Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KESEHATAN GLOBAL :

JAWABAN PERTANYAAN
ISU TERKINI KESEHATAN IBU DAN ANAK

OLEH KELOMPO V
ARDAN : G2U120016
MIRNAWATI : G2U120013
ADIBIN : G2U120015
HERNIWATI : G2U120017
IDHAM MALIK : G2U120014

FAKULTA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKA
ASYARAKAT
PROGRAM STUDI PASCASARJANA
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
1 Pertanyaan: Santi KLs. A.
Bagaimana Program Pemerintah dalam penanganan Neonatal/dan
pencapaiannya Berapa persen…?
Jawaban : Program Pemerintah dalam Penanganan Kasus Neonatal/ Anak
dapat di lihat dalam Permenkes 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) disebutkan berbagai upaya untuk menurunkan angka kematian
Antara lain:
a. Pada Balita
1. MelakukanRevitalisasiPosyandu
2. MenguatkanKelembagaanPokjaPosyandu
3. Meningkatkan Transpormasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke
dalam Buku KIA
4. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Balita
b. Pada Anak Sekolah
1. MelakukanRevitalisasi UKS
2. Menyelenggarakan Program Gizi Anak
c. Pada Remaja
1. Pemberian Tablet Fe
2. PendidikanKesehatanReproduksi
3. PKPR
Persentase Cakupan pencapaian Selama tahun 2006 sampai tahun
2019 cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 cenderung meningkat.
Jika dibandingkan dengan target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan tahun 2019 yang sebesar 80%, capaian tahun 2019 telah
mencapai target yaitu sebesar 88,54%. (Sumber Profil Kemenkes, 2020).
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sehingga perlu dilakukan
upaya kesehatan anak secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan. Upaya kesehatan anak dilakukan sejak janin dalam
kandungan hingga anak berusia 18 (delapan belas) tahun.
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per
1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup
Meskipun demikian, angka kematian neonatus, bayi, dan balita
diharapkan akan terus mengalami penurunan. Intervensi-intervensi yang
dapat mendukung kelangsungan hidup anak ditujukan untuk dapat
menurunkan AKN menjadi 10 per 1000 kelahiran hidup dan AKB menjadi
16 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2024. Sementara, sesuai dengan
Target Pembangunan Berkelanjutan, AKABA diharapkan dapat mencapai
angka 18,8 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2030.
Berdasarkan data yang dilaporkan kepada Direktorat Kesehatan
Keluarga melalui komdat.kesga.kemkes.go.id, pada tahun 2019, dari
29.322 kematian balita, 69% (20.244 kematian) diantaranya terjadi pada
masa neonates. Dari seluruh kematian neonatus yang dilaporkan, 80%
(16.156 kematian) terjadi pada periode enam hari pertama kehidupan.
Sementara, 21% (6.151 kematian) terjadi pada usia 29 hari – 11 bulan dan
10% (2.927 kematian) terjadi pada usia 12 – 59 bulan.(Sumber Prfil,
Kemenkes, 2020).
2 Pertanyaan : Mirnawati.KLS.A
Apa Upaya pemerintah dalam Menekan Angka Kematian Ibu dan Anak….?
Jawaban : Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menekan angka
kematian ibu dan Bayi yaitu:
1. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak
2. Meningkatkan pengendalian penyakit
3. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan
4. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan universal melalui
Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan
5. Memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin
6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
3 Pertanyaan: Nurnaningsih KLS.A
Bagaimana peran pemerintah dalam menanggapi masalah global
banyaknya Kematian di Indonesia dan sebutka salah satu contohnya
usaha pemerintah untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak …..?
Jawaban: Peran pemerintah dalam menanggapi masalah global banyaknya
Kematian di Indonesia dan sebutka salah satu contohnya usaha
pemerintah untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak yaitu:
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua siklus
kehidupan, mulai dari bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok
usia kerja, maternal, dan kelompok lansia. Dalam peningkatan status
kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai adalah
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran
hidup (SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup
(SDKI 2012)
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan
preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap
(responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko
sosial dan finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang akan
dicapai adalah:
Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan
kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari
6,80 menjadi 8,00.
4 Pertanyaan: Al Edi Dawu KLs.A
Bagaimana mengurangi resiko BBLR pada Anak …….?
Jawaban : Berikut adalah 5 kiat untuk mencegah terjadinya bayi lahir
dengan berat badan rendah:
a. Rencanakan kehamilan dengan matang.
b. Penuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil.
c. Jalani pemeriksaan kehamilan dengan teratur
d. Hindari merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan obat terlarang
e. Hindari stres berlebihan.
5 Pertanyaan: Samsia Winda KLs.A
Telah diketahui bersama bahwa di masa pandemi Covid -19 layanan
kesehtan ibu dan anak menurun salah satunya kegitan posyandu bayi
balita sempat di berhentikan Menurut Kelompok anda apakah dengan
keadaan tersebut dapat meningkat kesakitan ibu hami, bayi Balita ata
ukah dapat menyumbangkan angka Kematian ibu dan bayi ..?
Jawaban:
COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO
(WHO,2020). Dan juga telah dinyatakan Kepala Badan nasional
penanggulangan Bencana melalui Keputusan nomor 9 A Tahun 2020
diperpanjang melalui Keputusan nomor 13 A tahun 2020 sebagai Status
Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona
di Indonesia. Selanjutnya dikarenakan peningkatan kasus dan meluas
antar wilayah, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah nomor 21
tahun 2020 tentang Pembatasan Nasional Berskala Besar dalam Rangka
percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dan
Keputusan Presiden No 11 tahun 2020 yang menetapkan Status
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, kemudian di perbaharui dengan
Keputusan Presiden No. 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana non
alam penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional.
Di sisi lain, Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin
setiap warga negara termasuk anak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan dasar yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah no 2 tahun
2018 tentang Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Pelayanan Kesehatan Balita didalamnya meliputi pemantauan
pertumbuhan, perkembangan, pemberian imunisasi dasar dan lanjutan,
kapsul vitamin A dan tatalaksana balita sakit jika diperlukan. Sehingga
kementerian kesehatan republik Indonesia menerbitkan Panduan
Pelayanan Kesehatan Balita Pada Masa Tanggap Darurat COVID-19,
dalam rangka untuk menimalkan angka kejadian Covid-19.
6 Pertanyaan : Candra Kirana KLS.A
Apakah Yang Mendasari sehingga kematian ibu dan Bayi selalu
mengalami peningkatan dan langkah yang harus di lakukan untuk
mengatasi masalah tersebut…:
Jawaban:
Penyebab kematian dan kesakitan ibu dan bayi telah dikenal sejak
dulu dan tidak berubah banyak. Penyebab kematian ibu adalah
perdarahan post partum, eklampsia, infeksi, aborsi tidak aman, partus
macet, dan sebab-sebab lain seperti kehamilan ektopik dan mola
hidatidosa. Keadaan ini diperkuat dengan kurang gizi, malaria, dan
penyakit-penyakit lain seperti tuberkulosis, penyakit jantung,
hepatitis,asma, atau HIV. Pada kehamilan remaja lebih sering terjadi
komplikasi seperti anemia dan persalinan preterm. Sementara itu,
terdapat berbagai hambatan yang mengurangi akses memperoleh
pelayanan kesehatan maternal bagi remaja, kemiskinan, kebodohan,
kesenjangan hak asasi pada remaja perempuan, kawin pada usia muda,
dan kehamilan yang tidak diinginkan. Kematian pada bayi baru lahir
disebabkan oleh tidak adekuatnya dan tidak tepatnya asuhan pada
kehamilan dan persalinan, khususnya pada saat-saat kritis persalinan.
Konsumsi alkohol dan merokok merupakan penyebab kesakitan dan
kematian ibu dan bayi baru lahir yang seharusnya dapat dicegah. Ibu
perokok berhubungan dengan komplokasi seperti perdarahan, ketuban
pecah dini, dan persalinan preterm. Juga dapat berakibat pertumbuhan
janin terhambat, berat badan lahir rendah, serta kematian janin.
Konsumsi alkohol selama kehamilan berhubungan dengan abortus, lahir
mati, prematuritas, dan kelainan bawaan fetal alcohol syndrome.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia
28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Dari sisi
penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau kematian neonatal disebabkan oleh faktor-
faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya
pada saat konsepsi. Pendapat Saifuddin, kematian bayi yang dibawa oleh
bayi sejak lahir adalah asfiksia. Sedangkan kematian bayi eksogen atau
kematian post-neonatal disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian
dengan pengaruh lingkungan luar.
7 Pertanyaan: Rina Asriani KLs.A
Bagaimana Dukungan masyarakat dalam upaya menurunkan kematian
ibu akibat perdarahan..?
Jawaban: salah satunya dapat dilakukan dengan cara ikut berpartisipasi
melakukan Donor darah, dimana nantinya bias menolong Ibu bersalin
yang mengalami perdarahan. Dan pemrintah Menyediakan Fasilitas yang
untuk melakukan donor darah.
8 Pertanyaan: Samsul: KLS.A
Terkait Isu kematian Ibu di Indonesia kira kira apa penyebab yg menjadi
permasalah utama ? Dan bagaimana solusinya yang diberikan ??
terimakasih
Jawaban :
a. Penyebab langsung seperti akibat komplikasi kehamilan persalinan
dan nifas serta segala intervensi atau penanganan yang tidak tepat
dari komplikais tersebut, contohnya perdarahan, eklamsi/pre-
eklamsi, infeksi dan lainya.
b. Penyebab tidak langsung Solusinya: diperlukan peran serta semua
pihak dalam penanganan terkait AKI, sebab jika hanya
mengandalkan program pemerintah tanpa peran serta smua pihak
maka upaya yang dilakukan untuk penurunan AKI tidak akan
berjalan efektif.
9 Pertanyaan: Muhammad Fadli KLS.A
Bagaimana isu kematian ibu menjadi Isu global dan apa tantangan
sosioekonomi dalam menghadapi isu ini ?
Jawaban: 9. Isu kematian ibu menjadi isu global karena seluruh negara di
dunia masih mengalami hal terebut. (masih terdapat angka kematian ibu)
terutama di negara-negara berkembang sepeti Indonesia.
AKI merupakan salah satu indicator atau tolak ukur untuk melihat status
kesehatan disuatu Negara dan menjadi salah satu komponen Indeks
Pembangunan dan kualitas hidup.
Tantangan social ekonomi dalam menghadapi isu kematian ibu Di Negara
berkembang laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi dan hal ini akan
membawa masalah lain khususnya sosialekonomi, isu kematian ibu
sangat erat kaitannya dengan factor ekonomi suatu negara, negara engan
tingkat penghasilan penduduk diatas rata-rata maka akan meningkatkan
derajat kesehatan dan pemenuhan kebutuhan kesehatan dapat terpenuhi
dengan baik. Berbeda halnya dengan negara yang tingkat penghasilan
pendapatanya di bawah rata-rata, maka pemenuhan status gizi,
pelayanan kesehatan tidak akan terpenuhi dengan baik, sehingga dapat
menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan dan dapat
menyumbangangkan kematian Ibu/ angka kematian bayi (AKI/AKB).
10 Pertanyaan : La jumadil Akhmad Tiu. KLS.B
Faktor-Faktor apa masalah kesehatan ibu dan ibu hamil sampai saat ini
belum menujukan pencapaian yang baik …?
Jawaban:
Persentase Cakupan pencapaian Selama tahun 2006 sampai tahun 2019
cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 cenderung meningkat. Jika
dibandingkan dengan target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan tahun 2019 yang sebesar 80%, capaian tahun 2019 telah
mencapai target yaitu sebesar 88,54%. (Sumber Profil Kemenkes, 2020).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per
1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup
Meskipun demikian, angka kematian neonatus, bayi, dan balita
diharapkan akan terus mengalami penurunan. Intervensi-intervensi yang
dapat mendukung kelangsungan hidup anak ditujukan untuk dapat
menurunkan AKN menjadi 10 per 1000 kelahiran hidup dan AKB menjadi
16 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2024. Sementara, sesuai dengan
Target Pembangunan Berkelanjutan, AKABA diharapkan dapat mencapai
angka 18,8 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2030.

Anda mungkin juga menyukai