Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup


bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
(Sulaiman Sastrawinata).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup
didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).

Di negara berkembang, saat melahirkan dan minggu pertama setelah melahirkan merupakan
periode kritis bagi ibu dan bayinya. Sekitar seperempat hingga separuh kematian bayi berumur
kurang dari satu tahun terjadi dalam minggu pertama.

Seorang ibu harus memasuki proses persalinan dan melahirkan dengan pengetahuan cukup
mengenai tahap – tahap persalinan, cara mengatasi rasa sakit tanpa obat – obatan, dan efek
samping yang mungkin timbul karena pemakaian obat – obatan untuk persalinan. Oleh sebab itu
diperlukan peranan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu bersalin.

B.       Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimana asuhan


keperawatan intranatal?”

C.      Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan


pengetahuan dapat   memberikan   informasi   dan pemahaman mengenai asuhan keperawatan
intranatal

D.      Metode

Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini diantaranya melalui media literatur
perpustakaan dan elektronik.
E.       Sistematika

Secara umum makalah ini terbagi menjadi tiga bagian diantaranya; BAB I tentang Pendahuluan,
BAB II yang berisi Pembahasan dan BAB III tentang kesimpulan dan saran.

BAB II
KONSEP DASAR INTRA PARTUM

A.    Pengertian
1. Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Sulaiman Sastrawinata).
2.   Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup di
dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).

B.     Beberapa Istilah Yang Ada Hubungan Dengan Persalinan/Partus


1.      Menurut Cara Persalinan
a.      Partus normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri,
tanpa bantuan alat, serta tidak melukai bayi dan ibu, yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam.
b.      Partus abnormal, Partus buatan yaitu persalinan pervaginam dengan bantuan alat atau melalui
dinding perut dengan operasi caesarea
c.       Partus anjuran dimana kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan ketuban.
2.      Istilah-Istilah Berdasarkan Umur Kehamilan
a.      Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup
(viables), Pengeluarannya sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan berat badan kurang dari 500
g.
b.      Partus Prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan antara 28 – 36 minggu,
janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000 – 2500gr
c.       Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin
matur, berat badan diatas 2500 gram
d.      Partus post maturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu
partus yang ditaksir, janin disebut post matur.
e.      Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas beca
dan sebagainya
f.        Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang
ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik
3.      Istilah-Istilah berdasarkan jumlah kehamilannya
a.      Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil
b.      Primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
c.       Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable
d.      Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali
e.      Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (5 kali)
f.        Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup/mati

C.     Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan.


1.      Teori penurunan hormone
1 –2 mgg sebelum portus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun
2.      Teori plasenta menjadi tua
Plasenta tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3.      Teori dissensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot rahim sehingga mengganggu
sirkulasi uterus-plasenta.
4.      Teori iritasi mekanik
Di belakang servix terletak ganglion servikale (fcexus frankenhauser). Bila ganglion ini di geser dan
tekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5.      Induksi partus yaitu dengan jalan Gangan laminaria, Amniotomi, Oksitosin drips.

D.    Faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu


1.      Faktor hormonal yang menyebabkan peningkatan kontraksi uterus
a.       Rasio estrogen terhadap progesterone
Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen cenderung
meningkatkan derajat kontraktilitas uterus, sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah
gap jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan. Baik estrogen maupun progesteron
disekresikan dalam jumlah yang secara progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai
kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sedangkan sekresi
progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa rasio
estrogen terhadap progesteron cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak
berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
b.      Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang secara khusus
menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :
·            Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu meningkatkan
responnya terhadap dosis oksitosin yang diberikan selama beberapa bulan terakhir kehamilan
·            Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat pada saat persalinan.
·            Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipofise posterior
meningkatkan sekresi oksitosinnya.
c.       Pengaruh hormon fetus pada uterus
Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya semakin meningkat, dan
kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah besar kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus.
Selain itu, membran fetus melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada saat persalinan.
Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
2.      Faktor mekanis yang meningkatkan kontraktilitas uterus
a.       Regangan otot-otot uterus
Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-otot tersebut. Selanjutnya
regangan intermitten seperti yang terjadi berulang-ulang pada uterus karena pergerakan fetus juga
meningkatkan kontraksi otot polos
b.      Regangan atau iritasi serviks
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks pada korpus uteri, tetapi efek
ini juga secara sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus
uterus.

E.     Tanda-tanda Permulaan Persalinan


Sebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa minggu sebelumnya, wanita hamil memasuki
‘bulannya´ atau ‘minggunya´ atau ‘harinya´ disebut kala pendahuluan. (Prepatory Stage of Labor).
Tandanya adalah sebagai berikut :
o    Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida. 
o    Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
o   Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
o    Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi lemah uterus, kadang disebut false
labor pains
o    Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah
(bloody show).

F.      Tanda-tanda Inpartum
o    Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur 
o    Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan kecil pada serviks
o    Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
o    Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada

G.    Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan


1.      Kekuatan mendorong janin keluar (power)
§  His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada waktu kontraksi otot-otot rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta
mendorong janin dan kantung amnion ke arah segitiga, bawah rahim dan serviks. Sifat- sifat HIS
adalah :
-          Kontraksi simetris dan terkoordinasi
-          Fundus dominan kemudian diikuti dengan relaksasi
-          Involunter, intermitten
-          Terasa sakit, kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar tentang His :
-          Frekuensi : adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya per 10 menit
-          Amplitudo/intensitas : adalah kekuatan his diukur dalam satuan mmHg
-          Aktivitas his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik.
-          Durasi his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik
-          Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur dan tidak
-          Interval : adalah masa relaksasi
Perubahan-perubahan akibat His
-          Kontraksi otot-otot dinding perut
-          Kontraksi diafragma
2.      Faktor janin
§  Janin pada usia kehamilan 36 minggu sudah masuk PAP
§  Placenta
§  Cairan amnion yang mulai dihasilkan usia kehamilan 10-36 minggu dengan jumlah normal 1000 cc
3.      Faktor jalan lahir
§  Panggul
§  Otot-otot dasar panggul
§  Uterus

H.    Tahap Persalinan
1.      Kala I ( kala pembukaan )
In partum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena
serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan
terbuka. Tanda dan gejala persalinan kala I adalah His sudah adekuat, Penipisan dan pembukaan
serviks sekurang-kurangnya 3 cm, Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lenidr bercampur
darah, Sering BAK, akhir kala I primigravida keluar darah menetas. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase
yaitu :
a.      fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung dalam 7 – 8 jam
b.      Fase aktif : berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase ;
·         Periode akselerasi ; berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
·         Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
·       Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau
lengkap.
2.      Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2 – 3 menit sekali.
Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah terkanan pada otot-otot dasar
panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengendan. Karena tekanan pada rectum, ibu
merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan
lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 ½ -2 jam, pada multi 1 ½ -1
jam. Tanda dan gejala pada kala ini adalah Ibu ingin meneran, Perineum menonjol, Vulua dan anus
membuka, Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, Kepala telah turun didasar panggul
3.      Kala III (Kala Pengeluaran Urin)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian,
timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 mnt seluruh plasenta terlepas,
terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis
atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 mnt setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4.      Kala IV
Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan secara fisik
setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu sampai dua jam. Pada
kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi,
misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan
normal adalah 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu
tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan kekamarnya.

BAB IV

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses keluarnya bayi dari uterus
ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dibagi menjadi  4 tahap :  kala II berlangsung  dari awal gejala
sampai serviks berdilatasi sempurna (10 cm), Kala II diawali dengan dilatasi sempurna serviks dan
diakhiri dengan kelahiran bayi, Kala III diawali dengan keluarnya bayi dan uterus dan diakhiri dengan
keluarnya plasenta, dan Kala IV diawali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak
relaksasi lagi.

B.       Saran

Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Keperawatan khususnya perawat agar


dapat mengaplikasikannya khususnya berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien. Ini akan mendukung profesionalitas dalam wewenang dan tanggung jawab perawat sebagai
bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Hamilton Persis, 1995,  Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas  ,  Jakarta :  EGC Edisi 6

Manuaba Ida, 1998,  Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana,  Jakarta : EGC

Verney Helen dkk, 2002,   Buku Saku Bidan,  Jakarta : EGC

http://sriharyatijc.blogspot.com/2010/11/askep-intra-natal.html

http://desi77.wordpress.com/2010/12/30/asuhan-keperawatan-intranatal/

http://herodessolutiontheogeu.blogspot.com/2010/11/askep-periode-intra-natal-persalinan.html

Anda mungkin juga menyukai