Anda di halaman 1dari 10

SMK NEGERI 8 PALU

PROGRAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN


Jln. Soekarno-Hatta Kecamatan Matikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

BAB IV

POTENSI BAHAN GALIAN DAERAH PANEKI

4.1. Jenis-Jenis Bahan Galian

Berikut jenis-jenis bahan galian yang ada di Daerah Paneki yaitu:

• Bahan Galian Logam Emas (Au)


• Bahan Galian Logam Perak (Ag)
• Bahan Galian Logam Tembaga (Cu)
• Bahan Galian Logam Galena (Pb)
• Bahan Galian C Konglomerat (Material Urugan)
• Alluvial Sirtukil

Berikut ini penjelasan bahan-bahan galian di daerah Oloboju:


• Bahan Galian Logam Emas (Au)
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol
AU. (bahasa latin: ‘Aurum’) dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi
(Trivalent dan Univalem) yang lembak, menkilap, kuning, berat, “
Malleable”dan “Ductile”. Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya
tetapi terserang oleh Klorin, Flouri, dan Aqua Regia.Logam ini banyak
terdapat di Nugget emas atau serbuk di batuan dan di deposite alluvial dan
salah satu logam coinage.
Emas terbentuk di batuan beku dan batuan mtamorf yang di tandai
dengan adanya urat (vein), Emas terbentuk dari proses magmatisme atau
pengendapan di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses
metamorfisme yaitu kontak yang terjadi antara bebatuan dengan air panas
(hydrothermal) atau fluida lainnya. Genesis emas di kategorikan menjadi
dua yaitu endapan primer dan endapan plaser.
Ada cara pengolahan dengan metode sluice box atau dompeng. Alat
ini juga memanfaatkan massa jenis dari logam emas itu sendiri. Cara kerja

LAPORAN AKHIR UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2018 45


SMK NEGERI 8 PALU
PROGRAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
Jln. Soekarno-Hatta Kecamatan Matikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

dari alat ini yaitu dengan menyedot pasir dan bebatuan yang ada di dasar
sungai lalu mengalirkannya pada jalur yang telah di lengkapi dengan serat
atau karpet, sehingga emas akan mngendap pada serat atau karpet tersebut.
Cebakan emas primer dapat di tambang secara tambang terbuka (open pit)
maupun tambang bawah tanah (Underground mining).Sementara cebakan
emas sekunder umumnya di tambang secara tambang terbuka.

 Bahan Galian Logam Perak (Ag)


Perak adalah unsur logam dengan nomor atom 47, simbolnya adalah
Ag, dari bahasa latin argentum,dari akar PIE yang direkontruksi sebagai
*
h2erg-, “abu-abu” atau “bersinar” sebuah logam transisi lunak, putih, dan
berkilau, ia memiliki konduktivitas listril, konduktivitas termal, dan
reklektivitas tertinggi di antara semua logam. Logam ini terjadi secara
alamiah dalam bentuk murni, bentuk bebas (perak asli).
Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite (Ag 2S) dan
horn silver (AgCI).Perak juga berasal dari cebakan hodrotermal tipe
pengisian data uran- urat (fissure filling), biasanya berasosiasi dengan
mineral barit dan kerbonat. Bijih-bijih tima, timbal-timah,tembaga,
emas,dan perunggu-nikel merupakan sumber-sumber penting untuk
menebak perak.
Pengolahan dari bijih-bijih perak antara lain; Bijih yang sudah digiling
halus diklasifikasi akan menjadi 60% lewat saringan 200 mesh.Dalam
bentuk tabor diflotasi dengan flotasi “Ezil Fagergren”.Campuran antimony
dan arsen di pisahkan dengan sistim melindi (leach) Na2S.pengolahan dari
bijih-bijih perak antara lain; bijih yang sudah di giling halus di
klasifikasikan akan menjadi 60% lewat sarigan 200 mesh. Dalam bentuk
bubur diflotasi degan alat flotasi “Ezil Fagergren”.Campuran antimoni dan
arsen di pisahkan dengan sistim melindi (leach) Na2S.
Metode penambangan perak hampir sama dengan emas, emas cebakan
emas/perak dapat ditambang secara tambang terbuka (open pit) maupun

LAPORAN AKHIR UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2018 46


SMK NEGERI 8 PALU
PROGRAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
Jln. Soekarno-Hatta Kecamatan Matikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

tambang bawah tanah (underground mining). Sementara cebakan emas


sekunder umumnya ditambang secara tambang terbuka.

