1D Keperawatan - Fina Kartika Damayanti.191202.penyembuhan Luka - Luka Bakar Grade II
1D Keperawatan - Fina Kartika Damayanti.191202.penyembuhan Luka - Luka Bakar Grade II
SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
NIM : 191202
KELAS : 1D KEPERAWATAN
B.ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh yang merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh,kulit terbagi atas 3 lapisan pokok yaitu ; Epidermis,dermis dan subkutan
atau subkutis ( Wibisono,2008 ).
1
1.) Epidermis
Lapisan epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Epidermis terdiri atas 5 lapisan ( dari
lapisan yang paling atas sampai yang terdalam ).
a) Stratum Korneum
Stratum korneum memiliki sel yang sudah mati,tidak mempunyai inti sel dan mengandung zat keratin.
b) Stratum Lusidum
Terdapat langsung dibawah lapisan korneum. Lapisan ini tampak lebih jelas pada kulit telapak kaki dan
telapak tangan.
c) Stratum Granulosum
Lapisan ini merupakan 2 atau 3lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti
diantaranya. Butir kasar ini terdiri dari keratohealin.
d) StratumSpinosum
Lapisan ini terdiri atas sel-sel kuboid atau agak gepeng dengan inti ditengah dengan nukleous dan
sitoplasma yang aktif menyintesis filament keratin.
e) Stratum Basal
Lapisan ini terdiri atas sel-sel selapis kuboid atau kolumnar yang tersusun vertical pada perbatasan antara
epidermis dengan dermis yang tersusun seperti pagar ( palisade ).
2.) Dermis
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang terdiri atas lapisan elastic dan fibrosa padat. Dermis
terdiri dari 2 lapisan yaitu :
a.) Pars Papilare
Lapisan ini merupakan lapisan tipis yang menonjol ke epidermis berisi ujung serabut saraf dan pembuluh
darah.
b.) Pars Retikulare
Lapisan ini merupakan lapisan tebal yang menonjol karah subkutan.
2
3.) Subkutan
Lapisan ini merupakan dibawah dermis atau hypodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini
terdapat jaringan ikat longgar yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan dibawahnya .
lapisan ini terdiri dari ujung-ujung saraf tepi,pembuluh darah dan getah bening saling bergandengan.
4.) Adneksa Kulit
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit,rambut dan kuku. Kelenjar kulit terdapat dilapisan
dermis,terdiri atas kelenjar keringat dan kelenjar palit. Terdapat 2 macam kelenjar keringat,yaitu kelenjar
ekrin yang berukuran kecil,terletak dangkal pada bagian dermis dengan sekret yang encer,dan kelenjar
apokrin yang lebih besar,terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental ( Djuanda,2003 ).
b. Fisiologi Kulit
Kulit memiliki banyak fungsi yang berguna dalam menjaga homeostatis tubuh. Fungsi-
fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi,absorbs,ekskresi,persepsi,pengaturan suhu tubuh
( thermoregulasi ),dan pembentukan vitamin D (Djuanda,2007 ). Kulit juga sebagai barrier infesi dan
memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan ( Harien,2010 ).
C. KLSIFIKASI LUKA
1.Berdasarkan sifatnya :
a.Luka akut
Adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang diharapkanatau dengan kata lain
sesuai dengan konsep penyembuhan luka akutdengan dikatagorikan sebgai
1.) Luka akut pembedahan , contoh insisi, eksisi dan skin graft
2.) Luka bukan pembedahan, contoh lika bakar
3.) Luka akut factor lain , contoh abrasi, laserasi, atau imnjuri padalapisan kulit superfisial
b. Luka kronis
Adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan atau bahkan kegagalan.
Contoh luka dekubitus, luka diabetes dan leg ulcer.
3
Berdasarkan Stadium
1) Stage 1Lapisan epidermis utuh, namun terdengan eritema atau perubahan warna
2) Stage 2Kehlangan kulit superficial dengan kerusakan lapisan epidermis dandermis, eritema di
jaringan yang nyeri panas, dan edema.
3) Stage 3Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub kutan, denganterbentuknya rongga
(cavity), eksudat sedang samapi banyak.
4) Stage 4Hilangnya jaringan sub kutan dengan terbentuknya rongga yangmelibatkan otot, tendon,
dan atau tulang. Eksudat sedang sampai banyak.
