologi diFiore: dengan korelasi fungsional. Jakarta : EGC.

Adelberg.

Jawetz, Melnick, &Adelbergs. Vaginosis Bacterial, Trichomonas: Jawetz, Melnick, &Adelbergs. Vaginosis
Bacterial, Trichomonas: Medical Microbiology Medical Microbiology Ed. 22nd.
Juanda ed. Dkk. Vaginosis Bakterial: AdhiJuanda ed. Dkk. VaginosisBakterial: IlmuPenyakitKulitdanKelamin Ed.
5. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed. 5. Jakarta. UI Press; 2007; 386 Jakarta. UI
Prayetni, 2001. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan GangguanReproduksi. Jakarta: Pusdiknas Depkes RI.
Sobotta. Atlas of Human Anatomy vol.2 Ed.14
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-sitisamrot-6030-2-babii.pdf
http://emedicine.medscape.com/
http://www.medicinenet.com/pap_smear/page6.htm
http://www.nhs.uk/conditions/vaginal-discharge/Pages/Introduction.aspx
Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
http://www.bidmc.org/YourHealth/Health-Notes/WomensHealth/ScreeningsProcedures/Understanding-AbnormalPap-Test-Results.aspx#sthash.V93VXOcb.dpuf
http://www.cdc.gov/std/treatment/2010/vaginal-discharge.htm
http://www.hpb.gov.sg/HOPPortal/health-article/3646
PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3501/1/06001195.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23320/4/Chapter%20II.pdf
Ismid I, Sjarifuddin P K, Sungkar S. 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Ed 4. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Sofwan, A. 2015. Sistem Reproduksi. Jakarta : Bagian Anatomi FKUY.
Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kandungan Ed.2. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
115
116

PBL FK YARSI 2014 BLOK ENDOKRIN SKENARIO 1 | Azizah F Andyra 1102014055

Anda mungkin juga menyukai