Anda di halaman 1dari 8

1

NOTULENSI
KEGIATAN INTEGRASI NILAI-NILAI AGAMA DAN BUDAYA DI
SEKOLAH DALAM MENUMBUHKAN HARMONI KEBANGSAAN
DI PROVINSI JAWA TENGAH

Unit Eselon I Deputi-1 Bidang Pencegahan, Notulen:


Perlindungan, & Deradikalisasi Kurniawan Puspito Aji, S.Pd.
Direktorat Pencegahan
Subdit Pemberdayaan Masyarakat Mengetahui:
Hari Rabu Ketua FKPT Jawa Tengah
Tanggal 30 Oktober 2019
Waktu 08.00 s.d selesai
Dr. Drs. Budiyanto, S.H., M.Hum
Tempat Auditorium Hotel Pandanaran,
Semarang
Susunan Acara 1. Pembukaan
2. Menyanyikan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”
3. Pembacaan Doa
4. Sambutan-Sambutan
5. Paparan-Paparan & Diskusi
6. Penutupan
PEMBUKAAN ACARA

Dr. Drs. Budiyanto, 1. Salam


M.Hum. 2. Dinamika terorisme berkembang begitu cepat. Banyaknya
kelompok radikal di belahan dunia yang mengatasnamakan
Ketua FKPT Jawa agama dan aliran untuk mencari simpati masyarakat dan
Tengah melakukan perekrutan terhadap anggota dan martir baru,
termasuk menyebarkan ideologi mereka di tengah masyarakat
yang masih kurang memahami motif terselubung dari aksi
mereka.
3. Bercermin pada permasalahan di atas munculah istilah pemuda
sebagai harapan bangsa sebagai jawaban dari permasalahan
subordinasi pemuda dalam kesadaran berbangsa dan
bernegara. Kaum pemuda merupakan sumber daya manusia
yang juga harus dikembangkan potensinya untuk mendukung
program kebangsaan berkelanjutan.
2

4. Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.

Abdul Haris, S.H., 1. Salam


M.M. Dinamika terorisme berkembang begitu cepat. Serangan demi
serangan terjadi diberbagai belahan dunia. London, Paris, Brussels,
Kepala Kesbangpol Turki dan Sidney merasakan luka yang sama. Global terorisme tidak
Kota Semarang lagi sekedar teori. Ancaman keamanan mewujud dalam aksi
kekerasan yang tak kenal ampun.
Indonesia memandang terorisme dengan concern yang serius.
Pemerintah, masyarakat dan tokoh-tokoh non pemerintah mulai
memiliki awareness yang tinggi. Program-program berbasis
pencegahan, penanganan serta rehabilitasi dan reintegrasi aktif
dilakukan. Pendulum keberhasilan bergerak maju. Law enforcement
berjalan mulus. Masyakarat makin aktif menunjukkan antusiasme dan
keterlibatan dalam upaya bersama kontra naratif terhadap
radikalisme.
Jerald M. Post (Pakar Psikologi Terorisme) Terorisme yang
paling membahayakan masyarakat di era kontemporer adalah
terorisme separatis-nasionalis dan ekstrimis fundamentalis, mereka
adalah kelompok-kelompok yang berusaha mendirikan tatanan politik
atau Negara baru berdasarkan dominasi. Kelompok ini paling
berbahaya karena kebencian di kalangan para teroris yang
diturunkan dari generasi ke generasi. Terorisme jenis ini diturunkan
secara generasional oleh orangtua yang menentang rezim kepada
anak yang loyal terhadap orangtua.
Banyaknya kelompok radikal di belahan dunia yang
mengatasnamakan agama dan aliran untuk mencari simpati
masyarakat dan melakukan perekrutan terhadap anggota dan martir
baru, termasuk menyebarkan ideologi mereka di tengah masyarakat
yang masih kurang memahami motif terselubung dari aksi mereka.
Tindakan yang begitu mengganggu dan merusak keamanan dalam
negeri harus disikapi secara serius, bagi Indonesia selain merupakan
kejahatan kriminal luar biasa dan kejahatan terhadap kemanusiaan
juga merupakan ancaman terhadap keamanan nasional.

