Anda di halaman 1dari 10

Pemeriksaan Rontgen Tulang dapat memberi informasi :

1. Lesi tulang & jaringan Lunak sekitarnya

2. Adanya fraktur/ancaman fraktur patologis

3. Asal/Sifat suatu lesi(jinak/ganas)

4. Sebagai guide untuk biopsi

5. Follow Up perjalanan penyakit

Syarat Foto layak baca Foto Tulang:

1 . Kondisi baik  Jelas beda tulang dengan jaringan lunak

2. Struktur tulang bagus  jelas beda corteks dengan medula

3. Jaraknya Simetris

4. Foto Tulang masuk 2 sendi

 Teknik foto rontgen servikalis


 Posisi lateral servikalis
Dapat dilakukan dengan posisi erect lateral dan recumbent lateral. Pada posisi
erect lateral pada tulang belakang servikalis, seorang pasien dapat dengan
posisi duduk maupun berdiri. Posisi kepala tegak kedepan. Arah sinar sentrasi
pada tulang belakang C4 (setinggi dagu). Pada posisi ini dapat dilakukan
dengan leher fleksi untuk memperlihatkan C1 dan C2. Pada posisi recumbent
lateral, pasien tidur terlentang, arah sinar sentrasi horizontal 2-3 cm caudal
mastoid tip.

Hasil foto menggambarkan:


1. Korpus tulang belakang, sendi apofiseal, prosesus spinosus, diskus
invertebralis dari C1-C7.
2. 5 garis normal spina servikalis yaitu garis tulang
belakang anterior, posterior, garis spinolaminar (batas
anterior prosesus spinosus), garis spinosus posterior
(batas posterior prosesus spinosus C2-C7) dan garis
clivus odontoid.
3. Area reto tracheal (jarak dinding posterior faringeal
dengan anteroinferior tonjolan C2) normal < 7 mm
dan area retotracheal (jarak dinding posterior trachea
dengan anterior inferior tonjolan C6) normal <22mm
pada orang dewasa, dan <14 mm pada anak.

 Posisi anteroposterior servikalis


Pengambilan foto pada posisi anteroposterior servikalis dapat dilakukan pada
posisi erect (tegak) atau supine (tidur telentang) dengan kepala lurus ke depan
dan tangan di samping. Sinar sentrasi terhadap C4 (batas bawah kartilago
tiroid) dengan sudut 15-20 derajat cephaled.

Hasil foto menggambarkan:


1. Korpus vertebra, pedikel seperti tetes air dan diskus invertevbralis dari C3-
C7, juga terlihat T1-T2.
2. Terlihat mandibula dan basal tengkorak superimpose dengan C1, C2.
 Proyeksi AP open mouth servical
Dilakukan dengan posisi yang sama dengan AP servicalis. Bedanya, saat
eksposur pasien diminta untuk membuka mulut selebar mungkin dengan
hanya membuka rahang bawah tanpa mengubah kepala dan bilang “aaah”agar
lidah tetap di dasar mulut.
Tujuan proyeksi adalah untuk memvisualisasi struktur C1 dan C2, terlihat
dens (odontoid process), korpus tulang belakang C2, lateral mass C1, sendi
atlantoaxial C1-C2. Pada saat pengambilan foto, dens tidak boleh tertutup gigi
atau basal tengkorak.

 Posisi anterior dan posterior oblique servical.


Pasien dapat mengambil posisi erect (duduk atau berdiri) dan recumbent.
Namun posisi erect lebih nyaman dibanding recumbent. Pasien dapat
melakukan rotasi pada seluruh badan dan kepala dengan sudut 45 derajat.
Sinar sentrasi pada C4 dengan sudut 15-20 derajat cephaled. Pada LPO dan
RPO atau sudut 15-20 derajat caudad pada LAO dan RAO. Proyeksi jenis ini
efektif untuk memperlihatkan foramina umco intervertebra dan pedikel.
RAO dan LPO memperlihatkan foramina
kanan, sedangkan LAO dan RPO
memperlihatkan foramina kiri. Anterior
oblique foramen invertebralis dan pedikel
servikalis tampak dekat dengan film,
sedangkan pada posterior oblique tampak
jauh dengan film.

 Posisi lateral cervicothoracalis (Swimmer’s)


Pasien tengkuran (prone) dengan lengan kiri ke depan dengan membentuk
sudut 180 derajat dan lengan kanan di samping seperti orang berenang.
Sentrasi sinar horizontal ke arah aksial, sedangkan film berada di sebelah
kanan. Pada saat pengambilan gambar, usahakan untuk menjaga thorax dalam
posisi lateral.

Tujuan foto ini untuk memperlihatkan inferior vertebra cervicalis C7, dan
superiorvertebra thoracalis T1-T2. Hasil foto rontgen pada posisi ini akan
tampak korpus vertebra, diskus invertebralis, sendi zigapofiseal dari C4-T3.

 Posisi lateral hiperekstensi dan hiperfleksi


Pasien bersikap erect lateral (duduk atau berdiri) dengan lengan disamping,
sentrasi sinar horizontal pada C4. Bila pada posisi hiperfleksi, dagu pasien
ditekan sampai menempel dada dan bila hiperekstensi dagu diangkat dan
kepala ke arah belakang sejauh mungkin.
Foto rontgen pada posisi ini merupakan studi terhadap fungsi gerak tulang
belakang servikalis. Hasil foto pada posisi ini menunjukan kurva spinal C1-
C7. Pada hiperfleksi, tampak prosesus spinosus terpisah dan pada
hiperekstensi , tampak prosesus spinosus merapat.

 Teknik foto rontgen tulang sakrum dan tulang ekor


 Proyeksi AP aksial sakrum
Dilakukan dengan posisi telentang dengan lutut sedikit fleksi. Sentrasi sinar
pada cephaled 15 derajat ke arah garis tengah antara simphisis pubis dan
SIAS. Bila posisi tengkurap, sinar cauded sebesar 15 derajat. Sebelum difoto
pasien diminta untuk buang air dan disiapkan dengan lavemant agar udara dan
faecal tidak menutupi tulang sakrum
Hasil film pada foto ini akan tampak pubis dan foramina sacralis, sacroilliaca,
dan sendi L5-S1.
 Proyeksi AP aksial tulang ekor
Pasien dalam posisi telentang dengan lutut sedikit fleksi. Sentrasi sinar caudad
10-15 derajat pada superior simpisis pubis agar tulang ekor tidak berposisi
diatas pada simpisis pubis. Sebelum difoto pasien diminta untuk buang air dan
disiapkan dengan lavemant agar udara dan faecal tidak menutupi tulang ekor.
Posisi ini untuk melihat patologi tulang ekor.

 Posisi lateral tulang sakrum dan tulang ekor


Sikap tubuh pasien diminta lateral recumbent dan sentrasi sinar pada posterior
SIAS. Pada foto akan tampak tulang sakrum dan tulang ekor dari lateral.
Kelainan Sendi dan Tulang

1. ANOMALI PERKEMBANGAN/KONGENITAL

2. INFEKSI

3. TRAUMA & FRAKTUR

4. PENYAKIT DEFISIENSI TULANG

5. PENYAKIT DISPLASIA TULANG

6. TUMOR TULANG

7. AVASCULAR NEKROSIS/ASEPTIK NEKROSIS

8. PENYAKIT DEGENERATIF SENDI/METABOLIK

 Anomali Perkembangan/ Kongenital


 Arthrogriposis Multiple Congenital kegagalanl pembentukan otot
 Ekstremitas atas :

Absen tulang : hemipelia  distal

Phacomelia  proksimal
Synostosis Radius & Ulna
Tangan :
 Brachyphalangea ( pendek )
 Brachydactili (metacarpal pendek)
 Tubular bone panjang
 Polydactyli
 Pelvis :

Nargle & Robert pelvis :

 Satu sayap sacrum absen

 Robert = Nagle bilateral

Iliac Horns  Prossesus menonjol kearahdorsal dr permukaan sayap


ilium

 Ekstremitas bawah :
 Diskolasi kongenital dr coxae(panggul)
 Coxa vara kongenital: - femur bowing & memendek bilateral

 Patella  bipartite & multipartite

 Pseudoarthrosis congenital Tibia & Fibula

a. 1/3 tengah / bawah

b. Sering lesi pd fibula

 Kaki & ankle :

a. Pes equino varus

b. Ball & sochet ankle foot

 Columna vertebralis :
 Coronal clefts vertebra spina bifida
 Hemivertebra
 Sacralisasi
 Lumbalisasi
 Scoliosis

 Trauma dan Fraktur Tulang


 Trauma dapat bersifat
• Ringan : Hematoma  kadang pd foto tulang tidak terlihat
Berat ; subluksasi, dislokasi disertai fraktur
• Eksternal : tabrakan, jatuh
• Internal : kontraksi otot yg kuat & mendadak, mis : epilepsi, tetanus &
renjatan listrik
 Fraktur
 adalah rusaknya kontinuitas tulang, kartilago atau keduanya &
disertai kerusakan jaringan.lunak
 fraktur dapat terbuka atau tertutup

Evaluasi foto

1. Diagnostik  segera setelah terjadi trauma


2. Post reposisi
3. 1-2 minggu  apakah kedudukan berubah/tidak
4. 6-8 minggu  callus forming
5. Setiap perubahan / pergantian traksi
6. Menjelang keluar RS

Tipe-tipe fraktur:
Fraktur radius bagian distal

a.Fraktur Colles

Fr.radius bagian distal (sampai 1 mm dibagian distal) dengan angulasi ke posterior,


dislokasi ke posterior dan deviasi fragmen distal ke radial

b. Fraktur Smith

Fr.radius bagian distal dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke volar
Fraktur radius dan ulna

Anda mungkin juga menyukai