Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME KELOMPOK 2

(ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER)


Dosen pengampu Dr. Hamidsyukrie ZM, M.Hum.

Oleh : Martoni Ira Malik (E1S019054)

PRODI STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
A. KELOMPOK 2: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER
1. Ketidakadilan Gender Dari Aspek Marginalisasi
Marginalisasi adalah sikap perilaku masyarakat atau negara yang berakibat pada
penyisihan bagi perempuan dan laki-laki. Bentuk ketidakadilan gender yang berupa proses
marginalisasi perempuan adalah proses pemiskinan terhadap kaum perempuan dari
kebijakan pemerintah, keyakinan, tafsir agama, tradisi atau kebiasaan, bahkam asumsi ilmu
pengetahuan.. Contohnya, perempuan kurang mendapat tempat untuk memegang posisi
jabatan tinggi dalam birokrasi dan militer, sangat sedikit sekali peluangnya. Pada laki-laki,
ia kurang mendapat tempat untuk bidang yang memerlukan ketelitian dan telaten seperti
buruh garmen atau rokok.
2. Ketidakadilan Gender Dari Aspek Subordinasi
Subordinasi artinya suatu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan
oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain. Anggapan sosial yang menempatkan
kaum perempuan erosional, irasional dalam berpikir, dan tidak dapat tampil sebagai
pemimpin (pengambil keputusan) telah menempatkan kaum perempuan sebagai
subordinat. Artinya, kaum perempuan ditempatkan sebagai pada posisi yang tidak penting
dan tidak strategis dalam masyarakat (inferior). Contohnya masih sedikitnya jumlah
perempuan yang bekerja pada posisi atau peran pengambil keputusan atau penentu
kebijakan dibanding laki-laki, serta masih sedikitnya jumlah keterwakilan perempuan
dalam dunia politik (anggota legislatif dan eksekutif)
3. Ketidakadilan Gender Dari Aspek Stereotipe
Stereotipe adalah pelabelan terhadap pihak tertentu yang selalu berakibat merugikan
pihak yang dilabelkan dan berdampakpada ketidakadilan sosial. Stereotipe gender
umumnya disandingkan kaum perempuan dengan label-loabel negative. Misanya, seorang
perempuan yang bersolek dan berdandan menor sedikit dengan mengenakan pakaian yang
agak ketat dan seksi selalu dipahami untuk menarik lawan jenis. Lalu jika terjadi pelecehan
seksual dan pemerkosaa maka yang sering disalahkan adalaah pihak perempuan ini.
4. Ketidakadilan Gender Dari Aspek Kekerasan
Kekerasan (violence) artinya tindak kekerasan, baik fisik maupun non fisik yang
dilakukan oleh salah satu jenis kelamin atau sebuah institusi keluarga, masyarakat atau
negara terhadap jenis kelamin lainnya. Peran gender telah membedakan karakter
perempuan dan laki-laki. Perempuan dianggap feminism dan laki-laki maskulin.
Pembedaan karakter tersebut melahirkan tindakan kekerasanAnggapan bahwa perempuan
itu lemah dan laki-laki kuat dijadikan alasan untuk memperlakukan perempuan semena-
yang berujung pada tindakan kekerasan. Contohnya yaitu, kasus pemerkosaan, KDRT,
prostitusi, dan pornografi.
Di antara bentuk kekerasan ini yaitu :
1. Pemerkosaan terhadap perempuan. Pemerkosaan terhadap kaum perempuan tidak hanya
dalam bentuk pemerkosaan seksual, tetapi juga sering terjadi pemerkosaan dalam bentuk
pemaksaan perkawinan oleh orang tuanya., sebab hakikat pemerkosaan yaitu pemaksaan
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan pemaksa sehingga pihak yang terpaksa
meraasa tidak rela melakukan perbuatan tersebut. Keterpaksaan itu terjadi akibat
ketidakberdayaan untuk melakukan perlawanan atau bias jadi ada perasaan takut
menghadapi ancaman dan sebagainya.
2. Tindakan pemukulan dan serangan fisik yang sering terjadi di dalam rumah tangga
(domestic violent). Termasuk dalam kekerasan ini ialah kekerasan terhadap anak didalam
rumah tangga (child abuse).
3. Penyiksaan organ kelamin (genital mutilation). Hal ini terjadi di dalam kulur masyarakat
tertentu yang memiliki kebiasaan menyunat alat kelamin anak-anak perempuan, padahal
penyunatan terhadap alat kelamin perempuan tidak diperintahkan.
4. Prostitusi atau pelacuran. Bentuk kekerasan ini, walaupun dilakukan oleh kaum
perempuan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga terutama
orang tuanya akan tetapi, tidak disadari berbagai kasus prostitusi selalu berdampak
kerugian di pihak perempuan, sedangkan yang memperoleh keuntungan dari pihak
prostitusi dan eksploitasi ini selalu di pihak mucikari. Terkadang yang lebih ironis adalah
pihak pemerintah sering kali melakukan razia terhadap PSK, tetapi di sisi lain pemerintah
seringkali menarik pajak yang besar dari kompleks-kompleks pelacuran yang dilokalisasi
oleh pemerintah. Kita menyadari bahwa pekerjaan pelacuran sering dipandang rendah oleh
masyarakat akan tetapi, justru di tempat-tempat pelacuran ini sering dikunjungi oleh
banyak orang.
5. Kekerasan terhadap kaum perempuan dalam bentuk pornografi. Pengertian pornografi
tidak hanya sekedar apa yang seringkali dibicarakan sebagai bentuk film-film yang
menayangkan aadegan seks, tetapi lebih luas ketika kaum perempuan dieksploitasi karena
memiliki bentuk tubuh yang menarik kaum laki-laki dalam bentu usaha komersial termasuk
di dalamnya dalah bintang-bintang iklan. Usaha komersial ini juga dikategorikan sebagai
bentuk pornografi dan porno-aksi kekerasan yang terselubung.
6. Kekerasan dalam bentuk pemaksaan sterilisasi dalam program Keluarga Berencana
(enforced sterilization). Pemaksaan pemakaian kontrasepsi terhadap kaum perempuan
selain digunakan sebagai alat untuk mencapai target-target pengendalian jumlah penduduk
oleh pemerintah. Kekerasan ini juga seringkali bertujuan untuk kepentingan seks dalam
kehamilan yang tidak dikehendaki dengan cara menggugurkan kandungan atau aborsi.
Tindakan ini sering kali diprakarsai oleh pria yang menghamili atau orang tua wanita yang
hamil di luar nikah.
7. Kekerasan terselubung (molestation). Kekerasan ini berbentuk tindakan memegang salah
satu oragan tubuh perempuan secara sengaja tanpa persetujuan yang dipegang. Kasus ini
banyak ditemui di tempat-tempat kerja, di tempat-tempat umum, seperti di angkutan
umum, dsb.
8. Kekerasan terhadap perempuan yang paling umum dan sering terjadi dan dilakukan
dalam masyarakat adalah berupa pelecehan seksual (sexual and emotional harassment).
Bentuk kekerasan ini sering terjadi adalah perhatian kaum lelaki yang tidak dikehendaki
oleh kaum perempuan. Sering kali pelecehan seksual terjadi dalam bentuk lelucon-lelucon
jorok secara vulgar yang di paparkan di deoan perempuan, menyakiti, membuat malu
dengan omongan kotor, hingga kasus dalam bentuk janji ketika kaum perempuan akan
menepati posisi pekerjaan tertentu dengan meminta imbalan pelayanan seks kepada
mereka. Berbagai kasus calon artis yang dijanjikan akan diorbitkan namanya di public,
kaum buruh migran perempuan yang akan dkirimkan ke luar negeri sering kali menjadi
korban seksual.
5. Ketidakadilan Gender Dari Aspek Beban Kerja Ganda
Beban ganda (double burden) artinya beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis
kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya. Contoh ketidakadilan gender
dalam aspek beban kerja dapat dilihat ketika perempuan masuk dunia kerja, sering
mendapat pekerjaan yang paling susah di pabrik atau kantor, dengan upah yang paling
rendah, sekaligus terus dibebani dengan banyak tugas rumah tangga seperti memasak,
mencuci, dan mengasuh anak-anak

Anda mungkin juga menyukai