4
g) Luka bakar (combustion),luka yang disebabkan oleh rauma panas,listrik,kimiawi,radiasi
atau suhu dingin yang ektrem.
Berdasarkan Tampilannya
a. Nekrotik (Hitam),eschar yang mengeras dan nekrotik,mungkin kering atau lembab
b. Sloghy (Kuning),jaringan mati yang fibrous
c. Terinfeksi (Kehijauan),terdapat tanda-tanda klinis adanya infeksi seperti nyeri
d. Panas,bengkak,kemerahan dan peningkatan eksudat
e. Granulasi (Merah),jaringan granulasi yang sehat
f. Epitalisasi (Pink),terjadi epitalisasi
5
Diabetes Militus ada a adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter dengan tanda-tanda
hiperglikemia dan glukosuria,disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik,sebagai
akibat dari kurangnya insulin efektif didalam tubuh,gangguan primer terletak pada metabolisme lemak dan
protein ( Askandar,2000 ).
Diabetes Militus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau
intensitifitas sel terhadap insulin ( Corwin,2001 ).
6
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi karena tubuh
mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak
antibodi dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
3) Tumor
Tumor dalam konteks gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tapi
pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan
permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.
4) Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke
area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.
5) Fungsio Laesa
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika luka di kaki
mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa
berjalan.
F. ETIOLOGI LUKA
a.Vulnus scissum, merupakan luka sayat akibat benda tajam,pingir lukanya rapi
b.Vulnus contusum, merupakan luka memar karena cedera pada jaringan awah kulit akibat benturan
benda tumpul
c. Vulnus laceratum, merupakan luka robek akibat terkena mesin benda lainnya yang menyebabkan
robeknya jaringn rusak dalam
d.Vulnus Puncture, merupakan luka tusuk yang kecil di bagian luar (di bagian mulut) tetapi besar di
bagian dalam luka
e.Vulnus sclopetaru, merupakan luka tembak akibat tembakan peluru
f. Vulnus morsum, merupakan luka gigitan yang tidak elas bentuknya pada bagian luka
g. Vulnus abrasion, merupakan luka terkikis yang terjadi pada luka dan tidak sampai kepembuluh
darah
7
G. DERAJAT KONTAMINASI LUKA
a.) Luka bersih :luka elektif, bukan emergency, tidak disebabkan oleh trauma, ditutup secara primer tidak
ada tanda inflamasi akut, prosedur aseptik dan antiseptic dijalankan dengan baik, tidak melibatkan traktus
respiratorius, gastrointestinal, bilier dan genitourinarius. Kulit di sekitar luka tampak bersih, tidak ada tanda
inflamasi. Jika luka sudah terjadi beberapa saat sebelumnya, dapat terlihat sedikit eksudat (bukan pus),
tidak terlihat jaringan nekrotik di dasar luka. Risiko infeksi <2%.
b.) Luka bersih terkontaminasi : luka urgent atau emergency tapi bersih, tidak ada material kontaminan
dalam luka. Risiko infeksi <10%. Luka bersih terkontaminasi
c.) Luka terkontaminasi : tampak tanda inflamasi non-purulen; luka terbuka < 4 jam; luka terbuka kronis;
luka terbuka dan luas (indikasi untukskin grafting); prosedur aseptic dan antiseptic tidak dijalankan dengan
baik; risiko infeksi 20%. Luka terkontaminasi
d.) Luka kotor/ terinfeksi : tampak tanda infeksi dikulit sekitar luka, terlihat pus dan jaringan nekrotik; luka
terbuka > 4 jam; terdapat perforasi traktus respiratorius, gastrointestinal, bilier atau genitourinarius, risiko
infeksi 40%.
8
d. Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka.
e. Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk mempertahankan diri dari
mikroorganisme.
f. Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri.
Managemen perawatan luka :
T : Tissue management
I : Inflamation and infection control
M : Moisture balance
E : Epithelial advancement
Fisiologi penyembuhan luka secara alami
akan mengalami fase-fase seperti dibawah ini (Perdanakusuma, 2007) :
1.) Fase inflamasi adalah adanya responsvaskuler dan seluler yang terjadi akibatperlukaan yang terjadi
pada jaringan lunak.Tujuan yang hendak di capaiadalahmenghentikan perdarahan danmembersihkan area
luka dari benda asing,sel-sel mati dan bakteri untukmempersiapkan dimulainya prosespenyembuhan.
