Anda di halaman 1dari 25

ESOFAGITIS KOROSIF

Sri Herawati
Divisi Bronko-esofagologi
Dept. I. Kes. THT-KL
Fakultas Kedokteran – Universitas Airlangga
Surabaya
2017

1
ESOFAGITIS KOROSIF

• Inflamasi dan kerusakan pada esofagus yg


disebabkan oleh tertelan bahan kimia yang
bersifat korosif

 bahan korosif :
• Basa kuat
• Asam kuat
• Netral
2
BAHAN KOROSIF
BASA (pH > 7) :
 Sodium / potasium hidroksida
(pembersih saluran)
 Sodium karbonat BANYAK DI SEKITAR KITA
(deterjen pakaian / cuci piring) (rumah, tempat kerja)
 Sodium/potasium hidroksida, merkuri oksida
(baterai kancing)

ASAM (pH < 7): DAPAT DIBELI BEBAS


 Sulfurik /hidroklorid
( pembersih toilet dan saluran)
 Hidrofluorik, sulfurik, fosforik
(pembersih kerak)
TIDAK DISIMPAN
 Asam sulfat (cairan baterai)
DENGAN BENAR
(gelas minum,
tanpa label)
NETRAL (pH sekitar 7) :
 Sodium hipoklorat (pemutih)
3
4
5
6
7
8
CARA TERJADI
• Anak
 tidak sengaja
• Dewasa
 tidak sengaja (ok label tidak jelas)
 sengaja
● bunuh diri
● prognosis lebih jelek
ok kontak dgn bahan :
- jumlah >>
- waktu >> sebelum mendapat pertolongan
9
PATOFISIOLOGI
BAHAN KIMIA BASA : BAHAN KIMIA ASAM :
penetrasi ke dalam jaringan penetrasi ke dalam jaringan

nekrosis bersifat lisis


(= liquefaction necrosis) nekrosis menggumpal
(= coagulation necrosis)

dapat meluas ke seluruh


lapisan dinding esofagus
cenderung membatasi
(tgt jumlah dan konsentrasi penetrasi asam
bahan yg tertelan)
10
Patofisiologi …..
● Bahan pemutih (bahan netral) :
▪ biasanya hanya menyebabkan iritasi mukosa
▪ harus diobservasi ketat
▪ dapat menyebabkan edema laring akut

● Tak ada korelasi derajat luka korosif antara satu


tempat dengan tempat lain dalam saluran
pencernaan (bibir, mukosa rongga mulut, lidah,
faring dan esofagus)
11
Patofisiologi …..

● BASA  luka korosif esofagus >>>


[ok : pH esofagus sedikit basa]

● ASAM  luka korosif gaster >>>


[ok : pH gaster asam ]

● Mukosa esofagus agak resisten thd asam

12
Patofisiologi …..
Lesi biasanya terjadi pada :
● Area stagnasi alimentasi :
▪ valekula glosoepiglotika
▪ vestibulum laring
▪ kartilago aritenoid
▪ sinus piriformis
▪ regio retrokrikoid

● Penyempitan anatomis esofagus :


▪ krikofaringeus
▪ persilangan dg aorta & bronkus utama kiri
▪ kardia
13
Patofisiologi …..

● Fase esofagitis korosif :


▪ Akut : hari ke-1 sp ke-3
• edema
• inflamasi
▪ Subakut / laten : hari ke-4 sp ke-14
• ulserasi , eksudasi
• tissue sloughing
• keadaan esofagus yg plg lemah
• edema berkurang
• menelan mulai kembali normal
▪ Kronis : setelah > 14 hari (mg – bulan – tahun)
• sikatriks
14
DIAGNOSIS
• Gejala klinis & kerusakan yang terjadi tergantung
pada :
 konsentrasi  makin tinggi makin berat
 jumlah  makin banyak makin berat
 lama kontak  makin lama makin berat
 jenis bahan  basa : lesi >>>
 bentuk bahan  cair : luas lesi >>>

15
ANAMNESIS
• FASE AKUT :
 Nyeri menelan hebat segera setelah tertelan
 Dapat timbul suara parau dan sesak napas
 Nyeri dada hebat  bila ada perforasi
 Dapat tanpa gejala  bila reaksi akut ringan

• FASE SUBAKUT / LATEN :


 Nyeri menelan mulai menghilang, proses menelan
kembali normal

• FASE KRONIS :
 Disfagi timbul bertahap : makanan padat  cair
16
PEMERIKSAAN FISIK

• Mukosa mulut, lidah, faring dan esofagus :


 hiperemi & edema ringan
 bila lebih berat  ulkus & eksudat keputihan

• Bila ada suara parau, dispnea dan stridor :


 harus curiga edema dan hiperemi epiglotis &
aritenoid
 obstruksi jalan nafas

17
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
• Foto toraks dan abdomen :
- melihat regio mediastinum dan subdiafragma
 udara bebas : perforasi
- pneumonia aspirasi
• Foto barium :
- guna : deteksi striktur esofagus
(± 3 mg stlh terkena bahan korosif)
- fase akut : tidak adekuat & mengganggu
endoskopi
• CT Scan :
- visualisasi abses paraesofageal
- evaluasi perforasi
18
PENATALAKSANAAN
● Stabilisasi fungsi vital yang diperlukan :
 observasi jalan nafas (oksigen kp)
 pasang infus (observasi intake & output)
 atasi syok
● Melakukan pemeriksaan kepala dan leher
● Menentukan jenis bahan korosif
 asam atau basa
● Mempertahankan keadaan NPO
sampai : - dapat menelan sendiri sekretnya
- setelah esofagoskopi / barium swallow
 mukosa esofagus adekuat 19
Penatalaksanaan …..
● Jangan berusaha menetralisir
 ok : membuang waktu
 kerusakan sudah terjadi secara lengkap
: timbul kalor oleh reaksi kimia  lesi > berat / luas
● Jangan merangsang muntah / kumbah lambung
● Istirahatkan esofagus dg pasang NGT
atau
istirahatkan seluruh GIT dg nutrisi parenteral
● Laringoskopi direkta / esofagoskopi

20
Esofagoskopi
• Dengan anestesi umum
• Esofagoskop rigid atau fleksibel
• Dilakukan diantara 24-48 jam setelah tertelan
 menentukan gradasi luka
 memasukkan NGT
• > 48 jam setelah tertelan  Ba foto
• Ulangan esofagogram :
 3, 6 minggu
 3, 6 bulan dan 1 tahun

21
Medikasi
• Antibiotika
 untuk mencegah infeksi sekunder
• Analgetika
 untuk mengatasi rasa nyeri
• Kortikosteroid
 masih kontroversi
 dapat mengurangi respons inflamasi
menurunkan pembentukan striktur
 harus diberikan sejak 24 jam pertama
• Antasid dan H2 receptor blocker
 untuk mengurangi keasaman lambung
22
KOMPLIKASI
• Striktur esofagus
• Obstruksi jalan nafas
• Syok neurogenik
• Sepsis
• Aspirasi pneumonia
• Stenosis faring
• Perforasi esofagus

23
PENCEGAHAN
• Jangan letakkan bahan korosif pada tempat
makanan/minuman

• Beri label

• Jauhkan dari jangkauan anak-anak

24
TERIMA KASIH

25
ö
MALM , SWEDEN, SEPT., 2012

Anda mungkin juga menyukai