GONDOK
Ny. S, berusia 36 tahun, mengeluh terdapat benjolan di leher sebelah kanan yang semakin
membesar sejak 6 bulan yang lalu. Tidak ada keluhan nyeri menelan, perubahan suara ataupun
gangguan pernafasan. Pasien juga tidak mengeluh berdebar-debar, banyak berkeringat dan
perubahan berat badan. Pada leher depan sebelah kanan teraba nodul berukuran 5x4 cm, berbatas
tegas, tidak nyeri tekan dan turut bergerak saat menelan. Dokter menyarankan untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium fungsi tiroid, USG tiroid, sidik tiroid (thyroid scintigraphy) dan
pemeriksaan aspirasi jarum halus.
Hasil sitologi yang diperoleh menunjukkan tidak didapatkannya sel ganas, sehingga pasien
diberikan terapi hormon tiroksin sambil dimonitor fungsi tiroidnya. Pasien juga diingatkan bahwa
bila nodulnya makin membesar maka perlu dilakukan operasi tiroidektomi. Mendengar penjelasan
dokter, pasien yang merupakan seorang muslimah merasa cemas menghadapi kemungkinan akan
dilakukannya tindakan operasi.
KATA SULIT
1. Sidik Tiroid : Pemeriksaan yang digunakan untuk menilai fungsi tiroid dan evaluasi
keganasan tiroid, alatnya berupa scan dengan menggunakan iodium beradio-aktif.
2. USG Tiroid : Pemeriksaan penunjang radiologi untuk melihat ukuran, letak kelenjar tiroid
3. Gondok : Pembesaran kelenjar tiroid
4. Tiroidektomi : Operasi pengangkata kelenjr tiroid
5. Pemeriksaan aspirasi jarum halus :Pengambilan jaringan pada benjolan yang dapat di
palpasi menggunakan jarum yang sangat kecil
PERTANYAAN
1. Mengapa pasien tidak merasa berdebar dan nyeri pada saat menelan ?
2. Mengapa pasien diberikan terapi hormon tiroksin ?
3. Mengapa pasien dianjurkan tiroidektomi jika semakin membesar ?
4. Apa yang harus dilakukan seorang muslim jika sedang cemas ?
5. Mengapa terjadi pembesaran pada leher bagian depan ?
6. Apa pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan untuk meneggakkan diagnosis selain
yang ada pada skenario ?
7. Mengapa pasien tidak merasa ada gangguan pernafasan
JAWABAN
Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan oleh defesiensi iodium dan daat
juga autoimun. Selain pemeriksaan USG dan sidik tiroid diagnosis dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan lab yaitu, TSH, FT4, FT3, T3 dan T4. Tatalaksana yang dapat diberikan yaitu
terapi hormon tiroksin sebagai pemeberian hormon tiroksin dari luar sebagai kompensasi dari
tidak terbentuknya hormon tiroksin oleh organ. Pasien dianjurkan banyak beribadah dan
berdoa untuk mengurangi rasa cemas karena operasi.
SASARAN BELAJAR
Vaskularisasi:
Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin yang mempunyai vaskularisasi paling
banyak, karena tiroid dilewati di tempat vital, yaitu di leher.
Vaskularisasi kelenjar tiroid :
1. carotis externa → A. Thyroidea Superior → kutub atas setiap lobus bersama
dengan n. laryngeus externus
2. A. brachiocephalica atau arcus aortae → Truncus thyrocervicalis → A.
Thyroidea ima → ke atas di depan trachea menuju isthmus
3. V. Thyroidea superior → V. jugularis interna
4. V. Thyroidea media → V. jugularis interna
Darah dari isthmus dan kutub bawah kelenjar → V. Thyroidea inferior →
beranastomosis satu dengan lainnya turun di depan trachea → V.
brachiocephalica sinistra
Inervasi:
Ganglion simpatis (dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inferior
Parasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens (cabang
N.vagus). N. laryngea superior dan inferior sering cedera waktu operasi, akibatnya
pita suara terganggu (stridor/serak).
