1-1
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
(KKJS) Madura (600 Ha) dan kawasan khusus di Utara Pulau Madura (600 Ha).
Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJS Surabaya) dan Kawasan Kaki
Jembatan Sisi Madura (KKJS Madura) dikembangkan untuk mendorong
perkembangan ekonomi, sedangkan kawasan khusus di Utara Pulau Madura
untuk pengembangan kawasan Pelabuhan Peti Kemas.
Hasil kajian ini akan menjadi acuan bagi BPWS maupun pihak lainnya (K/L,
pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat) di dalam melakukan upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu dan
berkesinambungan mulai dari tahap perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum terkait dengan pemanfaatan
ruang dan pengusahaan sumber daya alam maupun buatan yang ada di Kawasan
Khusus Madura. Mengingat pekerjaan ini bersifat penting dan mendesak, maka
BPWS membutuhkan jasa konsultansi untuk menyusun Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) sebagai acuan didalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup di Kawasan Khusus Madura.
1-2
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
Maksud dari pelaksanaan kegiatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kawasan
Khusus Madura adalah untuk menelaah dan mengevaluasi pengaruh rumusan
kebijakan dan rencana pengembangan Kawasan Khusus Madura terhadap
lingkungan hidup dan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan penyusunan KLHS ini adalah :
1) Merupakan panduan dan acuan dalam penyusunan kebijakan, rencana dan
program pembangunan.
2) Meminimalisasi potensi dampak terhadap lingkungan yang timbul sebagai
akibat dari pemanfaatan ruang di Kawasan Khusus Madura.
3) Pemeliharaan terhadap potensi sumber daya alam dan daya dukung
lingkungan yang mencakup sumber daya air, udara, tanah serta ekosistem
Kawasan Khusus Madura.
4) Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam
kebijakan,rencana dan program yang tertuang dalam rencana pengembangan
Kawasan Khusus Madura sehingga kebijakan, rencana, dan program tersebut
dapat disempurnakan
1-3
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
3) Survei lapangan dalam rangka menjaring isu strategis dan permasalahan
kawasan, mengumpulkan data primer serta data sekunder, kondisi
penggunaan lahan dan infrastruktur eksisting kawasan.
4) Kajian studi-studi terkait pengembangan Kawasan Khusus Madura, khususnya
dalam rencana pemanfaatan ruang Kawasan Khusus Madura dan Rencana
Pengembangan Infrastruktur Wilayah Surabaya – Madura.
5) Identifikasi kebijakan, rencana, dan program (KRP) yang tertuang dalam
rencana pengembangan KKJS Madura, Raperda RTRW, RPJPD/RPJMD dari
tingkat propinsi sampai dengan Kabupaten/Kota yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
6) Diskusi dan pembahasan secara terfokus melalui penyelenggaraan workshop
dengan Stakeholders terkait lingkup KLHS dan penyempurnaan Kebijakan,
Rencana, dan Program (KRP), yang meliputi: isu strategis dan
permasalahan, pengembangan wilayah, pembangunan prasarana wilayah,
potensi dan dan kawasan potensial, serta program kerja dan kegiatan BPWS.
7) Kajian studi-studi konsep perencanaan upaya perlindungan dan
pengelolaanlingkungan hidup yang ada di dalam dan luar negeri.
8) Kajian terkait peraturan, pedoman dan standar perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
9) Analisa pengaruh kebijakan, rencana, dan program terhadap isu-isu
pembangunan berkelanjutan dalam rencana pengembangan Kawasan
Khusus Madura, Raperda RTRW, RPJPD/RPJMD dari tingkat propinsi
sampai dengan Kabupaten/Kota.
10) Penyelenggaraan Workshop dengan mengundang sektor, pemerintah
daerah, swasta dan masyarakat dalam rangka menjaring masukan akhir
untuk menyempurnakan draft Laporan KLHS tersebut.
11) Merumuskan alternatif kebijakan, rencana dan program sebagai upaya
pemikiran dalam mencegah, mengendalikan dan memitigasi dampak serta
mendorong pembangunan berkelanjutan.
12) Menyusun rekomendasi daripada alternatif kebijakan, rencana dan program
terbaik yang mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
13) Penyusunan laporan KLHS.
1-4
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
1.4. DASAR HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Penyusunan KLHS Kawasan Khusus Madura
adalah sebagai berikut:
1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2) Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2009 tentang Penyempurnaan Peraturan
Presiden Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Pengembangan
Wilayah Surabaya-Madura (BPWS).
3) Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang – Undangan.
4) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
5) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
6) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU
No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
7) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025.
8) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
9) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
10) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah.
11) Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan
Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS).
12) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
1-5
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
yaitu definisi yang menekankan pada pendekatan telaah dampak lingkungan (EIA-
driven) dan pendekatan keberlanjutan (sustainability-driven). Pada definisi
pertama, KLHS berfungsi untuk menelaah efek dan/atau dampak lingkungan dari
suatu kebijakan, rencana atau program pembangunan. Sedangkan definisi kedua,
menekankan pada keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya.
1-6
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
transformatif, dan substantif. Tipologi ini membantu membedakan pengaruh yang
diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai ragam RTRW, termasuk
bentuk aplikasinya, baik dari sudut langkah-langkah prosedural maupun teknik dan
metodologinya.
Pendekatan KLHS dalam penataan ruang didasarkan pada kerangka bekerja dan
metodologi berpikirnya. Berdasarkan literatur terkait, sampai saat ini ada 4 (empat)
model pendekatan KLHS untuk penataan ruang, yaitu :
1. KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup/AMDAL (EIA-Mainframe) KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL yaitu
mendasarkan telaah pada efek dan dampak yang ditimbulkan RTRW terhadap
lingkungan hidup. Perbedaannya adalah pada ruang lingkup dan tekanan
analisis telaahannya pada tiap hirarki KRP RTRW.
2. KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal, KLHS ditempatkan sebagai environmental appraisal
untuk memastikan KRP RTRW menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup,
sehingga bisa diterapkan sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari
sudut pandang aspek lingkungan hidup.
3. KLHS sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal), KLHS diterapkan sebagai bagian dari uji
KRP untuk menjamin keberlanjutan secara holistik, sehingga sudut
pandangnya merupakan paduan kepentingan aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan hidup. Dalam prakteknya, KLHS kemudian lebih ditempatkan
sebagai bagian dari kajian yang lebih luas yang menilai atau menganalisis
dampak sosial, ekonomi dan lingkungan hidup secara terpadu.
4. KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya Alam
(Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan Berkelanjutan
Sumberdaya (Sustainable Resource Management).
1-7
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
penggunaan lahan dan sumberdaya alam, atau b) sebagai bagian dari strategi
spesifik pengelolaan sumberdaya alam. Model a) menekankan
pertimbanganpertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari
substansi RTRW, sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW
sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan sumberdaya
alam.
Pengaruh
Tipe RTRW Tujuan KLHS dalam Penataan Ruang
KLHS
· Mengidentifikasi pengaruh atau
konsekuensi dari RTRW terhadap
RTRW berskala luas, memuat lingkungan hidup sebagai upaya untuk
kebijakan dasar dan norma Instrumental mendukung proses pengambilan
acuan bagi daerah (mis: keputusan
RTRW Nasional atau Pulau) · Mengintegrasikan pertimbangan
lingkungan ke dalam substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah.
RTRW yang memuat
substansi khusus wilayah · Memperbaiki mutu dan proses
tertentu, harus memadukan formulasi substansi RTRW
kepentingan antar wilayah dan · Memfasilitasi proses pengambilan
stakeholder, termasuk Transformatif keputusan dalam proses perencanaan
masyarakat (mis: RTRW agar dapat penyeimbangkan tujuan
Propinsi atau Kawasan lingkungan hidup, dengan tujuan sosial
tertentu setingkat Nasional dan ekonomi
atau Propinsi)
RTRW dengan cakupan luas · Meminimalisasi potensi dampak
terkecil, berisi arahan penting negative yang akan timbul
perasional/programatik, sangat sebagai akibat dari usulan substansi
diwarnai kekhasan situasi lokal Substantif RTRW (tingkat keberlanjutan
dan aspirasi masyarakat substansi RTRW (rendah)
setempat (mis: RTRW · Melakukan langkah-langkah
Kabupaten/Kota, kawasan perlindungan lingkungan yang
1-8
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
tangguh (tingkat keberlanjutan
substansi RTRW moderat)
· Memelihara potensi sumberdaya alam
tertentu atau Rencana Detil
dan daya dukung air, udara, tanah
Tata Ruang
dan ekosistem (tingkat keberlanjutan
substansi RTRW moderat sampai
tinggi
PENAPISAN
PELINGKUPAN
TELAAH/ANALISIS
PARTISIPASI
MASYARAKAT
ALTERNATIF
KEPUTUSAN
TINDAK LANJUT
Gambar 1. Kerangka Kerja KLHS
Komponen kegiatan
Kesatuan hubungan procedural antar komponen kegiatan
yang bersifat sekuensial. Iterative, atau siklus
Arah hubungan yang pasti/umum dilakukan
Arah hubungan yang tidak selalu terjadi/tidak wajib dilakukan
1.5.4. PENAPISAN
1-9
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
Kegiatan penapisan menentukan perlu atau tidaknya dilakukan KLHS terhadap
sebuah konsep/muatan rencana tata ruang. Langkah ini diperlukan atas alasan-
alasan: a) memfokuskan telaah pada KRP yang memiliki nilai strategik, b)
memfokuskan telaah pada KRP yang diindikasikan akan memberikan konsekuensi
penting pada kondisi lingkungan hidup, dan c) memberikan gambaran umum
metodologi pendekatan yang akan digunakan. Karena penyusunan RTRW wajib
dilakukan maka tahap penapisan tidak diperlukan, sementara penyusunan RTR
dengan tingkat kerincian Kawasan bisa ditapis terlebih dulu dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :
Jawaban positif bagi salah satu pertanyaan diatas sudah cukup untuk memberikan
alasan bahwa rancangan RTR tersebut memiliki potensi efek penting dan perlu
dipertimbangkan untuk dilengkapi dengan KLHS.
1.5.5. PELINGKUPAN
1-10
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
Telaah dan Analisis Teknis
Telaah dan analisis teknis adalah proses identifikasi, deskripsi, dan evaluasi
mengenai konsekuensi dan efek lingkungan akibat diterapkannya RTRW; serta
pengujian efektivitas RTRW dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Telaah dan analisis teknis mencakup : a) pemilihan dan penerapan metoda, serta
teknik analisis yang sesuai dan terkini, b) penentuan dan penerapan aras rinci
(level of detail) analisis agar sesuai dengan kebutuhan rekomendasi, dan c)
sistematisasi proses pertimbangan seluruh informasi, kepentingan dan aspirasi
yang dijaring. Jenis-jenis kerangka telaah yang lazim dibutuhkan, antara lain:
- Telaah daya dukung dan daya tampung lingkungan,
- Telaah hubungan timbal balik kegiatan manusia dan fungsi ekosistem.
- Telaah kerentanan masyarakat dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim
dan bencana lingkungan.
- Telaah ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
Pengembangan Alternatif
Pengambilan Keputusan
1-11
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
Sesuai dengan kebutuhannya, kegiatan pemantauan dan tindak lanjut dapat diatur
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Pada dasarnya efektivitas
penerapan rekomendasi KLHS berkaitan langsung dengan efektivitas RTRW bagi
wilayah rencananya, sehingga tata laksananya bisa mengikuti aturan pemantauan
efektivitas RTRW.
Penapisan (1)
Perlu tidaknya KLHS; Penetuan konteks dan data dasar; Konteks kelembagaan; Isu masalah LH; Keterkaitan RTRW denga
Data dasar dan sasaran sasaran aspek LH
Pelingkupan (2)
Ruang lingkup KLHS; Data dasar; Isu keberlanjutan; Sasaran KLHS, dan Sasaran RTRW
Model dan tata laksana keterlibatan m
Alternatif (4)
Tujuan dan sasaran; Identifikasi dan perbandingan alternative; Analisis alternatif
1-12
an teknik ekonomi, model pengambilan keputusan Pengambilan Keputusan (5)
Tindak Lanjut (6)
Implementasi mitigasi dampak; Pemantauan dan evaluasi
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
1-13
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
3. Review Masterplan/Rencana Induk Pengembangan Wilayah Suramadu
Kawasan Khusus Madura, yang antara lain mencakup pelabuhan internasional
peti kemas, kawasan industri dan perumahan. Review ini dimaksudkan untuk
mendalami berbagai kegiatan, fasilitas dan infrastruktur yang direncanakan;
4. Dari butir 1, 2 dan 3 tersebut di atas, dapat dikenali karakteristik kegiatan dan
infrastruktur di kawasan khusus Madura yang direncanakan, yang meliputi
jenis, skala, intensitas, kapasitas, cakupan pelayanan, lokasi peruntukan
lahannya, serta bangkitan/tarikan pergerakan yang ditimbulkannya;
7. Dari dua kelompok besar, yaitu kelompok rencana kegiatan dan infrastruktur
serta komponen-komponen lingkungan yang penting dan strategis akan
dianalisis interaksinya, sehingga menghasilkan prakiraan dampak-dampak
1-14
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
penting yang potensial yang mungkin akan terjadi.terhadap berbagai
komponen lingkungan;
9. Hasil dari daftar dampak penting yang poptensial serta alternatif upaya
penanganannya, menjadi masukan/rekomendasi terhadap kebijakan, rencana
dan program yang diarahkan ke kawasan khusus Madura dari berbagai
tingkatan wilayah (pusat, provinsi, kabupaten dan kawasan).
1-15
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
Gambar 1.3. Kerangka Pikir Penyusunan KLHS
Analisis :
Implikasi Dampak Sosial-Ekonomi, dan Lingkungan Hidup
RTR Tingkat Kerentanan dan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim
RTRW Nas
Percepatan Pengembangan Suramadu serta Keterkaitan Pengembangan
RTRW Prov Kawasan
Wilayah
Pelabuhan Peti Kemas
RTRW Kota/Kab antar Kab./Kota Tanjung Modung,
Kab. Bangkalan
Matrik
Pengend
RPJP/RPJM Nas alian dan
RPJP/RPJM Prov RENCANA INDUK PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU
RPJP /RPJMKota/Kab Proses Penyusunan KLHS-KKM Pengelol
aan
Lingkun
gan
Hidup
Studi sektoral :
Peraturan
trik, air, jalan, dan Presiden
infrastruktur KRP Suramadu
No 27 Tahun 2008 tentang Badan Pengembangan Wilayah
lainnya. terkait Pengembangan
KKM
Analisis :
Daya Dukung LH-KKM Berbasis Kemampuan Lahan dan Air
Daya Tampung LH-KKM sesuai Peruntukannya
Keterangan :
1-16
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
1.7.2. METODOLOGI
Pemahaman KLHS mengacu pada Tinjauan Teori (Bab 4), dengan pokok-pokok
sebagai berikut :
2. “Strategis” mengandung arti perbuatan atau aktivitas yang dilakukan sejak awal
proses pengambilan keputusan yang berakibat signifikan terhadap hasil akhir
yang akan diraih. Dalam konteks KLHS, perbuatan dimaksud adalah suatu
kajian yang dapat menjamin dipertimbangkannya sejak dini aspek lingkungan
hidup dalam proses pengambilan keputusan di aras kebijakan, rencana atau
program. Bila pertimbangan lingkungan hidup dimaksud dikaji di tahap proyek,
sebagaimana dikenal sebagai AMDAL, maka kajian tersebut tidak tergolong
sebagai yang bersifat strategik.
3. Objek kajian adalah kawasan khusus, yaitu dengan RTRW pada cakupan
luas terkecil (RTR atau RDTR). RTRW cakupan luas terkecil ini berisi arahan
operasional/programatik, yang sangat diwarnai kekhasan situasi lokal dan
aspirasi masyarakat setempat. Oleh karena itu tujuan KLHS dalam penataan
ruang kawasan khusus ini adalah :
Memelihara potensi sumberdaya alam dan daya dukung air, udara, tanah dan
1-17
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
ekosistem (tingkat keberlanjutan substansi RTRW moderat sampai tinggi)
Metode Analisis
Daya dukung dan daya tampung lingkungan merupakan satu aspek di dalam
penataan ruang yang mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan. Hal
tersebut merupakan amanat dari Undang-Undang tentang Penataan Ruang
yang sejalan dengan amanat dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), yang di
dalam Pasal 14 menyebutkan bahwa salah satu instrumen untuk pencegahan
pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup adalah tata ruang. Wujud
dari hal tersebut termuat di dalam Pasal 19, bahwa setiap perencanaan tata
ruang wilayah wajib didasarkan pada Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS), yang ditetapkan dengan memperhatikan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup.
Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup disusun dengan
mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009
tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam
Penataan Ruang Wilayah dan Rancangan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup tentang Pedoman Penggunaan Kriteria dan Standar untuk Aplikasi Daya
1-18
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam Pengendalian
Perkembangan Kawasan.
Perubahan yang jelas adalah dari bentuk dan jenis lahan yang awalnya rawa
menjadi daratan yang diperkeras, akan menghilangkan kemampuan fisik lahan
di dalam menyimpan air hujan.
1-19
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
Adanya komponen lingkungan laut, misalnya mangove atau terumbu karang
yang sangat sensitif akan sangat terganggu dengan perubahan lingkungan laut
akibat pencemaran dan perubahan-perubahan arus laut, dan sebagainya.
Metode Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
Administrasi proyek
Data primer melalui observasi lapangan dan wawancara secara terstruktur dengan
berbagai nara sumber. Panduan wawancara disusun dengan mengacu pada materi
Workshop yang dipersiapkan secara khusus.
1-20
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
Kondisi sosial ekonomi
4. Tahap Perumusan
Merumuskan alternatif kebijakan, rencana dan program sebagai upaya pemikiran dalam
mencegah, mengendalikan dan memitigasi dampak serta mendorong pembangunan
berkelanjutan.
Internalisasi hasil diskusi dengan masyarakat ini, khususnya di kalangan eksekutif dan
legislatif daerah, menjadi bagian pertimbangan penting dalam merumuskan substansi
KLHS untuk recana pembangunan Kawasan Khusus Madura.
Merumuskan konteks, tujuan, dan lingkup KLHS serta rona lingkungan hidup, antara
lain dengan:
Workshop
5. Tahap Penyempurnaan
1-21
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
Menelaah tujuan kebijakan, rencana dan program pengembangan Kawasan Khusus
Madura.
Umum
Secara umum garis besar pelaksanaan kegiatan terdiri dari tahap-tahap berikut ini.
1. Tahap Persiapan
4. Tahap Perumusan
5. Tahap Penyempurnaan
Rencana Kerja
1. Tahap Persiapan
Administrasi proyek
1-22
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
Studi-studi terdahulu terkait pemanfaatan ruang, pengelolaan lingkungan hidup,
rencana pengembangan infrastruktur, serta aspek sosial ekonomi dan budaya
Wilayah Surabaya – Madura.
Data primer melalui observasi lapangan dan wawancara secara terstruktur dengan
berbagai nara sumber. Panduan wawancara disusun dengan mengacu pada materi
Workshop yang dipersiapkan secara khusus.
4. Tahap Perumusan
Merumuskan alternatif kebijakan, rencana dan program sebagai upaya pemikiran dalam
mencegah, mengendalikan dan memitigasi dampak serta mendorong pembangunan
berkelanjutan.
1-23
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
Pelibatan masyarakat bersama-sama dengan kalangan akademisi dan juga para
stakeholders lainnya yang berkepentingan untuk membahas pandangan para
akademisi dalam menilai rencana pembangunan Kawasan Khusus Madura tersebut.
Merumuskan konteks, tujuan, dan lingkup KLHS serta rona lingkungan hidup, antara
lain dengan:
Workshop
5. Tahap Penyempurnaan
1-24
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
1.8. SISTEMATIKA PENYUSUNAN KLHS
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan landasan utama pelaksanaan pekerjaan ini, yang
meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup KLHS,
dasar hukum, kerangka piker dan metodologi penyusunan KLHS.
Pada bagian ini dilakukan review terhadap kebijakan terkait kajian KLHS
di wilayah studi, baik lingkup nasional, provinsi, kabupaten, maupun
kawasan, yang akan menjadi salah satu faktor determinan dalam
penyusunan KLHS Kawasan Khusus Madura.
Pada bagian ini dijabarkan gambaran umum rona lingkungan awal studi,
yang terkait dengan kondisi fisik lingkungan, kependudukan, kondisi
social, ekonomi, dan infrastruktur.
Bab ini berisi analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta
kapasitas infrastruktur lingkungan, terkait dengan potansi dan
pemasalahan yang akan timbul dalam rencana pengembangan KKM,
serta penataan lingkungan kawasan pesisir.
Bab ini berisi tentang uraian komponen kegiatan yang potensial merubah
lingkungan hidup, yang terkena dampak pembangunan, dan matriks
penilaian dampak lingkungan untuk KLHS-KKM.
1-25
STUDI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
KAWASAN KHUSUS MADURA)
BAB 7 MITIGASI DAMPAK TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN KKM
Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran tindak dari hasil rangkaian
analisis seluruh substansi terkait penyusuanan KLHS-KKM.
1-26