Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

DETERMINATION AVERAGE MOLECULER WEIGHT USING


VISCOMETER OSTWALD

Disusun Oleh :

K-042-021-FD

1803112263

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

No. Lab : K-042-021-FD

NIM : 1803112263

Judul : Penentuan Berat Molekul Menggunakan Viskometer

Ostwald

Tanggal Praktikum : 06 Mei 2021

Nama Asisten : Suci Utari Wahyuni

Pekanbaru, 13 Mei 2021

Menyetujui,

Asisten Praktikan

Suci Utari Wahyuni K-042-021-FD

NIM : 1703122048 NIM : 1803112263

Mengetahui,

Koordinator Asisten Praktikum Kimia Fisika

Akmaluddin, S.Si
Grafik Hubungan Viskositas terhadap
Waktu Alir
0.0012
y = 7E-06x + 0.0001
Viskosita (Ns/m2)

0.001
R² = 0.854
0.0008
0.0006
viskositas
0.0004
0.0002 Linear (viskositas)
0
0 50 100 150
Waktu Alir (s)
No. lab : K-042-021-FD
NIM : 1803112263
Kelas : Kimia B
Kelompok : 14
Responsi

Kitosan adalah salah satu polisakarida alami yang diekstrak dari cangkang crustaceae, misalnya
udang, kepiting, lobster dan lain-lain [1]. Kitosan merupakan bentuk polimer dari adalah 2-
amino-2-deoxy-β-D-glucose. Aplikasi penggunaan kitosan meliputi bidang industri (aditif dalam
kosmetik), pangan (anti oksidan, anti mikroba, bahan pelapis, pengawet) dan pertanian
(pengubah tanah, fungisida dan plant elicitor).
Bahan-bahan yang digunakan adalah kitosan; yang merupakan hasil produksi Laboratorium
Bidang Proses Radiasi, PAIRBATAN, H2O2, CH3COOH dan CH3COONa yang semuanya diperoleh
dari Sigma-Aldrich. Proses iradiasi dilakukan di Balai Iradiasi, Elektromekanik dan Instrumentasi
(IEI) menggunakan irradiator Gammacell. Untuk karakterisasi sifat fisik dan kimia dari kitosan
digunakan viskometer digital COOL MATE TE105M untuk pengukuran viskositas, viskometer
Ostwald untuk penentuan berat molekul dan spektrofotometer Fourier Transform Infrared
Spectrophotometer (FTIR) Shimadzu IRPrestige untuk mengetahui perubahan gugus fungsi.
Tata Kerja
Pengaruh konsentrasi H2O2 dan waktu perendaman kitosan dengan H2O2
2 g kitosan direndam dengan 50 mL H2O2 0.5, 1, 1.5 dan 2 M pada variasi waktu perendaman
1, 3 dan 6 jam. Setelah itu, padatan kitosan dicuci dengan aquades hingga netral dan
dikeringkan pada suhu 50 °C sampai berat konstan. 0.4 % (w/v) kitosan kemudian dilarutkan ke
dalam 0.25 M CH3COOH/0.25 M CH3COONa dan diukur viskositasnya menggunakan viskometer
digital pada suhu pengoperasian 25 °C.
Analisis Spektrofotometer FTIR
2 g kitosan diiradiasi dengan iradiator Gammacell pada dosis 10, 20 dan 30 kGy. Kitosan yang
telah diiradiasi ini kemudian direndam dengan 50 mL H2O2 0.5, 1, 1.5 dan 2 M pada waktu
perendaman 3 jam. Setelah itu, padatan kitosan dicuci dengan aquades hingga netral dan
dikeringkan pada suhu 50 °C sampai berat konstan. Kitosan kemudian dilarutkan ke dalam 0.25
M CH3COOH/0.25 M CH3COONa sehingga konsentrasi kitosan menjadi 0.4, 0.3, 0.2 dan 0.1 %
(w/v) dan diukur viskositasnya menggunakan viskometer Ostwald pada suhu pengoperasian 25
°C. Bahan-bahan yang digunakan adalah kitosan; yang merupakan hasil produksi Laboratorium
Bidang Proses Radiasi, PAIRBATAN, H2O2, CH3COOH dan CH3COONa yang semuanya diperoleh
dari Sigma-Aldrich. Proses iradiasi dilakukan di Balai Iradiasi, Elektromekanik dan Instrumentasi
(IEI) menggunakan irradiator Gammacell. Untuk karakterisasi sifat fisik dan kimia dari kitosan
digunakan viskometer digital COOL MATE TE105M untuk pengukuran viskositas, viskometer
Ostwald untuk penentuan berat molekul dan spektrofotometer Fourier Transform Infrared
Spectrophotometer (FTIR) Shimadzu IRPrestige untuk mengetahui perubahan gugus fungsi. Tata
Kerja Pengaruh konsentrasi H2O2 dan waktu perendaman kitosan dengan H2O2 2 g kitosan
direndam dengan 50 mL H2O2 0.5, 1, 1.5 dan 2 M pada variasi waktu perendaman 1, 3 dan 6
jam. Setelah itu, padatan kitosan dicuci dengan aquades hingga netral dan dikeringkan pada
suhu 50 °C sampai berat konstan. 0.4 % (w/v) kitosan kemudian dilarutkan ke dalam 0.25 M
CH3COOH/0.25 M CH3COONa dan diukur viskositasnya menggunakan viskometer digital pada
suhu pengoperasian 25 °C. Pengaruh konsentrasi H2O2 dan dosis iradiasi 2 g kitosan diiradiasi
dengan iradiator Gammacell pada dosis 10, 20 dan 30 kGy. Kitosan yang telah diiradiasi ini
kemudian direndam dengan 50 mL H2O2 0.5, 1, 1.5 dan 2 M pada waktu perendaman 3 jam.
Setelah itu, padatan kitosan dicuci dengan aquades hingga netral dan dikeringkan pada suhu 50
°C sampai berat konstan. Kitosan kemudian dilarutkan ke dalam 0.25 M CH3COOH/0.25 M
CH3COONa sehingga konsentrasi kitosan menjadi 0.4, 0.3, 0.2 dan 0.1 % (w/v) dan diukur
viskositasnya menggunakan viskometer Ostwald pada suhu pengoperasian 25 °C.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengaruh konsentrasi H2O2 dan waktu perendaman kitosan dengan H2O2

Hasil ini menunjukkan efektivitas H2O2 dalam menurunkan viskositas kitosan sehingga
menaikkan kelarutan kitosan.
Pengaruh konsentrasi H2O2 dan dosis iradiasi
Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan H2O2 pada proses pembuatan
kitosan dapat membantu proses degradasi kitosan dan menurunkan dosis iradiasi yang
diperlukan untuk menghasilkan kitosan dengan berat molekul rendah. Pengurangan dosis
iradiasi tentunya akan mengurangi waktu iradiasi yang akhirnya dapat menghemat biaya
produksi pada pembuatan skala pabrik kitosan dengan berat molekul rendah.
Analisis Spektrofotometer FTIR
Gambar 3 menunjukkan spektrum FTIR kitosan dengan proses perendaman H2O2 2 M dan
diiradiasi dengan dosis 30 kGy (A); dan kitosan tanpa proses perendaman H2O2, diiradiasi
dengan dosis 30 kGy dan 20 kGy untuk (B) dan (C). Spektrum FTIR kitosan sampel A, B dan C
pada Gambar 3 menunjukan adanya perbedaan intensitas pada daerah daerah serapan
dibawah 1400 cm-1. Hal ini diduga akibat penuruan kadar asetil yang mempengaruhi jumlah
ikatan hidrogen. Kadar asetil menurun akibat adanya peningkatan dosis radiasi pada molekul
kitosan yang ditandai dengan menurunnya transmitansi pada spektra inframerah.

KESIMPULAN
Penambahan proses degradasi dengan menggunakan H2O2 dilakukan untuk mengurangi dosis
iradiasi dalam pembuatan kitosan berat molekul rendah. Penambahan H2O2 ke dalam proses
pembuatan kitosan berat molekul rendah dengan iradiasi sangat efektif untuk menurunkan
berat molekul kitosan sehingga didapatkan kitosan dengan berat molekul bahkan lebih rendah
dibanding proses pembuatan kitosan dengan metode iradiasi saja. Pengurangan dosis iradiasi
karena penggunaan H2O2 akan sangat membantu dalam pembuatan skala pabrik kitosan berat
molekul rendah.

Daftar Pustaka
Nuryanthi, N., dkk. 2018. Sintesis Kitosan Berat Molekul Rendah Menggunakan Hidrogen
Peroksida Dan Iradiasi Sinar Gamma. Batan.

Anda mungkin juga menyukai