Kedua saraf ini akan bergabung menjadi satu didalam kelenjar tiroid dan berjalan
disepanjang arteri tiroid superior. N. laringeus rekurens berjalan disekitar kelenjar
tiroid, pada tindakan tiroidektomi sering terjadi cedera dari nervus ini terutama N.
laringeus kanan karena letaknya yang lebih lateral yaitu setinggi arteri tiroid
inferior.
Aliran limfe:
Aliran limfe terdiri dari 2 jalinan: Jalinan kelenjar getah bening
intraglandularis dan Jalinan kelenjar getah bening extraglandularis. Kedua jalinan
ini akan mengeluarkan isinya ke limfonoduli pretracheal lalu menuju ke kelenjar
limfe yang dalam sekitar V. jugularis. Dari sekitar V. jugularis ini diteruskan ke
limfonoduli mediastinum superior.
1.2. Mikroskopik
Kelenjar tiroid memiliki 2 lobus, yang dihubungkan oleh isthmus, diliputi suatu
kapsula yang terdiri atas ribuan folikel-folikel dengan diameter bervariasi, yang
lumennya mengandung substansi gelatinosa disebut koloid. Bentuk dan ukuran
folikel beragam tergantung penggembengungan oleh sekret (koloid). Bila sel folikel
berbentuk epitel pipih maka sel tersebut sedang tidak aktif, bila epitel kuboid rendah
maka sel tersebut aktif dan bila kuboid tinggi atau toraks maka sel folikel sedang
hiperaktif. Folikel tertanam dalam jaring halus serat retikular yang menyokong
sebagai jala rapat yang terdiri dari kapiler bertingkap.
Setiap folikel tersusun dari sel-sel epitel yang berdiri di atas membrana basalis. Sel
folikel memiliki inti besar, vesikular, yang berada ditengah atau ke arah
basal.Sitoplasma sel bergranul halus, basofil, banyak mitokondria dan dengan
Mikroskop Elektron kita dapat melihat mikrovili pada sisi yang menghadap ke
lumen. Fungsi mikrovili tersebut adalah untuk memaksimalkan absorbsi di lumen.
Mekanisme Feedback
Definisi :
1. Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu
tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-”end organ”, dengan akibat
terjadinya defisiensi hormon tiroid, ataupun gangguan respon jaringan terhadap
hormon tiroid.
2. Hipertiroid adalah kondisi di mana kerja hormon tiroid mengakibatkan respons
yang lebih besar dari keadaan normal. Sebagian besar disebabkan oleh penyakit
graves, dengan nodul toksik soliter dangoiter multinodular toksik menjadi
bagian pentingnya walaupun dengan frekuensi yang sedikit.
3. Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan
jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah
banyak.
Etiologi :
HIPOTIROID
1. Waktu kejadian
a. Kongenital
Agenesis ataudisgenesis kelenjar tiroid atau gangguan sintesis hormon
tiroid. Disgenesis kelenjar tiroid berhubungan dengan mutasi pada gen PAX
8 dan thyroid transcription factor 1 dan 2
b. Akuisital
Tiroiditis autoimun yang sering disebut tiroiditas Hashimoto.Peran
autoimun pada penyakit ini didukung adanya gambaran infiltrasi limfosit
pada kelenjar tiroid dan adanya antibodi tiroid dalam sirkulasi darah.