2.) Proses kegiatan seluler yang penting padafase ini adalah memperbaiki danmenyembuhkan luka dan
ditandai denganproliferasi sel. Peran fibroblas sangatbesar pada proses perbaikan, yaitubertanggung jawab
pada persiapanmenghasilkan produk struktur protein yangakan digunakan selama proses rekonstruksi
jaringan.
3.) Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelahperlukaan dan berakhir sampai kurang lebih12bulan.
Tujuan dari fase maturasiadalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi
jaringanpenyembuhan yang kuat dan bermutu.
I. KOMPLIKASI
1.) Infeksi, terjadi bila terdapat tanda - tanda seperti kulit kemerahan, demam atau panas, rasa nyeri dan
timbul bengkak, jaringan di sekitar luka mengeras, serta adanya kenaikan leukosit.
2.) Dehiscene, merupakan pecahnya luka sebagian atau seluruhnya yang dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti kegemukan, kekurangan nutrisi, terjadinya trauma, dsb. Sering ditandai dengan kenaikan
suhu tubuh (demam), dan rasa nyeri pada daerah luka.
3.) Eviceration, yaitu menonjolnya organ tubuh bagian dalam kearah luar melalui luka. Hal ini dapat terjadi
jika luka tidak segera menyatu dengan baik akibat proses penyembuhan yang lambat.
4.) Perdarahan, ditandai dengan adanya perdarahan disertai perubahan tanda vital seperti kenaikan denyut
nadi, kenaikan pernapasan, penurunan tekanan darah, melemahnya kondisi tubuh, kehausan, serta
keadaan kulit yang dingin dan lembab.
J. PENATALAKSANAAN
Perawatan luka yang dilakukan di rumah sakit salah satunya dengan NaCl 0,9%. Normal salin atau
NaCl 0,9% merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari
kondisi kering, menjaga kelembaban sekitar sekitar luka dan membantu luka menjalani proses
penyembuhan. Perawatan menggunakan normal salin untuk mempertahankan permukaan luka agar tetap
lembab sehingga dapat meningkatkan perkembangan dan migrasi jaringan epitel. Membersihkan luka
secara hati-hati denghan normal saline dengan memasang balutan yang di basahi normal saline (basah-
10
basah, lembab-basah) merupakan cara yang sering digunakan untuk menyembuhkan luka dan melakukan
debridment luka basah-kering (Wahyuni, 2014).
Penelitian dilakukan (Rostini dkk, 2013) menunjukan bahwa ada pengaruh perawatan luka dengan
NaCl 0,9% terhadap lama hari rawat pasien. Pasien yang di rawat luka dengan NaCl 0,9% memiliki waktu
hari rawat yang lebih cepat. Natrium chloride (NaCl) dapat digunakan untuk membersihkan luka karena
NaCl 0,9% ini sendiri mengandung isotonic dan tidak akan mengganggu penyembuhan luka. Larutan NaCl
ini dimaksudkan untuk mencuci daan merendam luka atau lubang operasi, sterilisasi ini sangat penting
karena cairan tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat
infeksi dapat terjadi dengan mudah (Inaya, 2013). Cairan NaCl 0,9% biasanya digunakan di rumah sakit
Karena cairan tersebut aman di gunakan untuk merawat luka (Setio, 2012).
A. PENGKAJIAN
Pengkajian luka seharusnya dilakukan secara holistic yang bermakna bahwa pengkajian luka
bukan hanya menentukan mengapa luka itu ada namun juga menemukan berbagai factor yang
dapat menghambat penyembuhan luka ( Carvile K. 1998 )
1. Riwayat Keperawatan
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama,umur,jenis
kelamin,pendidikan,pekerjaan,alamat,No.Rm dan diagnose medis.
a. Riwayat luka
- Mekanisme terjadinya luka
- Kapan terjadinya luka
- Dimana pasien mendapatkan luka tersebut
- Perdarahan dan jumlah darah yang keluar
b. Riwayat kesehatan saat ini
- Rasa nyeri : rasa nyeri pada luka kronis dirasakan sebagai nyeri hebat,persisten dan
mengakibatkan pasien sulit tidur,gangguan emosi,rendah diri serta depresi
- Gejala Infeksi : kemerahan,bengkak,demam,nyeri
- Gangguan Fungsi Motorik atau Sensorik : menunjukkan kemungkinan terjadinya kerusakan
otot,ligamentum,tendon/saraf
c. Riwayat Kesehatan dan penyakit pasien
Menilai faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka dan pemilihan regimen
penanganan luka,yaitu :
- Dehidrasi
11
- Gangguan keseimbangan elektrolit mempengaruhi fungsi jantung,ginjal,metabolism
seluler,oksigenasi jaringan dan fungsi endokrin.
