Anda di halaman 1dari 22

9.

4 TUMOR TIROID

Tumor/kanker tiroid merupakan dari 2 lobus lateralis dengan bagian


neoplasma sistem endokrin yang terbanyak tengahnya disebut ismus. Pada minggu ke-7
dijumpai. Berdasarkan dari Pathologycal perkembangan embrional kelenjar tiroid ini
Based Registration di Indonesia kanker mencapai posisinya yang terakhir pada
tiroid merupakan kanker dengan insidensi ventral dari trakea yaitu setinggi vertebra
tertinggi urutan ke sembilan. C5,C6,C7 dan Th1, dan secara bersamaan
Menurut statistik dari National duktus tiroglosus akan hilang. Perkembangan
Cancer Institute (NCI), insidensi kanker selanjutnya tiroid bergabung dengan jaringan
tiroid pada pria sekitar 2,5 per 100.000 ultimobranchial body yang berasal dari
populasi dan wanita sekitar 6,7 per 100.000 branchial pouch V, dan membentuk C-cell
populasi. Kanker tiroid dapat mengenai atau sel parafolikuler dari kelenjar
seluruh kelompok usia dan frekuensinya tiroid.1,2,3,4,5
meningkat setelah usia diatas 50 tahun. Kira-kira 75 % pada kelenjar tiroid
Hanya sekitar 5 % dapat mengenai usia 15- ditemukan lobus piramidalis yang menonjol
20 tahun. NCI juga menyebutkan bahwa dari ismus ke kranial, ini sisa dari duktus
kanker tiroid ini dapat mengenai 16.000 tiroglosus bagian kaudal. Pada akhir minggu
orang per tahunnya. ke 7 10 kelenjar tiroid sudah mulai
Penegakkan diagnosa penting berfungsi, folikel pertama akan terisi koloid.
dilakukan untuk meningkatkan kualitas Sejak saat itu fetus mulai mensekresi
hidup penderita. diagnosa klinis merupakan Thyrotropin Stimulating Hormone ( TSH ),
dasar dalam menentukan penatalaksanaan dan sel parafolikuler pada fetus sementara
selanjutnya, sehingga diperlukan belum aktif.1,2,3,4,5
pengetahuan dan ketrampilan dalam
menentukan diagnosa.
Penanganan pertama untuk suatu
kanker adalah kesempatan terbaik untuk
pasien mencapai tingkat kesembuhan
optimal, demikian pula halnya untuk kanker
tiroid.

EMBRIOLOGI DAN ANATOMI


KELENJAR TIROID

Embriologi
Kelenjar tiroid adalah kelenjar
endokrin yang pertama kali tampak pada Perkembangan embriologis tiroid minggu
fetus , tonjolan kelenjar ini berkembang ke-41
sejak minggu ke-3 sampai minggu ke-4 dan
berasal dari penebalan entoderm dasar
faring, yang kemudian karena
perkembangannya akan memanjang ke
kaudal dan disebut divertikulum tiroid.
Akibat bertambah panjangnya embrio dan
pertumbuhan lidah maka divertikulum ini
akan mengalami desensus sehingga berada
dibagian depan leher dan bakal faring.
Divertikulum ini dihubungkan dengan lidah
oleh suatu saluran yang sempit yaitu duktus
tiroglosus yang muaranya pada lidah yaitu
foramen cecum.1,2,3,4,5 Perkembangan embriologis tiroid minggu
Divertikulum ini berkembang ke-41
cepat membentuk 2 lobus yang tumbuh ke
lateral sehingga terlihat kelenjar tiroid terdiri
2

Perkembangan embriologis tiroid minggu 5


Otot-otot leher
ke 4 -7 1
a. Vaskularisasi
Aliran darah dalam kelenjar tiroid
berkisar 4-6 ml/gr/menit, kira-kira 50x
Anatomi kelenjar tiroid.
lebih banyak dibanding aliran darah
Tiroid berasal dari bahasa Yunani
dibagian tubuh lainnya. Pembuluh darah
yaitu thyreos yang artinya perisai pada masa
kelenjar tiroid terdiri dari arteri dan
bayi beratnya sekitar 1,5 gram dan saat
vena sebagai berikut: 1, 2, 3, 4 , 5
dewasa beratnya 15-20 gram terdiri dari 2
a. Arteri tiroidea superior.
lobus lateralis dengan ukuran panjang 4 cm
Merupakan cabang dari a. karotis
dan lebar 2 cm menempel pada sisi lateral
eksterna dan memberi darah
kartilago tiroid dengan batas atas ismus
sebesar 15-20%. Sebelum
sedikit di bawah kartilago krikoid dan
mencapai kelenjar tiroid, arteri ini
bawahnya sampai cincin trakea ke- 4. 1,2,3,4,5
bercabang dua menjadi ramus
Kelenjar tiroid dibungkus kapsul
anterior dan ramus posterior, yang
jaringan fibrous tipis, pada sisi posterior
akan beranastomose dengan cabang
melekat erat pada trakea dan laring (
a. tiroidea inferior.
ligamen suspensorium dari Berry ) sehingga
b. Arteri tiroidea inferior.
akan ikut bergerak sewaktu menelan, kapsul
Merupakan lanjutan dari trunkus
ini juga penetrasi ke dalam kelenjar sehingga
tiroservikalis yang berasal dari a.
terbentuk septa membentuk pseudolobulus
subklavia, dan memberikan
yang berisi berbagai folikel. 1,2,3,4,5
darah paling banyak yaitu 76-78%.
Pada sebelah anterior kelenjar
Tepat pada kutub kaudal kelenjar
tiroid menempel otot pretrakealis
tiroid, arteri akan bercabang dua
(m.sternotiroid dan m. sternohioid) kanan
yaitu ramus anterior dan ramus
dan kiri yang bertemu pada midline, otot-
posterior yang beranastomose
otot ini diinervasi oleh cabang akhir nervus
dengan cabang a. tiroidea superior.
kranialis hipoglossus desendens dan yang
c. Arteri tiroidea ima.
kaudal oleh ansa hipoglossus. Pada sebelah
Arteri ini berjalan kearah ismus
yang superfisial dan sedikit lateral ditutupi
kelenjar tiroid, merupakan
oleh fasia kolli profunda dan superfisial
percabangan dari arkus aorta
yang membungkus
atau arteri brakiosefalika dan
m.sternokleidomastoideus dan vena jugularis
memberi darah 1-2%. Arteri ini
eksterna. Sisi lateral berbatasan dengan
tidak selalu ada, kalau ada
arteri karotis komunis, vena jugularis
kadang cukup besar sehingga
interna, trunkus simpatikus, dan arteri
bisa membahayakan pada waktu
tiroidea inferior. Posterior dari sisi
trakeostomi .
medialnya terdapat kelenjar paratiroid,
d. Vena-vena
nervus rekuren laringeus dan esofagus.
Drainase vena dari kelenjar tiroid
Esofagus terletak dibelakang trakea dan
berawal dari pleksus venosus yang
laring sedangkan nervus rekuren laringeus
kemudian bergabung menjadi tiga
terletak pada sulkus trakeoesofagikus. 1,2,3,4,5
percabangan yaitu :
3

- vena tiroidea superior yang terhadap kelenjar tiroid sangat


menuju ke vena jugularis interna bervariasi, tetapi sering berjalan didalam
atau vena fasialis. tracheo-esophageal groove. Tetapi
- vena tiroidea media ke vena pada waktu operasi, ketika kelenjar
jugularis interna. tiroid diluksasikan keluar, saraf ini akan
- vena tiroidea inferior menuju ke berpindah ke posterolateral trachea oleh
vena brakiosefalika. karena saraf ini berjalan ke karnial,
kearah posterior, kemudian masuk ke
sendi antara inferior os thyroidea dan
cricoid.1, 2, 3, 4, 5
Cornu inferior inilah yang merupakan
salah satu landmark pada waktu
operasi. Akhirnya saraf ini akan masuk
ke batas bawah dari m.konstriktor
inferior dan terus ke otot-otot laring.
Disamping fungsi saraf ini
menggerakkan pita suara, juga berfungsi
sebagai sensoris untuk mukosa
laring.1, 2, 3, 4, 5

Pembuluh darah tiroid (tampak depan)7 c. Kelenjar Limfe


Saluran-saluran limfatis dari kelenjar
tiroid berkumpul dibawah kapsul,
kemudian dialirkan ke kelompok
limfe:1, 2, 3, 4, 5
a. Median superior trunks .
Berasal dari isthmus superior dan
bagian tengah dari kedua lobus
lateralis, kemudian berjalan keatas di
depam laring membelok ke lateral,
dan akhirnya ke kelnjar superior
internal jugular chain..
b. Median inferior trunks.
Turun kebawah bersama-sama
Pembuluh darah tiroid (ta mpa k v.tiroidea inferior dan masuk ke
bela kang) 7 kelenjar pretrakheal tranversalis,
kadang-kadang bisa meneruskan
perjalannya ke arah lateral masuk ke
b. Persarafan kelenjar inferior internal jugular
Dua saraf yang berhubungan dengan chain.
kelenjar tiroid adalah n.laringeus c. Lateral trunks.
superior dan n.laringeus inferior Berjalan ke lateral masuk ke kelenjar
(n.laringeus rekuren). Nervus laringeus median internal jugualar chain.
superior berasal dari ganglion inferior Kadang-kadang bisa keatas , ke
menuju ke medial bawah menyilang kelenjar-kelenjar superior internal
dibelakang a.karotis interna, lalu jugular chain.
mempercabangkan n.laringeus internus d. Postero-superior trunks.
dan n.laringeus eksternus. Nervus Kelenjar-kelenjar ini hanya
laringeus internus merupakan cabang ditemukan 20% dan berasal bagian
sensoris yang mempersarafi dasar fossa posterosuperior lobus lateralis naik
pyriformis dan mukosa laring diatas pita ke atas melewati batas lateral faring,
suara. 1, 2, 3, 4, 5 dan masuk ke kelenjar-kelenjar
Nervus laringeus inferior (n.laringeus retrofaringeal lateralis.
rekuren) merupakan struktur yang sangat
pentingpada operasi tiroid. Letaknya
4