Hipotiroid akuisital juga dapatdisebabkan oleh jejas pada kelenjar tiroid
sebelumnya oleh karena operasi atau radiasi (misalnya : radioterapi
eksternal pada penderita head and neck cancer, terapi yodium radioaktif
pada tirotoksikosis, paparan yodium radioaktif yang tidak disengaja
2. Disfungsi organ yang terjadi
a. Primer
Defek pada kelenjar tiroid itu sendiri yang berakibat penurunan sintesis dan
sekresi hormon tiroid
b. Sentral
Berhubungan dengan penyakit penyakit yang mempengaruhi produksi
hormone thyrotropin releasing hormone (TRH) oleh hipothalamus atau
produksi tirotropin(TSH) oleh hipofisis
b.1 Sekunder bila kelainannya terjadi di hipofisis
b.2 Tersier bila kelainannya terjadi di hipotalamus
3. Jangka waktu
a. Transient
Penggunaan obat obatan yang mempengaruhi produksi hormon tiroid (mis :
amiodaron, lithium, interferon). Hipotiroid transient juga ditemukan pada
dua kondisi peradangan yaitu tiroiditis subakut (deQuervain’s thyroiditis)
dan tiroiditis limfositik (tiroiditis post partum)
b. Permanent
4. Gejala yang terjadi
a. Bergejala/klinis
b. Tanpa gejala / subklinis
Kondisi di mana kadar serum T4 dan T3 dalam batas normal, tetapi ada
kegagalan tiroid ringan yangditandai dengan peningkatan kadar TSH. Kondisi
juga disebut sebagai hipotiroid kompensata, hipotiroid tahap awal, hipotiroid
laten, hipotiroid ringan, hipotiroid simptomatik minimal, atau hipotiroid
preklinik ini sering
HIPERTIROID
STRUMA
3.2. Patofisiologi
Hipotiroid
Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan
berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai respon terhadap
rangsangan hormon TSH.
Hipertiroid
Sel T-helper intratiroid sel B sel plasma TSI diarahkan epitop dari
reseptor thyroid-stimulating (TSH) hormon dan bertindak sebagai agonis
reseptor TSH TSI mengikat reseptor TSH pada sel tiroid folikel tiroid
cAMP mengaktifkan sintesis hormon (T3 dan T4) dan pelepasan dan
pertumbuhan tiroid (hipertrofi) feedback mechanism penurunan TSH
sedangkan TSI tidak dipengaruhi oleh feedback ini.
Hasil dalam gambaran karakteristik Graves tirotoksikosis, dengan tiroid difus
membesar, penyerapan yodium radioaktif yang sangat tinggi, dan kadar
hormon tiroid yang berlebihan dibandingkan dengan tiroid sehat.
Patogenesis ophthalmopathy Graves terletak pada pengendapan
glikosaminoglikan (GAG) di otot luar mata dan adiposa dan jaringan ikat dari
orbit retro-, menyebabkan aktivasi sel-T. Antigen reseptor TSH dianggap
mediator kunci dalam proses aktivasi sel T. Merokok merupakan faktor risiko
yang signifikan untuk ophthalmopathy, meningkatkan kemungkinan itu sekitar
7 kali lipat. Pasien yang diobati dengan yodium radioaktif lebih mungkin untuk
mengalami memburuknya ophthalmopathy mereka
daripada pasien yang diobati dengan obat antitiroid atau operasi.
STRUMA
HIPERTIROIDISME
STRUMA
1. Klien tidak mempunyai keluhan karena tidak ada hipo atau hipertirodisme.
2. Peningkatan metabolisme karena klien hiperaktif dengan meningkatnya denyut
nadi.
3. Peningkatan simpatis seperti ; jantung menjadi berdebar-debar, gelisah,
berkeringat,tidak tahan cuaca dingin, diare, gemetar, dan kelelahan.
4. Pembesaran pada leher yang dapat mengganggu nilai penampilan
5. Rasa tercekik di tenggorokan kadang disertai nyeri karena trachea dan
esofagustertekan jaringan yang membesar.
6. Suara serak karena terdapat timbunan secret dan obstruksi pita suara
7. Kesulitan menelan karena tertekannya saluran esophagus
8. Fotofobia
1. Anamnesis
Ditanyakan apakah ada manifestasi klinis dari yang tertera diatas, obat atau
terapi apa yang sudah pernah dilakukan. Dan apakah pernah terjadi penyakit
yang sama pada keluarga
Indeks Wayne :
No. Gejala Yang Baru Timbul Dan Atau Bertambah Berat Nilai
1. Sesak saat kerja +1
2. Berdebar +2
3. Kelelahan +3
4. Suka udara panas -5
5. Suka udara dingin +5
6. Keringat berlebihan +3
7. Gugup +2
8. Nafsu makan naik +3
9. Nafsu makan turun -3
10. Berat badan naik -3
11. Berat badan turun +3
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang berada
pada posisi duduk dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit terbuka. Jika
terdapat pembengkakan atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu
lokasi, ukuran, jumlah nodul, bentuk (diffus atau noduler kecil), gerakan pada
saat pasien diminta untuk menelan dan pulpasi pada permukaan pembengkakan.
b. Palpasi
Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher
dalam posisi fleksi.Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid
dengan menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita.