- Status psikologis pasien berpengaruh pada pemilihan regimen terapi yang tepat bagi pasien
tersebut
- Status nutrisi
- Berat badan
- Vaskularisasi ke area luka
- Respon imun
- Penyakit kronis
- Radioterapi
- Riwayat alergi : makanan,obat ( anestetik,analgetik,antibiotic,desinfektan,komponen
benang,lateks/plester,dll )
d. Riwayat penanganan luka yang sudah diperoleh
- Status vaksinasi tetanus
- Penutupan luka : jahitan,balutan
- Penggunaan ramuan-ramuan topical
- Penggunaan antibiotika
Kaji karakteristik PQRST
- P ( Palliative ) : aktivitas yg membuat nyeri semakin parah
- Q ( Quality ) : bagaimana nyeri yang dirasakan apakah terasa tajam,tumpul,tertindih benda
berat,tertusuk-tusuk
- R ( Region ) : dilokasi mana nyeri dirasakan
- S ( Severity ) : intervensi nyeri
- T ( Time ) : kapan nyeri mulai dirasakan
Kaji riwayat nyeri
- Untuk menentukan lokasi nyeri yg spesifik,minta klien untuk menentukan/menunjuk area
nyerinya.
- Intensitas nyeri luka bakar ( untuk anak-anak > 3 tahun dan orang dewasa )
12
Skala Angka nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale)
0 = tidak ada rasa nyeri / normal
1 = nyeri seperti gatal gigitan nyamuk
2 = terasa nyeri seperti dicubit/melilit
3 = nyeri sangat terasa seperti ditonjok bagian wajah atau disuntik
4 = nyeri yang kuat seperti sakit gigi dan nyeri disengat tawon
5 = nyeri yang tertekan seperti terkilir, keseleo
6 = nyeri yang seperti tertusuk-tusuk menyebabkan tidak fokus dan komunikasi terganggu.
7 = nyeri yang menusuk begitu kuat menyebabkan tidak bisa berkomunikasi dengan baik
dan tidak mampu melakukan perawatan sendiri.
8 = nyeri yang begitu kuat sehingga menyebabkan tidak dapat berfikir jernih.
9 = nyeri yang menyiksa tak tertahankan sehingga ingin segera menghilangkan nyerinya.
10 = nyeri yang tidak terbayangkan dan tidak dapat diungkapkan sampai tidak sadarkan diri
SKALA NUMERIK NYERI
Kategori dalam skala nyeri Bourbanis sama dengan kategori VDS, yang memiliki 5kategori dengan
menggunakan skala 0-10. Menurut AHCPR (1992), kriteria nyeri pada skalaini yaitu:
a. 0 : Tidak nyeri
b. 1-3 : Nyeri ringan, secara objektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
c. 4-6 : Nyeri sedang, secara objektif pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasinyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
d. 7-9 : Nyeri berat, secara objektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masihrespon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak
13
dapatmendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi
e. 10 : Nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
- Pemeriksaan tanda-tanda vital
- Kesan umum,kesadaran,postur tubuh,warna kulit,turgor kulit,dan kebersihan diri
- Gejala cardinal : suhu,nadi,tekanan darah dan respirasi
- Keadaan Fisik :
Menilai status gizi
Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan kardiovaskuler
Pemeriksaan dari kepala sampai ektermitas bawah
1.) Inspeksi : kaji kulit,warna membrane mukosa,penampilan umum,keadkuatan
sirkulasi sistemik,pola pernafasan,gangguan dinding dada.