Pembuluh limfe leher5

e. Kelenjar Paratiroid Pembuluh darah tiroid (ta mpa k


Kelenjar ini berkembang dari branchial sa mping) 7
pouch III dan IV. Bentuk ovoid, warna
kuning kecoklatan.ukuran rata-rata 2 x f. Histologi
3 x 7 mm dengan berat total 140 mg. Kelenjar tiroid terdiri d ari
Biasanya ditemukan 4 buah, 2 dikutub banyak acini atau folikel dengan
atas tiroid dan 2 dikutub bawah. garis tengah 30 micron. Acini ini
Fungsi hormon yang dihasilkan 1,2,5 : terdiri dari 1 lapis sel yang
- Memelihara konsentrasi kalsium berbentuk kubus, dan berisi
plasma. koloid. Koloid ini berfungsi
- Mengontrol pengeluaran kalsium sebagai storage depot . 4 , 5
dan fosfor dalam ginjal. Pada waktu kelenjar tiroid
- Meningkatkan penyerapan tidak akrif, maka anatara koloid
kalsium oleh usus. dan sel tampak jelas. Pada waktu
- Merangsang penyerapan kalsium kelenjar aktif, terlihat tonjolan -
dari tulang. tonjolan kecil dari sel kearah
Hipoparatiroidisme biasanya terjasi koloid. 4 , 5
akibat berkurangnya hormone Kelenjar tiroid termasuk
paratiroid misalnya karena kelenjar salah satu organ tub uh manusia
paratiroid terangkat pada waktu yang peka dan dapat bereaksi dan
tiroidektomi. Gejala klinik timbul berfungsi lebih aktif pada masa
akibat berkurangnya kalsium dalam pubertas, kehamilan dan stress.
darah berupa tetani, parestesi, dan Dalam keadaan ini kelenjar tiroid
kelumpuhan otot. Pada pemeriksaan mengalami beberapa perubahan
laboratorium terlihat serum kalsium yaitu terjadinya hyperplasia
menurun, fosfor meningkat epitel, resorpsi zat -zat koloid
sedangkan alkali fosfatase bisa (tiroglobulin), sel -sel folikel
normal atau menurun, menjadi lebih banyak. 4 , 5
pengobatannya dengan pemberian Bila rangsangan telah lewat maka
kalsium. akan terjadi invol usi sel-sel
kelenjar, sebaliknya bila involusi
tidak terjadi, maka akan terjadi
keadaan hipertrofi dan
hyperplasia, dan kelenjar tiroid
menjadi noduler. Hal inilah yang
disebut dengan keadaaan struma
atau goiter simplex, dimana
tiroid akan membesar secara
simetris dan beratnyabisa
mencapai 200 300 gram,
didaerah endemic keadaan bisa
5

menjadi lebih berat lagi. bahkan pada penderita Grave's disease


Apabila keadaan stress atau gradient ini bisa sampai mencapai 500:1. 2
misalnya defisiensi yodium Kelenjar tiroid mempunyai
berulang, maka akan terjadi kemampuan untuk mengadakan transport
involusi tidak sempurna, aktif yang disebut iodine pump atau
sehingga timb ul gambaran iodine trapping. Dalam keadaan normal
noduler dan dise b ut struma tiroid mampu membuat konsentrasi
adeno matous atau struma yodium 25 x konsentrasi dalam plasma.
nodosa. 4 , 5 Penerimaan yodida oleh kelenjar
dan metabolisme (oksidasi) menjadi
Fisiologi kelenjar tiroid . bentuk aktif (iodine) dipengaruhi oleh
Fungsi kelenjar tiroid adalh Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang
mensintesa, menyimpan dan diproduksi kelenjar hipofise anterior
mengeksresikan hormone troid yairtu (thyrotropin hormon), dan dengan sistem
thyroxin (T4), dan triodothyronine auto-regulasi dalam kelenjar tiroid
(T3). 1,5,6 sendiri.
Fungsi hormon ini adalah : Iodine selanjutnya akan diikat
a. katalisator dalam reaksi oksidasi sel oleh makroglobulin yaitu tyrosin
tubuh, sehngga dapat mengatur membentuk 3 monoiodotyrosin (MIT)
kecepatan metabolisme tubuh. dan 3,5 diodotyrosin (DIT). 2-DIT akan
b. Dalam kadar sedang ; mempunyai membentuk tetra iodotyrosin (T4),
efek metabolic, menambah sintesa sedangkan 1-MIT dengan 1-DIT
RNA dan protein sedangkan kadar membetnuk triodotyronine(T3).
tinggi bersifat katabolik, T4 dan T3 merupakan hormone
menyebabkan balance nitrogen yang aktif dari kelenjar ini, baru dilepas dari
negative dan sintesa protein kelenjar setelah thyroglobulin dipecah
berkurang. oleh bantuan protease yang
c. Meningkatkan penyerapan glukosa di menghasilkan banyak DIT dan MIT
usus. dibawah pengaruh TSH, dalam plasma
Yodium dalam bentuk makanan di dalam di transport dalam bentuk ikatan dengan
usus akan diserap dalam bentuk yodida. protein (tyroxine binding protein).
Didalam plasma akan membentuk ikatan Hanya 0,05% tyroxine dalam
yang tidak erat dengan protein. Kemudian plasma dalam bentuk bebas. T4 dan T3
ikatan ini akan menuju ke kelenjar tiroid. dimetabolisir di jaringan perifer secara
Yodium sangat esensial dalam deaminasi dan decarboxilasi menjadi
pembentukan hormon tiroksin, kebutuhan tetraiodothyroacetic acid dan
yodium pada orang dewasa normal triiodothyroacetic acid. Selanjutnya
sekitar 50-100 mg. Yodium yang hilang yodium bebas akan dieksresikan melalui
oleh eksresi digantikan dari sumber ginjal. Aktifitas tiroid diatur oleh
makanan seperti makanan laut, dan susunan saraf pusat dan kadar yodium
tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan, dalam darah.
roti) yang tumbuh pada tanah yang TSH dari hipofise merangsang
mengandung yodium. Kekurangan yodium sekresi dan sintesa hormone tiroid
dalam makanan seringkali diatasi dengan sedangkan sekresi TSH akan
menambahkan yodium dalam garam dipengaruhi oleh Tyrotropin Releasing
dapur. Air susu ibu mengandung yodium Factor dari hipotalamus. Efek
sehingga kebutuhan si ibu meningkat mekanisme feed back dari kadar hormon
sekitar 200 g/hari. Sintesa hormon tiroid dalam darah akan mengontrol
tiroksin ini sangat kompleks, mulai dari sekresi TSH.
dalam sistem gastrointestinal masuk dalam Keadaan-keadaan yang
sirkulasi dengan suatu proses transport aktif mempengaruhi kelenjar tiroid:
(pompa-yodium) yang didukung oleh a. Meningkatnya umur menyebabkan
Na+K+-ATPase, sehingga bisa memasukkan up-take I akan menurun.
yodium kedalam sirkulasi darah yang b. Kehamilan menyebabkan
sebetulnya ada beda gradient 20:1 atau lebih, vaskularisasi meningkat, kelenjar
6

akan membesar sehingga up-take Pada radioautografi tampak bercak-bercak


juga meningkat. hitam kecil, batas tegas, menggambarkan
c. Wanita lebih sering mengalami adanya aktifitas fokal pada satu/ beberapa
pembesaran kelenjar tiroid trutama tempat, menyerupai nodul yang toksik
pada masa pubertas, kehamilan dan didalam struma nodosa non toksik
menopause. Stadium 3 : kelenjar tiroid bernodul.
d. ACTH dan kortison akan Ditengah-tengah nodul terjadi perdarahan.
menurunkan up-taake yodium dan Pada radiautografi tampak di sekitar nodul
sedikit menurunkan T3 dan T4. berwarna hitam, menggambarkan jaringan
e. Epinefrin pada tirotoksikosis akan diluar nodul tetap berfungsi.
meningkatkan basal metabolic rate Stadium 4 : Stadium resolusi.
(BMR). Dimana nodul-nodul ditempati oleh koloid
f. Penyakit hati akan menyebabkan atau diisi masa folikel-folikel kecil yang
perubahan pada protein binding tidak menangkap isotop atau disebut cold
iodine (PBI). nodule
Stadium 5 : Jenis struma multinodosa.
Patofisiologi Pembesaran kelenjar Yaitu sesudah proses tadi timbul berulang-
tiroid/Struma ulang. Tampak beberapa nodul yang hitam
Kekurangan yodium dalam waktu lama pada radioautografi, yang menggambarkan
berakibat penurunan hormon tiroid yang adanya pembentukan hormone (nodul panas)
akan menimbulkan kenaikkan kadar TSH dan nodul yang tidak menangkap isotop
dan ini menyebabkan hipertrofi dan (nodul dingin).
hyperplasia kelenjar tiroid yang difusa. Kalau Pada mulanya terjadi pembentukan
kekurangan yodium sudah teratasi maka yang difus dan hiperplasi yang homogen,
kelenjar tiroid akan mengecil kembali oleh kemudian terjadi area-area yang aktif dan
karena terjadi fase involusi koloid dimana tidak aktif, selanjutnya tumbuh menjadi
jumlah folikel-folikel berkurang, sel epitel nodul. Nodul-nodul ini dikelilingi semacam
menjadi gepeng dan terjadi akumulasi koloid. kapsul akibat penekanan jaringan
Bila terjadi lagi defisiensi yodium maka akan disekitarnya. Nodul menjadi kista tiroid dan
timbul lagi siklus baru. diisi oleh koloid atau folikel-folikel baru ,
Bila defisiensi yodium berlangsung lama dan akhirnya terbentuk nodul-nodul dengan
dan berulang kali, timbullah degenerasi pada berbagai ukuran.
kelenjar tiroid. Histopatologis tampak sel Meissner, dan waren (1969),
epitel menjadi gepeng dengan folikel-folikel Wang(1978), Clark dkk (1979)
yang membesar berisi koloid yang mengemukakan bahwa cairan kista
mengandung sedikit yodium, terbentuk kista, mengandung kadar kalsitonin yang rendah
kalsifikasi dan nekrosis. Mula-mula dan kadar tiroksin yang sangat tinggi
perubahan tersebut secara difus, tetapi lama dibandingkan kadarnya dalam serum.
kelamaan bersifat fokal sehingga Mereka menduga bahwa kista tiroid adalah
terbentuklah nodul-nodul kista retensi atau folikel tiroid yang besar.
Taylor (1978) melaporkan Kista tiroid mungkin juga terbentuk bila
perkembangan perubahan dalam kelenjar nodul mengalami degenerasi dan nekrosis.
tiroid hyperplasia yang difus pada anak muda Kadar tiroksin yang tinggi ini mungkin
menjadi tiroid noduler pada orang tua, akibat tiroglobulin yang terhidrolisa.
dengan melakukan pemeriksaan histologik
dan radioautografi pada penderita struma
endemic dan sporadic. Hasilnya disimpulkan KLASIFIKASI KELAINAN TIROID
ada 5 stadium pertumbuhan tiroid yatiu :
Stadium 1 : Jenis struma masa pubertas. 1. Kelainan Pembentukan/ Kongenital
Pembesaran tiroid secara difus, vaskularisasi Pada Kelenjar Tiroid.2,4,5
bertambah, daya tangkap yodium baik, Kelainan congenital pada kelenjar tiroid
gambaran radioautografi tampak hitam yang sudah terjadi sejak bayi lahir akan tetapi
sama rata. bias saja baru tampak setelah penderita
Stadium 2: Kelenjar tiroid membesar tumbuh lebih besar.
secara difus. Thyroid ectopic (kelainan letak dari
7