Interpretasi hasil :
Hipertiroid : ≥ 20
Eutiroid: 11 - 18
Hipotiroid: <11
3. Pemeriksaan Laboratorium
Status fungsional kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan perantaraan tes-tes
fungsi hormone tiroid. Tes-tes berikut ini sekarang digunakan untuk
mendiagnosis penyakit tiroid:
a. Kadar Tiroksin dan triyodotironin serum diukur dengan radioligand assay.
Pengukuran termasuk hormon terikat dan hormon yang bebas.Kadar normal
tiroksin adalah 4 sampai 11 mg/dl; untuk triyodotironin kadarnya berkisar
dari 80 sampai 160 mg/ dl. Tiroksin bebas serum mengukur kadar tiroksin
dalam sirkulasi yang secara metabolik aktif.
Hipotiroid
T3 dan T4 serum rendah
TSH meningkat pada hipotiroid primer
TSH rendah pada hipotiroid sekunder
- Kegagalan hipofisis : respon TSH terhadap TRH mendatar
- Penyakit hipotalamus : TSH dan TRH meningkat
Titer autoantibody tiroid tinggi pada > 80% kasus
Peningkatan kolesterol
Pembesaran jantung pada sinar X dada
EKG menunjukkan sinus bradikardi, rendahnya voltase kompleks QRS&
gelombang T datar atau inversi
Hipertiroid
• TSH serum menurun
• Tiroksin bebas, T4 dan T3 serum, T3 resin atau T4 uptake, free thyroxine index
semua meningkat
• Ambilan Yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid meningkat
• Basal metabolic rate (BMR) meningkat
• Kadar kolesterol serum menurun
b. Ultrasonografi (USG)
Caranya dengan
Gambar 3.3
menyuntikan sejumlah
substansi radioaktif
bernama technetium-
99m dan
yodium125/yodium131
ke dalam pembuluh
darah. Setengah jam
kemudian berbaring di
bawah suatu kamera
canggih tertentu selama beberapa menit. Hasil pemeriksaan dengan
radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk lokasi dan yang utama adalah fungsi
bagian-bagian tiroid.
Gambar 3.4 Gambar 3.5
DIAGNOSIS BANDING
HIPOTIROID
Mongolisme, dimana terdapat epikantus, makroglosi, retardasi motorik dan mental,
”Kariotyping”, trisomi 21, dan tanpa miksedema
HIPERTIROID
- Ansietas neurosis, gangguan jantung, anemia, penyakit saluran pencernaan,
tuberculosis, myasthenia, kelainan muscular, sindroma menopause,
pheocromositoma, primary ophthalmophaty sangatlah sulit dibadakan dengan
penyakit hipertiroid, apalagi pada pasien dengan pembesaran kelenjar tiroid
yang minimal, pasien dapat merasakan nyeri pada saat tiroid melepaskan
hormon tiroid. Pada kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya atau dengan
obat anti tiroid, pengobatan dengan tindakan bedah dan radio aktif iodine
tidaklah diperlukan.
- Ansietas neurosis merupakan gejala yang sulit dibedakan dengan hipertiroid.
Pada ansietas biasanya fatique tidak hilang pada istirahat, telapak tangan
berkeringat, denyut jantung pada waktu tidur normal, dan tes lab fungsi tiroid
normal.
- Jika pada pendeita hipertiroid fatique dapat hilang pada saat istirahat, telapak
tangan hangat dan berkeringat, takikardia pada waktu tidur, dan tes fungsi tiroid
abnormal.
- Penyakit organic nontiroid juga sulit dibedakan dengan hipertiroidism, harus
dibedakan secara garis besar dari kejadian-kejadian yang spesifik pada system
organ yang terlibat, dan juga dengan tes fungsi tiroid.
- Gejala-gejala seperti exophthalmus atau ophthalmoplegia harus diperiksa oleh
ophthalmologic, USG, CT scan, MRI scan, dan pemeriksaan neurologis.
