Kebijaka Fiskal Dan Anggaran Publik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

Nama : Lianda Nur Farizi

NPM : 1111800190
BAB I
KEBIJAKAN FISKAL
Pengertian Kebijakan Fiskal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fiskal berkenaan dengan urusan pajak atau
pendapatan negara. Kata fiskal itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu fiscus yang
merupakan nama seseorang yang memiliki atau memegang kekuasaan atas keuangan pada
zaman Romawi kuno.
Sedangkan, dalam Bahasa Inggris fiskal disebut fisc yang berarti pembendaharaan atau
pengaturan keluar masuknya uang yang ada dalam kerajaan.
Jadi, fiskal ini digunakan untuk menjelaskan bentuk pendapatan negara atau kerajaan
yang dikumpulkan dari masyarakat dan oleh pemerintahan Negara atau kerajaan dianggap
sebagai pendapatan lalu digunakan untuk pengeluaran dengan program-program untuk
mencapai pendapatan nasional, produksi, perekonomian, dan digunakan juga sebagai
perangkat keseimbangan dalam perekonomian.
Di Indonesia, istilah kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan pemerintah.
Kemudian, timbul pertanyaan, apa bedanya kebijakan fiskal dengan kebijakan moneter?
Perbedaannya terdapat pada tujuannya.
Jika kebijakan moneter bertujuan untuk menstabilkan perekonomian dengan cara
mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar, kebijakan fiskal dapat Anda pahami
dengan membaca poin di bawah ini.
Tujuan Kebijakan Fiskal
Secara garis besar, tujuan kebijakan fiskal adalah untuk memengaruhi jalannya
perekonomian dengan berbagai sasaran berikut ini:
1. Meningkatkan PDB dan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara maksimal karena berpengaruh besar dengan
pemasukan atau pendapatan negara, meliputi: bea dan cukai, pajak bumi dan bangunan,
pajak penghasilan, devisa negara, impor, pariwisata, dan lainnya.
Selain itu, contoh pengeluaran negara yang dimaksud di antaranya:

 Pembangunan sarana dan prasarana umum.

 Belanja persenjataan.

 Proyek pemerintah.

 Pesawat dan program lain untuk kesejahteraan masyarakat.

1
2. Memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. Seperti yang kita ketahui,
pengangguran merupakan salah satu masalah yang menjadi momok di suatu negara. Di
Indonesia, tingkat pengangguran sudah berkurang 140.000 jiwa.
Menurut persentase tingkat pengangguran terbuka, jika pada Februari 2017 angkanya
mencapai 5,33%, pada Februari tahun ini angkanya berada di level 5,13%.
Hal tersebut juga tidak terlepas dari pelaksanaan kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal
memang diaplikasikan serta menjadi prioritas dalam upaya pencegahan timbulnya
pengangguran.
3. Menstabilkan harga-harga barang/mengatasi inflasi. Turunnya harga suatu barang
membuat hilangnya harapan untuk mendapatkan keuntungan bagi sektor swasta. Akan
tetapi, harga yang terus meningkat juga bisa mengakibatkan inflasi.
Di sisi lain, inflasi bisa memberikan keuntungan seperti menciptakan kesempatan kerja
penuh. Akan tetapi, inflasi juga bisa berdampak negatif pada kelompok atau orang yang
berpenghasilan rendah karena daya beli jadi menurun.
Masalah inflasi yang tak kunjung stabil berpotensi besar membuat kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah berkurang. Melalui kebijakan fiskal, tingkat pendapatan
nasional, kesempatan kerja, tinggi rendahnya investasi nasional, dan distribusi
penghasilan nasional pun diharapkan akan berjalan dengan baik.
Instrumen Kebijakan Fiskal
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Asumsinya, jika tarif pajak diturunkan maka kemampuan
daya beli di masyarakat akan meningkat dan industri pun bisa meningkatkan jumlah
penjualan. Begitu juga sebaliknya.
Macam-Macam Kebijakan Fiskal
Pada dasarnya, kebijakan fiskal terbagi menjadi dua macam, yaitu menurut teori dan
menurut jumlah penerimaan dan pengeluaran. Nah, berikut ini penjelasannya: 
1. Kebijakan fiskal dari segi teori

 Kebijakan fiskal fungsional: merupakan kebijakan dalam pertimbangan pengeluaran


dan penerimaan anggaran pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-akibat  tidak
langsung terhadap pendapatan nasional terutama guna meningkatkan kesempatan
kerja.

 Kebijakan fiskal yang disengaja: merupakan kebijakan dalam mengatasi masalah


ekonomi yang sedang dihadapi dengan cara memanipulasi anggaran belanja secara
sengaja, baik melalui perubahan perpajakan maupun perubahan pengeluaran
pemerintah. Terdapat tiga bentuk kebijakan fiskal yang disengaja. Pertama,
membuat perubahan pada pengeluaran pemerintah. Kedua, membuat perubahan pada

2
sistem pemungutan pajak. Tiga, membuat perubahan secara serentak baik pada
pengelolaan pemerintah atau sistem pemungutan pajaknya.

 Kebijakan fiskal yang tidak disengaja: merupakan kebijakan dalam mengendalikan


kecepatan siklus bisnis supaya tidak terlalu fluktuatif. Jenis kebijakan fiskal tak
disengaja adalah proposal, pajak progresif, kebijakan harga minimum, dan asuransi
pengangguran.
2. Kebijakan fiskal dari jumlah penerimaan dan pengeluaran

 Kebijakan fiskal seimbang: merupakan kebijakan yang membuat penerimaan


dan pengeluaran menjadi sama jumlahnya. Ada dampak positif dan negatif dari
kebijakan fiskal yang satu ini. Positifnya, negara jadi tidak perlu meminjam
sejumlah dana, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Negatifnya, kondisi
perekonomian akan terpuruk bila ekonomi negara dalam kondisi yang tidak
menguntungkan.

 Kebijakan fiskal surplus: pada kebijakan ini jumlah pendapatan harus lebih


tinggi dibandingkan pengeluaran. Kebijakan ini merupakan cara untuk menghindari
inflasi.

 Kebijakan fiskal defisit: merupakan kebijakan yang berlawanan dengan


kebijakan surplus. Salah satu kelebihan kebijakan ini adalah mengatasi kelesuan dan
depresi pertumbuhan perekonomian. Sedangkan kekurangannya, negara selalu
dalam keadaan defisit.

 Kebijakan fiskal dinamis: kegunaan kebijakan ini adalah menyediakan


pendapatan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah yang
bertambah seiring berjalannya waktu.

3
BAB II
ANGGARAN PUBLIK
Pengertian Anggaran Publik
Anggaran Publik adalah rencana kegiatan dalam bentuk perolehan pendapatn dan belanja
dalam satuan moneter, secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan
satuan finansial yang menyatakan:
1. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja);
2. Berapa banyak dan bagaimana cranya memperoleh uang untuk mendanai rencana
tersebut (pendapatan).
Konsep Anggaran Publik
Anggaran merupakan pernyataan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
tertentu yang diukur dalam ukuran finansial. Penganggaran adalah proses atau metode untuk
mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran dalam suatu organisasi merupakan suatu
politik. Anggaran sektor publik merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana
publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik.
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana tiap-
tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Anggaran merupakan managerial plan for
action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi. Aspek – aspek yang harus tercakup
dalam anggaran sektor publik meliputi :
1. Aspek perencanaan
2. Aspek pengendalian
3. Aspek akuntabilitas publik
Penganggaran sektor publik harus diawasi mulai tahap perencanaan, pelaksanaan,serta
pelaporan dan akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawas khusus  (oversight
body).
Fungsi Anggaran Publik
Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama yaitu :
1. Sebagai alat perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran
sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah,
berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah
tersebut. Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk :
a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang
ditetapkan.
b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta
merencanakan alternatif sumber pembiayannya.
c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun.

4
d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
2. Alat pengendalian
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan
kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-
pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa presiden, menteri-
menteri, bupati dan manajer publik bisa dikendalikan melalui anggaran.
3. Alat kebijakan fiscal
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat
diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan
estimasi ekonomi
4. Alat politik
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan
terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai
bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk
kepentingan tertentu. Dalam pembuatan anggaran publik membutuhkan political skill,
coalition building, keahlian bernegosiasi dan pemahaman tentang prinsip manajemen
keuangan publik oleh para manajer publik.
5. Alat koordinasi dan komunikasi
Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran
publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik yang
disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam
pencapaian tujuan organisasi.
6. Alat penilaian kinerja
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi
wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran
dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang
berhasil ia capai, dikaitkan dengan anggaran yang ditetapkan.
7. Alat motivasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan staffnya agar
bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
8. Alat mencipatakan ruang public
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, perguruan tinggi dan berbagai organisasi massa lain harus bisa terlibat
dalam proses penganggaran publik

5
Jenis-Jenis Anggaran Publik
Anggaran sektor publik dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Anggaran Operasional )Operational/Recurrent Budget)
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan pemerintahan. Pengeluaran yang dikategorikan dalam anggaran operasional
adalah "Belanja Rutin". Belanja rutin (Recurrent Expenditure) adalah pengeluaran yang
manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan
bagi pemerintah.
b. Anggaran Modal/Investasi (Capital/Investment Budget)
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva
tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Belanja Modal/ Investasi
adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan
menambah aset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin
untuk biaya operasional dan pemeliharaannya
Prinsip-Prinsip Anggaran Publik
1) Otorisasi oleh legislatif: Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif
terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
2) Komprehensi: Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran
pemerintah.
3) Keutuhan anggaran: Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam
dana umum (general fund).
4) Nondiscretionary appropriation: Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus
termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
5) Periodik: Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan
maupun multitahunan.
6) Akurat: Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi
(hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan & efisiensi
anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan
overestimate pengeluaran.
7) Jelas: Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak
membingungkan.
8) Diketahui publik: Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
Siklus Anggaran Publik
Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:
1. Tahap persiapan anggaran (preparation)
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran
pendapatan yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran
pengeluaran, terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat.

6
Dalam persoalan estimasi, yang perlu mendapat perhatian adalah terdapatnya faktor
“uncertainty” (tingkat ketidakpastian) yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan
publik harus memahami betul dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran.
Besarnya mata anggaran pada suatu anggaran yang menggunakan “line-item budgeting”
akan berbeda pada “input-output budgeting”, “program budgeting” atau “zero based
budgeting”.
2. Tahap ratifikasi (approval/ratification)
Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan
proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya
memiliki “managerial skill” namun juga harus mempunyai “ political skill” “salesmanship”
dan “coalition building” yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari
eksekutif sangat penting dalam tahap ini.
3. Tahap implementasi (implementation)
(Budget Implementation) Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian
manajemen sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran. Manajer keuangan
publik dalam hal ini bertanggung jawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memadai
dan handal untuk perencanaandan pengendalian anggran yang telah disepakati, dan bahkan
dapat diandalkan untuk tahap penyusuanan anggaran periode berikutnya.
4. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation)
Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran. Tahap
persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasional anggaran,
sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntanbilitas. Jika tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen
yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting  and evaluation tidak akan menemui
banyak masalah.

7
SUMBER PENULISAN
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/fiskal
https://www.academia.edu/29381795/Anggaran_Sektor_Publik_docx

Anda mungkin juga menyukai