kelenjar tiroid) akibat adanya gangguan Struma diffusa adalah


migrasi atau desensus tiroid masa pembesaran yang merata dengan
embrio usia hari ke 17. konsistensi lunak pada seluruh kelenjar tiroid.
Kista Duktus tiroglosus dan Struma nodusa jika pembesaran kelenjar tiroid
fistula1,2,4,5 terjadi akibat nodul, apabila nodulnya hanya
Timbul akibat gagalnya obliterasi satu maka disebut uninodusa, dan bila lebih
dari duktus tiroglosus yang terbentang dari satu baik terletak pada hanya satu sisi
antara foramen sekum lidah ke kaudal ke lobus saja maupun pada kedua lobus maka
arah ismus/lobus piramidalis tiroid disebut multinodusa.
sehingga bisa terisi sekret dan Dari aspek fungsi kelenjar
membentuk suatu kista yang tidak nyeri tiroid, yang tugasnya memproduksi
terletak di midline setinggi tulang rawan hormon tiroksin maka bisa kita bagi menjadi7:
hyoid. Hipertiroid sering juga disebut sebagai
Patognomonis pada kista duktus toksika (walaupun pada kenyataannya
tiroglosus ini adalah ikut bergerak pada pada penderita ini tidak dijumpai adanya
waktu menelan dan akan tertarik toksin ), bila produksi hormon tiroksin
kedalam pada waktu penderita disuruh berlebihan.
menjulurkan lidah yang maksimal, Eutiroid bila produksi hormon tiroksin
tentunya akan lebih nyata bahwa dalam batas normal.
trertariknya benjolan tadi karena gerak Hipotiroid bila produksi hormon tiroksin
menjulurkan lidah sebelumnya penderita kurang .
disuruh membuka mulutnya terlebih Pada struma yang tanpa tanda-
dahulu, kemudian baru di fiksasi tanda hipertiroid, kita sebut sebagai struma
benjolannya dengan telunjuk dan ibu non toksika.
jari, setelah itu penderita disuruh Dari asp ek histo p ato lo gi
menjulurkan lidahnya yang maksimal, kelenj ar tiro id , maka timbulnya struma
bila pengobatannya tidak adekwat maka bisa kita jumpai akibat proses hiperplasia,
selain bisa menyebabkan keradangan /inflamasi, neoplasma jinak,
residif/kambuh, juga berbahaya bila neoplasma ganas.
terjadi infeksi. Terapi yang adekwat Struma nodosa secara klinis dibagi atas 2
adalah dilakukan eksisi dengan kelompok besar, yaitu :
modifikasi prosedur Sistrunk. 1. Struma nodosa non toksik
Struma nodosa non toksik adalah struma
yang secara klinis tidak ditemukan
adanya tanda-tanda hipertiroid. Yang
termasuk di dalam kelompok struma
nodosa non toksik :
a. struma nodosa pada struma
endemic/sporadic
b. kista tiroid
c. tiroiditis fokal
d. neoplasma tiroid : - adenoma
Kista duktus tyroglosus 9 - karsinoma
1.1 Struma nodosa pada struma endemik/
2. Struma2,,5,7 sporadik
Struma adalah tumor (pembesaran) Struma endemic dan struma sporadic
pada kelenjar tiroid Biasanya yang tidak dapat dibedakan secara klinis
dianggap membesar bila kelenjar maupun anatomis. Nama endemik dan
tiroid lebih dari 2x ukuran normal. sporadik terletak pada jumlah penderita
Klasifikasi struma berdasarkan anatomi struma dalam suatu populasi tertentu.
dan fisiologi dikenal struma difusa dan Apabila jumlah penderita struma < 10%
struma nodosa. Secara klinis dibagi dari populasi dikatakan struma endemic.
menurut sifat toksik non toksik,
banyaknya nodul dan kemampuan
menangkap yodium 131.
8

Etiologi struma endemik/sporadic : tablet yodium, atau dengan iodized


a. Kekurangan yodium dalam oil seperti lipiodol, ethiodol,
makanan/minuman. neohydrol yang disuntikan i.m
b. Zat-zat goitrogenik, dapat dengan dosis tunggal.
berupa obat-obatan atau bisa 1.2 Kista tiroid7,8
terdapat dalam makanan seperti Kista tiroid terbentuk apabila
dalam ketela, kol, biji genus struma nodosa mengalami nekrosis dan
brassicae. degenerasi. Clark dkk (1997) menduga
c. Beberapa ion anorganik antara bahwa kebanyakan kista tiroid berasal
lain kelasium, fluorine, bromine, dari kista retensi atau foikel tiroid yang
kobalt, apabila besar. Peninggian kadar hormon tiroid
dimakan/diminum dalam jumlah cairan kista kemungkinan besar akibet
banyak dapat bekerja tiroglobulin yang terhidrlisa dalam kista
goitrogenik. dan menetap didalamnya. Wang (1996)
d. Faktor genetik, memegang mengemukakan bahwa 77% penderita
peranan pada pembentukan kista tiroid tidak memberikan gejala
struma. Factor yang bersifat rasa tidak enak dileher, gangguan
herediter ini berupa gangguan menelan dan suara serak. Diagnosa kista
enzim sintesa hormone, tiroid menurut miller dkk (1996), 66,6%
transportasi dan respon jaringan cukup ditegakkan dengan pemeriksaan
terhadap hormon tiroid. fisik.
Gejala klinik struma Pembesaran kista tiroid sering kali
nodosa pada struma endemic berupa nodul yang tumbuh lambat. Bila
maupun struma sporadik yaitu berdinding tebal terasa keras dan
tiroidnya membesar, bernodul, non tegang, tetapi bila berdinding tipis
toksik, dimana bentuk multinodular kadang-kadang terdapat sedikit
lebih banyak daripada yang bentuk fluktuasi.menurut Miller dkk (1998)
soliter. diagnosa pasti adalah dengan aspirasi
Apabila kelenjar tiroid makin memakai jarum, ini sangat mudah,
membesar, maka ia dapat menekan murah dan aman tanpa komplikasi,
esophagus dan trakhea, yang sekaligus bernilai sebagai terapi
menyebabkan gejala kompresi, aspirasi, dan dapat diulang sampai
seperti disfagia, gangguan diameter < 1 cm.
pernafasan. Struma ini dapat Penyembuhan dengan terapi
mneimbulkan rasa nyeri dan aspirasi menurut miller dkk adalah 84%.
pembengkakan akut, apabila timbul Pilihan lain terapi adalah dilakukan
perdarahan di dalam nodul . Pada operasi strumektomi.
pemeriksaan sidik tiroid , sering 1.3 Tiroiditis Fokal1,2,5,6,7
didapatkan hot nodul atau cold Tiroiditis secara klinis kadang-
nodule . kadang sulit dibedakan dengan tumor.
Pengobatan pemberian yodida atau Pembesarannya yang cepat dan
hormon tiroid ternyata sangat asimetris, bernodul, keras dan terfiksir
efektif untuk mengurangi besarnya pada jaringan sekitarnya dapat terjadi
struma. Akan tetapi pada struma pada keduanya. Diagnosa pasti
nodosa yang multiple, efek obat- didapatkan dengan pemeriksaan
obatan tersebut sangat minim. histopatologis dari tiroid. Disamping
Tindakan bedah strrumektomi gejala-gejala ini juga terdapat perasaan
sangat diperlukan pada struma nyeri pada perabaaan. Yang termasuk
nodosa yang sangat besar , lebih- tiroiditis fokal adalah : tiroiditis akut,
lebih yang telah menekan sub akut, tiroiditis kronis berupa
esophagus dan trachea. tiroiditis Hashimoto dan tiroiditis
Untuk penduduk didaerah endemis, Riedel.
yang penting adalah profilaksis a. Tiroiditis Akut 2,5,6,7
pemberian yodium yang dapat Sering disebut juga sebagai akut difus
berupa garam dapur beryodium, tiroiditis atau akut non supuratif
9

tiroiditis atau pseudotuberkular Etiologi kemungkinannya


tiroiditis. Gejala yang karakterisitik suatu virus, timbul sesudah
adalah panas badan, kelemahan infeksi saluran nafas bagian
yang ekstrem (malaise), nyeri pada atas atau parotitis.Gejalanya
tiroid yang membesar. Struma yang timbul pembengkakan akut
terjadi biasanya tidak simetris, dari sebagian tiroid dan nyeri,
membesarnya kadang sampai 2- 3 kemudian pembengkakan
kali ukuran normal. Kadang juga tersebut merata disertai nyeri
menimbulkan refered pain ke menelan. Selama 2-3 minggu
persendian mandibula atau ke telinga, sebelumnya penderita
atau kelenjar getah bening dekat mengeluh lemah badan dan
tiroid. Keluhan lain yang menyertai lesu, disertai panas badan
dispagia, panas badan yang tinggi ringan sampai berat. Biasanya
terutama pada kondisi yang sakit dalam 1-2 minggu membaik,
berat. Penyebab tiroiditis tidak jelas, kadang-kadang sampai 3-6
bisa akibat infeksi virus, pada minggu. Kira-kira 33,3%
beberapa kasus yang akibat infeksi asimptomatik, selain gejala
bakterial sering berlanjut menjadi pembesaran tiroid. Pada
suatu infeksi yang supuratif. palpasi sebagian tiroid
Bakteri patogen biasanya adalah membesar, keras kadang-
staphylococcus dan pneumococcus, kadang noduler. Dalam
dan jarang salmonella atau beberapa minggu bagian
bacteroides. Pada kasus yang sangat lainnya ikut membesar. Pada
jarang juga bisa terjadi infeksi akibat fase awal mungkin disertai
tuberkulosis, actinomycoses, tanda-tanda hipertiroidi seperti
echinococcosis, aspergillosis, dan palpitasi, gugup, akibat
syphilis. kerusakan struktur folikuler
Pada pemeriksaan biopsi akan yang mendadak diikuti
menunjukkan suatu inflammatory pelepasan hormone tiroid yang
reaction yang karakteristik dengan banyak kedalam sirkulasi
adanya gambaran infiltrasi pada darah.
stroma tiroid oleh sel mononuclear, Mikroskopis khas
proliferasi dari jaringan ikat, dan ditemukan deskuamasi dan
giant cell formation pada beberapa degenerasi dari epitelium
spesimen. folikuler, giant cells
Kombinasi hasil pemeriksaan berkelompok disekeliling
uptake 1131 yang rendah dan Protein koloid yang mengalami
Bound Iodine ( PBI ) yang sedikit degenerasi, pembentukan
meningkat atau normal, susunan pseudotuberkel
menunjukkan adanya tiroiditis. dismaping adanya invasi sel-
Pengobatan yang dianjurkan adalah sel PMN dan limfosit .
dengan antibiotika yang sesuai dengan Terapi definitif tidak ada,
kumannya, biasanya akan mengecil bila terdapat rasa nyeri bisa
dalam 48 jam dan sembuh dalarn 2 - 4 diberikan analgetika. Tiroiditis
minggu. Pada yang sudah terjadi abses ini basanya dapat sembuh
maka terapinya sama dengan abses spontan dalam beberapa hari.
ditempat yang lain yaitu dilakukan c. Tiroiditis Hashimoto2,5,6,7
drainase. (Struma lymphomatosa/
b. Tiroiditis sub akut2,5,6,7 Lymphadenoid goiter/
Nama lain : tiroiditis de Quervain, Lymphocytic
tiroiditis granulomatosa, tiroiditis thyroiditis)
virus, tiroiditis pseudotuberkulosa, Pertama kali di laporkan
giant-cell thyroiditis, struma oleh Hawkin Hashimoto dari
granulomatosa. Jepang pada tahun 1912, sebagai
penyakit tiroid akibat gangguan
10