Sebelum saya mengakhiri sambutan dan sebelum membuka


acara ini, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi
seluruh peserta dan panitia/pengurus FKPT atas terselenggaranya
kegiatan ini. Terima kasih atas segala perhatian, mohon maaf atas
segala kekurangan serta mohon Ampun kepada Allah. Semoga
Tuhan selalu bersama kita dalam menjaga cinta damai.
Akhirnya, mari kita buka secara resmi acara ini dengan
mengucapkan lafaz Bismillahirrahmannirrahim.
Demikian, terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
3

MATERI I (SESI I) :
Perkembangan Radikalisme
Moderator : 1. Salam
Syamsul Huda, 2. Memperlisahkan kepada narasumber untuk memeparkan
S.Sos.,M.Si. materi

Narasumber 1: Potensi Ancaman Radikalisme ke Terorisme


Brigjen Pol. Ir. Hamli,  Resistensi masyarakat terhadap terorisme cukup kuat
M.E dengan pandangan bahwa terorisme adalah musuh
bersama.
Direktur Pencegahan  Namun, Narasi Radikalisme Masih Sangat Kuat Mengitari
BNPT Masyarakat :
- Narasi militansi yang menanamkan kebencian terhadap
- yang lain (the other)
- Narasi keterancaman (Islam under siege)
- Narasi teori konspirasi tentang terorisme
- Narasi umat yang diperlakukan tidak adil
- Narasi Intoleransi terkait sentimen keagamaan
 Narasi-narasi Berpotensi Radikal Tersebut Masih Menjadi
Bagian Dari Kehidupan Sosial Masyarakat yang Berpotensi
Mengarah dan Mengajak Pada Tindakan Terorisme.

DEFINISI INTOLERANSI, RADIKALISME DAN TERORISME


Intoleransi : Orientasi Negatif Atau Penolakan Seseorang
Terhadap Hak-hak Politik Dan Sosial Dari Kelompok Yang Ia
TidakSetujui.
Radikalisme : suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham
Yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik
dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ekstrim.
Menyuburkan sikap intoleran, anti pancasila, anti nkri,
penyebaran paham takfiri. Dan menyebabkan disintegrasi
bangsa.
Terorisme : perbuatan yang menggunakan kekerasan atau
ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa
rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban
dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
(undang-undang no. 5 tahun 2018.

Pola Rekruitmen ISIS :


1. Kekeluargaan & pertemanan, Guru & Murid.
2. Terinspirasi Napi di Lapas.
3. Taklim radikal dan perkawinan
4. Media Sosial/Propaganda.

“Kelompok Radikal Merebut Pangsa Pasar Influencer (Kelompok


Berpengaruh)”
Strategi Efektif Penyebaran Radikalisme :
 Profesional, Birokrat, Pengusaha Sektor Strategis
4

Da’I Populer di Media.


Artis/ Seleb
Atlet Berprestasi
Pelajar/Mahasiswa Berprestasi
Tenaga Pendidik
PMI (Penanggung Jawab Ekonomi Keluarga)
TNI/POLRI
MATERI II (SESI I):
Transformasi Radikal-Terorisme dan Pencegahannya di Lembaga Pendidikan
Narasumber 2 : Radikalisme di Indonesia.
Prof. Syamsul Ma’arif, LIPI Anas Saidi (2016) mengatakan: “Radikalisme ideologi telah
M.Ag. merambah dunia kampus dan berpotensi memecah belah bangsa
-FISIP Undip bahwa 8,7 persen guru agama menganggap konsep
khilafah atau Negara Islam tepat diterapkan di Indonesia.
-Wahid Institut: 150 juta muslim7,7 % (11,5 juta org, berpotensi
radikal) & 0,4 % (600 rb org, pernah terlibat)
-Setara Institut: survey thdp pelajar sekolah umum di jakarta & Bandung
(2015)ISIS adalah pejuang2 yg hendak mendirikan Agama Islam.

Moderasi Agama:Strategi Tangkal Radikalisme


 Moderatisme Agama
 Memodelkan Pesantren
 Reinforce Peran Masyarakat
 Membangun Kesadaran Budaya
 Optimalisasi Pendidikan Masyarakat
 Penguatan Religiusitas
 Interfaith dialogue dan Interaksi lintas iman.

DISKUSI/ TANYA JAWAB


Anwar Rozak (SMP Apa Beda Radikal dan Radikalisme ?
Islam Terpadu PAPB)
Jawab Radikal atau radikalisme secara pengertian itu adalah sama.
Radikal / Radikalisme : sebuah kelompok atau gerakan politik
yang kendur dengan tujuan mencapai kemerdekaan atau
pembaruan electoral yang mencakup mereka yang berusaha
mencapai republikanisme, penghapusan gelar, redistribusi hak
5

milik dan kebebasan pers, dan dihubungkan dengan


perkembangan liberalisme.

Rina (SD Tawang Bagaimana mencegah paparan simbol-simbol/slogan radikal yang


Emas Semarang pada saat ini mulai menjangkiti anak-anak SD pada khususnya?
Barat)
Jawab Simbol-simbol/ slogan harus diinterpretasi melalui tafsir-tafsir
secara mendalam. Paham yang baik adalah paham yang
mngutamakan pesan persatuan.
Dewi (MI Danurungum Bagaimana cara kita mencegah paham radikal pada anak-anak
Pedurungan) melaui sosial media ?
Jawab Pemerintah bekerjasama dengan Kominfo untuk melakukan
pencegahan dengan memblokir konten-konten yang berbau
radikal. Tetapiorang tua juga harus melakukan pengawasan
kepada anak dalam penggunaan gaget/gawai.

MATERI I (SESI II):


Pembelajaran Agama
yang Kritis, Demokratis dan Humanis
Moderator : 1. Salam
Iman Fadillah, M.SI. 2. Memperlisahkan kepada narasumber untuk memeparkan
materi.
Narasumber 2: Realitas pendidikan
Dr. A. Hasan Asy’ari Positif :
Ulama’i, M.A. ( Kabid,  Orang Indonesia Penerima Nobel
Agama, Sosial dan  Juara Olimpiade Sains
Budaya FKPT Jateng)  Lembaga Pendidikan semakin banyak dan maju
(kompetetif)
 Masyarakat terdidik semakin meningkat
 Sebagian Lembaga Pendidikan menuju taraf Internasional.
Negatif :
 Moralitas pendidik dan anak didik menurun
 Kriminalitas anak didik meningkat
 Lahir putra putra yang merusak keluarga hingga negeranya
 Formalitas sekolah tetapi tidak berpendidikan
 Dekat dengan keangkuhan menjauh dari kearifan.

Fakta2 pembelajaran (umum dan agama)


 Dicotomic (sekolah agama, sekolah umum, Pelajaran
agama, pelajaran umum,)
 Pelajaran Umum dan prospek kerja
 Pelajaran Agama bersifat doktriner tanpa pengamalan,
 Pelajaran Agama diamalkan secara tektual normative
(unhistoris)
 Pelajaran Agama diamalkan secara terpisah dengan
perkembangan zaman (al-Islam shalihun likulli makan wa
6

zaman, menjadi al-Islam ka hayatihi fi zamanin nabi wa


makanih)
 Sehingga pelajaran agama menjadi kurang dinamis dan
tidak menarik (hanya pelengkap)

Transformasi pembelajaran (IDEAL)


 Transformasi pembelajaran dekte ke kritis,
 Transformasi pembelajaran dari otoriter ke demokratis,
 Transformasi pembelajaran dari robotik ke humanis

Indikator kritis (logis sistematis, lebih baik, curiosity)


 Rumuskan masalah
 Batasan masalah
 Kumpul dan uji data
 Analisis dgn multi approach
 Hindari pertimbangan emotional
 Hindari penyederhanaan yg berlebihan
 Pertimbangkan all interpretations
 Toleran dgn ambiguitas

