Anda di halaman 1dari 12

Identifikasi Waste Proses Pembangunan Perumahan Sederhana

Menggunakan Value Steam Mapping di Perumahan XYZ

Nurlaelah1, Jati Utomo DH2, Rusdi HA3


1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Persada Indonesia YAI; Jl. Diponegoro
No. 74, Jakarta Pusat, Jakarta, Email: nurlaelah_73@ymail.com
2
Jati Utomo Dwi Hatmoko; Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof Sudarto, Tembalang, Semarang, Email: jati.hatmoko@ft.undip.ac.id
3
Rusdi H Ataf; Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat, Jl.
Brigjen, H. Hasan Basri, Kayu Tangi, Pangeran, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Email:
rusdi.h.ataf@gmail.com

Abstrak

Perumahan sederhana (low cost housing) merupakan hunian yang diperuntukkan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang dibangun oleh pengembang. Sementara jumlah
peminat perumahan jenis ini semakin meningkat, namun seringkali terjadi komplain konsumen
yang berkaitan dengan cacat (defect) produk rumah maupun keterlambatan penyelesaian
pekerjaan karena pemborosan (waste) yang terjadi dalam proses pembangunan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi waste proses pembangunan perumahan sederhana
(low cost housing), khususnya di perumahan XYZ. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Value Stream Mapping (VSM) meliputi penggambaran kondisi eksisting (Current
State Map), serta usulan rekomendasi perbaikan (Future State Map). Analisis Current State
Map berhasil memetakan berbagai waste, baik waste sebelum pekerjaan dilakukan maupun
selama proses pembangunan berlangsung, seperti Overproduction, Inventory, Defect, Motion,
Transportation, Processing, Waiting. Sementara dalam Future State Map, Sistem Tarik
(Pull System) diusulkan untuk diterapkan menggunakan Sistem Kanban dalam proses
konstruksi yang dijalankan oleh kontraktor.

Key Word: Perumahan Sederhana (Low Cost Housing), Waste, Value Stream Mapping

Abstract

Low-cost housing is a housing intended for the low-income community built by developers.
While the number of people who are interested in this type of housing is increasing, there
are often consumer complaints related to defects of home products and delays in completing
work due to waste that occurs in the construction process. The purpose of this research is to
identify the waste in the low cost housing development process, especially in XYZ Housing. The
method used in this research is the Value Stream Mapping (VSM), which includes the drawing
of the Current State Map, as well as the proposed recommendations for improvement
(Future State Map). Current State Map analysis has succeeded in mapping various wastes,
both waste before work is done and work during the construction process, such as
Overproduction, Inventory, Defect, Motion, Transportation, Processing, Waiting. Meanwhile,
in the Future State Map, the Pull System is proposed to be implemented using the Kanban
system in the construction process carried out by the contractor.

Key Word: Low Cost Housing, Waste, Value Stream Mapping

78 Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021


1. PENDAHULUAN developer, kontraktor dengan supplier
material, keterlambatan pengiriman
Perumahan XYZ adalah perumahan material, system penyimpanan material
sederhana dengan type rumah 27/60 yang yang tidak memadai di lokasi proyek,
berlokasi di wilayah Bekasi, Jawa Barat penggunaan material dan tenaga kerja
dan diperuntukkan bagi masyarakat konstruksi yang tidak berkualitas, dan lain
berpenghasilan rendah (MBR). Untuk lain. Beberapa kendala tersebut merupakan
mendapatkan rumah tersebut, masyarakat bagian dari pemborosan (waste) dari sisi
dapat membeli secara tunai/ cash maupun produsen perumahan (kontraktor,
kredit/ KPR di Bank-Bank yang telah developer, supplier, dll) yang
ditunjuk oleh pemerintah. Namun, seiring memproduksi rumah bagi konsumen. Oleh
dengan berjalannya waktu, banyak sebab itu. dibutuhkan suatu pendekatan
masyarakat yang mengeluhkan tentang konsep yang secara komprehensif mampu
kondisi rumah yang sudah dibeli untuk menanggulangi masalah waste yang
karena terjadi dalam proses pembangunan rumah
terdapat cacat (defect), seperti kebocoran di perumahan sederhana (low cost
atap, cat mengelupas, ubin retak dan housing) ini, Dalam industri manufaktur,
sebagainya. Bahkan berdasarkan keluhan pendekatan konsep yang telah terbukti
konsumen dari organisasi konsumen berhasil diterapkan adalah konsep Lean
Indonesia (YLKI) dan yayasan Manufacturing yang berasal dari Toyota
Ombudsman hingga 2019, kualitas Production System (TPS), dan dalam
perumahan sederhana dianggap tidak industri konstruksi dikenal sebagai Lean
memadai dan menjadi masalah yang Construction (LC). Menurut (Barathwaj.
berulang setiap tahun. Selain itu, terjadi R, 2017), langkah-langkah yang diambil
pula penyelesaian pembangunan unit adalah dengan mengidentifikasi semua
rumah yang tidak sesuai waktu yang telah waste dan akar masalahnya, kemudian
ditetapkan sehingga konsumen harus dilanjutkan dengan memberikan solusi
menunggu/ waiting beberapa waktu untuk perbaikan terhadap waste yang terjadi. Hal
menempati rumah mereka. ini dapat dilakukan dengan menggunakan
Menurut data Yayasan Lembaga alat LC yang sesuai yaitu Value Stream
Konsumen Indonesia (YLKI) tahun 2018, Mapping (VSM). VSM digunakan sebagai
dari 60 (enampuluh) aduan yang ada dalam alat untuk memfasilitasi proses
bidang perumahan, proses pembangunan implementasi lean dengan membantu
menjadi permasalahan terbanyak yang mengidentifikasi kegiatan yang
diadukan. Masalah proses pembangunan memberikan nilai (value added) dalam
yang dimaksud adalah pembangunan aliran proses (value stream), dan
perumahan yang tidak jelas dari sisi menghilangkan kegiatan yang tidak
penyelesaian waktunya. Bahkan ada bernilai (non value added) atau waste.
beberapa aduan yang proses
pembangunannya belum dijalankan selama 2. METODOLOGI
kurun waktu tertentu, sesuai dengan janji
pengembang. Untuk mengidentifikasi waste proses
Berdasarkan pengamatan awal tahun pembangunan rumah di perumahan ini,
2019, kedua masalah ini (defect dan dilakukan observasi secara langsung di
waiting produk rumah) bagi konsumen, lapangan dan wawancara. Hal ini
diduga berkaitan dengan adanya kendala dilakukan untuk mengetahui kondisi
yang terjadi dalam proses pembangunan eksisting (Current State Map) proses
yang dijalankan oleh kontraktor. Kendala pembangunan rumah yang dilakukan oleh
yang dimaksud seperti kurangnya kontraktor. Observasi dalam penelitian ini
koordinasi antara kontraktor dengan berarti mengamati proses konstruksi yang

Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 79


dilakukan oleh pekerja konstruksi setiap jadi atau kelebihan bahan baku di
hari mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 gudang.
WIB, dimulai dari pengerjaan awal (galian (f) Gerakan yang tidak perlu (Motion),
tanah/ excavation) sampai pekerjaan akhir adalah gerakan yang tidak
(finishing), selama 3 sampai 6 bulan. ergonomis karena desain stasiun
Selain itu, wawancara dilakukan terhadap kerja atau metode kerja yang
10 responden penelitian (5 mandor dan 5 buruk.
pengawas lapangan) yang bertanggung (g) Cacat (Defect), terjadinya
jawab dan dianggap memahami proses ketidaksempurnaan produk yang
pembangunan perumahan. mengakibatkan proses pengerjaan
ulang, banyak memo, dan klaim
3. LANDASAN TEORI pelanggan bekerja (perbaikan).
Seiring berjalannya waktu, ide
a. Waste dalam Proyek Konstruksi Ohno untuk mengidentifikasi jenis
Istilah waste digunakan untuk waste di atas mulai diperkenalkan dan
merujuk pada kegiatan yang tidak diadopsi di industri konstruksi. Seperti
menambah nilai (Non Value Added pendapat beberapa peneliti, disebutkan
Activities/NVA) dalam konsep lean bahwa jenis waste NVA dalam industry
thinking (Josephson. PE, 2007). konstruksi seperti: inspeksi berlebihan
Menurut Ohno sebagai penemu teori di lokasi proyek (Abdul Rahman,
Sistem Produksi Toyota dalam (Hicks. C, 2012), menunggu perbaikan peralatan
2004), ada tujuh jenis waste yang ada dan keterlambatan dalam memulai
dalam serangkaian proses produksi di aktivitas (Iyagba, 2012), pesanan
industri manufaktur, yaitu: material yang tidak perlu dan
(a) Over produksi (Overproduction), berlebihan (Arleroth, 2011),
adalah kegiatan memproduksi penanganan material yang berlebihan
barang jadi atau setengah jadi (Iyagba, 2012), jarak jalan kaki yang
secara berlebihan. jauh (RJ, 2004), dan pengawasan
(b) Waktu tunggu (Waiting/ Delay), berlebihan (Modegh, 2013).
adalah kegiatan menunggu
kedatangan material, informasi, b. Value Stream Mapping (VSM)
peralatan, dan peralatan yang tidak VSM adalah bagan alur yang
memberikan nilai tambah. menggunakan simbol yang dikenal
(c) Transportasi berlebihan sebagai "Lean Language" untuk
(Transportation), yaitu menggambarkan dan meningkatkan
perpindahan material, informasi, aliran bahan dan informasi. VSM
peralatan, dan peralatan yang tidak bertujuan untuk memberikan nilai
memberikan nilai tambah tetapi optimal kepada konsumen melalui
membutuhkan biaya. proses penciptaan nilai yang lengkap
(d) Pemrosesan yang tidak sesuai dengan limbah minimum melalui: 1.
(Processing), yaitu terjadinya Desain (konsep untuk pelanggan), 2.
kegiatan yang tidak sesuai dengan Pengembangan (pesanan dan
proses/ metode operasi produksi pengiriman), 3. Berkelanjutan (siklus
karena penggunaan alat yang tidak hidup proyek) (Shook, 2009).
sesuai dengan fungsi atau VSM sangat berguna untuk
kesalahan prosedur atau sistem
diterapkan pada proyek perumahan,
operasi.
mengingat banyaknya pihak yang
(e) Persediaan berlebihan (Inventory),
yang merupakan tumpukan produk terlibat, berpotensi menyebabkan
penyimpangan dalam proses konstruksi.
VSM juga memberikan data terperinci

80 Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021


yang dapat digunakan sebagai referensi Gambar 1 menunjukkan typikal
untuk memberikan keputusan dalam urutan pekerjaan yang dilakukan
proses pembangunan perumahan terkait oleh kontraktor mulai dari
dengan penjadwalan, proses yang tidak pekerjaan galian tanah sampai
dapat diprediksi, merestrukturisasi pekerjaan finishing. Jika suatu
proses konstruksi, dan menentukan kontraktor mendapatkan proyek 10
prioritas utama yang harus dijalankan unit rumah, maka proses yang
dengan membandingkan kondisi dilakukan adalah pekerja
eksisting proses pembangunan (Current melakukan pekerjaan galian tanah
State Map) dan peta usulan perbaikan dari rumah pertama sampai rumah
(Future State Map). Hasilnya ke sepuluh. Selanjutnya, pekerja
menunjukkan terjadi peningkatan melakukan pekerjaan pondasi dan
kinerja secara keseluruhan, ditandai sloof, dari rumah pertama hingga
dengan aliran proses yang stabil, rumah yang terakhir, begitu
kegiatan yang selalu selaras dengan seterusnya hingga pekerjaan
perencanaan, dan respon cepat terhadap terakhir (finishing).
perubahan (Haitou Yu, 2009).
(b) Rata-Rata Cycle Time Harian dan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Delay Harian.
Berdasarkan hasil observasi,
Adapun hasil penelitian yang didapat perumahan XYZ membangun 35
adalah: unit rumah selama 2019 dengan
a. Current State Map Proses melibatkan 6 kontraktor. Pada
Pembangunan Rumah di Perumahan tahap ini, data dikumpulkan berupa
XYZ. data cycle time dan data waiting/
Berdasarkan hasil observasi dan delay tiap-tiap pekerjaan yang terjadi
wawancara kepada mandor dan pada awal proses. Cycle time
pengawas lapangan berkaitan dengan adalah waktu siklus dimulainya
penggambaran Current State Map pekerjaan hingga pekerjaan selesai,
yaitu: yang terdiri dari cycle time pekerjaan
(a) Urutan proses pembangunan. galian tanah, cycle time pekerjaan
Proses pembangunan yang pondasi dan sloof, hingga cycle time
dilakukan pekerja konstruksi dapat pekerjaan pembersihan. Sedangkan
dilihat pada Gambar 1. delay adalah tertundanya
waktu
Pek Galian Pek Pondasi Pek pelaksanaan pekerjaan, yang
Tanah & Sloof Dinding diakibatkan oleh adanya indikasi
waste, seperti defect (hasil
pekerjaan yang jelek sehingga
Pek Plester
Pek Atap Pek Plafond & Acian harus dilakukan proses repair dan
rework), waiting (menunggu
Pek material yang datang dari supplier/
Pek Pemasangan Pek gudang penyimpanan dan
Keramik Pintu & Pengecatan
Jendela menunggu selesainya pekerjaan
sebelumnya), motion (gerakan
Pek pekerja yang lamban untuk
Finishing menyelesaikan pekerjaan),
transportation (pemindahan
Gambar 1. Urutan Proses Pembangunan Rumah material konstruksi yang tidak
di Perumahan XYZ didukung oleh sarana yang

Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 81


memadai, seperti gerobak, sehingga menunjukkan ada beberapa waste
transportasinya menjadi yang muncul di sepanjang aliran
terhambat), dan processing (proses proses pembangunan, seperti waste
kerja yang lama karena pekerja Overproduction, Inventory, Defect,
yang dilibatkan kurang ahli dan Motion, Transportation,
berpengalaman). Hasil pengamatan Processing dan Waiting di tiap
menunjukkan bahwa telah terjadi pekerjaan yang menyebabkan
delay di tiap proses pekerjaan, terhambatnya proses pembangunan.
sehingga data delay yang ada
terdiri dari delay pekerjaan galian Seluruh data urutan pekerjaan,
tanah, delay pekerjaan pondasi dan data cycle time dan delay, serta
sloof, hingga delay pekerjaan identifikasi waste tersebut diproses
finishing. untuk visualisasi deskripsi eksisting
proses pembangunan perumahan
(c) Identifikasi Waste. sederhana (Current State Map). Hasil
Analisis yang dilakukan penggambaran Current State Map
untuk mengidentifikasi waste yang untuk perumahan XYZ dapat dilihat pada
terjadi adalah analisis secara Gambar 2 berikut.
deskriptif didukung hasil
brainstorming dengan mandor dan
pengawas lapangan. Hasil analisis

O=Overproduction, I=Inventory, D=Defect, M=Motion, Total Lead Time= CT+Delay=


T=Transportation, P=Processing, W=Waiting 200 + 48 = 248 Hari

Gambar 2. Current State Map Proses Pembangunan Perumahan XYZ

82 Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021


Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 83
Dari visualisasi Current State System) yang bisa kita capai dalam
Map pada Gambar 2 di atas, dapat praktik di masa yang akan dating
diketahui bahwa perumahan XYZ (Shou Wenchi, 2015).
mengalami keterlambatan Oleh sebab itu, pada penelitian
penyelesaian pekerjaan selama 158 ini, pembuatan Future State map
hari (248 – 90), karena tidak sesuai dibuat berdasarkan analisis masalah
dengan SPK yang ditetapkan oleh yang terjadi yaitu delay sebelum
pengembang yaitu selama 90 hari. pekerjaan berlangsung dan waste
Selain itu, terjadi pula waste yang O,I,D,M,T,P,W ketika pekerjaan
terjadi, baik sebelum pekerjaan sedang dilaksanakan. Kedua masalah
berlangsung (waste delay/ waiting) tersebut perlu dilakukan perbaikan
maupun waste selama pekerjaan (improvement) melalui usulan
dilaksanakan, seperti defect (hasil penggunaan metode Sistem Tarikan
pekerjaan yang tidak sesuai (Pull System). Sistem Tarikan (Pull
spesifikasi sehingga harus dilakukan System) adalah teknik Lean untuk
proses repair dan rework), waiting mengurangi waste di setiap proses
(menunggu material yang datang dari produksi. Menerapkan sistem tarikan
supplier/ gudang penyimpanan dan memungkinkan kita untuk memulai
menunggu selesainya pekerjaan pekerjaan baru hanya jika ada
sebelumnya), motion (gerakan permintaan pelanggan, sehingga
pekerja yang lamban untuk dapat mengurangi overhead dan
menyelesaikan pekerjaan), mengoptimalkan biaya penyimpanan.
transportation (pemindahan material Pada dasarnya, tujuan penerapan
konstruksi yang tidak didukung oleh sistem tarikan adalah untuk membuat
sarana yang memadai, seperti produk berdasarkan permintaan
gerobak, sehingga transportasinya aktual dan bukan berdasarkan
menjadi terhambat), dan processing perkiraan. Dengan melakukan itu,
(proses kerja yang lama karena kita dapat fokus untuk
pekerja yang dilibatkan kurang ahli menghilangkan aktivitas waste dan
dan berpengalaman). Usulan dapat mengoptimalkan sumber daya
Improvement Untuk Peta serta mengurangi kemungkinan
Rekomendasi Perbaikan (Future kelebihan persediaan. Selain itu,
State Map) menerapkan sistem tarikan akan
Future State Map adalah hasil memungkinkan pekerjaan dapat
dari perbaikan proses, dengan selesai tepat waktu (Kanbanize)
menggunakan alat lean yang (https://kanbanize.com/lean-
digunakan untuk merampingkan management/pull/what-is-pull-
value stream melalui identifikasi system/)
waste, menganalisis akar penyebab Pull system dilakukan pada:
waste, dan menghilangkan kegiatan (a) Aliran material:
yang tidak menambah nilai (NVA) 1. Menempatkan tenaga logistik
(Shou Wenchi, 2015). Fokus Future di gudang penyimpanan,
State Map adalah menghilangkan untuk mengatur dan
mengecek ketersediaan
akar penyebab masalah dan
material selama proses
menempatkan value stream ke dalam
pembangunan berlangsung.
arus yang lancar (Haitou Yu, 2009). 2. Menerapkan sistem
Pengembangan Future State Map “Supermarket”, yang
dimulai dengan menargetkan area/ berfungsi untuk penyimpanan
fakus utama pada Current State Map dan mengontrol inventory.
yang perlu untuk ditingkatkan 3. Menerapkan sistem “FIFO”
(improvement) menggunakan system (First In First Out), yaang
tarikan yang ideal (The Ideal Pull

84 Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021


berfungsi untuk mengontrol kerja bergerak dan menghasilkan
keluar masuknya material. elemen atau komponen tertentu.
(b) Aliran informasi, dengan Kanban berfungsi untuk: 1.
menggunakan sistem Kanban Memberikan informasi
yang merupakan sistem pengambilan dan transportasi. 2.
komunikasi untuk mengontrol Memberikan informasi produksi,
aliran kegiatan di area proyek. 3. Mencegah kelebihan produksi
Kanban adalah kerangka kerja atau kelebihan pengiriman, 4.
Sistem Tarik (Pull System) yang Berlaku sebagai perintah kerja
paling banyak digunakan, karena yang ditempelkan langsung ke
mudah dalam aplikasi dan komponen, 5. Mencegah produk
efektivitas dalam memberikan yang cacat dengan mengenali
hasil. Juga salah satu yang paling proses yang menciptakan cacat,
populer, dengan perkenalannya 6. Mengungkap masalah yang
sejak era Toyota Production ada dan memelihara persediaan.
System. Meskipun awalnya
diterapkan di industri (Heineck, 2009) menyatakan
manufaktur, Kanban sekarang manfaat utama penggunaan
digunakan oleh organisasi dan kanban dalam konstruksi
tim dari berbagai industri. bangunan adalah: pengurangan
Menurut (Abdul Rahman, 2012) waste, peningkatan keterlibatan
Sistem Kanban dapat manajer dalam pengambilan
meningkatkan produktivitas keputusan, peningkatan otonomi
perusahaan dan pada saat yang tenaga kerja berkenaan dengan
sama dapat meminimalkan waste distribusi material, pengurangan
dalam proses produksi. (D aliran operasional dan kontrol
Munteanu, 2007) menyatakan inventaris material sesuai
sistem kanban adalah alat yang permintaan yang lebih baik.
ampuh untuk mengurangi waste Adapun penggambaran
selama proses produksi melalui Future State Map berdasarkan
komunikasi langsung dengan usulan improvement seperti
pihak-pihak yang terlibat (NE diuraikan di atas tertera pada
Triana, 2019), menggunakan Gambar 3.
kartu untuk memerintahkan pusat

Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 85


Gambar 3. Future State Map Proses Pembangunan di Perumahan XYZ

Sesuai Gambar 3, Kanban bertujuan untuk memerintahkan


dibuat oleh kontraktor dan mandor segera memimpin
pengawas lapangan untuk pelaksanaan kerja. 2. Withdrawl
mandor dalam bentuk kartu yang Kanban, merupakan jenis kartu
bertujuan untuk mengontrol instruksi melaksanakan
progres pembangunan yang pekerjaan yang diberikan
dijalankan pekerja. Kartu kanban mandor kepada kepala tukang
dibuat berdasarkan perencanaan yang bertanggung jawab
dan penjadwalan kerja dan melaksanakan pekerjaan
disesuaikan dengan masing- bersama pekerja lainnhya.
masing pekerjaan (pekerjaan 3. Signal Kanban, adalah kartu
galian tanah hingga pekerjaan sinyal untuk segera dilakukan
finishing). Ada 3 jenis kartu pekerjaan
kanban, yaitu 1. Production yang dipegang oleh kepala
Kanban, dimiliki oleh kontraktor tukang. Ketiga jenis kartu ini,
dan pengawas lapangan, yang nantinya ditempel di dinding
kantor kontraktor sebagai tempat
meletakkan kartu kanban
(Kanban Post). Kartu yang
diletakkan oleh kepala tukang

86 Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021


dan mandor tiap harinya, harus kegiatan yang tidak menambah
dievaluasi secara berkala setiap nilai (Non Value Added
akhir pekan, untuk mengetahui Activities/ NVA) menggunakan
kendala yang terjadi selama Pull system. Pull system adalah
proses pembangunan system ideal yang bisa kita capai
berlangsung. dalam suatu praktek/ kegiatan
Di tempat yang berbeda, produksi untuk melakukan
diusulkan untuk menempatkan improvement (Murat Gunduz,
operator logistik di gudang 2017).
penyimpanan yang bertanggung
jawab terhadap material, mulai
penyimpanan, ketersediaan, 5. KESIMPULAN
distribusi ke unit-unit rumah,
order, pelaporan ke kontraktor, Kesimpulan yang didapat dari
mengecek material yang datang penelitian ini adalah berdasarkan hasil
dari supplier, dan sebagainya. Di Current State Map telah teridentifikasi
gudang ini, juga diusulkan untuk waste sebelum pekerjaan dilakukan
menerapkan sistem supermarket, (waste delay) dan waste pada saat
yaitu sebagai tempat pekerjaan dilakukan (waste
penyimpanan dan pengontrolan overproduction, inventory, defect,
inventory material, serta motion, transportation, processing dan
menerapkan sistem FIFO (First waiting).
In First Out), untuk mengatur Selanjutnya, sesuai dengan hasil
keluar masuknya material. analisa Current State Map, diusulkan
Sehingga dapat diketahui kapan melakukan improvement proses
material habis dan harus segera pembangunan (Future State Map)
dilakukan order kembali. menggunakan Pull System (System
Dengan menerapkan Pull Kanban) yang dijalankan oleh
System, diharapkan akan terjadi kontraktor.
potensi pengurangan work in
process (WIP) karena terjadi DAFTAR PUSTAKA
reduksi terhadap waste delay dan
waste O,I,D,M,T,P,W yang akan Arleroth, J & Kristensson, H. (2011).
berdampak pada potensi Waste in Lean Construction – A
pengurangan keterlambatan case study of a PEAB construction
proyek. Kondisi seperti ini site and the development. Thesis in
sesuai dengan pernyataan (Shou the Master of Supply Chain
Wenchi, 2015) yang menyatakan Management. Chalmers University
bahwa Future State VSM dapat of Technology.
menunjukkan peningkatan yang Abdul Rahman, Nor Azian., Mohd
signifikan dalam proses Sharif, Sariwati., Mohamed Esa,
konstruksi, dengan terjadinya Mashitah. (2013). Lean
pengurangan total lead time, Manufacturing Case Study with
pengurangan waste (NVA) dan Kanban System Implementation.
peningkatan kegiatan yang International Conference on
menambah nilai (Value Added Economics and Business Research
Activities). Hal ini dapat (ICEBR 2013). Available online at
dilakukan melalui perampingan www.sciencedirect.com Procedia
value stream dengan Economics and Finance 7 (2013)
mengidentifikasi waste, 174 – 180.
menganalisis akar penyebab Barathwaj, R., Singh, R.V & G.I,
waste, dan menghilangkan Gunarani. (2017). Lean

Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 87


Construction: Value Stream Engineering & Technology, Vol.
Mapping for Residentials 11, June.
Construction. International Journal Josephson, P.E. & L. Saukkoriipi. (2007).
of Civil Engineering and Waste in Construction
Technology (IJCIET), Vol 8, Issue Projects: Call for a New Approach.
5, pp 1072 – 1086. Chalmers University of
D. Munteanu & C. Olteanu. (2007). Technology, 9197618179.
Lean Manufacturing- A Success Modegh, Shima Ghavami. (2013). An
Key Inside of an Industrial Evaluation of Waste in Steel Pipe
Company. International Conference Rack Installation. Proceedings
on Economic Engineering and IGLC-21, Fortaleza, Brazil.
Manufacturing System Brasov, N.E.Triana & M.E.Beatrix. (2019).
Recent 8, No. 3b (21b), p. 540-543. Application of Kanban Production
Burgos, André Perroni & Dayana System in Labor Intensive
Bastos Costa. (2010). Assesment of Company. SINERGI Vol. 23, No.
Kanban Use on Construction Sites. 1, February 2019:33-40
Proceedings for the 20th Annual http://mercubuana.ac.id/index.php/s
Conference of the International inergi
Group for Lean Construction. http://doi.org/10.22441/sinergi.201
Gunduz, Murat & Ayman, Fahmi Naser. 9.1.005.
(2017). Cost Based Value Stream Ralph, A O & R. Iyagba. (2012).
Mapping as a Sustainable Factors Affecting Contractor
Construction Tool for Underground Perfor.mance: A Comparative
Pipeline Construction Projects. Study of NonValue-Adding
Sustainability 2017, 9, 2184; doi: Activities in Nigeria and Indonesia.
10.3390/su9122184, vol. 3, no. 5, pp. 467–474.
www.mdpi.com/journal/sustainabili Rother Shook. (2009). Value Stream
ty. Mapping.
Hamzah, Abdul Rahman., Al-Tmeemy, http://courses.washington.edu/ie337
M. Hassen., Samiaah., Zakaria, /Value_Stream_Mapping.pdf
Harun., Kho, Mei Ye. (2012). The Sarhan, S & Fox, A. (2013). Barriers to
Major Causes of Quality Failures Implementing Lean Construction in
in the Malaysian Building the UK Construction Industry. The
Construction Industry. Research & Built & Human Environment
Innovation. University of Malaya, Review, Volume 6.
50603 Kuala Lumpur, Malaysia. Hicks, Shou Wenchi., Hou, Jun Wang,
C., Heidrich, O., McGovern, T., Xiangyu Wang & Heap-Yih
& Donnelly, T. 2004. A Functional Chong. (2015). An Application of
Model of Supply Chains and Waste. Value Stream Mapping for Turn
International Journal of Production Around Maintenance in Oil and gas
Economics. 89 (2): 165-174. Industry: Case Study and Lessons
Heineck & L. F. M. (2009). Building Learned, Raidén. A B and
Lean Collection– Building with Aboagye-Nimo, E (Eds) Procs 31st
Lean Management. Fortaleza, Annual ARCOM Conference, 7-9
Publisher Graphic Expression, V.2 September 2015, Lincoln, UK.
(in Portuguese). Association of Researchers in
H. K. Raju & Y. T. Krishnegowda. Construction Management, 813-
(2014). Value Stream Mapping and 822.
Pull System for Improving Tersine, R.J. (2004). The Primary
Productivity and Quality in Drivers for Continuous
Software Development Projects. Improvement: The Reduction of The
Int. J. of Recent Trends in

88 Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021


Triad of Waste. Journal of Yu, Haitao & Al-Hussein, Mohammed.
Managerial Issues, 16(1), pp.15-29. (2009). Development of Lean
What is Pull System, Details & Benefits, Model for House Construction Using
https://kanbanize.com/lean- Value Stream Mapping. Journal of
management/pull/what-is-pull- Construction Engineering and
system/ Management.

Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 89

Anda mungkin juga menyukai