immunologis. Sering dilakukan untuk membedakan


menyebabkan hipotiroid pada dengan proses keganasan.
anak dan dewasa. Laki : wanita d. Riedels struma2,5,6,7,8
= 1 : 15, sering terjadi pada Nama lain: Invasive
usia 30 50 tahun. fibrous thyroiditis, ligneous
Antitiroid antibodi dalam thyroiditis.Sangat jarang,
serum penderita Hashimoto's suatu proses peradangan
disease ditemukan pertama pada tiroid. Usia yang
kali oleh Doniach dan Roitt, mengalami berkisar antara 30-60
1957. Hal ini bisa mendeteksi tahun, wanita lebih sering
adanya kelainan tersebut, dan dibanding pria. Etiologi terjadi
berlangsung selama sakit, erat fibrosis tidak jelas. Sering
hubungannya dengan peran T- dihubungkan sebagai kelanjutan
cell mediated f a c t o r . dari tiroiditis subakut, menurut
Klinis didapat struma katsikas (1996), merupakan
multinodusa dengan batas nodul salah satu manifestasi dari
tidak jelas, benjolan benjolan fibrosis multifokal.kemungkinan
yang terjadi biasanya pada ada hubungan dengan fibrosis
pole bawah, tidak nyeri, tidak mediastinum, fibrosis
febris, berat badan turun. Pada periurethral, kholangitis
struma yang besar sering sklerotik, fibrosis kelenjar
menimbulkan penekanan pada lakrimalis.
vena kava superior. Penderita sering mengeluh
Diagnosa Hashimoto's adanya pembesaran yang cepat
disease dimulai dengan pada kelenjar tiroid bilateral
ditemukannya hipotiroid, atau unilateral, biasanya
pemeriksaan fungsi tiroid ( TSH, asimetris, disertai dengan
T3, T4 ) didapatkan TSH normal, gangguan pada trakea atau
dan sedikit penurunan pada T3 esophagus, kadang-kadang ada
dan T4. Pada fase transient gejala hipotiroidi.
hipertiroid maka akan didapat Konsistensinya mengeras
peningkatan T3 dan T4, hal ini seperti kayu, bentuk irreguler,
bisa dibedakan dengan tanpa rasa nyeri, sering rancu
Gra ve's disease dengan dengan karsinoma tiroid.
melakukan pemeriksaan I 131 Pada pemeriksaan laboratorium
uptake. Pada Grave's hampir tidak didapat kelainan,
disease akan didapat hanya saja bila sudah fase akhir
peningkatan uptake yang difus akan di dapat hipotiroid.
pada seluruh jaringan tiroid, Diagnosa yang diandalkan
sedangkan pada Hashimoto's hanyalah biopsi. Kelainan
disease akan didapat patologi yang didapatkan
gambaran yang normal bahkan adanya folikel rusak dan diganti
pada fase lanjut akan didapat dengan jaringan fibrosis yang
uptake I131 menurun. menyeluruh pada kelenjar tiroid
Tidak ada pengobatan yang dan infiltrasi peradangan ini
spesifik untuk Hashimoto's meluas menembus kapsul tiroid
disease, biasanya dengan sekitarnya.
memberikan hormon tiroksin ( Pengobatan ditujukan pada
Euthyrox; Th yra x) sebagai suplemen hormonal bila dalam
replesmen serta simtomatis kondisi hipotiroid,
lainnya. Kadang diperlukan pembedahan diindikasikan
pembedahan yang sifatnya atas adanya penekanan pada
adalah untuk mengurangi trakea atau esofagus. Fibrosis
jeratan atau penekanan yang yang terjadi dapat melibatkan
diakibatkan. Biopsi atau FNAB
11

struktur sekitarnya antara lain Masih belum jelas, apakah tiroiditis


a. karotis, n. rekuren laringeus. otoimun bisa menimbulkan
1.4 Tumor Tiroid2,5,6,7,8,9 karsinoma tiroid. Robbins (1997),
Tumor tiroid terdiri dari : melaporkan terdapat 3 karsinoma
a. Tumor jinak, yaitu adenoma tiroid. tiroid dari 605 kasus tiroiditis
b. Tumor ganas, yaitu karsinoma Hashimoto. Kejadian karsinoma
tiroid tiroid tidak meninggi dengan
Penyebab tumor tiroid pada manusia bertambah banyaknya kasus
belum diketahui dengan pasti. Diduga tiroiditis otoimun.
berhubungan dengan beberapa faktor : d. Penyakit Graves.
a. Defisiensi yodium. Dilaporkan terdapat 0,5% penderita
Struma endemik merupakan faktor penyakit graves yang dilakukan
resiko untuk terjadinya tumor tiroid. tiroidektomi, ternyata karsinoma
Defisiensi yodium dalam jangka lama tiroid jenis papiliferum. Kejadian
merupakan predisposisi untuk karsinoma tiroid tidak meningkat
terbentuknya struma nodosa. dengan bertambahnya kasus
Pengurangan hormon tiroid, baik penyakit graves.
akibat gangguan sintesa hormon, e. Faktor Ketrurunan
menimbulkan rangsangan sekresi Faktor keturunan sangat berperan
TSH, menyebabkan pertumbuhan dan pada penderita adenoma folikuler
fungsi tiroid bertambah. yang multiple dan pada karsinoma
Perangsangan TSH dalam jangka meduler. Block dkk (1988)
lama menimbulkan mitosis sel melaporkan 50 kasus karsinoma
bertambah, terjadi hiperplasi, tiroid meduler, dimana 8
adenoma, fungsi otonom dan diantaranya merupakan Multiple
kemungkinan menyebabkan Endocrine Neoplasia Syndrome.
karsinoma tiroid. Mengenai hubungan antara
Pemberian radiasi dan zat goitogenik adenoma dan karsinoma tiroid,
pada hewan percobaan dapat belum ada bukti yang pasti bahwa
menimbulkan adenoma dan adenoma akan tumbuh menjadi
karsinoma. Jenis karsinoma tiroid karsinoma. Para peneliti
yang paling banyak ditemukan berpendapat bahwa apakah akan
didaerah endemik adalah karsinoma menjadi adenoma atau karsinoma
tiroid folikuler dan anaplastik. sudah ditentukan sejak permulaan.
b. Radiasi.
Pemberian radiasi sinar X, gamma Klasifikasi tumor tiroid.
dan J 131 dengan dosis kecil dalam Pembagian tumor tiroid berdasarkan
waktu yang lama dapat menimbulkan histopatologi 6,7,8 :
tumor tiroid pada hewan percobaan. I. Adenoma
Degroot dan paloyan (1973) II. Malignant
melaporkan bahwa dari 50 penderita Neoplasma Jinak pada kelenjar tiroid
karsinoma tiroid selama 4 than, 20 Adenoma
penderita dengan riwayat radiasi Follicular
sebelumnya rata-rata 20 tahun, Colloid variant
terdapat karsinoma yang Embryonal
berdiferensiasi baik dan tanpa invasi. Fetal
Menurut DeGroot dan Stanbury Hurthle cell variant
(1975) penyinaran waktu kanak- Papillary
kanak didaerah leher, kepala dan dada Atypical
bagian atas, dapat menimbulkan Teratoma
tumor tiroid pada waktu
(Sumber : Sabiston, 1991, hal 581)
dewasa/tuanya. Radiasi menimbulkan
adenoma 10 kali lebih banyak
Table 4.2. Neoplasma Ganas Kelenjar
daripada karsinoma. Tiroid
c. Tiroiditis otoimun.
12

Well-differentiated neoplasma

Papillary adenocarcinoma
nodul tiroid yang tumbuh agresif
Mixed papillary follicular carcinoma
tersebut
Encapsulated variant Pada kenyataannya
Follicular adenocarcinoma
pengobatannya sukar dan
Minimally invasive, encapsulated follicular Ca

Widely invasive, angioinvasive follicular carcinoma


mortalitasnya cukup tinggi. Insiden
Hurthle cell carcinoma keganasan keseluruhan dari nodul
Medullary carcinoma
yang soliter (uninodusa) berkisar antara
Undifferentiated

Spindle and giant cell carcinoma


10 sampai 30 %, tergantung dari seleksi
Small cell carcinoma pemeriksaan yang dilakukan. 3
Miscellaneous
Karsinoma tiroid bisa timbul akibat
Lymphoma

Squamous cell carcinoma


paparan dengan radioaktif intensitas
Mucoepidermoid carcinoma rendah jangka panjang, masa laten
Teratoma
dari akibat radiasi ini sekitar 10 - 20
Sarcoma

