SKRIPSI
(1810901010)
FAKULTAS PSIKOLOGI
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya keluarga adalah bagian terpenting didalam hidup seseorang
dan juga memiliki keluarga yang utuh dan lengkap adalah suatu kebahagiaan di
dalam diri setiap hubungan. Didalam sebuah pernikahan tidak akan tercapai apabila
tidak memiliki tujuan yang dapat memahami antara satu dengan yang lainnya.
Keluarga dapat dikatakan sebagai keluarga yang utuh apabila adanya kesatuan yang
terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak nya. Apabila seorang ibu yang hanya
memberikan nafkah serta membesarkan anak-anak nya setelah bercerai dengan
suami nya maka peran ibu yang sangat penting bagi anak-anaknya. Membesarkan,
mendidik, serta menahan rasa sakit setelah bercerai merupakan hal yang sangat
berat bagi seorang single mother apalagi jika dia tidak bisa membawa keadaan
dengan hal-hal positif. Sehingga dapat dikatakan bahwa seorang ibu yang telah
bercerai dan mengalami keadaan-keadaan yang pahit, membawa diri kedalam hal-
hal yang positif serta menghindari stress dengan yang positif maka dapat dikatakan
sebagai single mother yang hardiness (tangguh).
Single mother adalah sosok perempuan yang tangguh. Dimana seorang ibu
yang mengasuh anak-anak nya dengan sendiran tanpa adanya pendamping didalam
hidupnya. Selain merawat atau mengasuh anak nya seorang diri ia juga harus
bekerja keras untuk mencari nafkah dalam kehidupannya dan segala sesuatu
kebutuhan keluarga dia yang bertanggung jawab. Tentu tidak ada perempuan yang
ingin menjadi single mother apa lagi dengan kasus percerain, ntah itu suami nya
selingkuh atau memang sudah tidak bisa di jadikan sebagai kepala keluarga lagi.
Menurut Futzpatrick (dalam Karlinawati & Eko, 2010) Keluarga dapat di definisikan
melalui 3 sudut pandangan yaitu defisini struktural bahwa keluarga berdasarkan
suatu kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga seperti orang tua, anak da
kerabat lainnya. Definisi fungsional bahwa keluarga ini menekankan kepada
terpenuhnya tugas-tugas serta fungsi psikososial, sedangka definisi transaksional ini
sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman dengan melalui perilaku yang
muncul dengan rasa identitas sebagai keluarga.
Dalam suatu keluarga tentunya setiap orang menginginkan keluarga yang
utuh dan bahagia. Permasalahan serta persoalan tentu banyak kita temui terutama
pada kasus single mother yang terus berusaha untuk menghidupkan anak-anak nya.
Ketangguhan, ketahanan serta tahan banting nya ini lah yang menjadikan seorang
ibu untuk terus berusaha dalam menahan sakit hati maupun stress akibat perceraian
atau perpisahan dengan suami nya. Dalam suatu hubungan tentu memiliki rasa
kasih sayang yang kuat, namun tidak dapat kita pungkiri suatu permasalahan pasti
ada pada diri seseorang itu baik dia dalam menahan diri terhadap rasa sakit ataupun
rasa terpukul akibat harus berusaha mencari nafkah untuk anak-anak nya. Disekitar
saya ada single mother yang tidak ingin anak nya mengenal ayahnya dikarenakan
rasa sakit yang dialami oleh ibu nya. Stress dan bahkan tertekan yang dirasakan
oleh single mother ini belum lagi jikalau ingin makan harus mencari nafkah sendiri.
Seorang single mother di Kota Palembang bisa menahan rasa sakit dan
menjadi terbisa karena ditinggal suami nya dengan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti pada dirinya.
“Iyo cak sudah tau dewek kan ayuk waktu baru-baru cerai samo laki ayuk,
ayuk masih sempat sempat hubungi dio sebab masih ado raso jugo mano
belum tebiaso. Dari dio mulai selingkuh dengan sesame komplek kito tapi
ayuk masih nerimo dio untuk balek kerumah. Sampe sudah cerai ayuk masih
susah untuk lupoke dio dan ayuk pening nian duet dak katek, akhirnyo ayuk
begawe di salon dan disitu ngeraso dak stress nian dengan ado nyo
kesibukan.
Single mother tentu sosok perempuan yang benar-benar kuat dan tangguh,
belum lagi apabila dia di bicarakan oleh lingkungan sekitar nya ketika dia baru saja
bererai itu dapat membuat seorang ibu menjadi stress. Semua dia hadapi mulai dari
pembicaraan tetangga, anak yang menangis meminta uang jajan, belum lagi
bayaran listrik dan kebutuhan sehari-hari yang harus di penuhi ini yang sangat amat
membuat seorang single mother menjadi stress. Namun tidak mungkin akan
berlarut-larut dalam kestressan tersebut, pasti nya menari jalan keluar untuk
mengatasi hal itu. Sama seperti nya yang sudah peneliti lihat dari single mother
yang ditemuinya. Mencari kesibukan serta bekerja keras untuk menafkahi anak-anak
nya serta ada juga yang mencari wejangan lelaki lain untuk menghibur atau
memberikan semangat serta dukungan. Bekerja banting tulang tentu hal ini yang
menjadi sorotan kepada single mother sehingga kesuksesan yang ia miliki adalah
hasil jeri payah yang ia bangun selama menjadi sosok tulang punggung bagi
keluarganya.
Dengan dapat membuktikan bahwa single mother itu mampu menjadi ibu
sekaligus sosok ayah bagi anak-anak nya itu adalah yang sangat luar biasa, dari
keterpurukannya dia mampu bangkit dan menjadi contoh bagi anak-anak nya bahwa
apa yang di dunia ini bisa dilalui selagi kita selalu berpikir positif dan selalu
bersyukur apa yang telah dijalankan dalam hidup ini. Tentu penting dalam hal ini
kita melihat bagaimana keterpurukan yang sudah di alami oleh single mother mulai
dari harus berpisah atau bercerai dengan sosok laki-laki yang di cintai sampai
dengan bangkit didalam keterpurukan itu. Dari hal ini lah dapat kita ketahui
seberapa tangguh nya perempuan yang hanya menjalankan hidup mereka tanpa
adanya sosok suami. Sehingga terkadang perceraian itu terjadi pada saat anak-anak
mereka sudah dewasa. Itulah pada sosok wanita yang tangguh mereka dapat
menngurangi kejadian apa yang membuat mereka stress dan menjadikannya
sebagai hal yang positif.
L’Namira, Sylvia. La Tahzan For Single Mother. Jakarta: PT. Lingkar Pena
Kreativa.