Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2338-1027

Februari 2020 WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) 2020, Vol.5 No.1:84-89

PENGEMBANGAN FOUR-TIER DIAGNOSTIC TEST UNTUK


MENGIDENTIFIKASI PROFIL KONSEPSI SISWA PADA MATERI ALAT-ALAT
OPTIK
Pujia Rawh*, Achmad Samsudin, Muhamad Gina Nugraha

Program Studi Pendidikan Fisika, UniversitasPendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung 40154,
Indonesia
*E-mail: pujiarawh@student.upi.edu

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan tes diagnostik dalam bentuk four-tier untuk
mengidentifikasi profil konsepsi siswa pada matari alat-alat optik. Mengidentifikasi profil konsepsi siswa
tentang alat-alat optik penting dilakukan untuk mendukung siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Metode yang dilakukan pada penelitian adalah menggunakan model 4D (Defining, Designing, Developing, and
Disseminating). Sampel yang digunakan adalah 33 siswa dan 29 siswa SMA Negeri di kota Bandung dari dua
sekolah yang berbeda. Hasil validasi menunjukkan bahwa semua butir soal dikategorikan valid dan nilai
reliabilitasnnya sebesar 0,69. Hasil menunjukkan bahawa four tier diagnostic test yang dikembangkan peneliti
dapat digunakan untuk mengidentifikasi profil konsepsi siswa pada konsep alat-alat optik.

Kata Kunci: Alat-alat Optik, Profil Konsepsi, Tes Diagnostik Four-tier

ABSTRACT

The research aims to develop an isntrument of four-tier diagnostic test to identify student’s conception in optical
instrumets concepts. Student’s conceptions about optical instruments concepts are important to support the
student itself for the learning process in classroom. The study is research develop with an aply 4D model
(Defining, Designing, Developing, and Disseminating). The sample used 33 students and 29 students of High
School in Bandung from two different schools. The result showed that four-tier diagnostic test is able to identify
student’s conception profil of optical instrumets concepts.

Keywords: Four-tier Diagnostic Test, Profil Conception, Optical Instruments

PENDAHULUAN dibangunnya tidak sejalan dengan konsep


ilmiah dan mereka merasa yakin akan
Pembelajaran fisika dilakukan pada konsepsi yang mereka miliki. Miskonsepsi
berbagai tingkat pendidikan formal adalah tersebut perlu untuk diatasi agar proses
sarana untuk mempelajari konsep, prinsip, pembelajaran siswa tidak terhambat.
hukum juga keterkaitan prinsip dan antar Akan tetapi sebelum lebih jauh
konsep yang terjadi dalam fenomena fisik membicarakan tentang upaya
yang diamati dan mengarah ke konsepsi yang penanggulangan miskonsepsi, sebenarnya
dibangun di benak siswa [1,2]. terdapat persoalan yang lebih mendasar dan
Konsep-konsep yang ada di dalam fisika sangat urgen dalam masalah miskonsepsi ini,
sudah didefinisikan secara jelas dan yaitu masalah pengidentifikasian terjadinya
disepakati oleh para ilmuwan. Ketika miskonsepsi [4].
seseorang memiliki penafsiran personal Instrumen berformat four-tier test adalah
terhadap konsep-konsep tersebut, tafsirah itu salah satu instrumen yang digunakan untuk
dikatakan sebagai konsepsi, seperti yang mendiagnosis level konsepsi siswa pada
disebutkan oleh Suparno [3] bahwa konsepsi suatu konsep fisika. Namun, hingga saat ini
adalah kemampuan memahami konsep yang instrumen ini masih jarang digunakan [5].
diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan Padahal Amin, dkk. [6] menjelaskan empat
maupun konsep yang diperoleh melalui Keunggulan yang dimiliki tes diagnostik
pendidikan formal. Siswa bisa mengalami
miskonsepsi ketika konsepsi yang

84 | Copyright © 2020, Wahana Pendidikan Fisika


ISSN: 2338-1027
Februari 2020 WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) 2020, Vol.5 No.1:84-89

empat tingkat adalah guru dapat : (1) konsepsi siswa dibagi menjadi lima kategori
membedakan tingkat keyakinan jawaban dan yang diadaptasi dari Samsudin, dkk. [11],
tingkat keyakinan alasan yang dipilih siswa yaitu: Sound Understanding (SU) – keadaan
sehingga dapat menggali lebih dalam tentang siswa yang memiliki pemahaman konsep
kekuatan pemahaman konsep siswa, (2) yang benar dan utuh, Partial Understanding
mendiagnosis miskonsepsi yang dialami (PU) – keadaan siswa yang hanya memiliki
siswa lebih dalam, (3) menentukan bagian- sebagian pemahaman konsep dan tidak dapat
bagian materi yang memerlukan penekanan menjelaskan suatu fenomena secara utuh, No
lebih, (4) merencanakan pembelajaran yang Understanding(NU) – keadaan siswa yang
lebih baik untuk membantu mengurangi memiliki konsepsi yang tidak sejalan dengan
miskonsepsi siswa. konsep ilmiah yang ada., Misconception (MC)
Pada penelitian ini, penulis akan – keadaan siswa yang memiliki konsepsi yang
mengembangkan four-tier diagnostic test tidak sejalan dengan konsep ilmiah yang ada,
pada materi alat-alat optik. Penggunaan dan Un-coded (UC) – siswa yang tidak dapat
instrumen tes diagnostik untuk dipahami. Kombinasi jawaban four-tier
mengidentifikasi profil konsepsi siswa juga diagnostic test ditunjukkan pada Tabel 1.
sudah dilakukan pada materi-materi fisika
yang lainnya, seperti pada materi fluida Tabel 1. Kombinasi jawaban four-tier diagnostic
dinamis [7], suhu dan kalor [8], dan listrik [9]. test
Profil
METODE Tier-1 Tier-2 Tier-3 Tier-4
Konsepsi
1 Y 1 Y
Penelitian yang dilakukan merupakan 1 Y 1 TY
penelitian pengembangan terhadap instumen 1 TY 1 Y SU
four-tier diagnostic test yang digunakan untuk 1 TY 1 TY
mengidentifikasi profil konsespsi siswa pada 1 Y 0 Y
materi Alat-alat Optik. Model pengembangan 1 Y 0 TY
yang digunakan adalah 4D [10]. 1 TY 0 Y
Pengembangan 4D terdiri dari empat tahapan, 1 TY 0 TY
yaitu: Defining, Designing, Developing, dan 0 Y 1 Y PU
Disseminating). 0 Y 1 TY
0 TY 1 Y
Analisis data yang dilakukan terdiri dari
0 TY 1 TY
analisis validitas, reliabilitas, dan identifikasi
0 Y 0 TY
profil konsepsi siswa pada materi Alat-alat
0 TY 0 Y NU
Optik. Analisis validitas dilakukan dua kali. 0 TY 0 TY
Pertama dilakukan sebelum uji coba, yaitu 0 Y 0 Y MC
validasi yang dilakukan oleh dua orang dosen Apabila salah satu, dua, tiga,
fisika dan satu orang guru fisika. Kedua UC
atau semuanya tidak diisi
dilakukan setelah uji coba, yaitu validasi Keterangan: SU=Sound Understading; PU=Partial
secara statistik menggunakan uji validitas Understanding; MC=Misconceptions; NU=No
pearson. Uji coba pertama dilakukan pada 33 Understanding; UC=Un-coded; 1=jawaban benar;
siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri kota 0=jawaban salah; Y=Yakin; TY=Tidak Yakin
Bandung yang sebelumnya sudah
mempelajari materi Alat-alat Optik. Uji HASIL DAN PEMBAHASAN
reliabilitas dilakukan dengan mengguakan
rumus Kuder dan Ricahardson (KR20). Defining
Setelah dilakukan uji coba dan dihitung Tes diagnostik merupakan tes yang
validitas dan reliabilitasnya, dilakukan uji coba dilakukan dalam rangka mendiagnosis atau
kedua. Instrumen diberikan ke 29 siswa kelas mengidentifikasi kesulitan-kesulitan dalam
XI di salah satu SMA Negeri kota Bandung di belajar, mendeteksi faktor yang
sekolah yang berbeda dari sebelumnya untuk menyebabkannya, serta menetapkan cara untuk
dilakukan analisis profil konsepsi siswa. mengatasinya [12]. Dalam penelitian ini, tes
Analisis dilakukan dengan melakukan diagnostik dikembangkan dalam bentuk four-tier
interpretasi berdasarkan kombinasi jawaban dan digunakan untuk mengidentifikasi profil
siswa pada soal four-tier diagnostic test. Profil konsepsi siswa pada materi alat-alat optik.
85 | Copyright © 2020, Wahana Pendidikan Fisika
Pujia Rawh, dkk-Pengembangan Four-Tier Diagnostic Test untuk Mengidentifikasi Profil Konsepsi Siswa
pada Materi Alat-Alat Optik

Four-tier Diagnostic Test merupakan tingkatan yang menyajikan alasan-alasan


pengembangan dari tes diagnostik pilihan yang harus dipilih peserta didik terkait
ganda tiga tingkat. Pengembangan tersebut penentuan jawaban pada tingkat pertama.
terdapat pada ditambahkannya tingkat d. Tingkat keempat (fourth tier) tingkatan
keyakinan siswa dalam memilih jawaban yang menyajikan berbagai skala
maupun alasan. keyakinan untuk mengukur seberapa
a. Tingkat pertama (first tier) atau disebut yakin siswa menentukan dan memilih
juga tingkatan jawaban (answer tier) jawaban pada tingkat tiga.
merupakan tingkatan yang menyajikan
pilihan jawaban dari Desiging
pertanyaan/permasalahan yang diajukan. Tahap Designing dalam pembuatan
b. Tingkat kedua (second tier) merupakan instrumen adalah sebagai berikut [13]: 1)
tingkatan yang menyajikan berbagai skala Menentukan materi, 2) Membuat kisi-kisi soal tes
keyakinan untuk mengukur seberapa diagnostik, 3) Menentukan bentuk tes yaitu
yakin peserta didik menentukan dan bentuk four-tier test, dan 4) Menulis soal test
memilih jawaban pada tingkat pertama. four-tier test dengan format yang dihasilkan
c. Tingkat ketiga (third tier) atau disebut juga seperti pada Gambar 1.
tingkatan alasan (reason tier) merupakan

Gambar1. Contoh soal dengan format four-tier test

Secara umum tes berformat four-tier lima pilihan alasan yang telah disediakan.
diagnistic test merupakan tes yang terdiri Tingkat keempat merupakan tingkat
dari empat tingkatan. Tingkat pertama keyikanan siswa dalam memilih alasan [12].
merupakan soal pilihan ganda dengan Sebaran distribusi soal four-tier diagnostic
empat pengecoh dan satu kunci jawaban test pada materi alat-alat optik ditunjukkan
yang harus dipilih siswa. Tingkat kedua oleh Tabel 2.
merupakan tingkat keyakinan siswa dalam
memilih jawaban. Tingkat ketiga merupakan
alasan siswa menjawab pertanyaa, berupa
86 | Copyright © 2020, Wahana Pendidikan Fisika
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) 2020, Vol.5 No.1:84-89

Tabel 2. Distribusi soal four-tier diagnostic No Soal Validitas Interpretasi


test pada materi Alat-alat Optik 12 0,75 Valid

Konsep Nomor Soal Selain uji validitas, dilakukan juga uji


Mata 1, 2, 3, 4, 5 reliabilitas instrumen. Instrumen dikatakan
Lup 6 reliabel ketika instrumen tersebut dapat dengan
Mikroskop 7, 8 ajeg memberikan data yang sesuai dengan
Teleskop 9, 10, 11, 12
kenyataan [14]. Uji reliabilitas instrumen
dilakukan dengan menggunakan uji reliabilitas
Developing Kuder dan Richardson 20 (KR20) dan diperoleh
nilai reliabilitasnya sebesar 0,68 dengan
Dilakukan uji validitas oleh para ahli. interpretasi “sedang” dengan kata lain isntrumen
Validasi ahli dilakukan oleh dua orang dosen four-tier diagnostic test materi alat-alat optik yang
fisika dan 1 orang guru fisika. Validasi oleh ahli dikembangkan pada penelitian ini cukup reliabel.
dikukan untuk menilai aspek materi, aspek
kontruksi, aspek bahasa, dan kesesuaian antara Disseminating
tier-1 dan tier-3 pada instrumen. Terdapat enam
indikator, yaitu : 1) butir soal mendiagnosis profil Setelah dilakukan uji validitas dan uji
konsepsi, 2) kesesuaian konsep dalam butir soal reliabilitas, dilakukan uji coba yang kedua.
dengan konsep yang ditemukan oleh para ahli, Instrumen diberikan ke 29 siswa kelas XI di salah
3) kontruksi sial sesuai dengan format four-tier, satu SMA Negeri kota Bandung dengan sekolah
4) menggunakan bahasa yang sesuai dengan yang berbeda dengan uji coba pertama. Uji coba
kaidah bahasa indonesia, 5) pilihan jawaban dan kedua dilakukan untuk melakukan analisis profil
alasan homogen serta logis dari segi materi, dan konsepsi materi alat-alat optik.
6) hanya ada satu kunci jawaban. Untuk melihat profil konsepsi siswa
Setelah dilakukan validitas oleh para ahli, menggunakan four-tier diagnostic test, maka
dilakukan perbaikan sesuai saran terkait redaksi, dilakukan interpretasi terhadap kombinasi
pilihan opsi, serta bentuk penyajiannya. Dari 15 jawaban siswa. profil konsepsi siswa
soal yang disusun, terdapat 3 soal yang dibuang. digolongkan menjadi empat kategori [11].
Setelah dilakukan validasi oleh ahli, dilakukan uji Setelah dilakukan interpretasi kombinasi
coba instrumen pada 33 siswa SMA kelas XI di jawaban siswa dan perhitungan
salah satu SMA Negeri kota Bandung. Analisis persentasenya, hasil rekapitulasi persentase
dari hasil uji coba tersebut terkait validitas dan profil konsepsi siwa pada materi Alat-alat
reliabilitas soal. Selain dilakukan uji validitas oleh Optik ditunjukkan oleh Tabel 4.
ahli, dilakukan juga uji validitas secara statistk
menggunakan uji validitas pearson pada Tabel 4. Persentase profil konsepsi siswa
instrumen four-tier diagnostic test.
Tabel 3 menunjukkan hasil rekapitulasi Profil Konsepsi Siswa (%)
validitas soal untuk tiap-tiap butir soal. Dari Konsep Soal
SU PU MC NU UC
semua butir soal yang diuji coba, semuanya Q1 79,3 10,3 6,9 3,4 0
dikatakan “valid” karena nilai koefisien validitas Q2 3,4 3,4 37,9 51,7 3,4
pearsonnya di atas 0,00. Mata Q3 3,4 27,6 24,1 37,9 6,9
Q4 24,1 17,2 24,1 31 3,4
Tabel 3. Hasil rekapitulasi validitas soal Q5 27,6 24,1 27,6 13,8 6,9
Rata-rata 27,6 16,5 24,1 27,6 4,1
No Soal Validitas Interpretasi Lup Q6 27,6 31,0 13,8 27,6 0,0
1 0,14 Valid Rata-rata 27,6 31,0 13,8 27,6 0,0
2 0,67 Valid Q7 10,3 17,2 41,4 27,6 3,4
Mikroskop
3 0,33 Valid Q8 6,9 37,9 27,6 27,6 0
4 0,49 Valid Rata-rata 8,6 27,6 34,5 27,6 1,7
5 0,37 Valid Q9 13,8 41,4 27,6 17,2 0
6 0,31 Valid Q10 10,3 24,1 27,6 37,9 0
Teleskop
7 0,63 Valid Q11 17,2 20,7 27,6 31,0 3,4
8 0,43 Valid Q12 0 13,8 51,7 34,5 0
9 0,46 Valid Rata-rata 10,3 25% 33,6 30,2 0,9
10 0,50 Valid rata-
18,7 22,4 28,4 28,2 2,3
11 0,34 Valid rata

87 | Copyright © 2020, Wahana Pendidikan Fisika


Pujia Rawh, dkk-Pengembangan Four-Tier Diagnostic Test untuk Mengidentifikasi Profil Konsepsi Siswa
pada Materi Alat-Alat Optik