Metastatic
tahun. Hal ini terjadi di Ukraina
tahun 1986 akibat kerusakan pusat
(Sumber: Sabiston, 1991 hal.585) nuklir di Chernobyl, Sekitar 75%
pada kasus tersebut didapat metastase
1.4. 1 Adenoma Tiroid. 2,5,6,7,8,9 kelenjar getah bening leher,
Tumor jinak tiroid memberi gejala setengah diantaranya adalah poorly
berupa nodul, yang menurut DeGroot differentiated. 4
dan Stanbury (1998) terdiri dari 75% Pada hasil studi
struma uninodosa dan 25% berupa epidemiologi yodium, tidak semuanya
struma multinododsa. Sebanyak 70- menunjukkan adanya korelasi nyata
80% dari struma uninododsa adalah dengan insiden kanker tiroid, akan
adenoma. tetapi pada beberapa kesimpulan
Perbandingan penderita laki-laki menyatakan bahwa pada daerah
dengan wanita adalah 7:1, berumur gondok endemik menunjukkan
anatara 20-60 tahun sebanyak 80%.10 adanya peningkatan terjadinya well
Adenoma dibagi atas 3 tipe: differentiated thyroid carcinoma,
- tipe folikuler (lebih dari 75 %) terutama yang tipe folikuler. 4
- tipe papiliferum
- tipe lain, termasuk teratoma. Klasifikasi Karsinoma Tiroid
1.4. 2 Karsinoma Tiroid2,5,6,7,8,9 menurut WHO :
Menurut Cassidy dkk (1979) Tumor epitel maligna
melaporkan 2,5-28,7 % (rata-rata 10 - Karsinoma folikulare
%) dari struma nodosa adalah - Karsinoma papilare
karsinoma tiroid, sedangkan Iwan dkk - Campuran karsinoma folikulare-
(1978) mendapatkan karsinoma tiroid papilare
8,6 ,% dan Tandjung-Lukito (1981) - Karsinoma anaplastik
mendapatkan angka 15,9 %. (undifferentiated )
Groesbeck (1959) melaporkan 11,5 - Karsinoma sel skuamosa
% struma nodosa soliter dan 8,6 % - Karsinoma Tiroid medulare
struma nodosa multipel, 14,2 % "Cold Tumor non-epitel maligna
nodule" dan 3,6 % warm nodule - Fibrosarkoma
adalah karsinoma tiroid, sedangkan Tumor maligna lainnya
dari hot nodule tidak ditemukan - Sarkoma
keganasan. - Limfoma maligna
Di USA perkiraan insiden kasus - Haemangiothelioma maligna
baru pertahun sekitar 16.000 penderita - Teratoma maligna
dari 1.400.000 kasus kanker baru. Tumor sekunder dan unclassified
Klinis sukar dibedakan apakah nodul tumors
pada tiroid tersebut akibat kanker
tiroid atau nodul dari goiter biasa.
Pada nodul yang pertumbuhannya cepat
mencurigakan keganasan, dan sering
13

Untuk menyederhanakan Tumor tiroid jenis ini amat jarang


penatalaksanaan Mc Kenzie ditemukan, kira-kira 1 % dari seluruh
membedakan kanker tiroid atas 4 tipe keganasan tiroid.
yaitu : Tumor tiroid yang amat jarang
a. Karsinoma papilare. dijumpai lainnya adalah limfoma,
b. Karsinoma folikulare karsinoma tiroid sekunder.
c. Karsinoma medulare Yang kadang-kadang di kacaukan
d. Karsinoma anaplastik. dengan karsinoma anaplastik.
e. Karsinoma lainnya termasuk : Asal dari karsinoma tiroid sekunder
Karsinoma tiroid sekunder adalah: melanoma maligna,
Limfoma karsinoma bronkhogenik, ginjal,
Karsinoma epidermoid mamma dan kolon.

a. Karsinoma tiroid papiliferum Klasifikasi klinik 2,5,6,7,8


(adeno karsinoma papiliferum). Klasifikasi klinik karsinoma tiroid
Jenis tumor ini berdiferensiasi betdasarkan klasifikasi TNM, dimana T
baik dengan struktur papiler, menggambarkan klinis tumor primer, N
dengan inti ground glass menentukan keadaan kelenjar limfe regional
appearance. dan M menentukan ada tidaLnya metastase
b. Karsinoma tiroid folikuler. jauh. Berdasarkan sistim TNM ini maka
Tumor ini berdiferensiasi baik karsinoma tiroid dibagi atas 4 stadium klinik
dengan struktur folikuler dan atau yaitu stadium I, II, III, dan IV.
trabekuler, lebih sering berkapsul,
jarang bersifat infiltratif, sering
sekali invasi ke pembuluh A. Klasifikasi Klinik TNM (Tahun 1997)
vaskuler/kapsul.
c. Karsinoma tiroid meduler. T : Tumor Primer
Tumor ini berdiferensiasi baik, Tx : Tumor primer tidak dapat di nilai
terdiri dari sarang-sarang yang T0 : Tidak didapat tumor primer
memadat dari sel~sel bulat kecil. T1 : Tumor dengan ukuran 1cm atau
Sarang-sarang ini dipisahkan oleh kurang masih terbatas pada tiroid
struma jaringan ikat fibrous. T2 : Tumor dengan ukuran lebih dari 1
Adanya penimbunan amiloid cm tetapi tidak lebih dari 4 cm masih
adalah tanda khas tipe ini. terbatas pada tiroid
Dikatakan tumor ini berasal dari T3 : Tumor dengan ukuran lebih dari 4
sel C atau sel parafolikuler yang cm masih terbatas pada tiroid
memproduksi kalsitonim, yaitu T4 : Tumor dengan ukuran berapa saja
suatu hormon yang menurunkan yang telah berekstensi keluar kapsul tiroid
kadar kalsium didalam darah, juga
memproduksi prostaglandin, N : Kelenjar Getah Bening Regional
adrenokortikotropin, serotonin dll. Nx : Kelenjar Getah Bening tidak dapat
d. Karsinoma tiroid anaplastik. dinilai
Tumor ini berdiferensiasi jelek, N0 : Tidak didapat metastasis ke
terdiri dari masa masif sel-sel kelenjar getah bening
besar (large cells) dan sel-sel kecil N1 : Terdapat metastasis ke kelenjar
(small cells) atau spindle getah bening
cells/clear cells. N1a : Metastasis pada kelenjar getah
e. Karsinoma epidermoid. bening cervical ipsilateral
Karsinoma epidermoid adalah N1b : Metastasis pada kelenjar getah
tumor ganas epitelial dengan sel bening cervical bilateral, midline,
yang memperlihatkan adanya contralateral atau ke kelenjar getah bening
jembatan inter seluler atau mediastinal
pembentukan keratin. Gambaran
mikroskopis tumor ini terdiri atas
epitel skuamosa.
14

M : Metastasis jauh - Tirotoksin yang berlebihan yang


MX : Metastasis jauh belum dapat dihasilkan oleh metastase
dinilai karsinoma tiroid dimana total
M0 : Tidak terdapat metastasis jauh masanya sangat besar dan
M1 : Terdapat metastasis jauh hiperfungsi.

2. Struma nodosa toksik.3,4,6,7,8 Berdasarkan banyaknya nodul.


Yang dimaksud dengan struma nodosa Pembagian struma nodosa adalah:
adalah struma nodosa yang 1. Struma nodosa soliter (struma
menimbulkan hipertiroidi. uninodosa)
Termasuk kelompok struma nodosa 2. Struma nodosa multipel (struma
toksik adalah : multinodosa).
a. Penyakit Plummer, yang terdiri atas 2 Kalau nodulnya satu maka disebut struma
bentuk : uninodosa (soliter), kalau lebih dari satu
Adenoma uninodosa (soliter) disebut struma multi nodosa (multipel).
toksik Insidensi karsinoma pada struma nodosa
Adenoma multinodosa (multipel) soliter lebih besar dari pada struma nodosa
toksik multipel
c. Hipertiroidi pada karsinoma tiroid.
Struma nodosa berdasarkan
a. Penyakit Plummer3,4,6,7,8 kemampuan nodul untuk
Nodul pada adenoma soliter lama mengkonsentrasikan yodium radioaktif
kelamaan ado. tendensi otonom. dibandingkan dengan jaringan
Dengan makin besarnya nodul sekitarnya dengan pemeriksaan sidik
maka lebih banyak hormon tiroid tiroid:
yang terbentuk, lebih banyak dari 1. Hot nodule (hiperfungsional):
pada kebutuhan. Hal ini Nodul lebih mengkonsentrasi yodium
menyebabkan tirotoksikosis. radioaktif dari pada jaringan sekitarnya.
Demikian juga pada adenoma Pengobatan dengan hormon tiroid pada
multipel terjadi hiperfungsi yang hot nodule yang tidak toksik dapat
tidak terkontrol sehingga mengecilkan nodule/struma. Pada hot
menyebabkan hipertiroidi. nodule soliter terapi yodium radioaktif
Gejala klinis penyakit Plummer adalah efektif, akan tetapi strumektomi
sama seperti halnya gejala sangat simpel dan aman.
hipertiroidi pada struma difusa 2. Warm nodule (Fungsional) :
toksik yaitu cepat tersinggung, Nodul dan jaringan sekitarnya
emosi labil, takhikardi, motilitas mengkonsentrasi yodium radioaktif
usus meningkat. Hal yang lebih sarna banyak.
menonjol dibandingkan dengan Warm nodule terdapat pada adenoma,
struma difusa toksik adalah hiperplasiadenomatosa. Umumnya
dekompensasi kordis yang agak bersifat benigna dan laporan adanya
sulit diatasi, lemah badan, fibrilasi maligna atau keganasan hanya sedikit-
atrium, takhikardi atrium yang sedikit. Insidensi karsinoma adalah 0 - 8
berulang. % terutama karsinoma tiroid folikuler.
b. Hipertiroidi pada karsinoma 3. Cold nodule (Non fungsional) :
tiroid. 3,4,6,7,8 Nodul tidak mengkonsentrasi yodium
Karsinoma tiroid tertentu dapat radioaktif, atau mengkonsentrasi kurang
menghasilkan hormon tiroid dan dibandingkan dengan jaringan
menimbulkan hipertiroidi. Menurut sekitarnya.
Volpe (1977) dan Kaplan dkk Cold nodule, apalagi yang soliter
(1978) penyebab hipertiroidi pada ditemukan didaerah dimana struma
karsinoma tiroid adalah : endemik biasa didapatkan. Umumny
- Nodul karsinoma hiperfungsi bersifat benigna, terdapat pada kista
sehingga menyebabkan keadaan tiroid, adenoma, tiroiditis sub-
toksik. akut/kronik dan struma adenomatosa.
15

