Anda di halaman 1dari 9

Disebuah pinggiran kota metropolitan hiduplah seorang ibu yang memiliki seorang

putra. Mereka hidup dalam kesederhanaan, walaupun mereka hidup dengan sederhana
mereka tetap bahagia dan selalu bersyukur atas apa yang mereka miliki.

Di suatu pagi yang cerah

Anak : "Ibu aku pamit, mau ketemu temanku dulu, ya bu! assalamua'laikum" (sambil
menyalimi tangan ibunya)

Ibu : "Iya pulangnya jangan kesorean ya, nak! Wa'alaikumsalam (sambil menyalimi anaknya)

Si anak pun pergi ketempat yang ia janjikan bersama temannya. Sampai disana

Anak : "What's up bro! tiket udah beli kan?, yuk kita nonton!"

Teman : " Sip, udah bro, tinggal masuk aja, go go broo!"

Setelah mereka menonton D I L A N, mereka menuju kafe, mereka berbincang - bincang

Anak : "Setelah nonton film dilan tadi, gue mikir bro"

Teman : "Jadi selama ini lu gak mikir bro?"

Anak : "Stttthhh...bukan gitu bro!, jadi gini setelah melihat pemain dilan tadi, dia kelihatan
masih muda tapi dia sudah bisa ngehasilin uang sendiri, dan bahkan... bisa ngebantu ekonomi
keluarganya. Jadi gue mau seperti Dilan bro.., jadi artis biar bisa bantu ibu gue"

Teman : "Lo... mau jadi Dilan? Iqbal? hahahaha... mana mungkin bro!"

Anak : " Lahh.. nggak percaya lu! tunggu aja nanti, beberapa tahun lagi, gue sukses seperti
Dilan!"

Teman : "Oke, siap. Gue tunggu lo!"

Mereka pun pulang dari kafe menuju rumah masing-masing. Sampai dirumah

Anak: "Bu, (mengetok pintu/tok tok tok), assalamualaikum!, Ibu..(mengetok pintu lagi)

(Karena tidak ada yang mengetok pintu si anak pun masuk dengan pintu yang tidak terkunci)
Si anak terkejut melihat keadaanya ibunya yang terbaring lemah di ranjang.

Anak : "Ibu....! (berteriak), Ibu nggak apa-apa?, Ibu...!"

Ibu : "Kamu udah pulang?, uhuk..uhuk..Ibu nggak apa-apa kok, nak" (menjawab dengan
suara yang lirih)

Merasa badan ibunya yang panas, si anak pergi menuju apotik untuk membeli obat untuk
ibunya yang sakit.

Dengan hati yang gelisah, dengan jalan yang terburu-buru. Si anak tidak menyadari di
persimpangan jalan yang ia lewati, terdapat sebuah mobil yang melaju kencang dan... bang!!!
terjadilah kecelakaan.

Ia pun tak sadarkan diri, seorang yang menabrak tadi keluar dari mobil dan terkejut melihat si
anak jatuh tidak berdaya.

Kebetulan yang menabrak anak itu adalah seorang artis yang tersohor dan juga orang yang
bertanggung jawab. Dia merasa apa yg menimpa anak itu adalah karena keteledorannya jadi
dia membawa anak itu kerumah sakit sebagai bentuk tanggung jawabnya

Setelah si anak sadarkan diri

Anak : "Dimana aku,?"(melihat sekeliling)

Si artis : "Oh!, udah siuman. Baguslah"

Anak : "Maaf, om siapa? aku dimana?"

Si artis : "Oh...kamu di rumah sakit"

Anak : "Hah?, rumah sakit?, bagaimana bisa?"

Si artis : "Kamu nggak ingat kejadian dua hari lalu?"

Anak : (Menggeleng kepala)

Si artis : "Dua hari yang lalu kamu ditabrak mobil, lalu dibawa kerumah sakit. Dan, maaf!,
sebelumnya... mobil yang menabrak kamu itu mobil saya, maafkan saya. Saya bertanggung
jawab atas semua ini,sekali lagi maafkan kecerobohan saya".
Anak : (Menggangguk dengan linglung)

Si artis : (Senyum) "ngomong-ngomong rumah kamu dimana, biar saya antar?"

Anak : (Sambil mengingat lalu menggeleng kepala)

Si artis : "Kamu nggak tau rumah kamu?, keluarga kamu?

Anak : (Menggeleng kepala )

Siartis : "Nama kamu?"

Anak : (Menggeleng kepala lagi)

Si artis : "Nggak tau juga?, oke! (berpikir ) untuk sementara kamu tinggal dirumah saya saja
dulu".

Si anak mengalami amnesia dan lupa dengan kejadian yang ia alami, karena itu si artis
membawa si anak tadi kerumahnya

Sampai dirumah artis

Si artis : "Ayo masuk!"

Anak : (Masuk kedalam rumah)

Si artis : "Karena kamu tidak tau rumah, keluarga, dan nama kamu, untuk sementara kamu
tinggal disini saja dulu!"

Anak : (Mengangguk patuh)"Oke, om!"

Si artis : "Jangan panggil saya om, terlalu asing, panggil saya…ayah saja!, anggap saya ayah
kamu"

Anak : "Em! Oke om, eh! maksudnya.. oke yah!"

Karena si artis merasa kesepian dengan rumah besar yang ia tinggali, si artis pun mengangkat
si anak menjadi anaknya. Dengan segala kasih sayang dan materi ia berikan semuanya untuk
si anak, dan si artis juga memberikan nama baru kepada si anak dengan nama ADNAN.

Sampai suatu hari


Si artis : "Adnan....!" (berteriak memasuki rumah)

Adnan : "Iya, yah! Ayah udah pulang?" (menyalimi tangan ayah)

Si artis : "Bisa kamu lihat sendiri"

(mereka duduk diruang tamu)

Adnan : "Enak nggak yah, jadi artis?"

Si artis : "Kamu pengen jadi artis?"

Adnan : "Mau yah! kan bisa jadi terkenal dan kaya seperti ayah!"

Si artis : "Hmmm...bisa aja kamu, oke!, permintaan diterima, ayah akan bantu sebisa ayah!"

Dengan kerja keras dan dukungan dari sang ayah, ia mulai terkenal dan booming dengan
nama Adnan

Wartawan : "Oke, malam pemirsa semua. Bersama saya disini, kita akan membahas artis
muda yang baru –baru ini sangat terkenal dan booming sekali di kalangan remaja dan
sebayanya, siapa lagi kalau bukan Adnan. Saya disini bersama dengan Adnan"

Adnan : (Tersenyum)

Wartawan : “Adnan, bisa disapa dulu pemirsa di rumah?”

Adnan : “Malam pemirsa semua..!”

Wartawan : "Kedengarannya anda sangat booming beberapa waktu ini, bagaimana anda bisa
sukses seperti ini?, benarkah karena ayah angkat anda yang membuat anda bisa seperti ini?"

Adnan : "Terimakasih, tapi saya tidak sebooming dan sesukses itu. Saya masih junior di
dunia entertaiment ini. Dengan berusaha keras dan tidak menyerah akhirnya saya bisa tampil
disini. Saya tidak ingin mengatakan karna ayah, tapi berkat dukungan dan dorongan dari
beliau saya bisa sampai seperti ini.

Begitulah wawancara berlangsung. Saat mereka keluar dari gedung wawancara, tiba-tiba ada
seorang wanita paruh baya yang mendekati.

Ibu : "Nak!(sambil mendekati adnan), kau kan itu?, nak kamu kemana aja nak?, selama ini
ibu mencarimu!"
Adnan : (Terkejut), "maaf anda siapa?"(bingung)

Ibu : "Nak...! aku ibumu, apakah kau lupa denganku?"

Adnan : "Ibu?, tidak mungkin kau ibuku!"(sambil melepas cengkraman tangan wanita tadi
dari jaketnya)

(Manajer datang)

Manajer : "Maaf bang, tadi saya balik ada barang yang ketinggalan di gedung.

Adnan : (Menganggukkan kepala)

Menajer : "Oh, maaf! anda siapa ya?, apa sudah ada janji dengan saya?" (bertanya kepada si
Ibu). Ibu kalau mau ketemu dia, buat janji dulu ya bu!, dengan saya, manajernya". Ayo bang,
kita berangkat ada schedul lain nih!. Mari Bu!"

Mereka pergi, meninggalkan si ibu yang terpaku di tempatnya.

Ibu : "Anakku!, lupakah kau denganku?”

Beberapa minggu kemudian

Fans : "Adnan!, Adnan!, Adnan!" Adnan......!(kompak dan diakhiri dengan berteriak)

Pembawa acara : "Oke tenang semuanya. Kita langsung saja tampilkan ini dia Adnan....!”

Adnan : (Adnan masuk)

Fans : "Kyaaaa... Adnan!"(berteriak)

Pembawa acara : "Bisa disapa dulu Anaversnya"

Adnan : "Halo, anavers semua!"

Fans : "Halo!" (jawab dengan kompak)

Fans 1: " iih suaranya cool banget!"

Fans 2: "Kalo gue sih, suka mukanya ganteng bang ..ehh" (tersenggol oleh seorang ibu yang
menyeruak diantara keramaian). Aduh ibu!, jangan senggol-senggol dong!"
Fans 3 : "Iya nih, disini nggak boleh desak-desakan. Biar Adnan kita bisa tenang liat kita
semua kompak".

Fans 1 : " Tau nih si ibu!"

Fans 4 : "Iya"

Ibu : (Menghiraukan fans yang kesal)

Fans 4 : "eh..eh.. Ibu! Mau kemana sini aja!, nggak boleh kesana!"

Ibu : (menghiraukan dan mendekati panggung)

Teman : "Heh!, nggak boleh kasar sama orang tua!

Fans 2: "Hey, Oh my god!, heh, ibunya duluan kok yang cari gegara sama kita. Ya, nggak
gengs?"

Fans 3 : "Tau nih, makanya jangan jadi sok-ta-hu ya!"

Fans 4 : “Tau..!”

Fans 1 : "Udah gengs biarin aja. Biasa pahlawan kesiangan"

Fans 2,3,4 : "Hu...!”(jempol kebawah)

Teman : "Ck!, dasar fans alay!”

Si ibu mulai mendekati Adnan sampai di muka panggung.

Pembawa acara : "Apakah anda, ada keinginan lagi untuk membuat lagu baru?"

Adnan : "Oh saya ingin…” (terhenti)

Ibu : (memotong pembicaraan) "Anakku, ini benar kamu kan, nak?"

Pembawa acara : "Maaf anda siapa ya?, kata anda tadi.. anda ibunya?, apakah benar?"

Ibu : (tidak menjawab)

Manager : (menghampiri)"Aduh ibu!, kan saya udah bilang kalau mau ketemu itu harus janji
dulu, sama saya. Ini pertemuan fans, jadi ibu nggak boleh disini!, maaf mba!(meminta maaf
kepada pembawa acara), maaf semuanya! Ayo bu!, kita kebelakang"
Teman : (menghampiri)"Eh mas!, jangan kasar dong, sama orang tua!"

Adnan : "Maaf, anda siapa?"

Teman : (Melihat penampilan adnan) Wahh, ini lu bro? hebat juga lu bro, jadi bisa kaya gini,
weeeww!!, dan juga ini ibu lo bro!, lo nggak ingat?jangan jadi malin kundang lo, mau.. jadi
anak durhaka? Hah?".

Adnan : "Anda kenal saya?"

Teman : "Bro???(bingung), mantap lu gak ingat gue juga. Bro kita bestie bro.. Bestfreind! Lu
nggak ingat ini?" (sambil gaya ala mereka)

Adnan : (Bingung)

Manager : "Maaf, kalo ada keperluan sama Adnan, bisa bertemu dengan saya dulu!"

Teman : "Ck,diam lu mas!"(melihat dengan kesal), Bro...,lu... Akshhh..., tiati lu bro kualat
sama ibu lo!"

Teman : "Udah bu, kita pulang aja!, ngapain kita jauh-jauh kesini buat ngehampirin anak
maling udang, eh maksudnya malin kundang ini!”(membawa ibu keluar dari panggung)

Ibu : (Pasrah dan menurut keluar dari panggung)

(Dibelakang panggung di cegat beberapa fans)

Fans 4 :"Eh... Ibu!, jangan asal ngomong gitu dong!, sok-sok an ngaku jadi ibunya"

Fans 1 : "Iya nih, kita sebenarnya juga ngaku-ngaku jadi pacarnya, tapi nggak…kaya gitu
juga kali bu!"

Fans 3 : “Ibu, maminya Adnan?(menatap dari atas ke bawah), hahahaha…mimpi kali bu!”

Teman : "eh,eh,eh.. Kalian lagi (menggeleng kepala), memang dasar fans ALAY! Udah bu,
hirauin aja!"(berlalu)

Fans 4 :"Eh,eh,eh mau kemana?"

Fans 1 : "Udah gens, biarin aja. Yuk kita kedepan lagi liat adnan!"

(Mereka ke depan)
Manajer :"Maaf semuanya, mba dimulai aja lagi"

Pembawa acara : "Oke, sebelumnya!, apakah benar wanita tadi ibu anda?"

Manajer : “Mba, bisa lewatin dulu pertanyaannya?”

Adnan : (Melamun tidak menghiraukan)

Pembawa acara : " Maaf?"

Tiba-tiba Adnan melihat kilasan memori yang dulu hilang, ia merasa pusing dan pingsan

Fans semua : (khawatir) kya!!!! Adnan...!!!

(Adnan dibawa kebelakang panggung)

Manager :"Maaf sebelumnya, Adnan beberapa hari ini merasa tidak fit, jadi terimakasih telah
mengkhawatirkannya, Adnan akan baik-baik saja"

Manager : (berbisik kepada pembawa acara)"Tolong batalin hari ini"

Pembawa acara : (mengangguk), "Oke, semua!, seperti yang dikatakan manajer Adnan tadi,
pertemuan hari ini dibatalkan dan diganti dengan hari yang lain lagi, maaf sebelumnya…ya
Anavers!"

Fans semua : "Yahhh... dibatalin!(kecewa)

Fans 1 : "Gegara si ibu tadi, jadi batalkan acaranya!"

Fans 3 : "Iya jadi batal, ancur semua.

Fans 4 : “Em!(mengangguk setuju), padahal kan pengen liat muka adnan dari dekat!"

Setelah siuman, memori adnan kembali. Ia mulai ingat siapa dirinya dan wanita yang tadi
menghampirinya.
Adnan sadar yang ia lakukan kepada sang ibu selama ini salah. Ia pun mendatangi sang ibu
dirumah yang ia tinggali dulu.

Adnan : "Assalamua'alikum (mengetuk pintu dengan sopan)

Teman : "Sebentar, wa'alaikumsalam, ngapain lu kesini, hah?"

Ibu : "Ada apa jadi ribut gin.., ya Allah.. anakku, akhirnya kamu pulang nak."

Adnan : "Ibu..iya bu, aku pulang. Maaf bu, maafkan aku. Selama ini aku lupa dan
meninggalkan ibu sendiri disini."(merasa menyesal)

Ibu : "Iya nak, kamu ingat ibu aja. Ibu sudah senang"

Teman : "Bro, lu udah kembali. Bestfreind gue...!!!(gembira)

Adnan : "Maafin gue juga ya bro!"

Teman : "No way!, gak semudah itu dapat maaf dari gue!”

Adnan : “Bro, maafin gue lah!, kita kan bestie masa nggak mau maaafin gue!(bergaya
andalan mereka), iya deh gue beliin tiket buat nonton Via Vallen yang VIP”

Teman : “Beneran bro?, oke gue maafin.

Adnan : “Kaya gini aja baru mau lo maafin gue”

Teman : “ Bercanda kali!, becanda. Gue sebenarnya udah dari dulu kali maafin lo!"(ingin
memeluk Adnan, tapi terhenti), kenapa bro?, lu nggak mau kita bestie lagi?"(bingung)

Adnan : " bukan, tapi ini”(menunjukkan gaya andalan mereka)

Teman : "Oh, iya ya!"(sambil bergaya andalan)

Ibu : “Bisa aja kalian ini!”

(Adnan dan teman melihat ibu dengan heran dan saling menatap)

Adnan dan teman : (Tertawa)

Adnan pun membawa ibu dan teman bro-nya, tinggal bersama dirumah ayah angkatnya, dan
mereka hidup bahagia bersama.

Anda mungkin juga menyukai