Metodologi Penelitian
3.3. Pendekatan
Sebagai permasalahan inti dari metodelogi dalam ilmu sejarah dapat disebut
masalah pendekatan. Penggambaran kita mengenai suatu peristiwa sengat tergantung pada
pendekatan, ialah dari segi mana kita memandangnya, dimensi mana yang diperhatikan,
unsur-unsur mana yang diungkapkan, dan lain sebagainya. Hasil pelukisannya akan sangat
ditentukan oleh pendekatan yang dipakai (Kartodirdjo, 1993: 4). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa pendekatan, yaitu sebagai berikut:
3.3.1. Pendekatan Sosiologi
Studi sosiologi penting, karena dengan sosiologi kita bisa memperoleh suatu
pandangan segar mengenai lingkungan sosial dan sekaligus bisa meneliti kembali golongan
atau masyarakat di sekitar kita yang jarang atau bahkan tidak pernah kita kenal. Juga dengan
sarana yang ada kita bisa memperoleh pandangan tentang dunia luar dan kebudayaan lain
yang sebelumnya hanya sedikit kita ketahui bahkan tidak kita kenal sama sekali.
Sesungguhnya, sosiologi memungkinkan kita untuk lebih mengenal kemurnian pandangan
dan perilaku yang jauh berbeda dengan apa yang kita miliki dan akhirnya kita bisa
mengetahui kekuatan-kekuatan apa yang mempengaruhi tindak-tanduk kita dan lingkungan
kita (Cohen, 1992: 2).
Sejalan dengan keterangan tersebut, Kartodirdjo (1993: 4) menyatakan bahwa
pendekatan sosiologi sudah barang tentu akan meneropong segi-segi sosial peristiwa yang
dikaji, umpamanya golongan sosial mana yang berperan, serta nilai-nilainya, hubungan
dengan golongan lain, konflik berdasarkan kepentingan, ideologi, dan lain sebagainya.
Pendekatan sosiologi yang penulis gunakan pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana persepsi pengetahuan masyarakat tentang rumah limas Palembang
serta nilai-nilai filosofisnya bagi kehidupan Masyarakat Palembang sehari-hari.
3.3.2 Pendekatan Antropologi
Pendekatan Antropologi sangat dibutuhkan ketika akan membahas sebuah studi
tentang kebudayaan. Hal ini tidak terlepas keterkaitan antara manusia dengan kebudyaan itu
sendiri. Kata Antropologi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dua kata yakni, “Antropos”
yang berarti Manusia dan “Logos” yang berarti Ilmu. Jadi, Antropologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang manusia (Rudi, 1982:1). Antropologi memandang manusia sebagai
sesuatu yang sangat kompleks dari berbagai segi kehidupan yakni segi fisik, segi emosi, segi
sosial, dan segi kebudayaannya. Antropologi sering pula disebut sebagai ilmu tentang
manusia dan kebudayaannya (Wawan, 2010,4).
Antorpolog merupakan ilmu yang mempelajari tentang umat manusia pada
umumnya dengan aneka warna, bentuk fisik serta masyarakat kebudayaan yang dihasilkan
(koentjoroningrat, 1996:1-2). Secara praktis Antropolog merupakan ilmu yang mempelajari
manusia dalam beragam masyarakat suku bangsa untuk membangun suku bangsa masyarakat
itu sendiri. Dalam perkembangannya, Antropologi dibagi menjadi dua cabang yakni,
1. Antropologi Fisik, yaitu menyelidiki manusia sebagai makhluk biologis.
Mempelajari manusia dari segi sudut jasmaninya dalam arti yang seluas-
luasnya. Yang diselidiki ialah asal usul manusia, perkembangan evolusi
organic, struktur tubuh, dan kelompok-kelompok manusia yang disebut
dengan Ras.
2. Antorpologi budaya, yaitu cabang antropologi yang menyelidiki kebudayaan
manusia yang pada umumnya dan kebudayaan-kebudayaan dari berbagi
bangsa di dunia (menyelidiki seluruh cara hidup dan aktivitas manusia)
(Rudi,1982:1)
Dalam Hal ini penulis menggunakan pendendekatan Antroplogi untuk karena
berkaitan dengan tema yang diangkat penulis dengan yakni Tinjaun Filosofis Bangunan
Rumah Limas Asli Palembang. Pendekatan Antropologi budaya dianggap sangat cocok
karena menyangkut dengan manusia. Dalam Pendekatan Budaya digunakan dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimana masyarakat Palembang memelihara dan mengubah rumah
Limas berdasarkan proses belajar dan pengalamn hidup mereka serta makna filosofis rumah
limas yang sangat kental dengan budaya cara hidup masyarakat kota Palembang.