Anda di halaman 1dari 12

Fungsi dan Hormon Kelenjar Tiroid

Pendahuluan

Sistem endokrin, melalui hormon yang disekresikannya ke dalam darah, secara umum
mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Kelenjar endokrin
perifer mencakup kelenjar tiroid yang mengontrol laju metabolisme basal tubuh. Kelenjar
tiroid ini mensekresikan hormon tiroid yang merupakan penentu utama laju metabolik tubuh
secara keseluruhan dan juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta
fungsi sistem saraf. Kelenjar ini juga berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh untuk
membakar energi, memproduksi protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon
lainnya.

Makroskopis Kelenjar Tiroid

Kelenjar thyroid terletak di leher depan setentang vertebra cervicalis 5 sampai


thoracalis 1, terdiri dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap lobus
berbentuk seperti buah pear, dengan apex di atas sejauh linea oblique lamina cartilage
thyroidea, dengan basis di bawah pada cincin trachea 5 atau 6. Berat kelenjar thyroid
bervariasi antara 20-30 gr, rata-rata 25 gr. Dengan adanya ligamentum suspensorium Berry
kelenjar thyroidea ditambatkan ke cartilage cricoidea dari facies posteromedial kelenjar.
Jumlah ligamentum ini 1 di kiri dan kanan. Fungsinya sebagai ayunan/ gendongan kelenjar ke
larynx dan mencegah jatuh/ turunnya kelenjar dari larynx, terutama bila terjadi pembesaran
kelenjar.1

Setiap lobus kiri dan kanan terdiri dari 3 bagian yaitu :


1. Apex
Berada di atas dan sebelah lateral oblique cartilage thyroidea . Apex terletak antara

1
M.Constrictor inferior (di medial) dan M.Sternothyroideus (di lateral). Di apex A.
Thyroidea superior dan N.Laringeus superior berpisah, arteri berada di superficial dan
nervus masuk lebih ke dalam dari apex (polus).
2. Basis
Terletak setentang dengan cincin trachea 5 atau 6. Berhubungan dengan A. Thyroidea
inferior dan N. Laryngeus recurrent yang berjalan di depan atau belakang atau di antara
cabang-cabang arteri tersebut.
3. 3 Facies/ permukaan dan 3 Margo/ pinggir
Berbentuk konvex ditutupi oleh beberapa otot dari dalam ke luar : M. Sternothyroideus,
M. Sternohyoideus , M. Omohyoideus venter superior , Bagian bawah M.
Sternocleidomastoideus .3

Isthmus adalah bagian kelenjar yang terletak di garis tengah dan menghubungkan
bagian bawah lobus dextra dan sinistra (isthmus mungkin juga tidak ditemukan). Diameter
transversa dan vertical ± 1,25 cm. Pada permukaan anterior isthmus dijumpai (dari superficial
ke profunda) :
- Kulit dan fascia superficialis
- V. Jugularis anterior
- Lamina superficialis fascia cervicalis profunda
- Otot-otot : M. Sternohyoideus dan M. Sternothyroideus. 3

Permukaan posterior berhubungan dengan cincin trachea ke 3 dan 4. Pada margo


superiornya dijumpai anastomose kedua A. Thyroidea superior, lobus pyramidalis dan
Levator glandulae. Di margo inferior didapati V. Thyroidea inferior dan A. Thyroidea ima.3

Kelenjar Tiroid dibungkus oleh kapsula sebagai berikut :


1. Outer false capsule : Berasal dari lamina pretracheal fascia cervicalis profunda.
2. Inner true capsule : dibentuk oleh kondensasi jaringan fibroareolar kelenjar
thyroidea. 1

Pembuluh darah dan pembuluh darah balik yang mempendarahi kelenjar tiroid diantaranya
adalah :

2
 A. Thyroidea superior, adalah cabang A. Carotis externa yang masuk ke jaringan
superficial kelenjar, mendarahi jaringan connective dan capsule.
 A. Thyroidea inferior adalah cabang trunchus thyreocervicalis dan masuk ke lapisan
dalam kelenjar, mendarahi jaringan parenkim dan propia kelenjar.
 A. Thyroidea ima, Arteri ini kadang-kadang dijumpai merupakan cabang arcus aorta
atau A. Brachiocephalica dan mendarahi istmus.
 A. Thyroidea acessorius, adalah cabang-cabang A. Oesophageal dan Tracheal yang
masuk ke facies posteromedial.
 V. Thyroidea superior; muncul dari polus superior dan berakhir pada vena jugularis
interna (kadang-kadang V. Facialis)
 V. Thyroidea inf.; muncul dari margo bawah istmus dan berakhir pada V.
Brachiocephalica sin.
 V. Thyroidea media; muncul dari pertengahan lobus lateralis dan berakhir di V.
Jugularis int.3

Mikroskopis Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid unik karena memiliki banyak susunan histologik yang mengadakan
penyimpanan ekstrasel bagi produknya dalam lumen folikel mirip-kista. Pada manusia
folikel- folikel itu diperkirakan berjumlah (2-3) x 107 dan mereka mengandung hormon
cukup untuk beberapa minggu. Pada sediaan, mereka hampir bulat dan berdiameter antara 0,2
dampai 0,9 mm. Folikel dibatasi epitel selapis kuboid. Sel-selnya terpolarisasi terhadap
lumen, yang terisi substansi mirip-gelatin atau semicair yang disebut koloid. Tiroksin dan
triiodotironin disimpan dalam bentuk koloid sebagai unsur pembentuk sebuah glikoprotein
sekresi besar disebut tiroglobulin. Setiap folikel dibungkus lamina basal tipis, yaitu jalinan
serat retikular halus, dan sebuah plexus kapiler.4
Epitel folikel tiroid mamalia terdiri atas dua jenis sel: sel principal yang terbanyak
pada epitel itu dan sel parafolikel yang terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil di antara
basis sel-sel principal. Epitel ini umumnya kuboid rendah namun tingginya bervariasi dari
folikel ke folikel dan pada keadaan aktivitas fisiologik berbeda. Ia dapat terutama gepeng
atau kuboid pada kelenjar yang relatif tenang dan kolumnar pada kelenjar hiperaktif.4

3
Sel principal memiliki inti bulat atau lonjong, sedikit heterokromatin dan
mengandung satu atau dua nukleoli. Sitoplasma selnya basofilik, sedangkan koloidnya
terpulas dengan eosin dan memberi reaksi kuat terhadap karbohidrat dengan asam periodat
Schiff. Pada mikrograf elektron, permukaan lumen dari sel-sel principal memiliki banyak
mikrovili pendek. Membran pada dasar selnya licin dan duduk diatas lamina basal tipis yang
mengelilingi folikel secara lengkap.5
Sel parafolikel besar yang pucat terletak di dalam epitel namun tidak mencapai
permukaan bebasnya, terpisah darinya oleh bagian melengkung sel-sel principal di
sebelahnya. Mereka terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil. Pada mikrograf elektron,
semua sel parafolikel tampak di dalam epitel. Sel-sel parafolikel dua sampai tiga kali lebih
besar daripada sel principal, namun pada manusia mereka hanya merupakan 0,1% dari massa
epithelial kelenjar. Mereka cenderung lebih banyak di bagian pusat lobus tiroid. Intinya bulat
atau lonjong dan mungkin berlekuk pada satu sisinya. Sitoplasmanya berdensitas rendah dan
mengandung reticulum endoplasma dalam jumlah sedang, terutama berbentuk tubular, namun
mungkin juga terdapat tumpukan kecil cysterna. Granul sekresi sel-sel parafolikel
mengandung kalsitonin, sebuah hormon peptide dari 32 asam amino yang menurunkan
konsentrasi kalsium darah dengan menekan reabsorpsi tulang.5
Sel – sel sekretorik utama tiroid , yang dikenal sebagai sel folikel, tersusun
membentuk bola-bola berongga yang masing- masing membentuk satu unit fungsional yang
dinamai folikel . Pada potongan mikroskopik , folikel tampak sebagai cincin sel- sel folikel
mengelilingi suatu lumen di bagian dalam yang terisi oleh koloid, bahan yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan ekstrasel untuk hormone tiroid. Perhatikan bahwa koloid di
dalam lumen folikel bersifat ekstrasel ( yaitu diluar sel tiroid ), meskipun terletak dibagian di
dalam bagian interior folikel . Koloid tidak berkontak langsung dengan cairan ekstrasel yang
mengelilingi folikel berupa yang mengelilingi folikel , serupa dengan danau di tengah pulau
yang tidak berhubungan langsung dengan lautan yang mengelilingi pulau tersebut.5

4
Konsistuen utama koloid adalah suatu molekul protein besar yang dikenal sebagai
tiroglobulin (Tg) , yang berikatan dengan hormone – hormone tiroid dalam berbagai stadium
sintesis. Sel Folikel menghasilkam dua hormone yang mengandung iodium yang berasal dari
asam amino tirosin : tetraiodotironin ( T4 atau tiroksin ) dan triiodotironin (T3) .
Awalan tetra dan tri serta huruf bawah 4 dan 3 menunjukan jumlah atom iodium yang
terdapat di masing- masing hormone ini . Kedua hormone , yang secara kolektif di sebut
hormone tiroid, adalah regulator penting laju metabolik basal ( BMR) keseluruhan.5

Regulasi Hormonal

Thyroid stimulating hormone (TSH), hormon tropik tiroid dari hipofisis anterior,
adalah regulator fisiologis terpenting bagi sekresi hormon tiroid. Hampir semua langkah
dalam pembentukan dan pengeluaran hormon tiroid dirangsang oleh TSH. Selain
meningkatkan sekresi hormon tiroid, TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan
integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya
mengecil) dan sekresi hormonnya berkurang. Sebaliknya, kelenjar ini mengalami hipertrofi
(peningkatan ukuran setiap sel folikel) dan hiperplasia (peningkatan jumlah sel folikel)
sebagai respons terhadap stimulasi TSH yang berlebihan. Hormon tiroid dengan mekanisme
umpan balik negatif, mematikan sekresi TSH sementara TRH dari hipotalamus secara tropik
menghidupkan sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Pada sumbuh hipotalamus hipofisis tiroid,
inhibisi terutama berlangsung di tingkat hipofisis anterior. Seperti lengkung umpan balik
negatif lainnya, lengkung antara hormon tiroid dan TSH cenderung mempertahankan
stabilitas keluaran (Sekresi) hormon tiroid.6

5
Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya dilaksanakan oleh
umpan balik negatif antara tiroid dan hipofisis anterior, sementara penyesuaian jangka
panjang diperantarai oleh hipotalamus. Tidak seperti sebagian besar sistem hormonal lain,
pada orang dewasa hormon-hormon di sumbu tiroid secara normal tidak mengalami
pergeseran sekresi yang mendadak dan lebar. Kecepatan sekresi hormon tiroid yang relatif
stabil sesuai dengan respons terhadap hormon yang bersifat lamban dan berlangsung lama,
peningkatan atau penurunan kadar hormon tiroid dalam plasma yang mendadak tidak
memiliki nilai adaptif. Satu-satunya fator yang diketahui meningkatkan sekresi TRH adalah
pajanan dingin pada bayi; keadaan ini merupakan mekanisme yang sangat adaptif pada bayi
baru lahir. Peningkatan drastis sekresi hormon tiroid penghasil panas diperkirakan ikut
berperan dalam mempertahankan suhu tubuh dalam menghadapi penurunan mendadak suhu
lingkungan pada saat lahir sewaktu bayi berpindah dari tubuh ibunya yang hangat ke udara
lingkungan yang lebih dingin. Pada orang dewasa, respons TSH serupa terhadap pajnan
dingin tidak terjadi, walaupun hal ini secara fisiologis masuk akal dan memang terjadi pada
beberapa jenis hewan percobaan. Berbagai jenis stres diketahui menghambat sekresi TSH dan
hormon tiroid, diperkirakan melalui pengaruh saraf pada hupotalamus walaupun makan
adaptif inhibisi ini belum jelas.6

Fungsi Hormon Kelenjar Tiroid


Hampir semua sel di tubuh dipengaruhi secara langsung atau tidak langsung oleh
hormon tiroid. Efek T3 dan T4 dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori :
 Efek pada laju metabolisme
 Karbohidrat
Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat,
termasuk penggunaan glukosa yang cepat oleh sel, meningkatkan glikolisis,
meningkatkan glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorbsi dari saluran cerna, dan
bahkan meningkatkan sekresi insulin dengan hasil akhirnya adalah efeknya terhadap
meabolisme karbohidrat. Semua efek ini mungkin disebabkan naiknya seluruh enzim
akibat dari hormon tiroid.7
 Lemak
Pada dasarnya semua aspek metabolisme lemak ditingkatkan dibawah
pengaruh hormon tiroid. Karena lemak merupakan sumber energi utama untuk suplai
jangka panjang, maka lemak yang telah disimpan dalam tubuh akan lebih banyak

6
dipecah daripada elemen jaringan lain. Khususnya, lipid akan diangkut dari jaringan
lemak, yang meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma, hormon
tiroid juga mempercepat oksidasi asam lemak bebas oleh sel.7
 Protein
Hormon tiroid dapat menyebabkan transkripsi inti dari sejumlah besar gen.
Semua sel tubuh, sejumlah besar enzim protein, protein struktural, protein transpor,
dan zat lain akan meningkat. Hasil akhir semuanya adalah peningkatan menyeluruh
aktivitas fungsional didalam tubuh.7
Hampir semua tirosin dideiodinasi (pelepasan iodium dari gugus tirosin) oleh
satu ion iodium, sehingga membentuk triiodotiroin yang selanjutnya mempunyai
afinitas pengikatan yang sangat tinggi terhadap reseptor hormon tiroid intraseluler.
Reseptor hormon tiroid melekat pada rantai genetik DNA. Ketika berikatan dengan
hormon tiroid, reseptor aktif dan memulai proses transkripsi, kemudian dibentuk tipe
RNA massanger yang berbeda. Proses ini diikuti dengan translasi pada ribosim
sitoplasma membentuk ratusan tipe protein baru. Sebagian besar hormon tiroid
dihasilkan dari fungsi enzimatik dan fungsi lain dari protein yang baru ini.7
Selain itu hormon tiroid dapat meningkatkan sintesis protein yaitu dalam
meningkatkan kecepatan pembentukan ATP sebagai pembangkit fungsi seluler. Bila
konsentrasi hormon tiroid sangat tinggi, mitokondria membengkak secara tidak teratur
dan kemudian terjadi uncoupling dari proses fosfolirasi oksidatif dengan
pembentukan sejumlah besar panas tapi sedikit ATP. Adapun enzim Na, K-ATPase
yang dapat meningkatkan sebagian respon terhadap hormon tiroid dengan
menggunakan energi dan meningkatkan jumlah panas yang dibentuk dalam tubuh,
dimana proses ini mungkin merupakan salah satu mekanisme peningkatan kecepatan
metabolisme tubuh.7

 Efek kalorigenik
Yang berkaitan erat dengan efek metabolik keseluruhan dari hormon tiroid adalah
efek kalorigenik (penghasil panas). Peningkatan laju metabolisme menyebabkan peningkatan
produksi panas.8

 Efek simpatomimetik
Setiap efek yang serupa dengan yang dihasilkan oleh sistem saraf simpatis disebut
sebagai efek simpatomimetik. Hormon tiroid meningkatkan ketanggapan sel sasaran

7
terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin), zat perantara kimiawi yang digunakan
oleh sistem saraf simpatis dan hormon dari medula adrenal. Hormon tiroid diperkirakan
menimbulkan efek permisif ini dengan menyebabkan proliferasi reseptor spesifik
katekolamin di sel sasaran. Karena itu, banyak efek yang dijumpai pada saat sekresi hormon
tiroid meningkat serupa dengan efek yang menyertai peningkatan aktivitas sistem saraf
simpatis.8

 Efek pada sistem kardiovaskuler


Melalui efeknya pada peningkatan ketanggapan jantung terhadap katekolamin dalam
darah, hormon tiroid meningkatkan kecepatan denyut dan kekuatan kontraksi jantung
sehingga curah jantung meningkat. Selain itu, sebagai respons terhadap beban panas yang
ditimbulkan oleh efek kalorigenik hormon tiroid, terjadi vasodilatasi perifer untuk
menyalurkan kelebihan panas tersebut ke permukaan tubuh untuk dieliminasi ke
lingkungan.9
T3 merangsang transkripsi dari rantai berat a miosin dan menghambat rantaiberat b
miosin, memperbaiki kontraktilitas otot jantung. T3 juga meningkatkan transkripsi dari Ca2+
ATPase dalam retikulum sarkoplasmik, meningkatkan kontraksi diastolik jantung;
mengubah isoform dari gen Na+ -K+ ATPase gen; dan meningkatkan reseptor adrenergik-
beta dan konsentrasi protein G. Dengan demikian, hormon tiroid mempunyai efek inotropik
dan kronotropik yang nyata terhadap jantung. Hal ini merupakan penyebab dari keluaran
jantung dan peningkatan nadi yang nyata pada hipertiroidisme dan kebalikannya pada
hipotiroidisme.9

 Efek Pulmonar
Hormon tiroid mempertahankan dorongan hipoksia dan hiperkapne normal pada pusat
pernapasan. Pada hipotiroidisme berat, terjadi hipoventilasi, kadang kadang memerlukan
ventilasi bantuan.7

 Efek pada Konsumsi Oksigen, Produksi panas, dan Pembentukan Radikal Bebas
T3 meningkatkan konsumsi O2 dan produksi panas sebagian melalui stimulasi Na+-
K+ ATPase dalam semua jaringan kecuali otak, lien, dan testis. Hal ini berperan pada
peningkatan kecepatan metabolisme basal (keseluruhan konsumsi O2 hewan saat istirahat)
dan peningkatan kepekaan terhadap panas pada hipertiroidisme. Hormon tiroid juga

8
menurunkan kadar dismutase superoksida, menimbulkan peningkatan pembentukan radikal
bebas anion superoksida. Hal ini dapat berperan pada timbulnya efek mengganggu dari
hipertiroidisme kronik.7

 Efek pada tumbuh kembang


Hormon tiroid akan merangsang sekresi Growth hormon. Hormon tiroid akan
mendorong efek growth hormon atau somatomedin pada sintesis struktural baru dan pada
pertumbuhan rangka. Anak yang mengalami defisiensi hormon tiroid akan mengalami
gangguan pertumbuhan yang reversibel jika diberi hormon tiroid pengganti. Tidak seperti
kelebihan GH, kelebihan hormon tiroid tidak menyebabkan pertumbuhan berlebihan,
sehingga tidak serperti GH yang berlebih yang bisa menimbulkan adanya gigantisme pada
anak.8

 Efek pada sistem saraf


Hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir dan sering menimbulkan disosiasi
pikiran. Hormon tiroid yang jumlah nya menurun dari kadar normal, menimbulkan
penurunan fungsi berpikir. 7

 Efek pada kulit


Kecepatan aliran darah pada kulit akan ditingkatkan oleh hormon tiroid . Efek dari
hormon tiroid ini adalah adanya vasodilatasi perifer.7

 Efek pada saluran cerna


Hormon tiroid dapat menaikkan nafsu makan dan asupan makanan. Hormon ini juga
berperan dalam meningkatkan getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna. Seringkali
sekresi hormon yang berlebihan menyebabkan terjadinya diare, namun apabila hormon ini
disekresi kurang daripada kadar normal, maka akan terjadi konstipasi. Hal ini juga
menyumbang pada timbulnya penurunan berat badan yang sedang pada hipotiroidisme dan
pertambahan berat pada hipotiroidisme.7

 Efek Hematopoetik
Peningkatan kebutuhan selular akan O2 pada hipertiroidisme menyebabkan
peningkatan produksi eritropoietin dan peningkatan eritropoiesis. Namun, volume darah

9
biasanya tidak meningkat karena hemodilusi dan peningkatan penggantian eritrosit. Hormon
tiroid meningkatkan kandungan 2,3-difosfogliserat eritrosit, memungkinkan peningkatan
disosiasi O2 hemoglobin dan meningkatkan penyediaan O2 kepada jaringan. Keadaan yang
sebaliknya terjadi pada hipotiroidisme.7

 Efek pada Perkembangan Janin


Sistem TSH tiroid dan hipofisis anterior mulai berfungsi pada janin manusia sekitar
11 minggu. Sebelum saat ini, tiroid janin tidak mengkonsentrasikan 12 I. Karena kandungan
plasenta yang tinggi dari deiodinase-5 tipe 3, sebagian besar T3 dan T4 maternal diinaktivasi
dalam plasenta, dan sangat sedikit sekali hormon bebas mencapai sirkulasi janin. Dengan
demikian, janin sebagian besar tergantung pada sekresi tiroidnya sendiri. Walaupun sejumlah
pertumbuhan janin terjadi tanpa adanya sekresi hormon tiroid janin, perkembangan otak dan
pematangan skeletal jelas terganggu, menimbulkan kretinisme (retardasi mental dan
dwarfisme/cebol).8

Peran Iodium dalam Pembentukan Hormon

Iodium sebagai unsur penting dalam sintesa hormon tiroksin, yaitu suatu hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan,
perkembangan, dan kecerdasan. Selain itu, Iodium juga sebagai pembentukan hormon
kalsitonin, yang juga dihasilkan oleh kelenjar tiroid, berasal dari sel parafolikuler, hormon ini
berperan aktif dalam metabolisme kalsium, maka harus selalu tersedia iodium yang cukup
dan berkesinambungan.10

Sumber iodium dalam bahan makanan 1,11


Iodium berfungsi dalam sintesis hormone tiroid (iodium diperoleh dari makanan ,
asam amino tirosin ). Asupan iodium yang dianjurkan dari makanan (atau AKG iodium)
untuk berbagai kelompok umur dan bagi ibu hamil serta menyusui terdapat dalam tabel .

Tabel. Asupan Iodium dari makanan yang direkomendasikan oleh


WHO/UNICEF/ICCIDD (2001)5
Kategori Asupan (µg/hari)
Bayi, 0-59 bulan 90
Anak sekolah, 6-12 tahun 120

10
Anak-anak >12 tahun dan orang dewasa 150
Ibu hamil dan menyusui 200

Laut merupakan sumber utama iodium, dengan demikian makanan laut seperti ikan,
kerang-kerangan serta rumput laut yang dapat dimakan merupakan sumber pangan yang
kaya akan iodium. Siklus ekologis iodium di alam dimulai dalam bentuk uap air laut (yang
mengandung iodium) yang dibawa oleh angin dan awan ke wilayah daratan. Uap air laut ini
akan jatuh sebagai air hujan yang sebagian akan menggantikan iodium yang hilang pada
lapisan permukaan tanah kendati salju, hujan, banjir, dan sungai melarutkan kembali iodium
dan membawanya ke laut. Sebagian iodium yang diperoleh dari tanah akan masuk ke dalam
air minum serta sejumlah kecil iodium masuk ke dalam tanaman, hewan, dan produk pangan
yang dihasilkan seperti sereal, kacang-kacangan, buah, sayuran, daging, susu, serta telur.10
Bahan makanan laut mengandung iodium yang lebih banyak. Kadar iodium dalam
makanan misalnya cumi-cumi (basah) 798 μg/kg, cumi-cumi (kering) 3.866 μg/kg, sayur 29
μg/kg, cereal 47 μg/kg, daging (basah) 50 μg/kg, ikan tawar (basah) 30 μg/kg, ikan tawar
(kering) 116 μg/kg, ikan laut (basah) 812 μg/kg, dan ikan laut (kering) 3.715 μg/kg.10
Bila masukan iodium dalam makanan turun dibawah 10 µg/hari , sintesis hormone
tiroid tidak adekuat dan sekresinya menurun, akibatnya terjadi peningkatan sekresi TSH,
sehingga kelenjar tiroid terlalu aktif memproduksi hormone tiroid dan terjadi hipertrofi tiroid
( gondok defisiensi iodium ). Adapun yang namanya Hipertiroidisme yang ditandai dengan
peningkatan laju metabolik basal , peningkatan pembentukan keringat, sehingga pengeluaran
keringat bertambah banyak, penurunan berat badan , karena tubuh membakar bahan makanan
dengan kecepatan abnormal. , terjadi degradasi netto simpanan karbohidrat , lemak dan
protein sehingga menyebabkan penurunan massa protein otot rangka , sehingga terjadi
kelemahan otot. Hal ini disebabkan oleh bermacam kelainan termasuk , meskipun jarang
yaitu adanya tumor pada bagian hipofisis anterior yang meproduksi hormone TSH atau
aktifasi konstitutif reseptor TSH. 11

11
Kesimpulan

Kelenjar tiroid, terletak di bawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea,
merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar yang menghasilkan dua hormone utama
yaitu T3 dan T4. Kedua hormone ini sangat meningkatkan kecepatan metabolism tubuh.

Kekurangan hormone ini biasanya menyebabkan penurunan kecepatan metabolism


basal dan bila kelebihan sekresi tiroid sangat hebat dapat meningkatkan sekresi kelenjar tiroid
dapat meningkatkan kecepatan metabolism basal . Sekresi hormone ini terutama diatur oleh
hormone TSH yang disekresi oleh hipofisis anterior.dan bergantung pada intake dari zat
iodium.

Daftar Pustaka

1. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.h.58-61.


2. Putz R, Pabst R. Sobotta atlas of human anatomy. Vol 2 .14th ed. Munich: Elsevier;
2006.p.132-4.
3. Basmajian JV, Slonecker CE. Grant metode anatomi berorientasi pada klinik. Jakarta :
FKUI;1995.h.247-55.
4. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran . Edisi 20. Jakarta : EGC.h. 306-17.
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC ; 2003. h. 208-10.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.h.757-63.
7. Guyton dan Hall. Buku ajar Fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta:EGC; 1997; h.
1191-92
8. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Ed ke-17. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2006.h.311-27.
9. Guyton AC, Hall JE. Medical physiology. Ed ke-11. China : Elsevier
Saunders;2006.h.1187-99.
10. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran . Edisi 20. Jakarta : EGC.h. 306-17.
11. Gibney MJ. Gizi kesehatan masyarakat.Jakarta: EGC; 2008. h.269-70.

12

Anda mungkin juga menyukai