2021 Judul Essai : Blended Laerning : Metode Pembelajaran Fisika Yang Efektif digunakan di masa Pandemi
Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia memberikan dampak besar
terhadap pendidikan di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah maupun Perguruan Tinggi. Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19), menghendaki agar seluruh peserta didik bisa mendapatkan layanan pendidikan yang optimal namun tetap mengutamakan protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Kondisi ini membuat SMA Negeri 1 Batanghari menerapkan kebijakan sekolah daring atau sekolah online. Proses belajar yang semula bersifat konvensional (tatap muka di kelas) harus bertransformasi menjadi belajar daring (online) yang dapat dilakukan tanpa terbatas tempat dan waktu.
Perubahan sistem pembelajaran yang mendadak membuat banyak pihak
belum siap sepenuhnya untuk melakukan pembelajaran secara daring (online). SMA Negeri 1 Batanghari sudah melakukan sekolah daring selama lebih dari satu tahun. Selama sekolah daring, banyak siswa yang mengeluh bosan dan jenuh karena metode pengajaran dirasa semakin monoton dan tidak efektif. Banyak pengajar yang masih gagap dalam melakukan pengajaran menggunakan sistem online, karena terbiasa melakukan perkuliahan secara konvensional. Terutama pada mata pelajaran Fisika yang di anggap sulit oleh siswa, dengan diberlakukannya sekolah daring membuat siswa semakin sulit memahami materi fisika yang diberikan oleh guru.
Selama sekolah daring, kebanyakan guru juga baru memanfaatkan
“Google Classroom” sebagai sarana pembelajaran online. Keterbatasan pada aplikasi Google Classroom membuat banyak guru hanya menggunakannya sebagai tempat "meletakkan" bahan ajar dan tugas. Beberapa guru juga tidak memberikan umpan balik atau feedback (penjelasan dan klarifikasi) atas materi yang telah dipelajari. Sebagai gantinya, guru justru memberikan tugas yang porsinya lebih besar daripada kegiatan pengajaran. Harapan bahwa tugas dapat membantu siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan mampu belajar secara mandiri nyatanya tidak sesuai. Tugas-tugas tersebut justru menambah beban siswa, karena diberikan dalam porsi banyak dan waktu pengerjaan yang singkat serta seringkali bersamaan dengan pengerjaan tugas pada mata pelajaran lainnya.
Proses transisi dari sistem sekolah konvensional menjadi sekolah daring
menuntut siswa, guru, dan elemen pembelajaran lainnya untuk sesegera mungkin beradaptasi dan melek teknologi. SMA Negeri 1 Batanghari perlu menerapkan model pembelajaran baru agar proses belajar tetap berjalan optimal seperti menggunakan metode Blended Learning atau pembelajaran campuran. Blended learning merupakan perpaduan antara bentuk pembelajaran online dan konvensional (tatap muka). Model pembelajaran ini bisa digunakan sebagai alternatif selama masa transisi menuju pembelajaran online yang seutuhnya.
Blended learning dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran juga lebih berpusat pada siswa. Peran guru yang semula sebagai "pemberi ceramah" akan berubah menjadi seorang fasilitator, pendamping, pembimbing, sekaligus partner bagi siswa untuk mengembangkan skill dan pengetahuannya terhadap mata pelajaran Fisika.
Dengan menggunakan metode blended learning proses pembelajaran dapat
dilakukan secara live event, yaitu pembelajaran secara tatap muka pada tempat dan waktu yang sama (classroom atau dikelas) atau pada waktu yang berbeda namun di tempat yang sama (virtual classroom). Virtual classroom dapat digunakan untuk memaksimalkan belajar secara online dan meminimalisir belajar secara tatap muka di kelas. Ini tentu sejalan dengan kerinduan siswa untuk bisa menghadiri proses belajar secara tatap muka di kelas. Guru dan siswa bisa melakukan pembelajaran online secara tatap muka dengan memanfaatkan aplikasi video conference seperti google meeting dan zoom. Proses belajar secara tatap muka di kelas dapat dilakukan satu atau dua kali dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan membatasi jumlah mahasiswa dalam satu kelas.
Blended learning memberikan peluang kepada mahasiswa untuk
melakukan pembelajaran secara mandiri sesuai dengan gaya belajar mereka. Kombinasi perkuliahan dengan tatap muka dan kuliah online akan memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Porsi sekolah online yang lebih besar juga dapat memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan berbagai bentuk materi pembelajaran yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja dengan internet. Proses belajar juga akan lebih menyenangkan dan tidak monoton, karena menggunakan metode dan media pembelajaran lebih variatif.
Pembelajaran juga dapat dilakukan dengan mengkombinasikan
pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri yang tidak terbatas waktu, tempat, dan akses bahan belajar. Materi yang bersifat konseptual atau pemahaman dapat disajikan dalam bentuk text maupun multimedia, sedangkan materi yang bersifat prosedural atau membutuhkan praktik di laboratorium dapat disajikan dalam bentuk animasi atau simulasi berbasis komputer. Siswa dapat melakukan kegiatan praktik seperti di laboratorium nyata dengan bantuan virtual laboratory dengan menggunakan bantuan aplikasi “Phet Simulation”. Akan tetapi, media ini masih memiliki keterbatasan, yaitu hanya dapat dijadikan sebagai bahan tutorial dan terbatas dengan akses internet yang memerlukan sinyal yang kuat untuk bisa mengaksesnya. Seluruh bahan ajar tersebut dapat dikirimkan secara online dalam bentuk streaming video, streaming audio maupun e-book yang dapat diakses melalui Google Clasroom.
Guru dan Siswa juga dapat berkolaborasi untuk menciptakan komunikasi
yang aktif dan bermakna melalui berbagai media komunikasi seperti E- mail, chatroom, atau forum diskusi online lainnya. Komunikasi ini memberi kesempatan kepada guru dan siswa untuk melakukan pendalaman materi maupun problem solving bersama-sama. Dengan ini, hasil belajar Siswa diharapkan dapat terus meningkat.
Hasil belajar dalam blended learning dapat diukur menggunakan
kombinasi assesment tes (ulangan atau kuis) dan non tes (portofolio, tugas project, dan lain sebagainya). Assesment yang diberikan sebaiknya dapat dikerjakan secara mandiri dan dapat dikirimkan secara online. Dengan begitu, siswa akan lebih cepat beradaptasi dengan sistem pembelajaran online. Dengan internet, siswa dapat melakukan komunikasi dengan guru, dengan teman, dengan anggota kelompok, bahkan dengan narasumber lain. Pembelajaran online juga membutuhkan bahan ajar yang menarik dan mudah di pahami. Guru dan siswa juga harus bisa menggunakan, mengoperasikan, dan mengimplementasikan teknologi dalam proses pembelajaran online. Dengan begitu, pembelajaran dengan model blended learning dapat dilaksanakan dengan baik.
Melalui blended learning ini, akses pendidikan, efisiensi serta kualitas
pembelajaran dan pengajaran dapat meningkat. Siswa diharapkan dapat memanfaatkan media online dan digital untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan problem solving, serta memiliki skill untuk berkomunikasi dan bekerjasama. Siswa dan guru juga diharapkan dapat cepat beradaptasi dengan teknologi sekarang yang makin maju.
Daftar Pustaka
Fadianta, Sanjaya, G. Y., dan Widyandana. 2013. Meningkatkan Pengetahuan
Mahasiswa dengan Memberikan Fleksibilitas Belajar Mengajar Melalui Metode Blended Learning. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia, Vol. 2, No. 2, Hal. 1-6.
Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 2016. Kebijakan Pendidikan
Jarak Jauh dan E-learning di Indonesia.
Prabowo, H. T. 2014. Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Multimedia Siswa Kelas XI Multimedia 1 SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Program Studi Pendidikan Teknik Information Universitas Negeri Yogyakarta.