Humanis
 Belajar hak semua umat, belajar agama wajib kifayah,
(dari, oleh, untuk umat)
 Bentuk (kebebasan berpendapat, kembangkan diri,
berkarya), (persamaan derajat), (penghormatan: reward
and punish bersifat mendidik)
 Saling menghargai, adil, kasih sayang, taufiq dan hidayah
Allah dlm jiwa pendidik dan anak didik
MATERI II (SESI II):

RPP Haji & Umrah


Narasumber 3: A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
Sholehuddin, M.Pd. dianutnya.
(Tim Narasumber 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
Agama BNPT) peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait penomena dan
kejadian yang tampak mata).
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori).
7

B. Penguatan karakter yang diharapkan:


- Religius
- Optimis
- Ikhtiar
- Tawakal
- Solidaritas
- Sabar
- Toleran
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui pembelajaran dengan metode NHT (Numbers
Head Together) dan game peserta didik dapat:
1. Menunjukkan sikap yakin atas perintah haji dan umrah
2. Menunjukkan perilaku solidaritas dan toleran
3. Menjelaskan pengertian haji dan umrah
4. Menunjukkan dalil naqli tentang haji dan umrah
5. Menjelaskan syarat wajib haji
6. Menjelaskan rukun haji dan umrah
7. Menjelaskan wajib haji dan umrah
8. Membedakan pengertian rukun dan wajib pada ibadah haji
9. Menjelaskan sunat haji
10. Menjelaskan larangan-larangan dalam ibadah haji
11. Menjelaskan tata cara manasik haji
12. Menjelaskan hikmah pelaksanaan ibadah haji dan umrah
13. Mensimulasikan manasik haji dan umrah
14. Memakai pakaian ihram
E. Materi Pembelajaran

1. Pengertian haji dan umrah


2. Dalil naqli tentang haji dan umrah
3. Syarat wajib haji
4. Rukun haji dan umrah
5. Wajib haji dan umrah
6. Pengertian rukun dan wajib pada ibadah haji
7. Sunat haji
8. Larangan-larangan dalam ibadah haji
9. Tata cara manasik haji
10. Hikmah pelaksanaan ibadah haji dan umrah

F. Pendekatan, strategi, metode


 Diskusi
 Game online
 Praktik
 Ceramah
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media
- llustrasi gambar atau tayangan visual yang relevan.
- Materi haji dan umrahdalam bentuk soft file
2. Alat
- Pakaian ihram
8

- Laptop/komputer
3. Sumber Belajar
- Tim Kemendikbud. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti (kelas IX).Cet. Ke-1.2018. hlm.83
DISKUSI / TANYA JAWAB
Astanaria Sinaga 1. Bagaumana pembatan soal-soal HOTS ?
(SMPN 23 Semarang)

Jawaban : Diawali dulu dengan stimulus, kemudian kita uji stimulusnya


berfungsi apa tidak. Baru kemudian memasukan indikator soal
pada instrumen C-4.
Lina Amaliah (MTS 1. Penilian sosial dan spiritual, saat rubik penilian terkadang
Tawang) tidak singkron dengan sikap siswa di rumah. Sebaiknya
bagaimana ?
Jawaban : Apa yang bapak /ibu guru nilai tergantung pada apa yang
kami lihat di sekolah. Cara penelian sikap yang paling efektif
dengan cara penilaian yang melibatkan orang tua.

Nadhifah (TK ABA 04) 1. Bagaimana implemenasi penanaman pendidikan karakter


terkait dengan pencegahan radikalisme dan terorisme
untuk anak TK ?

Jawaban : Ajak anak-anak dengan bermain :


1. Bermain dengan aman, dengan melibatkan kelompok
anak-anak, mengajarkan anak-anak untuk saling
berinteraksi secara fisik dalam batas aman.
2. Bermain nyaman, berkaitan dengan psikis anak tentang
rasa nyaman mereka berada dalam suatu kelompok baik di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan bermain.

Anda mungkin juga menyukai