STRUMA
Tumor lain di mediastinum anterior seperti timoma, limfoma, tumor dermoid dan
keganasan paru
3.5. Tatalaksana
Prinsip terapi hipotiroidisme adalah meningkatkan kadar hormon tiroid
serum dengan ekstrak hormon tiroksin (Levotiroksin) sehingga kadar TSH akan
turun dan goiter mengecil.
Prinsip terapi hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan
tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Terapi Farmakologis
1. Obat antitiroid
Indikasi :
Merupakan lini pertama terapi hipertiroid
Memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien
muda dengan hipertiroid.
Mengontrol tirotoksikosis sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan
pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
Persiapan tiroidektomi
Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
Pasien dengan krisis tiroid : hipermetabolik berlebihan, flushing, gg. GIT,
gagal jantung, panas, takikardia
a. Propiltiourasil (PTU)
Mekanisme kerja : menghambat iodinasi tiroglobulin menjadi T3 dan T4 serta
menghambat konversi T4 menjadi T3 di jaringan perifer.
Masa kerja pendek sehingga diminum tiap 8 jam
b. Metimazol
Mekanisme kerja : menghambat iodinasi tiroglobulin menjadi T3 dan T4
sehingga diharapkan kadar hormon tiroid dalam plasma akan turun. Masa kerja
panjang karena itu diminum 1-2x sehari.
Lama terapi dengan obat-obat antitiroid pada penyakit Graves cukup bervariasi
dan dapat berkisar dari 6 bulan sampai 20 tahun. Remisi yang dipertahankan dapat
diramalkan pada 80% pasien-pasien yang diterapi dengan karakteristik :
kelenjar tiroid kembali normal ukurannya
pasien dapat dikontrol dengan obat antitiroid dosis kecil
TSH R Ab tidak terdeteksi dalam serum
jika kelenjar tiroid kembali secara normal bisa disupresi liotironin
2. Hormon Tiroksin
Hormon tiroksin digunakan sebagai terapi supresif terhadap kadar
thyrotropin. Diharapkan dengan pemberian Levothyroxine (T4), kadar thyrotropin
mencapai < 0,3 mU/L sehingga pertumbuhan nodul akan terhenti atau mencegah
munculnya nodul baru pada tiroid.
Levotiroksin (T4) terdapat dalam bentuk murni, stabil dan tidak mahal.Tiroid
kering tidak memuaskan karena isi hormonnya yang bermacam-macam, dan
Liotironin (T3) tidak memuaskan karena absorpsinya cepat dan waktu paruh singkat
sehingga efeknya sementara.
Waktu paruh levotiroksin kira-kira 7 hari, jadi hanya perlu diberikan sekali
sehari. Preparat ini diabsorpsi dengan sempurna, kadar dalam darah mudah dipantau
dengan cara mengikuti FT4I atau FT4 dan kadar TSH serum. Levotiroksin
sebaiknya diminum pagi hari untuk menghindari insomnia yang timbul bila
diminum malam hari. Bila nodul tidak mengecil sementara kadar fT4 sangat rendah
maka hentikan terapi dan ganti dengan terapi lain.
Kontraindikasi pada usia> 60 tahun, postmenopausal, pasien dengan thyrotropin
rendah.
Efek Samping : hipertiroidism, takikardia yang menyebabkan atrial fibrilation,
osteoporosis.
Tindakan Pembedahan
Indikasi operasi tiroidektomi ialah:
Curiga keganasan
Penekanan pada jaringan sekitar goiter
Pasien yang cemas akan keganasan
Goiter hipersekresi yang menyebabkan tirotiksikosis
kosmetik
Tindakan operasi yang dikerjakan tergantung jumlah lobus tiroid yang terkena.
Bila hanya satu sisi saja dilakukan subtotal lobektomi, sedangkan bila kedua lobus
terkena dilakukan subtotal tiroidektomi. Bila terdapat pembesaran kelenjar getah
bening leher maka dilakukan juga deseksi kelenjar leher fungsional atau deseksi
kelenjar leher radikal/modifikasi tergantung ada tidaknya penyebaran dan luasnya
penyebaran di luar KGB.
Radioterapi diberikan pada keganasan tiroid yang :
tidak dapat dioperasi
kontraindikasi operasi
ada residu tumor pasca operasi
metastasis yang non resektabel
3.6. Prognosis
HIPOTIROID
Perjalanan miksedema yang tidak diobati menyebabkan penurunan keadaan
secara lambat yang akhirnya menjadi koma miksedema dan kematian.Namun,
denganterapi sesuai, prognosis jangka panjang sangat menggembirakan.Karena
waktuparuh tiroksin yang panjang (7 hari), diperlukan waktu untuk
mencapaikeseimbangan pada suatu dosis yang tetap. Jadi, perlu untuk memantau
FT4 atauFT4I dan kadar TSH setiap 4-6 minggu sampai suatu keseimbangan
normaltercapai. Setelah itu, FT4 dan TSH dapat dipantau sekali setahun.Dosis T4
harusditingkatkan kira-kira 25% selama kehamilan dan laktasi. Pasien lebih
tuamemetabolisir T4 lebih lambat, dan dosis akan diturunkan sesuai dengan umur.
Pada suatu waktu angka mortalitas koma miksedema mencapai kira-
kira80%.Prognosis telah sangat membaik dengan diketahuinya pentingnya
respirasiyang dibantu secara mekanis dan penggunaan levotiroksin intravena.Pada
saatini, hasilnya mungkin tergantung pada seberapa baiknya masalah penyakit
dasar dapat dikelola.
HIPERTIROID
Secara umum, perjalanan penyakit Graves ditandai oleh remisi dan
eksaserbasi jangka lama kecuali bila kelenjar dirusak melalui pembedahan atau
iodin radioaktif. Walaupun beberapa pasien bisa tetap eutiroid untuk jangka waktu
lama setelah terapi, banyak yang akhirnya menjadi hipotiroidisme.Jadi, follow-up
seumur hidup merupakan indikasi untuk semua pasien dengan penyakit Graves.
STRUMA
Kebanyakan pasien yang diobati memiliki prognosis yang baik.Prognosis yang
jelek berhubungan dengan hipertiroidsm yang tidak terobati. Pasien harusnya
mengetahui jika hipertiroid tidak diobati maka akan menimbulkan osteoporosis,
arrhythmia, gagal jantung, koma, dan kematian. Ablasi dari Na131 I menghasilkan
hipertiroid yang kontiniu dan membutuhkan terapi ulang dan pembedahan untuk
mengangkat kelenjar tiroid.
3.7. Pencegahan
Pencegahan primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri
dari berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya struma adalah :
a. Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku makan
dan memasyarakatkan pemakaian garam yodium
b. Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut
c. Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah
dimasak, tidak dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk
menghindari hilangnya yodium dari makanan
d. Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara ini
memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan garam karena dapat
terjangkau daerah luas dan terpencil.Iodisasi dilakukan dengan yodida diberikan
dalam saluran air dalam pipa, yodida yang diberikan dalam air yang mengalir,
dan penambahan yodida dalam sediaan air minum.
e. Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah
endemik berat dan endemik sedang. Sasaran pemberiannya adalah semua pria
berusia 0-20 tahun dan wanita 0-35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui
yang tinggal di daerah endemis berat dan endemis sedang.Dosis pemberiannya
bervariasi sesuai umur dan kelamin.
f. Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun
sekali dengan dosis untuk dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk
anak kurang dari 6 tahun 0,2-0,8 cc.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mendeteksi secara dini suatu penyakit,
mengupayakan orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas
penyakit
3. Pencegahan tersier
Bertujuan untuk mengembalikan fungsi mental, fisik dan sosial penderita setelah
proses penyakitnya dihentikan. Upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
:
a. Setelah pengobatan diperlukan kontrol teratur/berkala untuk memastikan dan
mendeteksi adanya kekambuhan atau penyebaran.
b. Menekan munculnya komplikasi dan kecacatan
c. Melakukan rehabilitasi dengan membuat penderita lebih percaya diri, fisik
segar dan bugar serta keluarga dan masyarakat dapat menerima kehadirannya
melalui melakukan fisioterapi yaitu dengan rehabilitasi fisik, psikoterapi yaitu
dengan rehabilitasi kejiwaan, sosial terapi yaitu dengan rehabilitasi sosial dan
rehabilitasi aesthesis yaitu yang berhubungan dengan kecantikan.
3.8. Komplikasi
1. Koma miksedema :
merupakan stadium akhir hipotiroidism yang tidak terobati.
Gejala : kelemahan progresif, stupor, hipotermia, hipoventilasi, hipoglikemia,
hiponatremia, intoksikasi air, syok dan meninggal. Komplikasi ini
dihubungkan dengan peningkatan penggunaan radioiodin untuk terapi
penyakit Graves, dengan akibat hipotiroidism permanen.Mortalitas sangat
tinggi pada pasien-pasien tua dengan penyakit paru dan pembuluh darah.
Pemeriksaan menunjukkan bradikardi, hipotermia berat dengan suhu tubuh
mencapai 24° C (75° F).Pasien biasanya wanita, tua, gemuk, kulit
kekuningan, suara parau, lidah besar, rambut tipis, mata bengkak, ileus dan
refleks-refleks melambat. Mungkin ada tanda penyakit lain seperti
pneumonia, infark miokard, trombosis serebral atau perdarahan
gastrointestinal.
2. Miksedema dan Penyakit Jantung
Dahulu, terapi pasien dengan miksedema dan penyakit jantung, khususnya
penyakit arteri koronaria, sangat sukar karena penggantian levotiroksin
seringkali dihubungkan dengan eksaserbasi angina, gagal jantung, infark
miokard. Namun karena sudah ada angioplasti koronaria dan bypass arteri
koronaria, pasien dengan miksedema dan penyakit arteri koronaria dapat
diterapi secara operatif dan terapi penggantian tiroksin yang lebih cepat dapat
ditolerir.
3. Hipotiroidisme dan Penyakit Neuropsikiatrik
Hipotiroidism sering disertai depresi yang cukup parah. Pasien seringkali
kebingungan, paranoid, atau bahkan maniak ("myxedema
madness").Skrining perawatan psikiatrik dengan FT4 dan TSH sangat efisien
untuk mendiagnosis pasien, dimana pasien berespons terhadap terapi tunggal
levotiroksin atau dikombinasi dengan obat-obat psikofarmakologik.
HIPERTIROIDISME
“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS. ar-Raad : 28).
Islam mengajarkan langkah-langkah hidup agar kita terhindar dari berbagai kecemasan,
di antaranya:
a. Tidak tamak. Sifat tamak sekarang menjadi trend. Contohnya gaji ingin naik tetapi
minus prestasi. Fasilitas yang dimiliki penuh kemewahan tetapi tidak sebanding
dengan kinerja dan “jumlah hitungan” pendapatan. Tamak atau serakah adalah
pangkal sebuah kecemasan. Ciri orang tamak selalu ingin bagian sebanyak-
banyaknya “harta” walaupun harus melanggar peraturan dan mengambil hak orang
lain. Akibat sifat tamak yang dimiliki seseorang ia tidak peduli terhadap kepedihan
dan penderitaan orang lain. Akibat tamak juga orang dengan tanpa merasa bersalah
dan malu melakukan mark up terhadap proyek atas nama rakyat. Korupsi menjadi
bagian dari kebiasaannya karena dalam frame berpikirnya banyak harta adalah
kehebatan walaupun dengan jalan tidak halal. Akibat tamak dan rakus akan harta
semua bentuk penyelewengan dilakukan tanpa peduli merugikan masyarakat banyak.
Muhammad Al-Ghazali mengibaratkan bahwa “harta ibarat buah-buahan yang indah
yang warnanya mendatangkan selera untuk memakannya. Dan sudah menjadi tabi’at
manusia untuk meraih dan memakan buah-buahan yang indah warnanya dan harum
baunya, kendatipun ada orang yang tak henti-henti makan hingga akhirnya ia mati
kekeyangan”.
b. Selalu ingat Allah dalam berbagai aktivitas (dzikrullah). Ingat kita kepada Allah
SWT akan menjadi pengawasan yang melekat baik dilihat orang maupun tidak dilihat
orang. Sebab menghadirkan Allah SWT dalam setiap denyut kehidupan merupakan
bukti keimanan seorang manusia dengan dibuktikan dengan memelihara diri dari
tindakan yang merusak dirinya dan lingkungannya. Orang yang mampu
menempatkan kehadiran Allah SWT dalam hidupnya akan melahirkan ketentraman,
sebab semua aktivitas dan perilakunya hanya meneladani sifat-sifat mulia dari Allah
SWT. Allah SWT berfirman: …(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi
mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik (Ar-Ra’du [13]: 28-29).
c. Tawakal dan tidak berhenti berikhtiar. Orang yang tawakal kepada Allah SWT
selamanya akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman. Sebab orang yang
tawakal di jiwanya akan menyala sebuah keyakinan akan rahman dan rahimnya Allah
SWT. Orang yang tawakal akan memiliki keteguhan untuk hanya berbuat bagi
kemaslahatan bersama. Orang yang tawakal akan dengan tenang menerima hasil
usahanya kendatipun terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkannya.
menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Allah SWT
berfirman: Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang
telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah
orang-orang yang beriman harus bertawakal.(QS. Attaubah [9]:51)”
d. Yakin setiap masalah ada jalan keluarnya. Setiap hamba yang baik dan shaleh akan
menerima ujian untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Namun kadang-kadang ada
manusia yang merasa hanya dirinya yang memiliki masalah dan kesulitan dalam
hidupnya. Islam mengajarkan kita memiliki optimisme bahwa sebesar apapun
kesulitan bersamanya kemudahan. Allah SWT meyakinkan manusia… “Sekali-kali
tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi
petunjuk kepadaku” (Assyu’ara:62). Dan dalam surat lain Allah SWT memastikan
bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan (QS.Alam Nasrah, 5-6).
e. Doa. Bedanya orang beragama dan tidak beragama kita mempercayai penting doa
bagi ketenangan hidup. Dalam beberapa riwayat hadits dijelaskan bahwa do’a adalah
senjatanya umat Islam. Sebab doa yang dipahami akan menjadikan hidup kita
bersama aturan Allah SWT. Doa memiliki implikasi perilaku yang baik. Orang yang
rajin berdoa tentu akan terhindar dari perbuatan korupsi dan picik. Dan akhirnya
untuk menghilangkan kecemasan hidup suatu hari seorang sahabat Nabi yang
bernama Abu Umamah sedang merenung dengan penuh kesedihan dan ditanya oleh
Rasulullah SAW: Mengapa kau duduk di mesjid bukan pada waktu shalat. Umamah
menjawab: Ya Rasul saya sedang bingung dan sedih memikirkan hutang. Rasul
berkata: Maukah kamu aku ajarkan sebuah doa yang dapat menghilangkan rasa sedih
kesusahanmu dan melunasi hutang-hutangmu? Umamah menjawab dengan
senangnya. Mau Ya Rasulullah. Lalu Rasulullah bacalah do’nya setiap kamu akan
melakukan ikhtiar/bekerja dalam hidup baik di waktu pagi dan sore “ya Allah aku
berlindung kepada-Mu dari rasa susah dan sedih, aku berlindung kepada-Mu dari
sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan
aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan orang (HR. Abu Daud)
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan ,SG.(2007).Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Jakarta : Departement Farmakologi dan
Terapeutik FKUI
Price SA, Wilson ML. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Vol
(2). Alih Bahasa. Brahm, Huriawati Hartono, Pita Wulansari, Dewi Asih. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sudoyo, Aru. W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisis V. Jilid III. Jakarta:
InternaPublishing.
De Jong. W, Sjamsuhidajat. R. 2012. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3. Jakarta : EGC
Ganong, W. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed. 22. Jakarta: EGC.
Guyton, AC. & Hall, JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC.
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sistem Ke Sel, Edisi 6. Jakarta: EGC.
http://lenteradankehidupan.blogspot.com/2013/01/muslimah-mengatasi-gelisah.html