Anda di halaman 1dari 12

CACING TUBIFEX sp.

SEBAGAI BIOINDIKATOR
PENCEMARAN AIR

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biokimia, Jurusan
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Siliwangi

Disusun Oleh :

Febriyanti 192154010
Masyitoh Khumrotun Z 192154055
Putri Aisyah Mujahidah 192154075
Rifa Salsabilla Sukma 192154106
Rifda Aprilia 192154120

Kelas : C

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berkenaan tentang ”Cacing
Tubifex sp. Sebagai Bioindikator Pencemaran Air” ini dengan baik dan tepat waktu.
Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada dosen mata kuliah Pencemaran Lingkungan Bapak Mufti Ali M.Pd., Ibu Liah Badriah
M.Pd dan Bapak Dita Agustin M.Pd serta kepada semua teman-teman yang telah bersedia
membantu kami dalam penyelesaiannya.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik
dari segi isi maupun sistematikanya. Karena itu kami mohon saran dan kritik yang
membangun, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Tasikmalaya, 19 April 2021

Penulis

1
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
1.BAB 1..................................................................................................................... 1
2.BAB II .................................................................................................................... 3
3. BAB III................................................................ Error! Bookmark not defined.
4. Daftar Pustaka ....................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang sudah diketahui bahwa air merupakan sumber daya alam terpenting di planet bumi
sebab menjadi esensi dari semua kehidupan. Semua makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup
tanpa air. Dua pertiga dari permukaan bumi merupakan air. Bahkan sekitar 60-70 persen dari
komponen tubuh manusia terdiri dari air.

Air terdapat di mana-mana. Jumlah air di bumi tetap, air hanya berubah bentuk dan melalui
perputaran yang disebut siklus air. Siklus air adalah proses alami yang berkelanjutan di alam.

Siklus air adalah pola di mana air di lautan, laut, danau dan lain-lain menguap dan berubah
menjadi uap. Setelah melalui proses kondensasi dan presipitasi, air jatuh kembali ke bumi
sebagai hujan termasuk salju.

Dari siklus tersebut, terdapat air bersih (potable water) yang dianggap cukup aman untuk
dikonsumsi manusia dan hewan. Air bersih adalah air yang biasanya dimanfaatkan untuk
minum, memasak, mencuci, irigasi tanaman dan lainnya.

Namun, terdapat permasalahan serius yang mengancam keberadaan air di bumi yaitu
pencemaran air. Pencemaran air menimbulkan berbagai dampak terhadap kehidupan dan
lingkungan termasuk terhadap ekosistem yang tinggal didalamnya. Limbah rumah tangga,
industri, pertanian, peternakan serta perikanan menjadi salah satu faktor pencemaran air yang
kerap kali terjadi. Selain karena aktivitas manusia, pencemaran air juga dapat disebabkan oleh
berbagai fenomena alam seperti badai, gempa bumi, letusan gunung berapi, hingga banjir.

Sehubungan dengan penjelasan yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk
membahas mengenai Pengertian Pencemaran Air, Sumber Pencemaran Air, dan Bioindikator
Pencemaran Air.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas. Maka penulis merumuskan beberapa


masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran air?


2. Apa saja sumber-sumber pencemaran air?

1
2

3. Apa saja bioindikator pencemaran air?

C. Tujuan Makalah

Dari rumusan masalah diatas, tujuan yang diharapkan dari makalah ini:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pencemaran air.
2. Untuk mengetahui sumber-sumber pencemaran air.
3. Untuk mengetahui bioindikator pencemaran air.

D. Manfaat Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai dasar mempelajari lebih
dalam mengenai Pencemaran Air dalam Ilmu Lingkungan ataupun Pencemaran
Lingkungan. Secara praktis makalah ini dapat bermanfat bagi:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan mengenai


Pencemaran Air.
2. Pembaca, sebagai media informasi dan referensi tentang Pencemaran Air.
BAB II

PEMBAHASAN

Air adalah zat yang sangat penting bagi kehidupan semua makhluk yang berada di
bumi. Sekitar 71 persen bumi mengandung air dan tubuh kita sendiri juga mengandung air
sekitar 80 persen. Maka dari itu, air adalah barang yang sangat berharga karena air memiliki
kegunaan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air merupakan komponen lingkungan
yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari
kebutuhan akan air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia
dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat
didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri,
untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Dewasa
ini, sangat disayangkan karena banyak masalah- masalah yang timbul akibat dari kurangnya
air bersih.

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang terus menerus terjadi, mendorong
pertumbuhan dan perkembangan permukiman yang cepat pula, hal ini digambarkan dengan
adanya peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat seperti pertumbuhan industri baik kecil
maupun besar, perkembangan fasilitas umum seperti tempat rekreasi, pertokoan dan
sebagainya serta peningkatan di bidang pembangunan lainnya. Perkembangan permukiman
tersebut tidak diikuti oleh penyediaan prasarana yang mencukupi, sehingga prasarana yang ada
tidak dapat memenuhi kebutuhan, termasuk salah satunya prasarana air bersih. Prasarana
persediaan air besih tidak dapat memenuhi semua permintaan masyarakat disebabkan berbagai
faktor seperti: pencemaran air sungai, kerusakan hutan, kerusakan situ/ waduk yang tak
terpelihara sehingga sumber air baku menjadi sulit.

Dari hari ke hari bila diperhatikan, makin banyak berita-berita mengenai pencemaran
air. Pencemaran air ini terjadi dimana-mana. Air tidak dapat digunakan untuk keperluan
industri, kalau air sudah tercemari air tersebut tidak bisa di gunakan untuk keperluan industri
usaha untuk meningkatkan kehidupan manusia tidak akan tercapai. Air tidak dapat di gunakan
untuk keperluan pertanian, karna airnya sudah tercemar maka tidak bisa digunakan lagi sebagai
irigasi, untuk pengairan di persawahan dan kolam perikanan, karena adanya senyawa anorganik
yang mengakibatkan perubahan drastis pada pH air.Dampak dari pembungan limbah padat
organic yang berasal dari kegiatan rumah tangga, limbah padat organik yang didegradasi oleh
mikroorganisme akan menimbulkan bau yang tidak sedap (busuk) akibat penguraian limbah

3
4

tersebut menjadi yang lebih kecil yang di sertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak sedap.
Limbah organic yang mengandung protein akan menghasilkan bau yang tidak sedap lagi (lebih
busuk) karena protein yang mengandung gugus amin itu akan terurai menjadi gas ammonia.
Dampak dalam kesehatan yaitu dapat menyebabkan dan menimbulkan penyakit, potensi
bahaya kesehatan yang dapat di timbulkan adalah: penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi
karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat. Penyakit kulit
seperti kudis dan kurap.

Di Teluk Jakarta terjadi pencemaran yang sangat merugikan bagi petambak. Tidak saja
udang dan bandeng yang mati, tapi kerang hijaupun turut mati pula, beberapa jenis spesies ikan
telah hilang. Secara kimiawi, pencemaran yang terjadi di Teluk Jakarta tersebut telah sangat
parah. Indikasinya populasi kerang hijau berkembang lebih cepat dan semakin banyak, padahal
hewan ini merupakan indicator pecemar. Kadar logam antara lain seng, tembaga dan timbal
telah mencapai ambang batas normal. Kondisi ini sangat berbahaya, karena logam berat dapat
diserap oleh manusia atau hewan yang memakannya dan akan terjadi akumulasi (Republika,
17/02/03). Selain itu, penggunaan pestisida yang berlebihan dan berlangsung lama, juga akan
mengakibatkan pencemaran air. Sebagai contoh, hal ini terjadi di NTB yang terjadi pencemaran
karena dampak pestisida dan limbah bakteri e-coli. Petani menggunakan pestisida di sekitar
mata air Lingsar dan Ranget (Bali Post, 14/8/03).

Pencemaran air di banyak wilayah di Indonesia, seperti beberapa contoh di atas, telah
mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan pemerintah serta
keengganannya untuk melakukan penegakan hukum secara benar menjadikan problem
pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin parah.

A. Pengertian Pencemaran Air

Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang
dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah
tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga
didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran
lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya,
pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai
pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air,
pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara.
5

Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup
yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997. Dalam PP No.
20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai :
“pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Peraturan pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;

Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa


masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan
kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang
pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan
limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia.
Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah
tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat
berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu. Pengertian tingkat tertentu
dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar
(tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke
batas atau melewati batas).

Air yang aman adalah air yang sesuai dengan kriteria bagi peruntukan air tersebut.
Misalnya criteria air yang dapat diminum secara langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria
yang berbeda dengan air yang dapat digunakan untuk air baku air minum (kualitas B) atau air
kualitas C untuk keperluan perikanan dan peternakan dan air kualitas D untuk keperluan
pertanian serta usaha perkotaan, industri dan pembangkit tenaga air.

B. Sumber Pencemaran Air

Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan
menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung
meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber
tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir
berupa hujan (Pencemaran Ling. Online, 2003). Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal
dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air tanah mengandung sisa
6

dari aktivitas pertanian misalnya pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal
dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.

C. Bioindikator pencemaran air


Dalam sebuah keadaan lingkungan pasti memiliki sebuah indikator yang dapat
memperlihatkan bahwa lingkungan tersebut telah tercemar maupun tidak tercemar. Untuk itu
ada yang disebut sebagai bioindikator. Bioindikator ini terdiri dari dua kata yaitu “bio” dan
“indikator”, dimana “bio” berarti makhluk hidup dan “indikator” sendiri merupakan variabel
yang digunakan untuk mengavaluasi keadaan atau status yang memungkinkan dilakukannya
pengukuran terhadap suatu perubahan.
Maka bioindikator merupakan indikator biotis yang dapat menunjukkan waktu dan
lokasi, kondisi alam (bencana alam), serta perubahan kualitas lingkungan yang telah terjadi
karena aktifitas manusia. Bioindikator ini dapat terjadi secara alami dan digunakan untuk
mengukur kesehatan lingkungan dan juga merupakan alat penting untuk mendeteksi adanya
perubahan dalam lingkungan, baik positif maupun negatif, dan dampak selanjutnya pada
masyarakat manusia. Dalam penerapannya bioindikator ini juga memprediksi tingkat
kontaminasi pada suatu wilayah. Ada beberapa faktor tertentu yang mengatur keberadaan
bioindikator di lingkungan seperti transmisi cahaya, air, suhu, dan padatan tersuspensi.
Menurut Nobel dalam Kovacs (1992), indikator biologi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Spesies indikator merupakan indikator yang kehadiran atau ketidakhadirannya
mengindikasikan terjadi perubahan di lingkungan tersebut. Mempunyai toleransi yang
rendah terhadap perubahan lingkungan (stenoecious), bila kehadiran, distribusi serta
kelimpahannya tinggi, maka spesies tersebut merupakan indikator positif. Sebaliknya,
ketidakhadiran atau hilangnya suatu spesies karena perubahan lingkungannya, disebut
indikator negatif.
2. Spesies monitoring yaitu indikator yang mengindikasikan terdapatnya polutan di
lingkungan baik kuantitas maupun kualitasnya. Monitoring sensitif, sangat rentan terhadap
berbagai polutan, sangat cocok untuk menunjukkan kondisi yang akut dan kronis.
Monitoring akumulating, merupakan spesies yang resisten dan dapat mengakumulasi
polutan dalam jumlah besar ke dalam jaringannya, tanpa membahayakan kehidupannya.
Monitoring akumulating dapat berupa indikator pasif, yaitu spesies yang secara alami
terdapat di lingkungan yang terpolusi, serta indikator aktif (eksperimental),. yaitu spesies
7

yang sengaja dibawa dari lingkungan alami yang tidak terpolusi ke lingkungan yang
terpolusi (transplantasi).
3. Spesies uji adalah spesies yang dipakai untuk mengetahui pengaruh polutan tertentu,
sehingga sangat cocok untuk studi toksikologi.

Untuk pencemaran air ini dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa cacing sutera
(Tubifex sp.) dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran air. Cacing tubifex atau sering
disebut cacing sutera termasuk kedalam filum Annelida, kelas Oligochaeta, ordo Haplotaxida,
famili Tubifisidae, genus Tubifex dan spesies Tubifex sp. Cacing ini hidup di dasar sungai atau
danau dan menyukai dasar perairan yang banyak mengandung bahan-bahan organik terlarut.

Dengan itu cacing sutera sebagai biondikator pencemaran air, ini dapat dilihat dari
semakin banyaknya kandungan bahan organik pada suatu sungai maka semakin banyak pula
cacing Tubifex yang ditemukan di Sungai tersebut, sehingga dapat dijadikan sebagai
bioindikator pencemaran lingkungan khususnya perairan. Dan dapat dikatakan suatu sungai
yang didalamnya ditemukan cacing sutera dalam jumlah yang banyak maka termasuk kedalam
kelompok perairan yang tercemar.
8

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi
atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan
tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada prakteknya masukan
tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek
pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Upaya penanggulan
pencemaran air dimulai dari pengertian yang baik dan perubahan diri masyarakat. Dimulai
dengan tidak membuang sampah rumah tangga sembarangan di sungai sampai pada
pengertian pengertian untuk mengolah sampah agar tidak mencemari air. Selain itu,
penggulangan pencemaran air dengan cara penanaman pohon dapat mencegah longsor dan
dapat menyerap banyak air bersih.

B. SARAN

Dari materi yang kita bahas, kita dapat menarik kesimpulan dari makalah ini bahwa
Bagia masyarakat dan industri-industri besar, hendaknya memperhatikan limbah yang
mencemari sungai, danau, laut. Selain itu, sebaiknya mengunakan cara pengolahan air
buangan untuk mengolah limbah menjadi air bersih yang dapat bermanfaat bagi kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Fatmalia, E. (2018). Analisis Cacing Sutera (tubifex tubifex) Sebagai Bioindikator Pencemaran
Air Sungai Gorong Lombok Tengah. Jurnal Pijar MIPA, 13(2) 132 – 136.
http://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPM/article/view/544. (Diakses 18 April 2021)

Hasibuan, Rosmidah. "Analisis Dampak Limbah/sampah Rumah Tangga terhadap Pencemaran


Lingkungan Hidup." Jurnal Ilmiah Advokasi, vol. 4, no. 1, 2016, pp. 42-52,
doi:10.36987/jiad.v4i1.354

Hakim, Didin Lukmanaul (2010) "Aksebilitas Air Bersih Bagi Masyarakat di Permukiman
Linduk Kecamatan Pontang Kabupaten Serang." Masters thesis, UNIVERSITAS
DIPONEGORO.

Pratiwi, A. Bioindikator Kualitas Perairan Sungai.


https://files.osf.io/v1/resources/fevpa/providers/osfstorage/5d1a1e691fde860016acfa9
c?format=pdf&action=download&direct&version=1. (Diakses 19 April 2021)

Sitanggang ,L.P & Pasaribu, E.R. (2019). Pemanfaatan Kotoran Ternak Untuk Meningkatkan
Kepadatan dan Produktivitas Cacing Sutra (tubifex sp). Jurnal Stindo Profesional, 5(5).
http://jurnalstipro.com/wp-content/uploads/2019/10/10-Dr-Lucien-Pahala-
Sitanggang.pdf. (Diakses 19 April 2021)

Warlina, Lina. 2004. "Pencemaran Air : Sumber, Dampak dan Penanggulangannya". Makalah
Pribadi, Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai