Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 1
MODUL SISTEM ENDOKRIN, METABOLISME DAN NUTRISI

Oleh:
KELOMPOK TUTORIAL9

Diberikan kepada:
TUTOR KELOMPOK 9
Cecelia Palit, Spsi, MPSi.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016
LAPORAN HASIL DISKUSI

Hari, tanggal : Selasa, 21 Februari 2017


Waktu : 08.00 – 10.00 WITA
Materi pembahasan : Skenario pemicu minggu pertama modul Sistem
Endokrin, Metabolisme, dan Nutrisi halaman 23.
Pelaksanaan diskusi : Ketua : Tio Graciniyo L. T
Sekretaris : Sweety Enji Rompas
Anggota : Timotius A. Rungkat
Timothy D. Lengkong
Tierza C.H. Tedjo
Teuku I. Syarwani
Tasya U. S. Karina
Tesalonika Kereh
Talitha Dwi Saraswati
Sofia Oudry Pangow

Acara/kegiatan Diskusi Tutorial :


*Pembukaan berupa pengenalan awal mengenai materi yang akan dibahas dalam diskusi.
*Pembahasan mengenai materi diskusi serta menemukan inti masalah dari kasus/skenario.
Kasus 1 :
Seorang perempuan, usia 30 tahun, karyawan swasta, datang ke dokter Poliklinik Penyakit Dalam,
dengan keluhan utama fatiq, sakit kepala, dan berat badan fluktuatif, cenderung menurun. Hal ini
berlangsung kira-kira sudah 3 bulan. Keluhan lain yang dirasakan klien yaitu sukar berkonsentrasi
,sensitive terhadap udara panas, dan sering merasa palpitasi. Selain itu, klien kadang merasa mudah
tersinggung dan cemas. Pada pemeriksaan fisik: Compos mentis, keadaan tampak sakit, T:110/70
mmHg, N: 100x/m, R:20x/m, Suhu badan: 36,5°C. BB 40 kg, TB 165 cm.
Kata Sulit :
 Fatiq : Kelelahan
 Berat badan fluktuatit : Berat badan yang tidak teratur
 Palpitasi : Denyut jantung tidak teratur
Kata Kunci :
Seorang perempuan memiliki keluhan utama fatiq, sakit kepala, dan berat badan fluktuatif.
Klien sukar berkonsentrasi, sensitive terhadap udara panas, dan sering merasa palpitasi. Klien juga
mudah tersinggung dan cemas.
Pertanyaan:
1. Jelaskan Anatomi,Histologi dan Fisiologi Sistem Endokrin!
2. Hormon apa yang bekerja pada kasus scenario 1, yang dalam hal ini memicu kecemasan?
3. Apa saja penyebab palpitasi? Jika terjadi palpitasi, menandakan apa hal tersebut?
4. Jelaskan mekanisme sekresi hormon? Apa saja fungsi hormon dan bagaimana pengaruh jika
terjadi ketidakseimbangan fungsi?
5. Bagaimana hubungan psikis klien yang mudah cemas dengan keluhan-keluhan yang lain?
6. Mengapa berat badan klien fluktuatif, cenderung menurun bukan naik?
7. Apa yang menyebabkan pasien fatiq?

Jawaban Pertanyaan :
1. Anatomi Sistem Endokrin
Organ utama endokrin :
1. Hipofisis
2. Thyroid/Parathyroid
3. Adrenal
4. Pancreas
5. Ovarium
6. Testis
(1) Hipofisis
 Hipofisis Serebri = Glandula Pituitari
 Bentuk kecil dan oval
 Letak didalam Fossa Hypophysialis
Di Sella Tursika Ossis Sfenoidalis
 Di Inferior Hypothalamus, terhubung oleh Infundibulum
 Terbagi atas :
- Lobus Anterior = Adenohipofisis
- Lobus Posterior = Neurohipofisis
Batas-batas :
 Superior : Diafragma Sella
 Inferior : Korpus Ossis Sfenoidalis
DG. Sinus Sfenoidalis
 Lateral : Sinus Kavernosus dan isinya
 Posterior : Dorsum Sella, A. Basillaris dan Pons
Vaskularisasi
 Arteri berasal : A. Hipofisialis Superior dan Inferior
 Vena-vena : Bermuara ke dalam Sinus Kavernosus
Adenohypophisis : TSH, FSH, LH, ACTH, PTL, GH
Neurohypophysis : ADH, OKSITOCIN
(2) Thyroid&Parathyroid
 Letak Anterior Regio Cervicalis dan Inferior, dan Lateral Cartilago Thyroidea, di
Profundus dari M. Sternohyoideus, Sternothyoideus & Omohyoideus
 Terdiri dari 2 Lobus Lateral yang menutupi permukaan Anterolat Trachea,
Cartilago Cricoidea, dan bagian bawah Cartilago Thyroidea
 Setiap Lobus berbentuk seperti buah alpukat apexnya menghadap ke atas dan basis
dibawah setinggi cincin Trachea ke-4 sampai 5
 Isthmus Glandula Thyroideae menghubungkan Lobus Lateral Dexter dan Sinister
dan menyilang di permukaan Anterior dari Cartilago Trachealis ke-2 & 3
 Sering terdapat Lobus Piramidalis yang menonjol ke atas dari Isthmus
Batas-batas Lobus
 Anterolateral : M. Sternothyroideus
M. Omohyoideus
M. Sternohyoideus
M. Sternocleidomastoideus
 Posterolateral : A. Carotis Comunis
V. Jugularis Interna
N. Vagus
 Medial : Larynx, Trachea, Pharynx, Esophagus
Di alur antara Esophagus & Trachea terdapat N. Laringeus
Rekurens
Vaskularisasi :
1. A. Thyroidea Superior
2. A. Thyroidea Inferior
Drainase Venosa :
1. V. Thyroidea Superior
2. V. Thyroidea Media
3. V. Thyroidea Inferior
Hormon Tiroksin = T3
Hormon Triiodotironin = T4
Kalsitonin
GLANDULA PARATHYROIDEA
 Bentuk : 2 Pasang struktur kecil, Ovoid, Pipih, Diameter ± 6 MM
Berwarna kekuningan
 Letak : Permukaan Profundus Lateral Dexter & Sinister G. Thyroidea
disebut
G. Parathyroidea Superior/Inferior.
Arteri, Vena mengikuti sesuai G. Thyroidea
Hormon Paratiroid = Parathormon
(3) Glandula Adrenal = Glandula Suprarenal
 Organ Retroperitoneal
 Berwarna kekuningan
 Letak di Polus Superior Renal
 Dikelilingi jaringan ikat yang mengandung lemak
 G. Suprarenalis Dextra berbentuk piramida
 G. Suprarenalis Sinistra bentuk seperti Bulan Sabit, lebih besar dari dextra
G. Adrenal : Korteks dan Medula
Korteks : Berwarna kekuningan dibagian luar, sekresi hormone androgen,
Mineralokortikoid dan Glukokortikoid
Medula : Suatu massa jaringan saraf yang dihubungkan dengan sistem saraf
Simpatis, menyekresi hormone adrenalin dan non adrenalin
Vaskularisasi :
- A. Suprarenalis Superior
Berasal dari A. Phrenica Inferiror
- A. Suprarenalis Media
Berasal dari aorta abdominalis
- A. Suprarenalis Inferior
Berasal dari A. Renalis
- V. Suprarenalis Dextra > VCl
- V. Suprarenalis Sinsitra > V. Renalis Sinistra
(4) Pankreas
 Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang 12,5 cm dan tebal
± 2,5 cm
 Pankreas terdiri dari :
a. Kepala Pankreas
Merupakan bagian yang paling lebar, terletak disebelah kanan rongga abdomen
dan didalam lekukan duodenum
b. Badan Pankreas
Merupakan bagian utama dan letaknya dibelakang lambung dan vertebra
lumbalis pertama.
c. Ekor Pankreas
Merupakan bagian yang runcing disebelah kiri.
Pada pancreas terdapat dua saluran yang menghasilkan hasil sekresi pankreas ke dalam
Duodenum :
- Duktus Wirsung
- Duktus Sartorini
Dua jaringan utama yang menyusun pankreas :
- Asini, menghasilkan enzim pencernaan
- Pulau Langerhans
Merupakan kumpulan sel berbentuk ovoid, berukuran 76x175 mm, tersebar di
seluruh pankreas walaupun lebih banyak ditemukan di ekor dari pada kepala
dan badan pankreas
(5) Testis
 Menghasilkan : Spermatozoa + Testosteron
 Bentuk Ellipsoid mudah bergerak
 P = 4,5 cm, L = 2,5 cm, T = 3 cm
 Berada dalam Scrotum > Funikulus Spermaticus
 Testis Sinistra lebih rendah
 Testis turun dari abdomen umur 8 bulan
Lapisan Testis
1. Tunica Vaginalis : Bagian Peritoneum Abd.
2. Tunica Albuginea > Septa Fibrosa
3. Tunica Vasculosa : Jaringan kapiler

 Dikelilingi Kapsula Fibrosa > Tunika Albuginea


 Septa Fibrosa > Lobuli Testis
 1 Lobulus : 1 – 4 Tubuli Seminiferus
Tubuli Seminiferus > T S Recti
Sel Epitel Germinal : Spermatozoa
Diantara T S > Sel Leydig : Testosteron
Vaskularisasi
 Arteri Testicularis > Cab. Aorta Abd tepat di Inferior
 Vena Testicularis Sinistra > V. Renalis Sinistra
 Vena Testicularis Dextra > V C l
 Limfe: Nodus Limfe Sekitar Aorta
 Inervasi: Cab. N. Th 10-11
(6) Ovarium
 Berbentuk buah kenari
 P = 4 cm, L = 1,5 cm, T = 1 cm
 Terletak di kiri dan kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika.
 Melekat pada lapisan posterior ligamentum latum dengan mesovarium.
 Menerima aliran darah dari arteri ovary yang merupakan percabangan dari aorta
 Pada aliran darah balik, vena ovary dextra menuju ke vena cafa inferior, sedangkan
vena ovary sinistra menuju ke vena renal
 Pembuluh limfe ovarium melewati aortic nodes di level yang sama dengan
pembuluh ginjal, mengikuti peraturan umum bahwa aliran pembuluh limfe suatu
organ sama seperti aliran pembuluh vena organ tersebut. Untuk persarafan, ovarium
menerima persarafan dari aortic plexus.
Histologi Sistem Endokrin
Fisiologi Sistem Endokrin
2. Kecemasan adalah suatu istilah yang menggambarkan gangguan psikologis yang dapat
memiliki karakteristik yaitu berupa rasa takut, keprihatinan terhadap masa depan,
kekhawatiran yang berkepanjangan, dan rasa gugup. Rasa cemas memang biasa dihadapi
semua orang. Namun, rasa cemas disebut gangguan psikologis ketika rasa cemas
menghalangi seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan menjalani kegiatan
produktif.
Penyebab Kecemasan
Penyebab pasti rasa cemas tidak diketahui. Namun, sudah terbukti bahwa rasa cemas
disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor tertentu. Seperti gangguan mental lainnya, rasa
cemas disebabkan oleh gagalnya saraf-saraf otak untuk mengontrol emosi dan rasa takut.
Contohnya stress dapat mengubah alur komunikasi sel-sel saraf dalam sirkuit otak. Hal ini
akan mengubah struktur otak tertentu yang mengkontrol emosi. Struktur otak tertentu ini
pada awalnya dibentuk dari genetik dan keturunan keluarga.
Faktor lingkungan seperti trauma masa kecil (contohnya kekerasan rumah tangga, kehilangan
orang tua, dll) atau masalah besar dalam hidup (contohnya krisis finansial dan gagalnya
hubungan asmara) dapat memicu kecemasan. Gejala-gejala kecemasan juga dapat
disebabkan oleh gangguan sistemik seperti hipertiroidisme, masalah endokrin dimana yg
berperan adalah hormon epinefrin dan norepinefrin, gula darah rendah, kekurangan kalsium,
dan penyakit jantung.
Kecemasan atau mudah cemas bukan disebabkan oleh lemahnya kepribadian seseorang atau
pendidikan yang buruk.
Gejala-gejala Kecemasan
Kecemasan merupakan respon normal dalam menghadapi situasi sulit. Bahkan, rasa cemas
dapat membantu jika situasi yang membutuhkan respon “lawan atau lari” (fight or flight)
terjadi. Respon “lawan atau lari” adalah suatu respon yang diatur oleh hormon adrenalin yang
akan menentukan apakah Anda harus “lawan” atau “lari” dalam situasi genting. Namun, jika
respon ini berlebihan dan berkepanjangan atau menjadi terlampau paranoid terhadap masalah
kecil, Anda mungkin mengalami gangguan kecemasan. Tanda-tanda gangguan kecemasan
adalah atau kombinasi dari beberapa hal dibawah ini:
 Perasaan mudah marah, tersinggung, sedih, atau khawatir
 Tidak dapat fokus dan tenang
 Susah tidur
 Ketakutan dan panic
 Jantung berdebar-debar tanpa alasan jelas
 Tangan dan kaki berkeringat dingin
 Rasa kesemutan di tangan atau kaki
 Otot-otot menegang
 Pusing dan mual
 Mulut kering
Tipe Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe yaitu:
 Generalized Anxiety Disorder (GAD)/Gangguan Kecemasan Umum - Ini adalah
gangguan berkepanjangan dan berlebihan terhadap situasi atau kejadian secara tidak
spesifik. Pasien umumnya mengkhawatirkan segala macam hal secara berlebihan dan
merespon dengan berlebihan. Contohnya, pasien dengan gangguan ini mengkhawatirkan
masalah keuangan, kesehatan, pekerjaan, atau keluarga namun tidak bisa menentukan
hal apa yang sebenarnya mereka khawatirkan.
 Panic Disorder / Panik yang Tidak Normal - Pasien dengan gangguan ini menderita
serangan rasa takut dan panik secara cepat dan tiba-tiba.
 Phobia - kondisi ini memiliki karakteristik rasa takut yang tidak diketahui mengapa
terhadap suatu objek, situasi, atau makhluk hidup. Contohnya, takut ketinggian, takut
ruangan sempit, takut terhadap laba-laba, atau takut terhadap binatang melata. Tidak seperti
GAD dimana pasien tidak bisa menentukan apa yang dia khawatirkan, pasien phobia dapat
dengan jelas menentukan apa yang dia takutkan. Walaupun apa yang mereka takutkan
terkadang irasional, pasien tetap tidak bisa mengontrol rasa takut mereka.
 Social Anxiety Disorder/Gangguan Kecemasan dalam Bersosialisasi - Biasa disebut
phobia sosial, gangguan ini terjadi saat pasien berada dalam situasi bersosialisasi. Pasien
merasa gelisah dan terlalu sadar diri terhadap penampilan, perilaku, sikap, ataupun
perkataan pribadi jika dihadapkan dengan seseorang. Umumnya, pasien menghindari
perkumpulan sosial karena takut memalukan diri sendiri dan dipandang oleh orang lain.
 Obsessive Compulsive Disorder (OCD)/Gangguan Perilaku Obsesif - Gangguan ini
adalah perilaku dan pemikiran yang membuat gelisah dan repetitif. Contohnya, beberapa
pasien begitu terobsesi dengan tangah yang bersih sehingga mereka selalu mencuci
tangan setiap jam atau melihat tangan orang lain kotor mereka juga merasa gelisah.
Pasien yang menderita gangguan ini menyadari apa yang mereka lakukan itu tidak
seharusnya namun tetap tidak bisa mengkontrolnya.
 Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)/Gangguan Post-traumatic - Gangguan ini
disebabkan oleh kejadian masa lalu yang menyebabkan trauma berat seperti kecelakaan,
pemerkosaan, atau menyaksikan tindak kriminal. PTSD sering menyebabkan perubahan
perilaku dan sikap dengan harapan dapat menghidar dari penyebab trauma.
 Separation Anxiety Disorder/Ganguan Kecemasan dalam Perpisahan - Pasien
dengan gangguan ini akan mengalami kecemasan berlebihan dan kepanikan berlebihan
ketika mereka berpisah dengan seseorang atau suatu tempat yang memberi rasa aman
kepada pasien.
Perangsangan saraf simpatis yang menuju medulla adrenalis menyebabkan pelepasan
sejumlah besar epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah sirkulasi, dan kedua hormon
ini kemudian dibawa dalam darah ke semua jaringan tubuh. Secara simultan, sistem simpatis
memanggil kekuatan-kekuatan hormonal dalam bentuk pengeluaran besar-besaran
epinephrine dari medulla adrenal. Epinephrine memperkuat respon simpatis dan mencapai
tempat- tempat yang tidak dicapai oleh sistem simpatis untuk melaksanakan fungsi
tambahan, misalnya memobilisasi simpanan karbohidrat dan lemak.

EPINEFRIN

Epinefrin atau adrenalin disintesis dengan cara berikut: di dalam hati, asam amino tirosin
akan dibentuk dari fenilalanin. Senyawa ini akan diambil dari darah masuk kedalam
aksoplasma disini dengan bantuan tirosinhidroksilase akan dihidroksilasi pada cincin
aromatisnya menjadi dihidroksifenilalanin (Dopa) dan akhirnya senyawa ini oleh dopa-
dekarboksilase didekarboksilasi menjadi dopamine. Dengan cara transport aktif, dopamine
kemudian akan dibawa ke organel sel yang khusus (granula cadangan, vesikel) dan di sini
dengan bantuan dopamin-β-hidroksilase akan dihidroksilasi pada rantai sampingnya menjadi
noradrenalin (norepinefrin). Sedangkan pengubahan selanjutnya menjadi adrenalin, hanya
dapat terjadi didalam otak dan tidak mungkin terjadi pada ujung saraf simpatis, karena enzim
N-metiltransfarase yang mengubah noradrenalin menjadi adrenalin tidak ada. Sebaliknya
dalam sel kromafin medulla adrenal, tempat N-metiltransfarase ada, maka dari noradrenalin
dengan metilasi pada N akan terbentuk adrenalin (Mutschler, 1991).Berbagai gejala n egatif
pada aktivitas atau metabolisme organ tubuh karena pengaruh epinefrin bisa disebabkan
karena 2 kemungkinan : sekresi yang berlebihan atau sebaliknya kekurangan sekresi.
Masalah tersebut di antaranya :

a.Palpitasi merupakan gejala abnormal pada kesadaran detak jantung, bisa terlalu lambat,
terlalu cepat, tidak beraturan, atau berada dalam frekuensi normal. Gejala ini disebabkan
akibat sekresi epinefrin yang berlebihan. Tapi bisa juga karena konsumsi alkohol, kafein,
kokain, amfetamin, atau obat-obatan yang lain, penyakit (seperti hipertiroidisme), atau efek
panik.
b.Tachychardia, peningkatan kecepatan aktivitas jantung. Kelainan endokrin seperti
feokromositoma dapat menyebabkan pelepasan epinefrin dan tachychardia bebas dari sistem
syaraf.
c.Arrhythmia, keadaan abnormal pada aktivitas elektrik jantung. Jantung bisa berdetak lebih
cepat atau sebaliknya malah lebih lambat. Sama seperti palpitasi, kelainan ini dipicu oleh
sekresi epinefrin yang berlebihan.
d.Sakit kepala, kondisi sakit pada kepala, pada bagian leher ke atas. Umumnya disebabkan
oleh ketegangan, migrain, ketegangan mata, dehidrasi, gula darah rendah dan sinusitis.
Beberapa sakit kepala juga karena kondisi ancaman hidup seperti meningitis, ensephalatis,
aneuisme cerebral, tekanan darah sangat tinggi, dan tumor otak.
e.Tremor Ritme, pergerakan otot melibatkan pergerakan menuju dan dari (osilasi) salah satu
bagian tubuh. Kebanyakan tremor terjadi pada tangan. Pada beberapa orang, tremor adalah
gejala kelainan saraf yang lain. Umumnya disebabkan karena masalah pada bagian otak atau
spinal cord yang mengontrol otot melalui tubuh atau area tertentu, seperti tangan.
Penyebabnya adalah stres yang teralu banyak sehingga sekresi
f.Hipertensi, merupakan suatu kondisi medis dimana tekanan darah naik secara kronis.
Hipertensi adalah karakter khas dari berbagai abnormalitas kortikal adrenal.
g.Edema paru-paru akut, akumulasi fluida dalam paru-paru, disebabkan kegagalan jantung
melepaskan fluida dari sirkulasi paru-paru, akibat disnormalitas sekresi epinefrin.
h.Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi cepat dan lambat tetapi
juga merupakan proses inflamasi kronis yang kompleks dipengaruhi faktor genetik,
lingkungan dan pengontrol internal.Alergi dikaitkan dengan peningkatan hormone epinefrin
dan progesterone. Peningkatan hormon epinefrin menimbulkan manifestasi klinis perubahan
suasana hati, dan kecemasanepinefrin menjadi tidak terkendali.
NOREPINEFRIN
Hormon ini berfungsi memicu vasokonstriksi dan menstimulasi jantung agar meningkatkan
fenyut jantung. Norepinefrin menstimulasi reseptor beta1-adrenergic dan alfa-adrenergic yang
menyebabkan peningkatan kontratilitas dan denyut jantung serta vasokontriksi, oleh karena itu
terjadi kenaikan tekanan darah sistemik dan aliran darah koroner
Kelebihan dari norepinefrin oleh medula adrenal dapat mengakibatkan terhentinya fungsi
fisiologis, termasuk pencernaan, dan karena itu selalu diperthankan oleh pelepasan jumlah
kortisol sebagai penyeimbang.
Ketika berfungsi sebagai hormon, neurotransmitter yang penting ini memiliki kemampuan untuk
mengubah operasi sistem vaskular dengan menaikkan denyut jantung, mempercepat aliran darah
dan membuka pembuluh darah.

Selama masa stres atau kecemasan, zat ini juga mempengaruhi pengolahan glukosa, menawarkan
akses ke penyimpanan-penyimpanan tambahan energi. Selain itu, noradrenalin bekerja untuk
meningkatkan kapasitas tubuh manusia untuk secara efektif mengelola ketegangan dengan
menyediakan peningkatan oksigen ke otak dan aliran darah yang lebih besar untuk sistem otot.

KORTISOL

Selain epinephrine,sejumlah hormon terlibat dalam General Stress Syndrome. Respon hormon
yang predominan adalah pengkatifan sistem CRH-ACTH-KORTISOL. Peran kortisol dalam
membantu tubuh mengatasi stress, diperkirakan berkaitan dengan efek metabolik nya. Kortisol
mempunyai efek metabolik yaitu meningkatkan konsentrasi glukosa darah dengan menggunakan
simpanan protein dan lemak. Suatu anggapan yang logis adalah bahwa peningkatan simpanan
glukosa, asam amino, dan asam lemak tersedia untuk digunakan bila diperlukan, misalnya dalam
keadaan stress.
Perubahan hormon utama selama respon stres (Sherwood. 1995, Braga. 2000, Higa. 2002)

Epinephrine - Meningkat - Memperkuat sistem saraf simpatis untuk mempersiapkan tubuh “fight
or flight”. Memobilisasi simpanan karbohidrat dan lemak; meningkatkan kadar glukosa dan asam
lemak darah

CRH-ACTH- KORTISOL – Meningkat - Memobilisasi simpanan energi untuk digunakan jika


diperlukan, meningkatkan glukosa, asam amino, dan asam lemak darah. ACTH mempermudah
proses belajar dan perilaku

Glukagon & Insulin – Meningkat, Menurun - Bekerja bersama untuk meningkatkan glukosa darah

Aldosteron – Meningkat - Menahan Na + H2O untuk meningkatkan volume plasma, membantu


mempertahankan tekanan darah, jika terjadi pengeluaran akut plasma.

ADH - Meningkat - Vasopresin dan Angiotensin II menyebabkan vasokonstriksi arteriol untuk


meningkatkan tekanan darah. Vasopresin membantu proses belajar

Oksitosin - Meningkat - Stress Induced Tachycardia : menghambat respon takikardia pada stress
akut.

Growth Hormon - Meningkat

3.PengertianPalpitasi:

Palpitasi jantung adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan detak jantung yang
abnormal.Detak jantung lebih cepat atau lebih lambat, detak jantung tidak teratur, atau detak
jantung dengan jarak antar detakan yang melebar tidak teratur, bisa disebut sebagai palpitasi
jantung.

Jenis Palpitasi Jantung

Pada kondisi normal, jantung manusia berdetak 60-100 kali per menit.Palpitasi jantung adalah
kondisi dimana jantung tidak berdetak dengan kecepatan normal karena alasan tertentu.Berikut
adalah klasifikasi palpitasi jantung:
1. Takikardi (Tachycardia): Denyut jantung lebih dari 100 kali per menit.
2. Bradikardi (Bradycardia): Denyut jantung kurang dari 60 kali per menit.
3. Fibrilasi: Jantung berdetak cepat, kontraksi otot jantung yang tidak sinkron.
4. Aritmia: detak jantung tidak teratur.
Palpitasi jantung sangat umum terjadi dan dapat dialami oleh siapapun dan dari kalangan usia
manapun.Namun kondisi ini biasanya lebih sering terjadi pada usia paruh baya.Umumnya,
palpitasi jantung bukanlah suatu kondisi yang sangat serius.Tapi, tidak berarti palpitasi jantung
bisa diabaikan begitu saja.Pada beberapa kasus, palpitasi jantung menjadi gejala adanya gangguan
serius pada jantung.
Penyebab palpitasi

Penyebab palpitasi jantung berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.Perubahan lingkungan
yang mendadak bisa menyebabkan fungsi jantung menjadi abnormal, sehingga memicu terjadinya
palpitasi jantung.Berikut adalah faktor eksternal yang bisa memicu palpitasi jantung:

–Stres
–Kecemasan
–Rasa takut
–Olahraga berat
–Alkohol
–Kafein
–Obat-obatan
–Pildiet
–Nikotin
–Kokain
–Ganja
Namun palpitasi jantung juga dapat disebabkan karena adanya masalah atau fungsi abnormal dari
organ tubuh tertentu.

Berikut adalah penyebab internal palpitasi jantung:

–Penyakitjantung
– Ketidakseimbangan hormon
– Rendahnya tingkat oksigen dalam darah
– Anemia
– Ketidakseimbangan elektrolit
– Cacat katup jantung
– Hiperventilasi
– Tekanan darah

4. Tiga golongan umum hormon sebagai berikut.

1. Protein dan polipeptida, mencakup hormon yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior dan
posterior, pankreas (insulin dan glukagon), kelenjar paratiroid (hormon paratiroid), dan banyak
hormon lainnya.

2. Steroid disekresi oleh korteks adrenal (kortisol dan aldosteron), ovarium (estrogen dan
progesteron), testis (testosteron), dan plasenta (estrogen dan progesteron). 3. Turunan asam amino
tirosin, disekresi oleh kelenjar tiroid (tiroksin dan triiodotironin) dan medula adrenal (epinefrin
dan norepinefrin). Sampai saat ini, tidak diketahui adanya hormon polisakarida maupun hormon
asam nukleat.
3. Turunan asam amino tirosin, disekresi oleh kelenjar tiroid (tiroksin dan triiodotironin) dan medula
adrenal (epinefrin dan norepinefrin). Sampai saat ini, tidak diketahui adanya hormon
polisakarida maupun hormon asam nukleat.
Hormon Polipeptida dan Protein Disimpan dalam Vesikel Sekretoris sampai Hormon
Tersebut Diperlukan. Sebagian besar hormon di tubuh berupa polipeptida dan protein. Sebagian
besar hormon di tubuh berupa polipeptida dan protein. Hormon-hormon tersebut memiliki ukuran
yang bervariasi dari peptida kecil dengan 3 asam amino (thyrotropin-releasing hormone) sampai
protein dengan asam amino yang berjumlah hampir 200 (growth hormone dan prolaktin).
Umumnya, polipeptida dengan 100 atau lebih asam amino disebut protein, dan polipeptida dengan
asam amino yang berjumlah kurang dari 100 disebut sebagai peptida.
Hormon protein dan peptida disintesis di bagian kasar retikulum endoplasma yang terdapat
di berbagai sel endokrin, dengan cara yang sama seperti kebanyakan protein lainnya (Gambar 74-
2). Hormon tersebut biasanya disintesis pertama kali sebagai protein besar yang tidak memiliki
aktivitas biologis (pra- prohormon) dan dipecah untuk membentuk prohormon yang lebih kecil di
retikulum endoplasma. Prohormon tersebut kemudian ditransfer ke aparatus Golgi untuk dikemas
dalam vesikel sekretoris. Saat proses pengemasan tersebut berlangsung, enzim- enzim di dalam
vesikel akan memecah prohormon untuk menghasilkan hormon yang berukuran lebih kecil dan
memiliki aktivitas biologis serta fragmen-fragmen inaktif. Vesikel tersebut disimpan dalam
sitoplasma, dan banyak vesikel tersebut yang terikat pada membran sel sampai sekresi hormon
tersebut dibutuhkan. Sekresi hormon (dan fragmen-fragmen inaktif) terjadi ketika vesikel
sekretoris menyatu dengan membran sel dan kandungan granularnya dikeluarkan ke dalam cairan
interstisial atau secara langsung ke dalam aliran darah dengan cara eksositosis.
Hormon Steroid Biasanya Disintesis dari Kolesterol dan Tidak Disimpan. Struktur
kimia hormon steroid mirip dengan struktur kimia kolesterol, dan pada sebagian besar keadaan,
hormon tersebut disintesis dari kolesterol itu sendiri. Hormon steroid bersifat larut lemak dan
terdiri atas tiga cincin sikloheksil dan satu cincin siklopentil yang bergabung menjadi sebuah
struktur (Gambar 74-3). Meskipun sel endokrin penghasil steroid memiliki sedikit simpanan
hormon steroid, sejumlah besar simpanan ester kolesterol dalam vakuola sitoplasma dapat
dimobilisasi secara cepat untuk sintesis steroid setelah adanya rangsang. Banyak kolesterol pada
sel penghasil steroid berasal dari plasma, namun sintesis kolesterol de novo juga terjadi di sel
penghasil steroid. Oleh karena steroid sangat larut dalam lemak, begitu disintesis, steroid akan
berdifusi dengan mudah melalui membran sel dan memasuki cairan interstisial dan kemudian akan
masuk ke dalam darah.
Hormon Amin Berasal dari Tirosin. Dua kelompok hormon yang berasal dari tirosin, yaitu
hormon tiroid dan hormon medula adrenal, dibentuk oleh kerja enzim di kompartemen sitoplasma
sel kelenjar. Hormon tiroid disintesis dan disimpan di kelenjar tiroid serta terikat pada
makromolekul protein tiroglobulin, yang disimpan di folikel besar di dalam kelenjar tiroid.
Sekresi hormon terjadi ketika hormon amin tersebut terlepas dari tiroglobulin, dan hormon yang
bebas tersebut kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah. Setelah masuk ke dalam darah,
sebagian besar hormon tiroid akan bergabung dengan protein plasma, terutama globulin pengikat
tiroksin, yang melepas hormon tersebut perlahan-lahan ke jaringan target.
5. Psikosomatis berasal dari kata psycho (jiwa) dan soma (tubuh, jasad)yang merujuk kepada
keterkaitan antara adanya ketidakberesan dalam keseimbangan jiwa dengan kemunculan
gejala sakit yang dirasakan oleh tubuh. Sudah kita kenal istilah mens sana in corpore sano,
bukan? Jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat. Ternyata juga berlaku sebaliknya,
tubuh yang sehat dimiliki oleh jiwa yang juga sehat. Ini adalah masalah mind and body
connection.
Psikosomatis merupakan salah satu gangguan kesehatan atau penyakit yang ditandai oleh
bermacam-macam keluhan fisik. Berbagai keluhan tersebut acapkali berpindah-pindah.
Sebagai contoh dalam waktu beberapa hari terjadi keluhan pada pencernaan, disusul
gangguan pernafasan pada hari-hari berikutnya. Atau kadang keluhan tersebut menetap hanya
pada satu sistem saja, misal hanya pada sistem pencernaan (gangguan lambung). Kondisi
inilah yang seringkali menjadi sebab berpindah-pindahnya penderita dari satu dokter ke
dokter yang lain ("doctor shopping"). Ada sebagian pasien yang kemudian jatuh pada
perangkap medikalisasi, yakni upaya atau tindakan dengan berbagai teknik dan taktik, yang
membuat mereka terkondisi dalam keadaan sakit dan memerlukan pemeriksaan maupun
pengobatan.
Padahal gangguan psikosomatis ini sebenarnya justru disebabkan dan berkaitan erat dengan
masalah psikis/psikososial. Alhasil, dapat terjadi gangguan fisik pada seluruh sistem di tubuh
manusia mulai dari sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem pencernaan, kulit,
saluran urogenital (saluran kencing) dan sebagainya.
GEJALA YANG TAMPAK
Manifestasi klinis psikosomatis yang banyak dijumpai di masyarakat berupa gejala sakit
kepala, mudah pingsan, banyak berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pada lambung, diare, mudah gatal-gatal dan sebagainya dengan frekuensi yang berulang-
ulang.
6.

Karena ada masalah pada kelenjar tiroid, Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang
mengatur metabolisme tubuh, misalnya detak jantung Anda, seberapa cepat Anda membakar
kalori, dan pencernaan. Kelenjar tiroid juga memproduksi hormon kalsitonin yang mengatur
kadar kalsium dalam darah Anda. Ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon
tiroid (terlalu aktif),maka dapat menyebabkan penurunan berat badan, kondisi ini disebut
hipertiroidisme.
ketika hormon tiroid meningkat, maka berat badan turun, sedangkan apabila hormon tiroid
turun, maka berat badan akan meningkat.
Jika meningkat disebut hipertiroid dan jika menurun disebut hipotiroid
Gejala: Palpitasi, detak jantung cepat dan tidak teratur, keringat berlebihan, penurunan berat
badan mendadak, serangan panik, mata melotot, kelelahan, perubahan suasana hati, infertilitas
atau penurunan libido
7. Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh terhindar dari kerusakan lebih
lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh
otak ( Amrizal, 2005).
Kelelahan berdasarkan penyebabnya :
a. Menurut Singleton (1972) disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis di tempat
kerja
b. Menurut McFarland (1972) disebabkan oleh faktor fisiologis yaitu akumulasi dari
substansi toksin (asam laktat) dalam darah dan faktor psikologis yaitu konflik
yang menyebabkan stres emosional yang berkepanjangan.
c. Menurut Phoon (1988) disebabkan oleh kelelahan fisik yaitu kelelahan karena kerja
fisik, kerja patologis ditandai dengan menurunnya kerja, rasa lelah dan ada
hubungannya dengan faktor psikososial.
Proses terjadinya kelelahan :
Makanan yang mengandung glikogen mengalir dalam tubuh melalui peredaran
darah. Setiap kontraksi dari otot selalu diikuti reaksi kimia (oksidasi glukosa) yang
merubah glikogen tersebut menjadi tenaga, panas dan asam laktat (produk sisa). Dalam
tubuh dikenal fase pemulihan yaitu suatu proses untuk merubah asam laktat menjadi
glikogen kembali dengan adanya oksigen dari pernafasan sehingga memungkinkan otot-
otot bisa bergerak secara kontinu ini berarti keseimbangan kerja bisa dicapai
dengan baik apabila kerja fisiknya tidak terlalu berat. Pada dasarnya kelelahan ini timbul
karena terakumulasinya produk sisa dalam otot atau peredaran darah yang disebabkan tidak
seimbangnya antara kerja dan proses pemulihan. Secara lebih jelas terdapat tiga timbulnya
kelelahan fisik yaitu :
Pertama, oksidasi glukose dalam otot menimbulkan karbon dioksida (CO 2),
saerolactic, phosphati, dan sebagainya, dimana zat-zat tersebut terikat dalam darah yang
kemudian dikeluarkan waktu bernafas. Kelelahan terjadi apabila pembentukan zat-zat
tersebut tidak seimbang dengan proses pengeluarannya sehingga timbul penimbunan
dalam jaringan otot yang mengganggu kegiatan otot selanjutnya.
Kedua, karbohidrat yang didapat dari makanan diubah menjadi glukosa dan disimpan di hati
dalam bentuk glukogin. Setiap 1 cm3 darah normal akan membawa 1 mm glukosa
berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa 0,1 % dari sejumlah glikogen dalam hati akan
menipis dan kelelahan akan timbul apabila konsentarsi glikogen dalam hati tinggal 0,7
%.Ketiga, dalam keadaan normal jumlah udara yang masuk melalui pernafasan kira-
kira 4 lt/ menit, sedangkan dalam keadaan kerja keras dibutuhkan udara kira-kira 15
lt/menit. Ini berarti pada suatu tingkat kerja tertentu akan dijumpai suatu keadaan dimana
jumlah oksigen yang masuk melalui pernafasan lebih kecil dari tingkat kebutuhan. Jika
hal ini terjadi maka kelelahan akan timbul karena reaksi oksidasi dalam tubuh yaitu untuk
mengurangi asam laktat menjadi H2O dan CO2 agar dikeluarkan dari tubuh menjadi tidak
seimbang dengan pembentukan asam laktat itu sendiri (asam laktat terakumulasi dalam
otot atau dalam peredaran darah). Kelelahan psikologis timbul dalam perasaan orang
yang bersangkutan dan terlihat dengan tingkah lakunya atau pendapat-pendapatnya yang
tidak konsekuen lagi serta jiwanya yang labil dengan adanya perubahan walaupun
sendiri dalam kondisi lingkungan atau kondisi tubuhnya. Ada suatu konsep yang
menyatakan bahwa keadaan dan perasaan kelelahan ini timbul karena adanya reaksi
fungsionil dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri yang bekerja atas pengaruh 2 sistem
antagonistik yaitu sistem penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Sistem
penghambat ini terdapat dalam thalamus dan bersifat menurunkan kemampuan manusia untuk
bereaksi. Apabila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat maka keadaan
orang tersebut ada dalam keadaan segar untuk bekerja. Sebaliknya apabila sistem
penghambat lebih kuat dari sistem penggerak maka orang tersebut akan mengalami
kelelahan. Kerja yang monoton bisa menimbulkan kelelahan walaupun mungkin beban
kerjanya tidak seberapa. Hal ini disebabkan karena sistem penghambat lebih kuat
dibandingkan sistem penggerak (Sutaklaksana, 1979).
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Kuliah pakar,e-book micron medical multimedia,jurnal anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Crosta, Peter (2009). Medical News Today Knowledge Center: “All About Anxiety”
Starcevic, Vladan(2005) Anxiety Disorders in Adults: A Clinical Guide. Oxford University
Press.
PERUBAHAN HORMON TERHADAP STRESS.pdf
Repository.usu.ad.id/
http://www.amazine.co/22360/jenis-penyebab-penanganan-palpitasi-jantung/
http://googleweblight.com/?lite_url=http://drhasto.blogspot.com/2011/04/gangguan-
psikosomatis.html?m%3D1&ei=_XBBDxJO&lc=id-
ID&s=1&m=234&host=www.google.co.id&ts=1487691950&sig=AJsQQ1DdFXyngM9QuoEyxrz
hJ7UuzIGjdg
Guyton and Hall Textbook of Medical physiology
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25191/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai