SUMBER, DAN
METODE ISTINBATH
HUKUM ISLAM
Jihan Fadhila (35)
KONSEP HUKUM ISLAM
1. Pengertian Hukum Islam Menurut Mohammad Tahir Azhari, ada tiga sifat hukum Islam:
Hukum Islam adalah hukum yang 1. Bidimensional : mengandung segi kemanusiaan dan segi
ditetapkan oleh Allah melalui wahyu- ketuhanan. Sifatnya yang luas dan komprehensif. Hukum Islam
Nya yang kini terdapat dalam Al- tidak hanya mengatur satu aspek kehidupan saja, tetapi mengatur
Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi
berbagai aspek kehidupan manusia.
Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui
2. Adil : sifat yang melekat sejak kaidah-kaidah dalam syari’at
Sunnah beliau yang kini terhimpun
dengan baik dalam kitabkitab Hadis. ditetapkan, karena keadilan merupakan sesuatu yang didambakan
Hukum Islam tidak hanya mengatur oleh setiap manusia baik sebagai individu maupun masyarakat.
hubungan manusia dengan manusia 3. individualistik, dan kemasyarakatan, yang diikat oleh nilai-nilai
lain dalam masyarakat, termasuk transendental yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi
dirinya sendiri dan benda serta alam Muhammad SAW. Dengan sifat ini hukum Islam memiliki validitas
semesta, tetapi juga hubungan manusia baik bagi perorangan maupun masyarakat.
dengan Tuhan.
2. Pengertian Syari’at dan Fiqih
a. Syari’at syara’a : undang-undang, peraturan, hukum, agama
Menurut bahasa
Sumber air yang dituju atau (didatangi) untuk minum. TM. Hasbi Ash Shiddieqy
mengemukakan bahwa syari’ah asalnya bermakna jalan yang dilalui air terjun, kemudian
kata syari’ah berkembang menjadi jalan lurus. Sumber air bermakna bahwa air
merupakan sarana untuk hidup, manusia, hewan dan tumbuhan membutuhkan air untuk
kehidupannya; syari’ah bermakna jalan lurus bermakna sebagai petunjuk bagi manusia
untuk menuju kebaikan, petunjuk untuk mencapai keselamatan, baik jiwa maupun raga.
Jalan yang lurus tersebut harus ditempuh oleh seseorang untuk mencapai kebahagiaan di
dunia dan akherat
Menurut Istilah
Syari’at adalah aturan atau undang-undang Allah yang berisi tata cara pengaturan
perilaku hidup manusia dalam melakukan hubungan dengan Allah, sesama manusia
dan alam sekitarnya untuk mencapai keridhoan Allah yaitu keselamatan dunia dan
akherat (Q.S asy-Syuro:13).
Perbedaan antara Syari’at Islam dan Fikih Islam adalah sebagai berikut:
1. Syari’at terdapat di dalam Al-Qur’an dan kitab-kitab Hadis, sedang Fikih terdapat
dalam kitab-kitab Fikih. Kalau seseorang berbicara tentang syari’at, maka yang
dimaksud adalah Firman Allah dan Sunnah Nabi Muhammad, sedang bila berbicara
tentang fikih, maka yang dimaksud adalah pemahaman manusia yang memenuhi
syarat tentang syari’at.
2. Syari’at bersifat fundamental, mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari pada
fikih. Fikih bersifat instrumental, ruang lingkupnya terbatas pada hukum yang
mengatur perbuatan manusia, yang biasanya disebut perbuatan hukum
3. Syari’at adalah ketentuan Allah dan Rasul-Nya, karena itu berlaku abadi. Fikih
adalah karya manusia yang dapat berubah atau diubah dari masa ke masa, dapat
berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain.
4. Syari’at hanya satu, sedang fikih lebih dari satu, seperti yang terlihat pada aliran-
aliran hukum yang disebut mazhab-mazhab.
5. Syari’at menunjukkan kesatuan dalam Islam, sedang fikih menunjukkan adanya
keragaman dalam hukum Islam.
b. Fikih faqaha-yafqahu : memahami atau mengerti sesuatu
Fikih adalah pemahaman manusia yang memenuhi syarat tentang syari’at, fikih bersifat
instrumental dan ruang lingkupnya terbatas pada hukum yang mengatur perbuatan
manusia, yang biasanya disebut sebagai perbuatan hukum. Fikih adalah hasil karya
manusia, maka ia tidak berlaku abadi dapat berubah dari masa ke masa, dan dapat
berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain. Hal ini disebut dengan istilah
Mazahib atau mazhab-mazhab. Oleh karena itu fikih menunjukkan adanya keragaman
dalam hukum Islam. M. Daud Ali (1999).
Fikih berisi rincian dari syari’ah, karena itu ia dapat dikatakan sebagai elaborasi
terhadap syari’ah. Elaborasi yang dimaksud disini merupakan suatu kegiatan ijtihad
dengan menggunakan akal pikiran atau ra’yu, untuk mendapatkan garis hukum yang
belum jelas atau tidak ada ketentuannya di dalam Al-qur’an dan Sunnah Rasulullah.
Dalam fikih kita akan menemukan pemikiran-pemikiran para Fuqoha, antara lain adalah
para pendiri empat mazhab yang ada dalam ilmu fikih yang masih berpengaruh di
kalangan umat Islam sedunia.
Di dalam ilmu fikih dikenal beberapa jenis fikih, yaitu sebagai berikut:
1. Fikih Syariah, atau yang dikenal dengan fikih ibadah atau fikih sunnah. Adalah ilmu yang mempelajari
tentang hukum Islam baik masalah ibadah maupun masalah muammalah.
2. Fikih Maqashid, yang menjelaskan tentang sasara-sasaran syariat Islam dalam segala aspek kehidupan.
FIQIH
Misal dalam sasaran sosial (maqashid ijtimaiyah), yaitu: hikmah shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.
3. Fikih Awlawiyyat, yaitu tentang mendahulukan mana yang lebih prioritas dan membelakangkan yang
kurang prioritas, mana yang lebih penting didulukan jika terjadi dua kewajiban dalam waktu yang
bersamaan, atau mana yang lebih berat dihindari jika terjadi dua larangan pada saat yang bersamaan.
Misalnya fardhu ‘ain perorangan harus didahulukan dengan dari fardhu kifayah perorangan, fardhu ‘ain
untuk orang banyak harus didahulukan dari fardhu ‘ain perorangan, kewajiban yang waktunya sedikit
harus didahulukan dari kewajiban yang waktunya lebih luas, dan seterusnya.
4. Fikih Muwazanah, yaitu mempertimbangkan antara memilih dua maslahat yang berbeda mana yang lebih
didahulukan, atau mempertimbangkan diantara dua mafsadat yang berbeda, atau mempertimbangkan antara
maslahat dengan mafsadat dari sesuatu hal yang sama. Seperti kepentingan pribadi yang khusus
digugurkan demi mendapatkan maslahat umum, mencapai maslahat yang permanen didahulukan dari
maslahat yang temporal, maslahat yang spekulatif dikorbankan untuk mendapatkan maslahat yang pasti.
Jika ada dua kerugian yang tidak dapat dihindari, maka dipilih kerugian yang lebih ringan. AlMusawwa.
(2005).
Fikih Ikhtilaf.
Perbedaan kedua yang dibolehkan adalah perbedaan dalam masalah
Fikih ikhtilaf adalah cabang ilmu fikih yang
furu’ sepanjang tetap berpegang kepada dalil yang shahih,
mempelajari tentang perbedaan pendapat contohnya seperti pada:
dikalangan para Ulama’ dalam masalah-masalah 1. Bab Thaharah (bersuci). Batalkah wudhu bagi orang yang
furu’ (cabang syari’at), sebab-sebabnya, dan bersentuhan dengan istrinya?.
adab-adab dalam berbeda pendapat. 2. Bab Shalat. Wajibkah membaca surah Al-fatihah, jika menjadi
makmum?
Ada dua macam ikhtilaf fikih, yaitu : perbedaan 3. Bab Puasa. Apakah kita memulai puasa dengan hisab atau
dalam masalah pokok-pokok syari’at (ushul) dan dengan ru’yah?
4. Masalah Politik. Apakah boleh menggunakan sistim multi partai
perbedaan pendapat dalam masalah cabang atau bersatu dalam satu partai? Dan sebagainya. AlMusawwa.
syari’at (furu’). (2005).
Perbedaan pendapat dalam masalah pokok syari’at (akidah dan ushul ibadah) adalah terlarang dan disepakati
keharamannya oleh para ulama’.Misalnya, jika ada yang menyatakan bahwa ada Nabi yang ke 26, maka
termasuk sudah keluar dari Islam dan harus bertaubat, hukum waris tidak adil untuk zaman modern, jilbab
tidak wajib dan sebagainya.
Ruang Lingkup Terhadap masalah-masalah sosial kemanusiaan yang
memerlukan jawaban hukum, hukum Islam mempunyai
Hukum Islam beberapa prinsip hukum, yaitu: