Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

2.1 PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN VERTEBRAE

- Prosesus notochordal mulai terbentuk sekitar hari ke-17.


- Prosesus notochordal membentuk lempeng notochordal
- Lempeng notochordal melipat membentuk notochord → mempertahankan structural embrio
- Notochord merangsang ektoderm membentuk neuroektoderm, menciptakan lempeng saraf
- Proses gastrulasi sekitar 3 minggu, skleroderma somit mesodermal membentuk corpus dan
arkus vertebral serta tulang rusuk
- Vertebra berasal dari sklerotom yang terbentuk dari somit selama embryogenesis
- Gangguan proses somitogenesis pada manusia menyebabkan penyakit seperti skoliosis
kongenital

2.2 ANATOMI VERTEBRA

- 33 os vertebra terbagi menjadi 5 bagian (servikal (C1-C7), torakal (T1-T12), lumbal (L1-L5), sakral
(S1-S5 menyatu) dan tulang koksigeus (3-5 segmen)
- Memiliki 2 segmen kolom
- Anterior : kolom padat dari badan vertebral dan tahan kompresi
- Posterior : kolom berongga dari kanal saraf dan tahan tegangan
- Column vertebrae adalah poros garis gravitasi manusia yang menopang beban kepala, bahu dan
dada
- Komponen vertebra untuk mencapai fungsinya
- Ketahanan terhadap gaya pembebanan aksial (kurva sagittal kyphotic & lordotic dan
penambahan massa vertebra)
- Elastisitas (variasi antara kurva lordotic & kyphotic dan segmen gerak vertebra)
- Kurva thoraks & sacral → kurva primer
- Kurva servikal & lumbal → kurva sekunder
- Metode menilai kelengkungan secara kuantitatif → Cobb’s angle
- Enam derajat kebebasan vertebra : fleksi dan ekstensi, lateral bending kiri dan kanan, rotasi kiri
dan kanan
- Setiap arkus vertebrae memiliki 2 pedikel, 2 lamina, prosesus spinosus, prosesus transversus,
dan foramen vertebral
- Vertebra terhubung satu sama lain pada segmen gerak (diskus intervertebralis dan sendi
zygapophyseal/ sendi facet)

2.2.1 Vertebra cervical

- terbagi menjadi 4 jenis yaitu servikal tipikal (C3-C6), atlas (C1), axis/epistropheus (C2) dan
vertebra prominens (C7)

2.2.2 Vertebra Thoracal

- Vertebra T2-T8 → vertebra thoracal tipikal


- T1 dan T9-T12 memiliki ciri khusus
- Memiliki ukuran foramina intervertebralis yang lebih besar.
- Korpus vertebra berbentuk hati dan sisi kiri rata karena adanya aorta
- Memiliki permukaan yang ditujukan untuk perlekatan dengan tulang rusuk
- Prosesus transversus pendek tapi tebal, berorientasi postero-lateral, dan berartikulasi
dengan tuberkulum tulang rusuk

2.2.3 Vertebra Lumbal

- Vertebra L1-L4 → vertebra Lumbal tipikal


- L5 memiliki ciri khusus
- Vertebra lumbal lebih besar dari vertebra torakal
- Prosesus spinosus berbentuk horizontal dan persegi
- Prosesus transversal lebih kecil daripada di daerah toraks
- Corpusnya lebar, kuat, dan berbentuk ginjal dengan pelat ujung paralel.
- Bentuk vertebra lumbal memungkinkan fleksi/ekstensi tetapi membatasi rotasi
- Pedikel berbentuk oval dan lebih panjang dan lebih lebar dari torakal

2.2.4 Sakrum & Koksik

- Sakrum terletak di antara dua tulang pinggul.


- Terdiri dari lima segmen vertebral sakral yang menyatu
- Sakrum membentuk dinding panggul posterior → menstabilkan panggul
- Sakrum berartikulasi dengan vertebra lumbar terakhir untuk membentuk sudut sakro-
vertebral
- Koksiks dibentuk oleh perpaduan 3-5 vertebra coccygeal yang belum sempurna
- Tidak memiliki pedikel, lamina, dan prosesus spinosus
- Tidak berpartisipasi dengan vertebra lain dalam menopang berat badan

2.3 ANATOMI OTOT DAN LIGAMEN SEKITAR VERTEBRAE

- Otot-otot yang menempel pada tulang belakang membantu menjaga postur dan
mendistribusikan kekuatan berat tubuh yang tidak merata
- Otot ekstrinsik
o superfisial → pergerakan ekstremitas
o intermediet → gerakan tulang rusuk
- Otot intrinsik → pergerakan tulang belakang & mempertahankan postur
o Superfisial
o Tengah
o Dalam
- Corpus vertebrae yang berdekatan dihubungkan oleh simfisis yang disebut diskus
intervertebralis
- Terdiri dari cincin luar berserat (annulus fibrosus) yang mengelilingi inti lunak (nucleus pulposus)
- Berperan sebagai peredam kejut, mencegah gesekan dan memungkinkan sedikit fleksibilitas
antara tulang belakang
- Ligamen paravertebral
o Ligamentum longitudinal anterior : membatasi ekstensi dan mencegah hiperfleksi tulang
belakang
o Ligamentum longitudinal posterior : mencegah herniasi posterior dari diskus
intervertebralis
- Arkus vertebra yang berdekatan dihubungkan dengan sendi zygapophysial (facet) →
memfasilitasi fleksi dan ekstensi di tulang belakang leher dan dada juga memungkinkan gerakan
rotasi di tulang belakang toraks.
- Ligamen aksesori vertebra : Ligamentum flavum, Ligamen interspinous, Ligamentum Nuchal,
dan Ligamentum supraspinous

2.3.1 Sendi Kraniovertebral

- Ada dua sendi kraniovertebral (sinovial) yang terbentuk antara tengkorak dan vertebra
atipikal dari tulang belakang leher
o Atlanto-oksipital : memungkinkan fleksi, ekstensi, dan memiringkan kepala ke
samping
o Atlanto-aksial : memfasilitasi gerakan poros kepala
2.3.2 Sendi Kostovertebral
- menghubungkan antara vertebra toraks dan tulang rusuk
- sendi costocorporeal menyatukan kepala tulang rusuk dengan aspek kosta dari dua badan
vertebra yang berdekatan (T2-T9)

2.3.3 Sendi Sakroiliaka

- Sendi antara permukaan aurikularis yang sesuai dan tuberositas dari Sakrum dari kolom
vertebral dan tulang iliaka
- Memungkinkan mobilitas yang sangat sedikit, yang terlibat dalam transmisi berat badan
dari atas ke tubuh bagian bawah

2.4 ANATOMI NEUROVASKULER PADA VERTEBRAE

- Medulla spinalis terbuat dari jaringan saraf sensorik dan motorik.


- Struktur ini terkandung dalam ruang epidural dan berakhir di conus medullaris dan cauda equina
- Saraf tulang belakang terdiri dari 31 pasang nervus spinalis yang keluar melalui foramen
intervertebralis
- Arteri spinalis berasal dari cabang-cabang arteri yang lebih besar yang mensuplai organ-organ
internal
- Arteri subklavia → arteri vertebralis dan arteri servikal asendens
- Aorta thoracal → arteri interkostal posterior
- Aorta abdominal → arteri lumbar
- Arteri iliaka interna → arteri sakralis lateral
- Masing-masing arteri yang mensuplai tulang belakang ini terbagi menjadi cabang anterior dan
posterior
o Anterior : mensuplai corpus vertebra
o Posterior : mensuplai arcus vertebra
- Arteri radikular berjalan di sepanjang bagian tengah, mensuplai bagian dalam kanalis vertebralis
dan kolumna vertebralis
- Vena radikular mengalirkan vena yang lebih kecil dari sumsum tulang belakang dan vena
vertebralis internal dan eksternal
- Vena bermuara ke salah satu dari tiga pembuluh besar tergantung pada lokasinya (Vena cava
superior , Vena azigot dan hemiazigot, dan vena cava inferior)
BAB 3

3.1 ETIOLOGI SKOLIOSIS PADA ANAK

- Skoliosis didefinisikan sebagai kelengkungan lateral yang ditemukan di daerah vertebra lumbal
bawah, toraks tengah, dan/atau leher bagian atas.
- Lengkungan umumnya digambarkan sebagai bentuk "S" atau "C".
- Deformitas tulang belakang dapat mengakibatkan rasa sakit
- Dapat mengakibatkan rasa sakit yang berat hingga imobilitas, atau bahkan osteoporosis
- Adolescent Idiopatik Skoliosis (AIS) : anak-anak sehat dengan kelengkungan tulang belakang yang
tidak diketahui penyebabnya setidaknya 10O tetapi kurang dari 50o
- Skoliosis
o Structural
o Non struktural

Non- Struktural (rotasi)


struktural Idiopatik Neuromuskuler Kongenital
Lainnya (5%)
(nil-rotasi) (75%) (10%) (10%)
 Postur  Onset Neuropatik  Kegagalan  Neuro-
yang buruk dini ≤10  Cerebral palsy pembentukka fibromatosis
 Perbedaan tahun  Ataksia n  Displasia
panjang  Remaja Friedreich  Kegagalan tulang
tungkai >10 tahun  polio segmentasi  Kelainan
 Trauma  atrofi  Campuran metabolic
 Tumor spinomuskuler  Kelainan
 Infeksi  spina bifida kolagen
 Iritasi saraf  Radiasi
Myopathic
muscular
dystrophy

- Skoliosis kongenital timbul dari kesalahan dalam perkembangan vertebra yang mengakibatkan
pada kegagalan formasi dan/atau segmentasi.
o Kegagalan formasi → wedge/ butterfly vertebra atau hemivertebrae.
o Kegagalan segmentasi → fusi elemen tulang belakang → blok vertebra
- Prognosis sangat tergantung pada malformasi vertebra. Progresi tertinggi terjadi pada
hemivertebra dan bar kontralateral.
- Dapat terjadi abnormalitas skeletal non-vertebral, intra-spinal, jantung dan genitourinaria
- Kurvatura Distrofik : kurvatura pendek dan tajam yang dicirikan oleh rib pencilling, wedge
vertebrae dan dural ectasia.
- Kurvatura non distrofik : memiliki tampilan serupa dengan kurvatura idiopatik

3.2 DIAGNOSIS SKOLIOSIS

- bergantung pada penyebab yang mendasari tersebut.


- Ciri khas skoliosis idiopatik remaja :
o wanita dengan kurvatura toraks kanan konveks atau kurva lumbal kiri konveks,
o bahu kanan terangkat,
o tulang rusuk kanan menonjol,
o pinggang lumbar kiri berguling,
o tidak ada kelainan neurologi dan tidak ada rasa sakit yang signifikan.
3.2.1 Riwayat Penyakit
- ketidak puasan penampilan
- kepentingan klinis :
o penurunan fungsi pernapasan (cobb’s angle >50O)
o perkembangan kurva (<25O tidak berkembang, 25-50O kemungkinan
berkembang selama tulang belum dewasa, >50O akan berkembang bahkan
setelah tulang dewasa)

3.2.2 Penilaian Klinis

- Mengidentifikasi penyebab yang mendasari


- Menilai tingkat keparahan dan
- Menentukan apakah kurva khas atau atipikal.
- Tanda bahaya kurva atipikal :
o Skoliosis struktural pada laki-laki
o Nyeri signifikan, terutama malam hari
o Kurva toraks sisi kiri
o Tanda/bahaya neurologis abnormal
o Kurva secara cepat progresif
o Onset anak-anak dibandingkan remaja
- Mendokumentasi lokasi kurvatura & simetri bahu dan panggul
- Adam forward bending test → penonjolan tulang rusuk
- Pemeriksaan neurologis

3.2.3 Penilaian Radiologi

- Radiografi posteoanterior → Cobb’s Angle


- Cobb’s angle : besarnya kurva yang paling signifikan dari endplate superior korpus
vertebra atas ke endplate inferior korpus vertebra bawah yang terlibat dalam kurva
- Radiografi lateral dapat digunakan untuk mengidentifikasi deformitas bidang sagittal
- Pencitraan lain : EOS, MRI, CT scan

BAB 4

4.1 METODE SCHROTH

Anda mungkin juga menyukai