Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian desa adat, Kesatuan masyarakat Hukum adat (diharapkan pengertian dari sarjana2)
lalu apakah desa adat di Bali termasuk sebagai Kesatuan masyarakat Hukum Adat?

 PENGERTIAN KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT MENURUT PARA


SARJANA.
A) Van Vollenhoven mengartikan persekutuan hukum sebagai suatu masyarakat hukum
yang menunjukkan pengertian-pengertian kesatuan-kesatuan manusia yang mempunyai: 1
1. Tata susunan yang teratur.
2. Daerah yang tetap.
3. Penguasa-penguasa atau pengurus.
4. Harta kekayaan.

B) Kemudian, dengan mengutip pendapat B.ter Haar, Bushar Muhammad kemudian


mengemukakan bahwa masyarakat hukum (persekutuan hukum) adalah:2
1. Kesatuan masyarakat teratur,
2. menetap di suatu daerah tertentu,
3. mempunyai penguasa-penguasa,
4. mempunyai kekayaan yang berwujud ataupun tidak berwujud, dimana para anggota
kesatuan masing-masing mengalami kehidupan dalam masyarakat, sebagai hal yang
wajar ,menurut kodrat alam, dan tidak seorang pun dari antara anggota itu mempunyai
pikiran atau kecenderungan untuk membubarkan ikatan yg telah tumbuh itu, atau
meninggalkannnya, dalam arti, melepaskan diri dari ikatan itu untuk selama-lamanya.
C) Ditambah lagi terdapat pengertian dari Kesatuan masyarakat hukum adat menurut ter haar
yang kemudian disebut dengan persekutuan hukum oleh Prof. Dr. A Suriyaman dalam
bukunya “Hukum Adat Dahulu, Kini, dan Akan Datang” 3 didefinisikan sebagai suatu
kelompok/serikat yang mendiami wilayah tertentu yang saling berhubungan sebagai satu
kesatuan susunan yang teratur yang bersifat abadi dan memiliki pemimpin serta harta pustaka.

 PENGERTIAN DESA ADAT MENURUT PARA SARJANA.

1
Bewa Ragawino, S.H., M.SI, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, h.31-33, http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/05/pengantar_dan_asas_asas_hukum_adat_istiadat.pdf , diakses 27 Februari 2021.
2
Wayan P. Windia dan Ketut Sudantra, 2016, Pengantar Hukum Adat Bali, Cetakan Kedua, Lembaga
Dokumentasi dan Publikasi Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar, (selanjutnya disingkat
Wayan P. Windia I) h.50.
3
Prof. Dr. A. Suriyaman Mustari Pide, S.H., M.Hum, 2014, Hukum Adat, Dahulu, Kini dan Akan Datang,
Edisi Pertama, PRENADAMEDIA GROUP Jakarta, h.51-52.
A) Deddi H. Gunawan (2013:28), desa adat yaitu desa yang melaksanakan aturan hukum
agama atau tradisi atau adat istiadat yang berlaku di wilayahnya masing-masing.4
B) Menurut Mashuri maschab,5 desa sebagai suatu organisasi pemeritahan atau organisasi
kekuasaan yang secara politik mempunyai wewenang tertentu karena merupakan bagian dari
pemeritahan negara merupakan pengertian dari suatu kesatuan masyarakat hukum yang
berkuasa menyelenggarakan pemeritahan desa.
C) Menurut Nurul Firmansyah,6 desa adat merupakan unit pemerintahan yang dikelola oleh
masyarakat adat dan mempunyai hak untuk mengurus wilayah (hak ulayat) dan kehidupan
masyarakat dalam lingkungan desa adat. "Peluang Desa Adat dalam Memperkuat Hak-Hak
Masyarakat Hukum Adat".
D) Menurut Mulyanto S.H.,7 desa adat merupakan warisan organisasi kepemerintahan
masyarakat lokal yang dipelihara secara turun-temurun yang tetap diakui dan diperjuangkan
oleh pemimpin dan masyarakat Desa Adat untuk mengembangkan kesejahteraan dan
identitas sosial budaya lokal.

 DESA ADAT DI BALI TERMASUK SEBAGAI KESATUAN MASYARAKAT


HUKUM ADAT.
Desa Adat di Bali termasuk ke dalam Kesatuan Masyarakat Hukum adat yang sangatlah jelas
terlihat di dalam pencantuman pengertian desa adat dalam Pasal 1 ayat (8) Undang-Undang No.
4 Tahun 2019 Tentang Desa Adat di Bali, yaitu: “Desa Adat adalah kesatuan masyarakat
hukum adat di Bali yang memiliki wilayah, kedudukan, susunan asli, hak-hak tradisional, harta
kekayaan sendiri, tradisi, tata krama pergaulan hidup masyarakat secara turun temurun dalam
ikatan tempat suci (kahyangan tiga atau kahyangan desa), tugas dan kewenangan serta hak
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.”
Dari pengertian diatas, dapatlah dilihat bahwa desa adat di Bali termasuk sebagai Kesatuan
Masyarakat Hukum Adat. Bahkan lebih lanjut, Prof. Windia menulis dalam bukunya “Pengantar
Hukum Adat Bali”8 lebih lanjut terkait hal diatas bahwa dalam kepustakaan hukum adat, istilah

4
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, BAB II Landasan Teori: 2.6 Pengertian Kampung
Adat (Desa Adat), Riau, h.20, diakses 28 Februari 2021, pada http://repository.uin-
suska.ac.id/12288/7/7.%20BAB%20II_2018193ADN.pdf
5
Mashuri Mashab, 2013, Politik Pemerintahan Desa di Indonesia, Cetakan I, PolGov Fisipol UGM,
Yogyakarta, h. 1-2, diakses 28 Februari 2021, pada http://repository.unpas.ac.id/8078/2/G.%20BAB
%202.pdf
6
Wikipedia Ensiklopedia bebas, 2016, Desa Adat, (selanjutnya disingkat Wikipedia Ensiklopedia Bebas
I), h.1, diakses 28 Februari 2021, pada https://id.wikipedia.org/wiki/Desa_adat
7
Mulyanto, 2015, Keberlakuan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa di Bali Dalam Perspektif Sosiologi
Hukum, Penelitian Pendahuluan Disertasi Program Doktor Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada
(UGM), h.423, diakses 28 Februari 2021, pada file:///C:/Users/Asus/Downloads/15880-30182-1-PB.pdf
8
Wayan P. Windia I, op.cit, h. 55-56.
masyarakat hukum adat yg lazim disebut dengan persekutuan hukum (rechtsgemeenschap)
diartikan sebagai kelompok pergaulan hidup yang bertingkah laku sebagai satu kesatuan
terhadap dunia luar, lahir batin. Masyarakat hukum dapat pula diartikan sebagai kelompok
masyarakat yang membentuk aturan hukumnya sendiri kepada aturan hukum yang dibuatnya itu.
Masyarakat hukum adat seperti ini dijumpai di seluruh Indonesia dengan nama atau sebutan yang
berbeda-beda, namun dengan ciri-ciri yg sama, seperti misalnya desa di Jawa, desa pakraman di
Bali, nagari di Minangkabau, marga di Sumatera Selatan, kuria di Tapanuli, dll.
Seperti yang kita ketahui, secara konstitusional pula eksistensi dari kesatuan masyarakat
hukum adat ini telah diakui dalam hukum nasional di Indonesia yaitu pada pasal 18 (B) ayat 2
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini menunjukkan bahwasanya Desa Adat
sebagai kesatuan masyarakat hukum adat yang secara historis mempunyai batas wilayah dan
identitas budaya yang terbentuk atas dasar teritorial yang berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat Desa berdasarkan hak asal usul.
Bahkan jika ingin dilihat lebih lanjut, ciri-ciri desa adat di Bali menurut (Pitana, 1994:145)9
yang pula terdapat beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai ciri-ciri dari Kesatuan
Masyarakat Hukum Adat di Bali, adalah:

 Mempunyai batas wilayah tertentu yang jelas. Umumnya berupa batas alam seperti
sungai, hutan, jurang, bukit atau pantai.
 Mempunyai anggota (krama) yang jelas dengan persyaratan tertentu.
 Mempunyai kahyangan tiga atau kahyangan desa (tiga pura desa), atau pura lain yang
mempunyai fungsi dan peranan sama dengan kahyangan tiga.
 Mempunyai otonomi, baik ke luar maupun ke dalam.
Mempunyai suatu pemerintahan adat, dengan kepengurusan sendiri (prajuru adat).
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Desa Adat di Bali Termasuk Sebagai
Kesatuan Masyarakat Hukum Adat.

9
Wikipedia Ensiklopedia Bebas I, op.cit, h.1.

Anda mungkin juga menyukai