2.) daerah nyeri tekan,meraba benjolan atau aksila dan jaringan payudara,sirkulasi
perifer,adanya nadi perifer,temperature kulit,warna dan pengisian kapiler
3.) Perkusi : mengetahui cairan abnormal,udara di paru-paru,atau kerja diafragma
4.) Auskultasi : bunyi tidak normal,bunyi murmur serta bunyi gesekan,atau suara
napas tambahan
- Penilaian adanya infeksi : gejala dan tanda umum,gejala dan tanda local
- Penilaian terhadap terjadinya kerusakan struktur dibawah luka ( pembuluh
darah,saraf,ligamentum,otot,tulang )
- Melihat adanya benda asing atau bahab-bahan pengontaminasi pada luka misalnya :
tanah,pecahan kaca atau benda asing lain. ( Menurut Bursaids 1998 )
- Melihat ukuran,kedalaman dan lokasi luka. ( Menurut Bursaids 1998 )
- Adanya drainase,pembengkakan,bau yang kurang sedap dan nyeri pada daerah luka
3. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah lengkap
GDA
Elektrolit Serum
Natrium Urin
BUN/Kreatinin
14
Loop aliran volume
EKG
Fotografi Luka ( Menurut Doengoes,2000 )
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.) Gangguan rasa nyaman nyeri
2.) Kekuragan volume cairan ( Hipovolemia )
3.) Resiko Tinggi Infeksi
4.) Gangguan integritas kulit
B. PERENCANAAN
Tujuan Intervensi terhadap Luka
Meningkatkan homeostatis luka
Mencegah infeksi
Mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut
Meningkatkan penyembuhan luka
Mempertahankan integritas kulit
Mengembalikan fungsi normal
Memperoleh rasa Nyman ( mengurangi nyeri )
Rencana tindakan
1. Mencegah terjadinya infeksi dengan cara menjaga/mempertahankan agar luka tetap dalam
keadaan bersih
2. Mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka dengan cara melakukan
perawatan luka secara aseptik
Adapun intervensi lainnya
o Diet makanan sehat : memenuhi kebutuhan energi dan protein
o Minum yang cukup
o Medikasi
o Aktivitas
o Tidak merokok
o Pasang balutan sesuai jenis luka
C. PELAKSANAAN
1. Membina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga
2. Memonitor tanda-tanda vital dan infeksi
3. Menganjurkan pasien untuk cukup istirahat,ubah posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
4. Menganjurkan pasien untuk memberitahu perawat tentang lukanya
5. Mengajarkan teknik relaksasi
15
6. Melakukan kolaborasi untuk memberi antibiotik
7. Memberika suplemen vitamin dan mineral
D. EVALUASI
1. Evaluasi terhadap masalah luka secara umum dapat dinilai dari sempurnanya proses penyembuhan
luka,tidak ditemukan adanya tanda radang,tidak ada perdarahan,luka dalam keadaan bersih & tidak
ada keloi/skiatrik
2. Mengevaluasi penyembuhan luka secara terus menerus yang dilakukan selama mengganti
balutan,saat terapi diberikan & saat klien berusaha melakukan sendiri perawatan lukanya
3. Mengevaluasi setiap intervensi yang dilakukan untuk mempercepat penyembuhan luka &
membandingkan kondisi luka dengan data pengkajian
4. Mencari tahu kebutuhan klien & keluarga tentang peralatan bantuan tambahan
SUMBER/REFERENSI:
https://id.scribd.com/doc/211820662/Askep-Perawatan -Luka
https://www.academia.edu/33854351/Konsep_Dasar_Luka_and_ASKEP_LUKA
https://www.academia.edu/36133992/STANDAR_ASUHAN_KEPERAWATAN_LUKA
Singer, A.J., Dagum, A.B. Current Management of Acute Cutaneous Wounds, N Engl J Med 2008; 359: 1037-
46.
Sinha, S.N., 2007, Wound Debridement: Doing and Teaching, Primary Intention, 15; 4: 162 – 164.
Slachta, P.A, 2008, Caring for Chronic Wounds : A Knowledge Update, American Nurse Today Volume 3,
Number 7 : 27-32.
Thomsen, T.W., Barclay, D.A., Setnik, G.S., 2006, Basic Laceration Repair, N Engl J Med; 355: e18.
Weller, C., Sussman, G, Wound Dressings Update, J Pharm Pract Res 2006; 36: 318-24
16
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn.Y No. RM :
17
Diagnosa Medis: Combustio Grade II luas 32%
F. Genogram
18
G. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Bersih Kurang bersih
Bahaya Kecelakaan Ada Ada
Polusi baik Kurang baik
Ventilasi Cukup baik Cukup
Pencahayaan Baik Baik
20
1. Gambaran : Klien mengatakan lukanya akan sembuh dan ingin pulang
2. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin beraktivitas kembali seperti sedia
kala
3. Harga diri : Klien tidak merasa malu dengan perawat yang baru dilihatnya
4. Peran : Klien seorang px diunit perawatan 3A dan klien pun kooperatif terhadap proses
keperawatan yang diberikan
5. Identitas diri : Klien seorang ayah dengan 2 orang anak. Sehari-hari klien bekerja sebagai
wiraswasta
O. Pola Peran dan Hubungan
1. Peran dalam keluarga: kepala keluarga
2. Sistem pendukung: suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain, sebutkan:
3. Kesulitan dalam keluarga: -
( ) hubungan dengan orang tua ( ) hubungan dengan pasangan
( ) hubungan dengan sanak saudara ( ) hubungan dengan anak
( ) lain-lain sebutkan,
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: -
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : -
P. Pola Komunikasi
1. Bicara ( √ ) Normal ( ) bahasa utama
( ) Tidak jelas ( ) bahasa daerah
( ) bicara berputar putar ( ) rentang perhatian
( √ ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( √ ) afek positif
Q. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( √ ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti
R. Pola Nilai dan Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, dan kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan di rumah (jenis dan frekuensi) : Sholat 5 waktu
dan berdzikir
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS : Dalam menjalankan ibadah sholat
px dibantu oleh keluarga sesuai kemampuannya dengan cara berbaring
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melakukan ibadahnya : Klien ingin sembuh tinggi dan
percaya pada pengobatan
21
S. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
Kesadaran : CM (E4 M6 V5)
Tanda tanda vital :
Tekanan Darah : 100/60 mmHg Suhu : 37,5°C
Nadi : 98x/menit RR : 28x/menit
Tinggi Badan : 168 cm Berat Badan : 70 kg
GCS : 15 ( E4,M6,V5)
2. Kepala & Leher
a. Kepala
Bentuk: simetris
Massa: tidak ada massa
Distribusi rambut: merata
Warna kulit kepala: putih
Keluhan: pusing/sakit kepala/migraine, lainnya: tidak ada
b. Mata
Bentuk: simetris
Konjungtiva: tidak anemis
Pupil: ( √ ) reaksi terhadap cahaya ( + ) isokor ( ) miosis ( ) pin point ( ) midriasis
Tanda radang: tidak ada
Fungsi penglihatan: normal
Penggunaan alat bantu: tidak ada
c. Hidung
Bentuk : simetris
Warna : seperti warna kulit
Pembengkakan : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
Sinus : tidak ada
d. Mulut & Tenggorokan
Warna bibir : pucat
Mukosa : bibir kering
Ulkus : tidak ada
Lesi : tidak ada
Massa : tidak ada
Warna lidah : merah muda
Perdarahan gusi : tidak ada
Karies : tidak ada
Gangguan bicara :tidak ada
e. Telinga
Bentuk : simetris ka/ki
Warna : warna kulit
Lesi : tidak ada
Massa : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
f. Leher
Kekakuan : tidak ada
Benjolan/massa : tidak ada
22
Vena jugularis : tidak terdapat pembesaran vena jugularis
Nyeri : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Keterbatasan gerak : tidak ada
Keluhan lain : tidak ada
3. Thorak & Dada
Jantung
- Inspeksi : sesak(-),sianosis(-),konjungtiva anemis,px idak mengalami keringat
dingin,clubbing finger(-)
- Palpasi : Nadi 88x/menit reguler,kedalaman dangkal dan kuat,irama regular,peningkatan
JVP(-)
- Perkusi :
- Auskultasi : irama bunyi jantung reguler,suara lub-dub ( S1-S2 timbul akibat penutupan
katupntrikuspidalis dan mitralis).
Paru
- Inspeksi : pergerakan ssat inspirasi dan ekspirasi dada seimbang,terdapat luka
bakar,frekuensi napas 28x/menit.
- Palpasi : pengembangan paru simetris
- Perkusi : dada bunyi resonance,irama teratur
- Auskultasi : suara napas vesikuler dan broncovasikuler,ronchi tidak ada,cracles tidak ada
8. Ekstremitas (kekuatan otot, kontraktur, deformitas, edema, luka, nyeri/nyeri tekan, pergerakan)
Atas : terpasang infus di tangan kiri,tidak ada oedem,pergerakan kurang baik karena terdapat
luka bakar,kekuatan otot 5
Bawah : tidak ada oedem,pergerakan kurang baik karena terdapat luka bakar,kekuatan otot 5
23
T. Hasil Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, USG, Rontgen, MRI)
KARBOHIDRAT
GD sewaktu 163 70-100 mg/dL
FAAL GINJAL
Ureum 49 15-45 mg/dL ( Meningkat )
Kreatinin 0,65 0,7-1,4 mg/dL ( Meningkat )
ELEKTROLIT
Na 136 137-147 mmol/L
K 3,3 3,6-5,4 mmol/L ( Menurun )
Ca 1,16 1,15-1,9 mmol/L
PEMERIKSAAN RONTGEN
- Thorax foto
o Cor : sinuse dan diafragma,normal
o Pulmo : hili kasar,gerakan bertambah,tidak tampak infiltrate
o Kesan : tidak Nampak pembesaran jantung,tidak tampak KP aktif
- EKG : irama reguler
U. Terapi (Medis, RehabMedik, Nutrisi)
a.) RL : 50 tts/menit
b.) Injeksi Ceftriaxone 2x1
V. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
W. Kesimpulan
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
X. Perencanaan Pulang
Tujuan Pulang : Rumah
Transportasi pulang :Mobil pribadi
Dukungan keluarga : Motivasi
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : tidak ada
Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang : Sedia kotak P3K dan obat-obatan luka
Pengobatan : diberikan resep salep bacitracin
Rawat jalan ke : Rumah
Hal hal yang perlu diperhatikan di rumah : Saat berkontak dengan bahan kimiawi,listrik ataupun
ledakan harus hati-hati dan diperhatikan
Keterangan lain : tidak ada
Malang,
Pengkaji
24
__________________
ANALISA DATA
25
Ds :
TTV
TD : 100/60 mmHg
N : 98x/menit
S : 37,5°C
RR : 28x/menit
ANALISA DATA
26
Hipovolemia
2. Luka Bakar
Ds : ↓
Klien mengatakan badannya Efek terhadap kulit
terasa lema dan mudah haus ↓
Jaringan kulit terbuka
↓
Kehilangan lapisan kulit
↓
Evaporasi berlebihan
Do : ↓
-Konjungtiva anemis Kehilangan cairan intravaskuler
-Bibir tampak pucat ↓
-Hb : 8,2 ( 12-16 mg/dL ) Merangsang pusat haus
Menurun ↓
-Kalium : 3,3 ( 3,6-5,4 Penurunan kebutuhan cairan
mmol/L ) Menurun ↓
Kehilangan volume cairan
( Hipovolemia )
1. 17 APRIL 2017 Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan 18 April 2017
integritas kulit d.d klien mengeluh nyeri didaerah
luka
Ds :
-klien mengeluh nyeri pada daerah luka
-klien mengeluh kulitnya kaku
Do :
-px tampak meringis kesakitan dengan skala nyeri 5
( sedang )
-terdapat luka bakar pada daerah tangan,kaki,dada
dan perut.
Dengan frekuensi luka bakar pada tangan kiri
4%,tangan kanan 4%,kaki kanan 8%,kaki kiri
6%,dada dan perut 10%. Luka bakar grade II 32%
TTV
TD : 100/60 mmHg
N : 98x/menit
S : 37,5°C
RR : 28x/menit
Ds :
-Klien mengatakan badannya terasa lemas dan
mudah haus
Do :
-konjungtiva anemis
-bibir tampak pucat
-Hb : 8,2 ( 12-16 mg/dL ) Menurun
-kalium : 3,3 ( 3,6-5,4 mmol/L )
29
1. 17 Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Tujuan : Manajemen Nyeri
APRIL kerusakan integritas kulit d.d Setelah dilakukan intervensi Observasi
2017 klien mengeluh nyeri didaerah keperawatan selama 2x24 jam 1. Periksa KU & Tanda-tanda vital
luka nyeri berkurang dengan mengukur TPPRS
Dengan Kriteria Hasil : 2. Identifikasi lokasi dan skala nyeri
- klien mengatakan nyer
berkurang Terapeutik
- klien tampak tnang 3. Kontrol lingkungan yang
- skala nyeri < 3 memperberat rasa nyeri
Tekanan Darah 4. Atur posisi klien senyaman mungkin
- sistole : 90-140 mmHg dan melakukan teknik manajemen nyeri
- diastole : 60-90 mmHg dengan distraksi dan relaksasi.
5. Ajarkan melakukan teknik distraksi
( Berdzikir )
Edukasi
6. Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
7. Ajarkan teknik nonfarmakologis
Kolaborasi
8.Kolaborasi pemberian analgetik
Nama / Usia : Tn Y Dx
/ No.Reg :
30
2. 17 Kekurangan volume Tujuan : Manajemen Hipovolemia
cairan b.d evaporasi
APRIL berlebihan akibat Dalam waktu 2x24 jam Observasi
keseimbangan cairan klien
2017 permeabilitas kapiler
d.d klien mengatakan terpenuhi. 1.Periksa terjadinya hypovolemia
merasa haus Dengan Kriteria Hasil :
2.Monitor intake dan output cairan
-Klien tidak kehausan
Terapeutik
-Mukosa bibir lembab
3.Hitung kebutuhan cairan
-Denyut nadi stabil
Edukasi
Kolaborasi
31
Nama : Tn. Y Ruangan : ______________________ RM No. :
No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx Jam
1. 17 April
2017
09.00 1.Memeriksa tanda-tanda vital dengan hasil S:
( KU : sakit berat,TD : 140/100 mmHg,N : 88x/menit,S :36,8 °C,RR : klien mengatak
24x/menit ) ini,klien juga m
09.15 2.Mengidentfikasi skala,lokasi,dan penyebaran infeksi dengan hasil ( skala setelah diberi te
5,penyebaran infeksi tidak ada ) sedikit merasa t
09.30 3. Mengonttol lingkungan agar nyaman dengan hasil ( Klien ditempatkan O:
diruang isolasi dan ditunggu oleh keluarga ) Luka bakar terd
09.45 4. Mengatur posisi klien seperti duduk dengan hasil ( Klien bersedia duduk tampak mering
diatas bed tempat tidur yang sudah dianjurkan oleh perawat) TTV : TD = 140/
5. Mengajarkan klien untuk melakukan teknik relaksasi dengan hasil ( klien N = 88x/
mampu mengikuti saran dari perawat yaitu melakukan teknik relaksasi S = 36,8x
dengan cara tarik nafas dalam ) RR = 24x/m
6. Mengajarkan klien untuk melakukan teknik distraksi dengan hasil ( klien A:
sudah mampu menemukan teknik distraksi yang tepat untuk dirinya yaitu Gangguan rasa
berdzikir )
7. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat dengan hasil ( klien P:
mampu minum obat analgetik secara rutin dengan anjuran dan arahan yang Lanjutkan inter
sudah diberikan oleh perawat I :
8. Mengajarkan teknik non-farmakologis seperti mendengarkan musik agar -Mendengarkan
klien lupa terhadap neyrinya -Menjelaskan
9. Mengkolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian obat analgetik diagnose,pengo
seperti ibu profen dan naproxen 200-400 mg dosis 4-6jam sekali agar nyeri - Memonitor ttv
dapat berkurang dengan hasil ( pasien mau meminum obat yang telah di - Memberikan
berikan oleh perawat ) naproxen 200-4
dapat sedikit be
E:
-Klien menjelas
perasaanya tida
- TTV : TD = 140
32
N = 88x
S = 36,
RR = 24x
R:
Tujuan Tercapa
E:
-Klien menjelas
botol setiap har
-klien mendeng
perawat menga
-TTV ; TD : 140/
N : 88x/
S : 36,8
RR : 24x
R:
Tujuan tercapai
A:
Hipovolemia hil
P:
-Rencana tindak
-Tetap berikan
-Tetap monitor
-Tetap monitor
I:
-Memonitor int
-Memberikan te
-Memonitor TT
E:
TTV : TD : 120/9
N : 90x/
S : 36°C
RR : 20x/m
R:
Tujuan Tercapa
36
37
38