Foto. 4.1. Urat (vein) kuarsa yang mengandung emas dan perak dengan tebal 2-5 cm
pada batuan granit, difoto ke arah
Timur.

 Bahan Galian Logam Tembaga (Cu)


Tembaga adalah salah satu unsur kimia dalam tabel periodic yang
memiliki lamabng Cu dengan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari
bahasa latinCuprum.tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang
baik. Selain unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali.
Logam tembaga, proses genesanya berada lingkungan magmatik, yaitu
suatu proses yang berhubungan langsung dengan intrusi magma. Bila
magma mengkristal maka terbentuklah batuan beku atau produk-produk
lain. Pada keadaan tertentu magma dapat naik kepermukaan bumi melalui
rekahan-rekahan (bagian lemah dari batuan) membentuk terowong
(intrusi). Ketika mendekati permukaaan bumi, tekanan magma berkurang
yang menyebabkan bahan volatile terlepas dan temperature yang turun
menyebabkan bahan non volatile akan terinjeksi ke permukaan lemah dari

LAPORAN AKHIR UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2018 47


SMK NEGERI 8 PALU
PROGRAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
Jln. Soekarno-Hatta Kecamatan Matikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

batuan gamping (country rock) sehingga akan terbentuk pegmatite dan


hidrotermal.
Proses pengolahan ini biasanya dilakukan di wilayah eksplorasi bijih
tembaga/ tambang itu sendiri pabrik pengolahan (mill) menhasilkan
konsentrat tembaga dari biji yang ditambang melalui pemisahan mineral
berharga dari pengotornya. Langkah-langkah utamanya adalah
penghancuran, penggerusan, pengapungan, dan pengeringan.Penghancuran
dan pengerusan mengubah bongkah biji menjadi menjadi berukuran halus.
Penghalusan pengukuran butir berfungsi untuk membebaskan butiran yang
mengandung tembaga dan emas, serta untuk proses pemisahan dan
menyiapkan ukuran yang sesuai dengan proses selanjutnya. Untuk proses
crushing/ peremukan ada berbagai tipe yang kita kenal saat ini diantaranya
rotary crusher dan jaw crusher selanjutnya dilakukan pengerusan /
penghalusan biasanya sampai 75 kironmeter / 200 mesh mengunakan bal
mill (bola besi).
Penambangan tembaga biasa di lakukan dengan cara open pit mining
dan bisa juga dengan cara Undergroud mining, tergantung letak tembaga
itu sendiri, bila tembaganya berada di permukaan maka akan dilakukan
dengan cara open pit mining,dan bila tembaganya berada cukup dalam di
bawah tanah maka akan dilakukan dengan cara underground mining.

 Bahan Galian Logam Galena (Pb)


Galena atau galenit merupakan mineral berwarna abu-abu kebiruan
dengan kilap logam yang tersusun atas senyawa.Kristalnya berbentuk
kubus.Terdapat sebagai himpunan dalam batu gamping, batu pasir, atau
batuan sedimen lainnya.Galena merupakan bijih timbal terpenting, juga
merupakan sumber utama logam perak.
Proses terbentuknya galena Karen proses Hydotermal pada endapan
Mesotermal pada suhu 200-300oC. terdapat pada endapan sedimen dan

LAPORAN AKHIR UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2018 48


SMK NEGERI 8 PALU
PROGRAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
Jln. Soekarno-Hatta Kecamatan Matikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

metamorf. Berasosiasi dengan spalerit, kalkopirit, kalsit, dolomit, barit,


dan fluorit.
- Cara Pengolahan Galena
 Siapkanlah drum oli atau minyak, di belah dengan tinggi 60 cm.
Galihlah tanah dengan kedalaman 65 cm, untuk meletakkan drum
trsebut sehingga diameternya menyesuaikan drum. Lalu letakkan
drum tersebut di dalam lubang, kemudian kubur atau tutup sehingga
diameter lubang tanah tersebut menjadi 40 cm dengan tinggi 50 cm,
setelah itu lubang di cor menggunakan bata merah, semen pasir dan
semen halus sehingga memiliki diameter baru yaitu 30 cmm dan
tinggi 45 cm. setelah itu keringkan sampai benar-benar kering.
 Peralatan yang di perlikan : Sekop Cap Mata / Jipang., Sekop
Pengaduk (panjang 1.5’ meter), Blower 5’ inch., Pipa Besi (kalau bisa
nikel crome), Instalasi Pemasangan Hong., Gayung Stainless., dan
Cetakan Pb. Bahan-bahan: Pasir Galena 100kg., NAOH 25kg., Areng
60kg., Waterglass 2kg., dan CaCo3/ CaO4-5kg.
 Cara pengolahan galena: pertamacampurkanlah semua bahan kecuali
areng, kemudian masukkanlah areng kedalam tungku dan bakarlah
dengan sedikit minyak atau solar. Nyalakanlah blower untuk membuat
areng menyala merah membara, dan tambahkan areng lagi hingga
areng menutupi hong tersebut. Taburkanlah bahan sedikit demi sedikit
diatas tungku yang akan membuat bahan tersebut meleleh. Setelah itu
tambahkan lagi areng supaya menjadi kestabilan api agar tidak
mengecil api tersebut. Lakukan penjagaan kestabilan api selama
kurang lebih 2 jam dan setelah itu bersikan tungku dari kotoran atau
slax yang berbentuk seperti caramel. Bersikan kotoran tersebut dengan
sekop dan untuk bagian bawahnya gunakan areng untuk membantu
membersikan cairan Pb dari kotoran. Yang terakhir ambil cairan Pb
menggunakan gayung lalu tuangkan keatas cetakan.

LAPORAN AKHIR UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2018 49


SMK NEGERI 8 PALU
PROGRAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
Jln. Soekarno-Hatta Kecamatan Matikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

Metode penambangan glena umumnya menggunakan peledakan


atau membuka singkapan dengan alat berat kemudian mengambil
secara manual.

Foto. 4.2. Urat (vein) kuarsa yang mengandung tembaga


dan galena dengan tebal 2-5 cm pada batuan
granit, difoto ke arah Selatan.

 Bahan Galian C Konglomerat (Material Urugan)


Sirtu adalah singkatan dari pasir batu. Orang kadang menyebutnya
dengan gravel dan base course. Sirtu terjadi karena akumulasi pasir dan
batuan yang terendapkan di daerah yang relative lembab. Sirtu biasanya
tersebar di daerah aliran sungai.
Pembentukan sirtu yaitu dengan melalui proses yang disebut dengan
proses sedimentasi berawal dari pelapukan terhadap suatu batuan induk
kemudian mengalami proses transportasi melalui media baik itu air, udara
dan gletser, kemudian terendapkan pada suatu daerah dimana daya yang di
miliki oleh media yang membawanya sama dengan nol.
Penambangan sirtu adalah dengan cara menambang di open pit mining
(tambang terbuka) karena materialnya banyak terdapat di permukaan bumi.

LAPORAN AKHIR UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2018 50


SMK NEGERI 8 PALU
PROGRAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
Jln. Soekarno-Hatta Kecamatan Matikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

Foto. 4.3. Singkapan Konglomerat yang terdapat bahan galian material


urugan, difoto ke arah Selatan.

 Alluvial Sirtukil
Alluvial adalah jenis tanah yang terbentuk Karena endapan.Daerah
endapan terjadi di sungai, danau yang berada di dataran rendah, ataupun
cekungan yang memungkinkan terjadinya endapan.
Proses terbentuknya alluvial di mulai dari batuan yang mengalami
proses sedimentasi yaitu pembentukan endapan, pelapukan, transprtasi
yang dibentuk dari batuan sebelumnya. Alluvial biasanya terbentuk
didaerah pantai dan didaerah sungai dengan pola penyebaran pada derah
penlitian berkisar 35% dari seluruh luas daerah penelitian.

Pengolahan Tanah Alluvial

LAPORAN AKHIR UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2018 51


SMK NEGERI 8 PALU
PROGRAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
Jln. Soekarno-Hatta Kecamatan Matikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

 Pemberian pupuk P dapat meningkatkan ketersediaan hara dalam


tanah.
 Kapur pertanian dan pupuk kandang sangat dianjurkan untuk
meningkatkan produktifitas tanah alluvial.

Penambangan alluvial biasa dilakukan dengan cara tradisional, cara


tradisional ini biasanya dilakukan dengan cara menggali alluvial secara
manual, cara penambangan alluvial diperusahaan tambang biasa dilakukan
dengan mamakai eskavator.

Foto. 4.4. Endapan alluvial yang mengandung sirtukil, difoto ke


arah Utara.

4.2. Sebaran dan Lokasi Bahan Galian Daerah Oloboju


Berikut adalah penjelasan sebaran bahan galian yang berada di daerah
penelitian:
1. Bahan Galian Logam Emas (Au), Logam Tembaga (Cu), Logam
Perak (Ag), dan Logam Galena (Pb)
Emas (Au), Tembaga (Cu), Perak (Ag), dan Galena (Pb) banyak
terdapat di batuan granit dan diorite yang tersebar di wilayah

LAPORAN AKHIR UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2018 52


SMK NEGERI 8 PALU
PROGRAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
Jln. Soekarno-Hatta Kecamatan Matikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

pedataran, dan perbukitan Oloboju atau berada di sebelah Timur


daerah penelitian.
2. Bahan Galian C Konglomerat (Material urugan)
Singkapan bahan galian konglomerat (urugan) banyak terdapat di
wilayah perbukitan dan pegunungan Oloboju atau tepatnya berada di
wilayah sebelah Utara ke Selatan.

3. Alluvial Sirtukil
Alluvial sirtukil banyak tersebar di sepanjang Sungai Oloboju.
Untuk dapat mengetahui volume alluvial Oloboju dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:

V=pxlxt
= 2.500 m x 10 m x 5 m
= 125.000 m³
Ket:
V = Volume Alluvial Sirtukil
p = Panjang Sungai l =
Lebar Sungai t = Tebal
Alluvial
Jadi, volume potensi bahan galian alluvial sirtukil adalah = 125.000 m³

4.3. Potensi dan Kegunaan Bahan Galian Daerah Oloboju


Potensi dan kegunaan bahan galian yang terdapat di daerah Oloboju
yaitu:
1. Oloboju memiliki banyak potensi bahan galian emas, di daerah Oloboju
sendiri potensi emas terletak di sebelah timur yang yang berda pada
singkapan batuan Granit yang berada pada urat-urat (vein) dengan
ketebalan bervariasi antara 2-5 cm, dan ketebalan singkapan yaitu 650
meter. Kegunaannya yaitu sebagai perhiasan cincin, kalung, gelang,
medali penghargaan, dan lain-lain.

LAPORAN AKHIR UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2018 53


SMK NEGERI 8 PALU
PROGRAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN
Jln. Soekarno-Hatta Kecamatan Matikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

2. Oloboju memiliki banyak potensi bahan galian perak, didaerah Oloboju


sendiri potensi perak terletak di sebelah Timur yang berada pada
singkapan batuan Granit yang berada pada urat-urat (vein) dengan
ketebalan bervariasi antara 2-5 cm, dan ketebalan singkapan yaitu 650
meter. Kegunaannya yaitu sebagai perhiasan, perabotan perak, industry
kimia dan lain-lain.
3. Oloboju memiliki banyak potensi bahan galian tembaga, didaerah
Oloboju sendiri potensi tembaga terletak di sebelah Timur yang berada
pada singkapan batuan Granit yang berada pada urat-urat (vein) dengan
ketebalan bervariasi antara 2-10 cm, dan ketebalan singkapan yaitu 650
meter. Kegunaannya yaitu sebagai pembuatan coin, alat-alat listrik, dan
lain-lain.
4. Oloboju memiliki banyak potensi bahan galian galena, didaerah Oloboju
sendiri potensi galena terletak di sebelah Timur yang berada pada
singkapan batuan Granodiorit yang berada pada urat-urat (vein) dengan
ketebalan bervariasi antara 2-10 cm, dan ketebalan singkapan yaitu 650
meter. Kegunaannya yaitu sebagai pembuatan bahan pembuatan cat,
baterai dan lain-lain.
5. Bahan galian C konglomerat (material urugan/timbunan) dari seluruh
wilayah sebaran bahan galian menempati luas sekitar 30%, sirtu adalah
bahan yang belum terpadukan dan biasanya tersebar di daerah sepanjang
aliran sungai.
6. Oloboju memiliki banyak potensi alluvial (sirtukil), di daerah Oloboju
sendiri potensi alluvial terletak di semua aliran sungai Oloboju.
Keguanaannya yaitu sebagai bahan bangunan, pembuatan jalan, bahan
campuran semen, dan lain-lain. Ketebalannya sebesar ±5 m.

LAPORAN AKHIR UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2018 54

Anda mungkin juga menyukai