Keterangan: SU=Sound Understading; PU=Partial DAFTAR PUSTAKA


Understanding; MC=Misconceptions; NU=No
Understanding; UC=Un-coded; Q=Nomor soal.
[1] Wibowo, F. C., Suhandi, A., Samsudin,
Tabel 4 menunjukkan persentase profil A., Darman, D. R., Suherli, Z., Hasani,
konsepsi siswa pada materi alat-alat optik. A., ... & Coştu, B. (2017). Virtual
Terdapat siswa yang Sound Understanding Microscopic Simulation (VMS) to
sebesar 18,7%, Partial Understanding promote students' conceptual change: A
sebesar 22,4%, Misconcception sebesar case study of heat transfer. Asia-Pacific
28,4%, No Understanding sebesar 28,2%, Forum on Science Learning & Teaching,
dan Un-coded sebesar 2,3%. Dominasi profil
18 (2).
konsepsi siswa adalah Misconception dan No
Understanding. Terdapat 33,6% siswa yang [2] Sutrisno. (2019). Survey Pemahaman
mengalami miskonsepsi pada konsep Konsep dan identifikasi miskonsepsi
teleskop, 34,5% pada konsep mikroskop, Siswa SMA pada materi Kinematika
13,8% pada konsep lup, dan 24,1% pada Gerak. Wahana Pendidikan Fisika, 4(1),
konsep mata. Persentase terbesar siswa yang
106-112.
memiliki konsepsi Sound Understanding
terdapat pada soal Q1 dengan persentase [3] Suparno, P. (2013). Miskonsepsi &
sebesar 79,3%. Persentase terbesar siswa Perubahan Konsep dalam Pendidikan
yang memiliki konsepsi Partial Understanding Fisika. Gramedia Widiasarana.
terdapat pada soal Q9 dengan persentase
sebesar 41,4%. Persentase terbesar siswa [4] Tayubi, Y. R. (2005). Identifikasi
yang memiliki konsepsi Misconception miskonsepsi pada konsep-konsep fisika
terdapat pada soal Q12 dengan persentase menggunakan Certainty of Response
sebesar 51,7%. Miskonsepsi yang terjadi Index (CRI). Mimbar Pendidikan, 3(24),
pada siswa adalah siswa menganggap bahwa 4-9.
sisfat bayangan yang dibentuk oleh lensa [5] Zulfikar, A., Samsudin, A., &
objektif teropong bintang adalah nyata, tegak, Saepuzaman, D. (2017).
dan diperbesar. Pengembangan Terbatas Tes
Persentase terbesar siswa yang memiliki Diagnostik Force Concept Inventory
konsepsi No Understanding terdapat pada Berformat Four-Tier Test. Jurnal
soal Q2 dengan persentase sebesar 51,7%. Wahana Pendidikan Fisika, 2(1), 43-49.
Sedangkan persentase terbesar siswa yang [6] Amin, N. Wiendartun. Samsudin, A.
memiliki konsepsi Un-coded terdapat pada (2016). Analisis Instrumen Tes
soal Q3 dan Q5 dengan persentase sebesar Diagnostik Dynamic-Fluid Conceptual
6,9%. Adanya siswa yang dikategorikan ke Change Inventory (DFCCI) Bentuk Four-
dalan Un-coded dikarenakan lembar jawaban Tier Test pada Beberapa SMA di
four-tier diagnostic test yang diberikan sedikit Bandung Raya. Simposium Nasional
membingungkan siswa karena tidak adanya Inovasi dan Pembelajaran Sains
jarak di antara tiap-tiap tiernya. (SNIPS), 570-574.
[7] Dewi, F. H., Samsudin, A., & Nugraha,
KESIMPULAN M. G. (2019). An investigation of
students’ conceptual understanding
Dari hasil penelitian yang dilakukan, levels on fluid dynamics using four-tier
instrumen four-tier diagnostic test yang test. Journal of Physics: Conference
dikembangakan oleh peneliti dikategorikan Series, 1280.
valid dan reliabel. Instrumen yang
dikembangkang juga dapat mengidentifikasi [8] Nabilah, F. N., Maknun, J., Muslim, M.,
profil konsepsi siswa pada materi alat-alat Samsudin, A., Hasanah, L., & Suhandi,
optik, dengan profil konsepsi siswa dibagi A. (2019). Eleventh-grade student’s
menjadi Sound Understanding (SU), Partial conceptions about temperature and
Understanding (PU), No Understanding (NU), heat. Journal of Physics: Conference
Misconception (MC), dan Un-coded (UC). Series, 1280.
[9] Samsudin, A., Suhandi, A., Rusdiana,
D., Kaniawati, I., & Coştu, B. (2016).
88 | Copyright © 2020, Wahana Pendidikan Fisika
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) 2020, Vol.5 No.1:84-89

Investigating the effectiveness of an


active learning based-interactive
conceptual instruction (ALBICI) on
electric field concept. Asia-Pacific
Forum on Science Learning & Teaching,
17(1).
[10] Thiagarajan, S., Semmel, D. S., &
Semmel, M. I. (1974). Instructional
Development for Training Teacher of
Exceptionl Children: A Sourcebook.
National Center for Inprovement of
Educational System (DHEW/OE),
Washington, D.C.
[11] Samsudin, A., Suhandi, A., Rusdiana,
D., Kaniawati, I., & Coştu, B. (2017).
Promoting conceptual understanding on
magnetic field concept through
interactive conceptual instruction (ICI)
with PDEODE∗E tasks. Advanced
Science Letters, 23(2), 1205-1209.
[12] Jubaedah, D. S., Kaniawati, I., Suyana,
I., Samsudin, A., & Suhendi, E. (2017).
Pengembangan tes diagnostik
berformat four-tier untuk
mengidentifikasi miskonsepsi siswa
pada topik usaha dan energi. Prosiding
Seminar Nasional Fisika (E-Journal), 6.
[13] Zaleha, A. S., & Nugraha, M. G. (2017).
Pengembangan Instrumen Tes
Diagnostik VCCI Bentuk Four-Tier Test
pada Konsep Getaran. J. Pendidik. Fis.
dan Keilmuan, 3(1), 36-42.
[14] Arikunto, S. (2015) Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.

89 | Copyright © 2020, Wahana Pendidikan Fisika

Anda mungkin juga menyukai