Insidensi keganasan yang tinggi takikardia, susah konsentrasi, makan banyak


dihubungkan dengan keadaan - keadaan akan tetapi badan tetap kurus/berat badan
sebagai berikut: turun, sering diare. Sedangkan gejala
- Cold nodule yang soliter, yang hipotiroid antara lain sikap lamban / apatis,
tumbuhnya cepat wajah sembab, konstipasi, kulit kering,
- Umur penderita < 40 tahun. sering mengantuk, berat badan bertambah,
- Adanya riwayat irradiasi didaerah dan non pitting oedema pada tungkai.
kepala, leher dan dada waktu kecil.
- Adanya suara serak, kelumpuhan pita Pemeriksaan fisik6
suara, dan atau limfadenopati. Lakukan pemeriksaan sistematis
- Tidak ada respon terhadap hormon (urut dari atas ke bawah), simetris
tiroid yang diberikan selama 12 (b and ingka n ka nan d an kiri),
minggu. si multan (ka nan d an kir i bersamaan ),
seksama dan jangan lupa melihat kepala
bagian belakang. Secara rutin harus
DIAGNO SIS dievalusi juga keadaan kelenjar getah
bening lehernya, adakah pembesaran,
Anamnesa5 lakukan evaluasi tersebut secara sistematis
Selain hal-hal yang mendukung pula.
terjadinya struma akibat peradangan atau Pembesaran kelenjar tiroid sangat
hiperplasi dan hipertrofi, maka perlu bervariasi dari tidak terlihat sampai besar
juga ditanyakan hal-hal yang diduga ada sekali dan mengadakan penekanan pada
kaitannya dengan keganasan pada kelenjar trakea, membuat dilatasi sistem vena serta
tiroid, terutama pada struma uninodusa pembentukan vena kolateral.
nontoksika antara lain : Pada struma diffusa akibat gondok
1. Umur < 20tahun atau > 50 tahun. endemik, Perez membagi klasifikasinya
2. Riwayat terpapar radiasi leher pada waktu sebagai berikut :
kanak-kanak. Derajat 0 : Tidak teraba pada pemeriksaan
3. Pembesaran kelenjar tiroid yang cepat. Derajat I : Teraba pada pemeriksaan,
4. Penderita struma disertai suara parau. terlihat hanya kalau kepala ditengadahkan
5. Disertai disfagi dan rasa nyeri. Derajat II : Mudah terlihat pada posisi
6. Ada riwayat pada keluarga yang menderita kepala normal
kanker. Derajat III : Terlihat pada jarak agak jauh
7. Penderita struma yang diduga hiperplasi, Pemeriksaan penderita struma kita
diterapi dengan hormon tiroksin tetap lakukan dari belakang, kepala penderita
membesar. sedikit fleksi sehingga
8. Struma dengan sesak nafas. m.sternokleidomastoideus relaksasi, dengan
Nodul tiroid yang jinak paling sering demikian tumor tiroid lebih mudah
terjadi pada umur 30 -50 tahun. Apabila dievaluasi dengan palpasi. Gunakan kedua
nodul dijumpai pada umur < 20 tahun, 20- tangan bersamaan dengan ibu jari posisi
70% adalah ganas, demikian juga kalau umur ditengkuk penderita sedang ke-4 jari yang lain
> 50 tahun. dari arah lateral mengevaluasi tiroid serta
Adanya gejala lokal suara parau dan mencari pole bawah kelenjar tiroid sewaktu
disfagi biasanya dapat merupakan petunjuk penderita disuruh menelan.
adanya sifat invasif suatu keganasan tiroid. Pada struma yang besar dan masuk
Suatu nodul tiroid yang sudah bertahun-tahun retrosternal maka kita tidak bisa meraba
besarnya tetap biasanya jinak, akan tetapi trakea serta pole bawah tiroid. Kelenjar tiroid
apabila berubah menjadi membesar dalam yang normal teraba sebagai bentukan yang
waktu yang singkat (bulan/minggu) maka lunak dan ikut bergerak pada waktu
perlu diwaspadai berubah menjadi ganas. menelan. Biasanya struma masih bisa
Pada anamnesa untuk mengetahui digerakkan kearah lateral,dan sukar
adakah gangguan fungsi pada penderita digerakkan kearah vertikal. Struma menjadi
struma maka harus ditanyakan juga hal-hal terfiksir apabila sangat besar, keganasan
yang mendukung adanya tanda hipertiroid yang sudah menembus kapsul, tiroiditis, ada
antara lain tremor, akral hangat dan basah, jaringan fibrosis setelah operasi.
16

Untuk memeriksa struma yang Waspada keganasan pada struma apabila


berasal dari satu lobus (misalnya lobus kiri didapatkan: 7
penderita), maka dilakukan sebagai berikut Pembesaran soliter yang cepat pada
dengan jari tangan kiri kita letakkan dimedial kelenjar tiroid tanpa disertai rasa nyeri
dibawah kartilago tiroid, lalu kita dorong Pengerasan pada beberapa bagian atau
benjolan tersebut ke kanan. Kemudian ibu jari menyeluruh dari suatu struma.
tangan kanan kita letakkan dipermukaan Struma yang sudah lama, tiba-tiba
anterior benjolan. Ke-4 jari lainnya kita membesar progresif.
letakkan pada tepi belakang Hilangnya mobilitas dari struma, terjadi
m.sternokleidomastoideus untuk meraba tepi akibat proses infiltrasi tumor
lateral kelenjar tiroid tersebut. Pada struma kesekitarnya.
yang menimbulkan pendesakan trakea Pulsasi arteri karotis teraba dari arah tepi
bisa menyebabkan sesak nafas, sianosis belakangm.sternokleidomastoideus
sehingga penderita gelisah . karena terdesak oleh tumor (Berrys
Test Kocher, suatu cara untuk sign).
mengetahui adanya pendesakan tersebut, Adanya obstruksi trakea.
caranya. Tekanlah lobus lateralis yang
Struma disertai dengan suara parau atau
membesar tersebut dari arah lateral pelan-
horner syndrome (ptosis, miosis,
pelan sambil diikuti, bila ada obstruksi maka
enophthalmus), hal ini menunjukkan
akan terdengar stridor.
adanya infiltrasi atau metastase kanker ke
jaringan sekitamya.
Struma disertai pembesaran kelenjar limfe
leher.
Struma disertai metastase jauh ( kalvaria,
kosta, kolum femuris dll.)

Retrosternal goiter, terjadi pada penderita


dengan leher pendek. Pada keadaan normal
tidak tampak struma, kalau batuk akan
terlihat ada masa tumor yang
Pemeriksaan Struma dari depan 6 "meloncat", disebut plunging goiter.
Retrosternal goiter akan lebih jelas bila
Penyempitan trakea bisa dijumpai pada : dikonfirmasi dengan foto toraks lateral.
1. Karsinoma tiroid yang menginfiltrasi Sering menimbulkan obstruksi pada
trakea. thoracic outlet sehingga kalau penderita
2. Retrosternal goiter. mengangkat kedua lengannya tinggi
3. Struma multinodusa yang diderita disamping kepala, tidak lama kemudian
bertahun-tahun. akan tampak kongesti pada muka dan
4. Riedel struma ( Riedel tiroiditis). sianosis ( Pambertons sign ).
Pada pemeriksaan fisik bila dijumpai
nodul maka harus didiskripsikan : Gejala hipertiroid. 6
1. Lokasi : lobus kanan, lobus kiri, ismus. 1. Eksoptalmus
2. Ukuran: dalam sentimeter, diamater Hampir 50% penderita, bisa bilateral
panjang. maupun unilateral. Eksoptalmus yang
3. Jumlah nodul : satu (uninodusa) atau progresif ( malignant exophthalmus)
lebih dari satu (multinodusa). bahaya karena bisa menimbulkan
4. Konsistensinya : kistik, lunak, kenyal, ekspos keratitis dan ulserasi kornea.
keras. Patofisiologi eksoptalmus ini belum
5. Nyeri : ada nyeri atau tidak pada saat jelas, teorinya antara lain ada yang
dilakukan palpasi berpendapat akibat kelebihan hormon
6. Mobilitas : ada / tidak ada perlekatan tirotropin atau reaksi dari tirotropin
terhadap trakea, m. serta akibat long acting thyroid
sternokleidomastoideus. stimulating factor, zat tersebut
7. Pembesaran kelenjar getah bening disekitar mengakibatkan penambahan lemak
tiroid : ada atau tidak ada. dan infiltrasi limfosit retrobulber .
17

Eksoptalmus ringan (hanya melebarnya memejamkan matanya, maka akan terlihat


fissura palpebra superior = Stellwag's ada atau tidaknya tremor. Apabila
sign), akibat retraksi otot palpebra ingin lebih jelas maka bisa diletakkan
superior. Apabila penderita kita suruh sehelai kertas diatas jari-jarinya. Cara
mengikuti gerakan tangan ke atas dan lain bisa dengan penderita disuruh
ke bawah dengan agak cepat tampak menjulurkan lidahnya selama setengah
palpebra superior ketinggalan dalam menit.
mengikuti gerakan ini ( von Graefe's 7. Thyroid thrill
sign). Pada fase lanjut gejala ini
Eksop talmus sedang penumpukan patognomonis sebabnya adalah
lemak retrobulber bertambah banyak, hipervaskuler pada tiroid. Letakkan
mata lebih menonjol. Bila penderita kita tangan pemeriksa pada struma pelan-
suruh menundukkan kepala kemudian kita pelan(jangan terlalu menekan) maka
suruh melirik keatas maka kerutan di akan teraba getaran dari aliran darah
dahi akan tampak sedikit sekali pada tiroid tersebut.
bahkan tidak ada, normalnya ada 8. Gelisah
(Joffroy's sign). Hipermetabolisme sistem saraf
Eksoptalmus berat lemak membuat nilai ambang saraf menurun,
retrobulber sudah menumpuk sehingga penderita menjadi iritabel,
ditambah lagi dengan edema retrobulber, timbul tremor halus, menggerakkan
sehingga dijumpai gejala kongestif tangan tanpa tujuan dan depresi.
intraorbital. Pembuluh darah 9. Diare
subkonjungtiva melebar seperti Hiperperistaltik pada sistem pencernaan
konjungtivitis, bila bulbus okuli ditekan mengakibatkan absorbsi tidak sempurna,
pelan-pelan maka akan terasa tahanan dengan segala akibatnya antara lain
yang lebih besar dari biasanya. kekurangan vitamin dan mineral.
2. Optalmoplegi 10. Gangguan keseimbangan hormonal
Kelemahan otot mata akibat protrusi lain (adrenal dan hormon seks),
bola mata, sehingga bisa strabismus dan sehingga bisa timbul gangguan
diplopia. Pada fase lanjut gerakan pola menstruasi.
konversi mata terganggu ( Mobiuss 11. Kelainan kulit, karena
sign ). hipermetabolisme kulit maka kulit
3. Berat badan turun makannya menjadi hangat dan halus (fine
banyak akan tetapi badan tetap kurus texture) dan karena vasodilatasi, biia
(Paradoxa Muller). digores akan membekas (dermograft).
4. Kulit basah (hiperhidrosis)
Telapak tangan terasa hangat/panas Pemeriksaan Laboratorium 6
tetapi lembab dan kulit telapak Penyakit tiroid merupakan penyakit
tangan terasa halus akibat endokrin yang sering dijumpai. Pada
hipermetabolisme dan hiperhidrosis penyakit ini dapat disertai pembesaran
pada kelenjar keringat. tiroid dengan fungsi normal (eutiroid),
5. Takikardia berkurang (hipotiroid) atau meningkat
Pada fase awal sering dikelirukan (hipertiroid). Bila disertai dengan fungsi
dengan kondisi nervous. Cara berkurang atau meningkat biasanya
membedakan pada penderita Graves, bila gambaran klinisnya jelas, sehingga diagno-
tidur maka nadinya tetap cepat, sedang sis agak mudah ditegakkan. Namun
pada penderita nervous yang tidur demikian, pemeriksaan laboratorium
nadinya akan teratur baik. Pada nadi kadang masih diperlukan untuk menunjang
cepat dan ireguler harus diwaspadai diagnosis klinis ataupun untuk menyingkirkan
ancaman atrial fibrilasi. adanya penyakit tiroid pada penderita dengan
6. Tremor gambaran klinis yang mirip dengan penyakit
Gejala ini hampir selalu ada. tiroid, selain untuk monitoring serta follow-up
Suruh penderita meluruskan terapi.
lengannya ke depan dan Pemeriksaan hormon tiroid dan
merentangkan jari-jarinya, sambil TSH paling sering menggunakan
18

radioimmuno-assay (RIA) dan cara enzyme- meningkat, maka penetapan kadar


linked immunoassay (ELISA) dalam TSH penting pada hipotiroid primer.
serum atau plasma darah. Pemeriksaan Pada hipertiroid, basal TSH rendah sampai
T4 total ( TT4) dikerjakan pada semua tidak terukur, namun TSH yang terukur
penderita dengan penyakit tiroid. T3 total ( dengan pemeriksaan biasa (RIA) dapat
TT 3 ) sangat membantu untuk hipertiroid dan juga ditemukan pada eutiroid.
TSH sangat diperlukan untuk mengetahui Pemeriksaan yang lebih spesifik,
hipotiroid. menggunakan metode
immunoradio -metrica ssa y (IRMA)
1. Kadar total hormon tiroid dalam yang lebih sensitive, kadar TSH basal
sirkulasi dapat membedakan hipertiroid dan
Tiroksin total ( TT4) eutiroidi sehingga pemeriksaan ini
Tiroksin total (TT4) dalam serum dapat digunakan sebagai pilihan
merupakan pemeriksaan standar untuk pertama untuk tes fungsi tiroid.
fungsi tiroid. Pemeriksaan T 4 ini tidak Kadar TSH normal dengan metode
dipengaruhi oleh yodium ataupun media RIA didapatkan rata-rata 2-4 mU/L
kontras yang berisi yodium, kecuali dengan batas paling tinggi 6 mU/L
kalau diberikan yodium cukup banyak baik pada anak-anak maupun pada
yang dapat mempengaruhi fungsi tiroid dewasa, pada neonatus kurang dari 25
sendiri . Pada pemeriksaan ini yang mU/L.
diukur adalah T4 yang bebas dan yang
terikat dengan protein. Perubahan Pemeriksaan Radiologis6,7,8
dalam ikatan dengan protein Dengan foto rontgen dapat memperjelas
mempengaruhi pengukuran TT 4 adanya deviasi trakea, atau pembesaran
sehingga perlu ditanyakan apakah struma retrosternal yang pada umumnya
penderita sementara minum obat atau secara klinis sudah bisa kita duga, foto
hamil, karena hal ini dapat rontgen leher posisi antero posterior dan
menyebabkan kesalahan interpretasi posisi lateral diperlukan untuk evaluasi
hasil pemeriksaan. kondisi jalan nafas. Adanya kalsifikasi halus
Kadar TT 4 normal: pada struma menunjukkan karsinoma papiler
- Neonatus 144-400nmol/L sedang kalsifikasi yang kasar bisa terdapat
- Bayi 90-195 nmol/L pada endemik goiter yang lanjut atau juga
- Anak-anak 70-150 nmol/L bisa pada karsinoma meduler.
- Orang dewasa 60-150 nmol/L Pemeriksaan radiologis pada kelainan tiroid
atau 50-120 ng/dl. ada 2 macam :
- pemeriksaan radiologis tanpa zat kontras
2. Tri-yodotironin total ( T3 total = - pemeriksaan radiologis dengan zat kontras.
TT 3 )
Kadar TT 3 normal : Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) 6,7,8
- Neonatus 0,8-7,2 nmol/L Manfaat pemeriksaan ultrasonografi untuk
- Bayi 1,6-3,8 nmol/L pemeriksaan tiroid adalah :
- Anak anak 1,53,7 nmol/L 1. Dapat menentukan jumlah nodul
- Orang dewasa 1,0-2,6 nmol/L 2. Dapat membedakan antara lesi tiroid
(0,65-1,7 mg/ml) padat dan kistik
3. Dapat mengukur volume dari nodul
3. Kadar Thyroid Stimulating tiroid
Hormone (TSH) 6,7,8 4. Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker
Pengukuran kadar TSH terutama tiroid residif yang tidak menangkap yodium,
untuk diagnosis hipotiroid primer yang tidak terlihat dengan sidik tiroid.
dimana basal TSH meningkat 6 mU/L, 5. Pada kehamilan dimana pemeriksaan sidik
kadang-kadang meningkat sampai 3 kali tiroid adalah kontra indikasi, Pemeriksaan USG
normal. Pada hipotiroid, supresi TSH sangat membantu mengetahui adanya
oleh hormon tiroid berkurang pembesaran tiroid.
sehingga kadar TSH dalam darah 6. Untuk mengetahui lokasi dengan tepat
benjolan tiroid yang akan dilakukan biopsi
19

terarah. - Hipertiroid : > 45%


7. Dapat dipakai sebagai pengamatan lanjut hasil
pengobatan. Pemeriksaan histopatologis.3,6,7
Spektrum gambaran kanker
Sidik Kelenjar Tiroid 6,7,8 tiroid berkisar antara dua gambaran
Prinsip sidik tiroid adalah daerah dengan yang ekstrim yaitu yang relatif sering
fungsi yang lebih aktif akan yaitu tipe papiler dengan diferensiasi sel
menangkap radioaktivitas yang lebih baik serta prognosa pada umumnya juga
tinggi. Radioisotop yang umum baik, sedangkan sisi lainnya adalah
digunakan dalam bidang tiroidologi karsinoma tiroid dengan diferensiasi
adalah I131, I123, I125, Tc99m pertechnetate. yang jelek yaitu tipe anaplastik dengan
Radiasi gamma digunakan untuk prognosa yang jelek.
diagnostik, sedangkan radiasi beta hanya Tipe-tipe karsinoma tiroid yang sering
penting untuk terapi. ditemukan :
Indikasi sidik tiroid adalah : 1. Karsinoma tiroid tipe papilare
1. Evaluasi bentuk, letak, besar, serta 2. Karsinoma tiroid tipe folikulare
distribusi radioaktivitas. 3. Karsinoma tiroid tipe medulare
2. Deteksi varian anatomi seperti tiroid 4. Karsinoma tiroid tipe anaplastik
ektopik
3. Evaluasi massa tumor dileher dan Biopsi jarum halus ( FNAB = Fine needle
mediastinum aspiration biopsy)6
4. Deteksi sisa jaringan tiroid pasca Diantara semua sarana tes diagnostik untuk
tiroidektomi serta anak sebar fungsional evaluasi nodul tiroid, yang paling efektif
dari karsinoma tiroid berdiferensiasi adalah biopsi jarum halus, dengan akurasi
baik. diagnostik sekitar 80 %. Hal ini perlu diingat
5. Memperkirakan berat kelenjar tiroid. oleh karenanya jangan sampai menentukan
Gambaran normal sidik tiroid adalah terapi definitif hanya berdasarkan hasil FNAB
berbentuk kupu-kupu dengan ismus saja. Ketepatan pengambilan spesimen
menghubungkan kedua lobi. Masing-masing pada FNAB akan meningkat bila
lobi besarnya kira-kira sebesar ibu jari prosedurnya dilakukan dengan tuntunan
penderita dengan distribusi radioativitas USG.
rata. Ismus dan lobus piramidalis kadang-
kadang dapat terlihat jelas. Pemeriksaan potong beku (VC = Vries
coupe) 6
Sidik seluruh tubuh dengan I131. 6 Pemeriksaan potong beku dilakukan pada
Merupakan prosedur yang penting saat operasi tiroidektomi diperlukan untuk
dalam pengelolaan karsinoma tiroid yang meyakinkan bahwa nodul yang dioperasi
berdiferensiasi baik. Dengan teknik ini dapat tersebut suatu keganasan atau bukan.
diketahui adanya jaringan tiroid tersisa Hasil pemeriksaan potong beku menjadi
setelah dilakukan tiroidektomi atau anak dasar untuk menentukan langkah terapi
sebar yang fungsional ditempat lain, yang definitif bila jinak ( VC negatif ) maka
penting artinya dalam staging dan follow-up operasi cukup hanya dilakukan lobektomi
karsinoma tiroid. Pemeriksaan tes tangkap subtotal, akan tetapi apabila ternyata
yodium dengan cara penderita diberikan ditemukan sel ganas ( VC positif ) maka
kapsul Na J-131 per os sebanyak 50 mikro Ci, operasi dilanjutkan menjadi tiroidektomi
kemudian dilakukan pengukuran radioaktif total atau tiroidektomi hampir total
yang ditangkap oleh jaringan tiroid sebanyak tergantung indikasi dan kondisi
3 kali, yaitu 2 jam, 24 jam dan 48 jam setelah penderita. Salah satu indikasi
penderita minum kapsul Na J-131. pemeriksaan potong beku untuk
Nilai tes tangkap yodium sebagai berikut penderita struma adalah kecurigaan
(Ronohadisosro dkk) : keganasan pada struma uninodusa ( 10-
- Hipotiroid : < 10% 20% ganas ).
- Borderline rendah : 10 -15%
- Eutiroid : 15 -40%
- Borderline tinggi : 40 - 45%
20

Pemeriksaan paraffin block ( PA = karsinoma tiroid paplliferum dan folikuler


Patologi anatomi )6 saja, karena jenis meduler tidak mampu
Lesi tiroid atau sisa tiroid yang menangkap yodium 131. Herle dan Uller
dilakukan VC dilakukan pemeriksaan (1979) memberikan terapi untuk jenis
patologi anatomis untuk memastikan proses papiliferum dosis total 470 mikro Ci dan
ganas atau jinak serta mengetahui jenis untuk jenis folikuler dosisnya 566 mikro Ci..
kelainan histopatologis dari nodul tiroid. Dosis total radiasi eksterna adalah
4800-6000 rad pada daerah leher,
mediastinum dan supraklavikuler.
PENATALAKSANAAN Karsinoma jenis papiliferum dan folikuler
Terapi struma nodosa beraneka adalah radioresistent.
ragam, seperti obat anti tiroid, hormone
tiroid, yodium radioaktif, tindakan operatif Kemoterapi.
dan terapi penyinaran, tergantung dari jenis Khemoterapi untuk karsinoma tiroid masih
struma nodosa. Untuk nodul tiroid yang kurang memuaskan. Thomas (1977) pernah
ganas dapat juga diberikan kemoterapi. mencoba memberikan khemoterapi pada
Terapi struma nodosa soliter karsinoma meduler yang tumbuh cepat atau
dengan J 131 dosis relatif tinggi 26,6 m Ci karsinoma anaplastik. Menurut De Groot
(range 10 - 35) adalah prosedur yang aman (1975) khemoterapi dengan menggunakan
dan efektif. Pada penderita dengan struma adriamicyn atau bleomicyn dapat diberikan
nodosa soliter :6,7,8,9 pada karsinoma tiroid yang gagal dengan
- Dengan hot nodule diberi terapi yodium operasi, yodium 131 atau radiasi eksterna.
radio aktif atau dilakukan reseksi.
- Dengan cold nodule: Operasi.
a. Dilakukan tindakan operatif pada Tujuan tindakan operasi adalah untuk
penderita yang kemungkinan mengangkat semua tumor ganas tiroid
karsinoma. Freitag dan Miller dengan semua kelenjar getah bening yang
(1980) menganjurkan tindakan terkena dan berusaha agar kerusakan daerah
operatif terhadap semua penderita leher minimal.
cold nodule yang soliter laki-Iaki
usia dibawah 60 tahun dan wanita Macam pembedahan, indikasi serta
usia dibawah 40 tahun. kontraindikasi operasi tiroid.9
b. Lainnya dicoba dengan supresi Operasi tiroid (tiroidektomi ) merupakan
hormon tiroid selama 4-6 bulan, operasi bersih, dan tergolong operasi besar.
apabila strumanya tidak ado. regresi Berapa luas kelenjar tiroid yang akan diambil
atau malahan membesar, tergantung patologinya serta ada tidaknya
kemungkinan dilakukan tindakan penyebaran dari penyakitnya karsinoma.
operatif. Ada 6 macam operasi, yaitu :
- Pada yang hot atau warm nodule menurut 1. Lobektomi subtotal, pengangkatan
Zacharewicz (1968) diberikan terapi sebagian lobus tiroid yang mengandung
supresi hormon tiroid. jaringan patologis.
2. Lobektomi total (= hemitiroidektomi =
Tindakan operasi pada struma nodosa ismolobektomi), pengangkatan satu sisi
(Clark, 1979) dilakukan berdasarkan : lobus tiroid .
Kemungkinan keganasan. 3. Strumektomi(tiroidektomi)subtotal,
Adanya gejala-gejala penekanan atau pengangkatan sebagian kelenjar tiroid
gangguan mekanik. yang mengandung jaringan patologis,
Hipertiroidi meliputi kedua lobus tiroid.
Struma substernal. 4. Tiroidektomi near total, pengangkatan
Alasan kosmetik. seluruh lobus tiroid yang patologis
Cold nodule yang khas dan soliter. berikut sebagian besar lobus tiroid
kontralateralnya.
Terapi radiasi interna dan eksterna. 5. Tiroidektomi total, pengangkatan
Terapi radiasi interna menggunakan seluruh kelenjar tiroid.
yodium 131 yang dipakai untuk melawan 6. Operasi-operasi yang sifatnya "extended ":
21

a. tiroidektomi total + laringektomi total perlu di lakukan pemeriksaan sidikan


b. tiroidektomi total + reseksi trakea tehnesium.
c. tiroidektomi total + sternotomi Untuk menegakkan adanya metastase
d, tiroidektomi total + FND ( functional pada tiroid dapat dilakukan pemeriksaan
neck dissection) atau RND (radical neck biopsi jarum halus, bila pemeriksaan ini
dissection ). tidak konklusif maka dilakukan lobektomi
dan pemeriksaan potong beku. Bila
Indikasi operasi ada 4, yaitu : metastase tiroid masih operabel dan
1. Struma difus toksik yang gagal dengan merupakan satu-satunya metastase
terapi medikamentosa. sedangkan tumor primernya dapat
2. Struma uni nodusa atau multi nodusa dieradikasi, maka dianjurkan untuk
dengan kemungkinan keganasan. melakukan tiroidektomi total. Beberapa
3. Struma multi nodusa dengan gangguan penulis melaporkan bahwa tiroidektomi total
tekanan. pada metastase tunggal di tiroid dapat
4. Kosmetik. memperpanjang daya tahan lama hidup. 11,12

Kontraindikasi operasi ada 4, yaitu : Metastase kelenjar getah bening


1. Struma toksika yang belum dipersiapkan Diantara penderita karsinoma papiler
sebelumnya. tiroid, 80 % telah terjadi metastasis pada
2. Struma dengan dekompensasi kordis dan kelenjar getah bening leher paling tidak
penyakit sistemik yang lain yang secara mikroskopis 23, sedangkan pada
belum terkontrol (diabetus mellitus; karsinoma folikuler tiroid hanya terjadi pada
hipertensi dsb.) 10 % . 13,14
3. Struma besar yang melekat erat ke Tempat metastase kelenjar getah
jaringan leher, sehingga sulit digerakkan bening yang paling umum ialah di
(biasanya karena karsinoma). Karsinoma kompartemen sentral (kelenjar getah bening
yang demikian sering dari tipe anaplastik para dan pretrakeal). Prosedur operasi untuk
yang jelek prognosanya. Perlekatan pada menangani metastase kelenjar getah bening
trakea ataupun laring dapat sekaligus leher pada karsinoma tiroid ialah modifikasi
dilakukan reseksi trakea atau laringektomi, diseksi leher radikal yang disebut juga
tetapi perlekatan dengan jaringan lunak sebagai diseksi leher fungsional yaitu
leher yang luas sulit dilakukan eksisi diseksi en bloc jaringan limfatik leher dari
dengan baik. level I - VI dengan preservasi struktur
4 Struma ( karsinoma ) yang disertai vena fungsional yang penting seperti otot,
cava superior syndrome. Biasanya karena pembuluh darah dan syaraf. Diseksi leher
metastase yang luas ke mediastinum, fungsional pada karsinoma tiroid dapat
sukar eksisinya biarpun telah mengontrol lokal dengan angka
dilakukan sternotomi, dan bila kesembuhan yang sama dengan diseksi
dipaksakan akan memberikan leher radikal, morbiditas lebih sedikit dan
mortalitas yang tinggi. memberikan kosmetik yang lebih baik.15-17

Metastase tiroid Faktor faktor yang mempengaruhi


Insidens metastase pada tiroid sangat prognosa penderita kanker tiroid
jarang, tetapi pada penelitian autopsi Sebagian ahli bedah menganjurkan
terhadap penderita yang meninggal oleh tiroidektomi total pada setiap karsinoma
karena tumor metastase menunjukkan bahwa tiroid. Sebagian lagi menganjurkan cukup
metastase pada tiroid terjadi pada 39 % dilakukan hemitiroidektomi pada penderita
penderita melanoma, 21 % penderita kanker karsinoma tiroid dengan faktor resiko yang
payudara, 12 % penderita karsinoma ginjal, rendah berdasarkan kriteria AMES ( Age,
10 % penderita kanker paru, 10 % penderita Metastases, Extent, Size), dan tiroidektomi
kanker kepala leher. 10 total pada penderita dengan faktor resiko
Untuk mengetahui apakah metastase jelek. 18,19
pada tiroid tersebut satu satunya metastase Shaha dan kawan-kawan
atau ada metastase lagi ditempat lain maka menyimpulkan faktor yang paling dominan
dalam menentukan prognosa adalah umur,
22

ukuran lesi primer, ekstensi ekstra tiroid dan 11. AACE/AAES. Medical/ surgical guidelines for
metastase jauh. clinical practice : management of Thyroid
Carcinoma.AACE, 2001; 7:3:202-20.

Klasifikasi faktor prognostik menurut 12. Thyroid Nodules (diunduh 27 Agustus 2009).
sistem AMES3 Tersedia dari http://e-medicine.com.

Variabel Baik Jelek 13. Sanusi H. Physiology of Thyroid and Parathyroid


Umur Wanita <<50 th, Wanita >50 th, Gland. Dalam Kumpulan Makalah The 2nd head
pria <40 th pria >40 th and Neck Course. Makassar. 2004
Metastasis Metastase jauh (-) Metastase jauh (+)
Ekstensi Terbatas dalam Invasif ke jaringan 14. Degroot LJ et al: Thyroid gland (Part 10, Vol 2),
tiroid sekitar atau in Endocrinology, 5th ed, LJ DeGroot, JL Jameson
metastasis jauh (eds). Philadelphia, Elsevier Saunders, 2006
Ukuran Diameter tumor < 4 Diameter tumor >
cm 4 cm 15. Tan L. Surgical Management of the Thyroid
Nodule. Dalam Kumpulan Makalah The 2nd head
and Neck Course. Makassar. 2004.

16. Singer PA, Cooper DS, Daniels GH, et al.


DAFTAR PUSTAKA Treatment guidelines for patients with thyroid
nodules and well-differentiated thyroid cancer.
1. Greenspan FS, Rapaport B. Thyroid Gland. In American Thyroid Association.Arch Intern Med.
Basic and clinical endocrinology edited by 1996;156: 2165-2172.
Greenspan FS 3th edit Appleton and Lange
Norwalk, San Mateo, California. 1991; 188-213. 17. Cp J, Ryska A, Rehorkov P, Hovorkov E,
Kerekes Z, Pohnetalov D, Sensitivity and
2. Mazzaferri EL. Thyroid cancer in thyroid specificity of the fine needle aspiration biopsy of
nodules: finding a needle in the haystack. Am J the thyroid: clinical point of view. Clin
Med. 1992;93:359-362. Endocrinol (Oxf). 2000 Jun;52(6):797.

3. Daniel GH. Thyroid nodules and noduler 18. Thyroid anatomy (diunduh 16 April 2011).
Thyroids: a Clinical Overview. Com Therapy. Tersedia dari http//e-medicine html.
2008; 22: 239-50.
19. Schwartz SI, E, C Kaplan. Thyroid and
4. McCaffrey TV. Evaluation of Thyroid Nodule. Parathyroid in Principles of Surgery, 5 th ed. Mc
Cancer Control. 2000; 7: 223-28. GrawHill. Singapore. 1989; 1613 1685.

5. Hasan Al. Endokrinologi Klinik II:Karsinoma


tiroid. Bandung; 1995.

6. Fachruddin, Tumor ganas pada Nodul dingin


Tiroid, Tesis, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran Bandung, 1995.

7. Dewi, YA. Insidensi Tumor Kepala Leher tahun


2005-2010 di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL FK
UNPAD/RSHS Bandung. 2011.

8. Tan GH, Gharib H: Thyroid incidentalomas:


management approaches to nonpalpable
nodules discovered incidentally on thyroid
imaging. Ann Intern Med 1997 Feb 1; 126(3):
226-31.

9. Christopher D. Lansford, MD, and Theodoros N.


Teknos, MD, Evaluation of thyroid nodule,
Cancer Conrol: Journal of TheMoffit Cancer
Center, 2006.

10. Oertli D, Udelsman R. Surgery of The Thyroid


and Parathyroid Gland. Springer-Verlag. Berlin
Hiedelberg. 2007; 15-61.

Anda mungkin juga menyukai