Tema: Modernisasi pada sektor pangan tanpa bahan adiktif Link kajian ilmiah: 1. Pengertian Saat ini masyakarat kita tengah hidup di dalam era global dengan berbagai modernisasi. Gempuran modernisasi tersbut juga berdampak pada pola pangan masyakat kini, banyak sekali makanan-makanan sehari-hari yang di modernisasi dengan pemanfaat teknologi. Sebagai contoh makanan instan, makanan beku, hingga bumbu-bumbu instan yang telah di produksi masal dengan menggunkanan teknologi. Mungkin sebagian besar masyarakat tidak menyadari bahwa makanan dalam kemasan tersebut juga menggunakan bahan tambahan makanan (BTP). BTP adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan , tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat atau pengental. Pengertian bahan aditif menurut belitz,2009 adalah zat atau campuran dari beberapa zat yang ditambahkan ke dalam makanan baik pada saat produksi, pemrosesan, pengemasan atau penyimpanan dan bukan sebagai bahan baku dari makanan tertentu. Pada umumnya, zat aditif atau produk degradasinya akan tetap berada dalam makanan, akan tetapi dalam beberapa kasus zat aditif dapat hilang selama pemrosesan. Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 003 Tahun 2012, zat aditif makanan adalah bahan yang ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Zat aditif atau Bahan Tambahan Pangan (BPT) didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu proses pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu, sifat, atau bentuk pangan. Jadi, zat aditif adalah bahan tambahan pada pangan yang ditambahkan baik dalam pemrosesan, pengolahan, pengemasan atau penyimpanan makanan untuk meningkatkan mutu, sifat, atau bentuk pangan. Di Indonesia pemakaian zat aditif diatur oleh Departemen Kesehatan, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM). 2. Bahan yang diizinkan Telah di tetapkan dalam peraturan Menteri kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 pengelompokan BTP yang diizinkan adalah : 1) Pewarna, yaitu BTP yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. (amaranth, Ind-Igotine & Nafthol Yellow). 2) Pemanis buatan, yaitu BTP yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan yang tidak atau hamper tidak memiliki nilai gizi. (sakarin, siklamat, aspartame). 3) Pengawet, yang mampu mencegah atau menghambat terjadinya fermentasi, pengasaman atau penguraian lain pada makanan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. (asam asetat, asam propionate, dan asama bonzoat). 4) Antioksidan yang dapat menghambat atau mencegah proses oksidasi lemak sehingga mencegah terjadinya ketengikan. ( TBHQ/tertiary butylhydroquinon) 5) Antikempal, yaitu BTP yang dapat mencegah menggumpalnya makanan serbuk, tepung atau bubuk. ( kalium silikat). 6) Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, yaitu BTP yang memberikan, menambahkan atau mempertegas rasa dan aroma. ( Monosodium glutamate/MSG ). 7) Pengatur keasaaman (pengasam, penetral dan pendapat) yaitu BTP yang dapat mengasamkan menetralkan dan mempertahankan derajat asam makanan. Berikut ini golongan BTP yang dilarang : Natrium tetraborat ( Boraks), formalin (formaldehyde), minyak nabati yang dibrominasi ( Brominated Vegerable oils), Kloramfenikol ( clorampenicol) kalium klorat (potassium chlorate). 3. Modernisasi pada sektor pangan tanpa bahan adiktif Tahukan bahwa berdasarkan penelitian Pada jenis kudapan berbahan dasar pangan lokal yang terdapat di 5 pasar Kota Semarang tidak menggunakan zat adiktif pemanis berupa sakarin, siklamat, maupun campuran keduanya. Zat pewarna yang digunakan pada 8 kudapan berbahan dasar bahan pangan lokal yang terdapat di 5 pasar Kota Semarang semuanya menggunakan pewarna sintetis berupa tartrasine, brilliant blue, carmolsine, erythrosin dan ponceu 4R. Pewarna tersebut merupakan pewarna yang diperbolehkan untuk campuran makanan menurut Permenkes No. 722/MenKes/Per/1988. Sebagai contoh lain dari modernisasi makanan tanpa bahan aditif terkonsep dalam salah satu mie instan lemonilo, dengan slogannya yang menyatakan bebas dari bahan pewarna. Sebagai konsumen seharusnya kita lebih jeli dan teliliti juga selektif akan memilih apa yang akan kita konsumsi.
4. Daftar pustaka Denny Indra,Zat Aditif Makanan Manfaat dan Bahayanya, Yogyakarta : Garudhawaca.2015. Finisa Bustani Karunia / Food Science and Culinary Education Journal 2 (2) (2013)