BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Guru adalah pegawai negeri yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk taman kanak-kanak atau membimbing peserta didik pada
pendidikan dasar dan menengah.
2. Angka kredit adalah angka yang diberikan berdasarkn penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh
seorang guru dalam mengerjakan butir rincian kegiatan yang dipergunakan sebagai salah satu syarat untuk
pengangkatan dan kenaikan pangkat dalam jabatan guru.
3. Tim penilai adalah tim penilai pusat, tim penilai propinsi, tim penilai kab/kodya dan tim penilai instansi.
BAB II
KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK
Pasal 2
(1). Guru adalah pejabat fungsional dengan tugas utama mengajar pada jalur pendidikan sekolah yang meliputi
taman kanak-kanak, pendidikan dasar dan menengah atau membimbing pada pendidikan dasar dan
menengah.
(2). Guru sebagaimana tersebut pada ayat (1), hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus
pegawai negeri sipil.
Pasal 3
Tugas pokok guru :
1. Menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran, evaluasi belejar serta menyusun program
perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawab ; atau
2. Menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan,
analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik
yang menjadi tanggung jawabnya.
BAB III
TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
Pasal 4
(1). Tanggung jawab guru adalah menyelesaikan tugas sebagai tenaga pengajar atau pembimbing sesuai dengan
tujuan pendidikan yang dibebankan kepadanya.
(2). Wewenang guru adalah memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil pendidikan yang
optimal dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik guru.
BAB IV
BIDANG DAN UNSUR KEGIATAN
Pasal 5
Bidang kegiatan guru terdiri dari :
1. Pendidikan, meliputi :
a. mengikuti pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah/akta,
b. mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan dan memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan
pelatihan (STTPL).
c. melaksanakan proses belajar mengajar atau praktek atau melaksanakan bimbingan dan konseling,
d. melaksanakan tugas tertentu di sekolah.
2. Pengembangan profesi, meliputi :
a. melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiyah di bidang pendidikan,
b. membuat alat pelajaran /alat praga atau alat bimbingan.
c. menciptakan karya seni,
d. menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan,
e. mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
3. Penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan, meliputi :
a. melaksanakan pengabdian pada masyarakat,
b. melaksanakan kegiatan pendukung pendidikan.
BAB V
JENJANG PANGKAT DAN JABATAN
Pasal 6
(1). Jenjang pangkat dan golongan ruang guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1), dari yang
terendah sampai dengan yang tertinggi adalah :
1. Pengatur Muda gol ruang II/a,
2. Pengatur Muda Tk. I gol ruang II/b,
3. Pengatur gol ruang II/c,
4. Pengatur Tk.I gol ruang II/d,
5. Penata Muda gol ruang III/a,
6. Penata Muda Tk. I gol ruang III/b,
7. Penata gol ruang III/c,
8. Penata Tk.I gol ruang III/d,
9. Pembina gol ruang IV/a,
10. Pembina Tk.I gol ruang IV/b,
11. Pembina Utama Muda gol ruang IV/c,
12. Pembina Utama Madya gol ruang IV/d,
13. Pembina Utama gol ruang IV/e.
(2). Jenjang jabatan guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi adalah :
1. Guru Pratama,
2. Guru Pratama Tk.I,
3. Guru Muda,
4. Guru Muda Tk.I,
5. Guru Madya,
6. Guru Madya Tk.I,
7. Guru Dewasa,
8. Guru Dewasa Tk.I,
9. Guru Pembina,
10. Guru Pembina Tk.I,
11. Guru Utama Muda,
12. Guru Utama Madya,
13. Guru Utama.
BAB VI
RINCIAN TUGAS DAN UNSUR YANG DINILAI DALAM MEMBERIKAN ANGKA KREDIT
Pasal 7
(1). Rincian tugas guru sampai dengan Guru Muda Tk.I, adalah :
1. melaksanakan dengan bimbingan dalam menyusun program pengajaran atau praktek atau bimbingan
dan konseling.
2. melaksanakan dengan bimbingan dalam menyajikan program pengajaran atau praktek atau
melaksanakan bimbingan dan konseling.
3. melaksanakan dg bimbingan dalam evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimb. dan
konseling.
4. melaksanakan dengan bimbingan dalam melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktek
atau pelaksanaan bimbingan dan konseling.
5. melaksanakan dengan bimbingan dalam menyusun dan pelaksanakan program perbaikan dan
pengayaan atau tindak lanjut bimbingan dan konseling.
6. melaksanakan dengan bimbingan dalam penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan
konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya (khusus guru kelas).
7. melaksanakan dengan bimbingan dalam membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler.
(2). Rincian tugas Guru Madya dan Guru Madya Tk.I, adalah :
1. melaksanakan penyusunan program pengajaran atau praktek atau pelaksanaan bimb. dan konseling,
2. melaksanakan penyajian program pengajaran atau praktek atau pelaksanaan bimb. dan konseling,
3. melaksanakan evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling,
4. melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling,
5. menyusun dan melaksanakan program dan perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut bimbingan
dan koseling,
6. menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya (khusus guru kelas).
7. membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler.
(3). Rincian tugas Guru Dewasa dan Guru Dewasa Tk.I, adalah :
1. melaksanakan penyusunan program pengajaran atau praktek atau bimbingan dan konseling,
2. melaksanakan penyajian program pengajaran atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan
konseling,
3. melaksanakan evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling,
4. melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling,
5. menyusun dan melaksanakan prog perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut bimb dan konseling,
6. menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya (khusus guru kelas),
7. membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler.
8. melaksanakan dengan bimbingan dalam membimbing guru dalam kegiatan proses belajar mengajar
atau prektek atau bimbingan dan konseling.
9. melaksanakan dengan bimbingan dalam kegiaan Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) atau Evaluasi
Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS).
(4). Rincian tugas Guru Pembina sampai dengan Guru Utama, adalah :
1. melaksanakan penyusunan program pengajaran atau praktek atau bimbingan dan konseling,
2. melaksanakan penyajian program pengajaran atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan koseling,
3. melaksanakan evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan koseling,
4. melaksanakn analisis hasil evaluasi belajar atau praktek atau pelaksanaan bimbingan dan konseling,
5. menyusun dan melaksanakana prog. perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut bimb. dan konseling,
6. menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan kosling di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya (khusus guru kelas),
7. membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler,
8. membimbing guru dalam kegiatan proses belajar mengajar atau praktek atau bimb. dan konseling,
9. melaksanakan dengan bimbingan dalam kegiatan Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) atau
Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS),
10. membuat karya tulis/karya ilmiyah di bidang pendidikan,
11. menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan,
12. membuat alat pelajaran/alat praga atau alat bimbingan,
13. menciptakan karya seni,
14. mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
(5). Guru Pratama sampai dengan Guru Dewasa Tk.I, apabila dapat melaksanakan kegiatan pengembangan
profesi diberikan angka kredit sesuai dengan Lampiran I.
(6). Guru Madya, Guru Utama, apabila dapat melaksanakan tugas tertentu di sekolah, diberikan angka kredit
sesuai dengan Lampiran I.
Pasal 8
(1). Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit terdiri dari :
1. Unsur Utama,
2. Unsur Penunjang.
(2). Unsur Utama terdiri dari :
1. pendidikan,
2. proses belajar mengajar atau bimbingan,
3. pengembangan profesi.
(3). Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas guru sebagimana dimaksud dalam
pasal 5 angka 4.
(4). Guru yang bertugas di walayah terpencil diberikan angka kredit setiap tahun.
(5). Kriteria wilayah terpencil sebagaimana tersebut dalam ayat (4) adalah sesuai dengan ketentuan yg berlaku.
(6). Rincian kegiatan dan angka kredit masing-masing unsur sebagimana dimaksud dalam ayat (1) dan angka
kredit bagi guru yang bertugas di wilayah terpencil, adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran I.
Pasal 9
(1). Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap PNS untuk dapat diangkat dalam
jabatan guru adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran II, dengan ketentuan :
1. sekurang-kurangnya 80 % (delapan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang.
2. sebanyak-banyaknya 20 % (dua puluh persen) angka krdit berasal dari unsur penunjang.
(2). Untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Pembina Tk.I, golongan ruang IV/b/Guru
Pembina Tk.I s. d. Pembina Utama, gol ruang IV/e/Guru Utama, diwajibkan mengumpulkan sekurang-
kurangnya 12 (dua belas) angka kredit dari unsur pengembangan profesi.
(3). Persentase alokasi kegiatan guru yang bersifat wajib atau dianjurkan untuk kenaikan pangkat/jabatan,
adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran III.
(4). Guru yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat/jabatan
setingkat lebih tinggi diperhitungkan untuik kenaikan pangkat/jabatan berikutnya.
(5). Guru yang telah mencapai angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan pada tahun pertama pada masa
pangkat /jabatan yang diduduki, pada tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka kredit dari unsur
utama sekurang-kurangnya 20 % (dua puluh persen) dari angka kredit untuk kenaikan pangkat /jabatan
setingkat lebih tinggi.
Pasal 10
(1). Guru yang bersama-sama membuat karya tulis/karya ilmiyah di bidang pendidikan, pembagian angka
kredit ditetapkan sbb
1. 60 % (enam puluh persen) bagi penulis utama.
2. 40 % (empat puluh persen) bagi semua penulis pembantu.
(2). Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) angka 2, sebanyak-banyaknya 5 (lima)
orang.
BAB VII
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 11
Penilaian prestasi kerja guru oleh tim penilai dilakukan setelah guru yang bersangkutan memenuhi jumlah angka
kredit/kumulatif minimal untuk kenaikan pangkat/jabatan.
Pasal 12
(1). Kewenangan menetapkan angka kredit bagi :
1. Guru Pembina sampai dengan Guru Utama adalah Mendikbud atau pejabat lain yang ditunjuk.
2. Guru Madya sampai dengan Guru Dewasa Tk. I adalah :
a. Kepala Kanwil Dep.Dikbud di propinsi atau pejabat lain yang ditunjuk bagi guru di lingkungan
Depdikbud.
b. Kepala Kanwil Dep.Agama di propinsi atau pejabat lain yang ditunjuk bagi guru di lingkungan
Dep.Agama.
3. Guru Pratama sampai dengan Guru Muda Tk. I adalah :
a. Kepala Kantor Depdikbud kab/kodya bagi guru di lingkungan Depdikbud.
b. Kepala Kantor Dep.Agama kab/kodya bagi guru di lingkungan Dep.Agama.
4. Guru Pratama Tk.I sampai dengan Guru Dewasa Tk. I di luar Depdikbud dan Dep.Agama adalah
pimpinan unit kerja yang ditunjuk oleh Menteri yang bersangkutan.
(2). Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat sebagimana dimaksud dalam ayat (1), dibantu oleh :
1. Tim penilai tingkat pusat bagi Mendikbud, selanjutnya disebut tim penilai pusat.
2. Tim penilai tingkat propinsi bagi Kepala Kanwil Depdikbud di propinsi dan Kepala Kanwil
Dep.Agama di propinsi selanjutnya disebut tim penilai propinsi.
3. Tim penilai tingkat kab/kodya bagi Kepala Kantor Dikbud Kab/Kodya atau Kepala Kandepag Kab/
Kodya, selanjutnya disebut tim penilai kab/kodya.
4. Tim penilai unit kerja yang ditunjuk oleh Menteri ybs, selanjutnya disebut tim penilai instansi.
(3). Tim penilai sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dibentuk lebih dari 1 (satu) tim sesuai dengan
kemampuan menilai, jumlah, dan lokasi guru yang dinilai.
Pasal 13
(1). Susunan keanggotaan tim penilai terdiri dari :
1. Seorang ketua merangkap anggota,
2. Seorang wakil ketua merangkap anggota,
3. Seorang sekretaris merangkap anggota,
4. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota.
(2). Pembentukan tim penilai ditetapkan oleh :
1. Mendikbud untuk tim penilai pusat.
2. Kepala Kanwil Dikbud di propinsi atau Kakanwil Dep. Agama di propinsi untuk tim penilai
propinsi.
3. Kepala Kanwil Dikbud Kab/kodya atau Kepala Kandepag kab/kodya untuk tim penilai kab /kodya.
4. Menteri yang bersangkutan untuk tim penilai instansi.
(3). Anggota tim penilai adalah guru dan pejabat lain dengan ketentuan :
1. Pangkat serendah-rendahnya sama dengan pangkat guru yang dinilai.
2. Memiliki keahlian serta kemampuan di bidang pendidikan.
3. Dapat aktif melakukan penilaian.
(4). Untuk penilaian guru sekolah dasar, pejabat lain yang diangkat sebagai anggota tim penilai terdiri dari
pejabat di lingkungan Depdikbud dan Dinas dikbud atau dinas dikjar.
(5). Masa jabatan tim penilai adalah 5 (lima) tahun.
Pasal 14
(1). PNS yang telah menjadi anggota tim penilai dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat
kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.
(2). Dalam hal dapat anggota tim penilai ikut dinilai, ketua tim penilai sebagaimana dimaksud dalam pasal 13
ayat (1), dapat mengangkat anggota tim penilai pengganti.
Pasal 15
(1). Tata kerja dan tata cara penilaian oleh tim penilai ditetapkan oleh Menteri yang bersangkutan setelah
mendapat pertimbangan Kepala BAKN.
(2). Anggaran yang diperlukan untuk kegiatan tim penilai, dibebankan pada anggaran masing-masing instansi.
Pasal 16
Usul penetapan angka kredit diajukan oleh :
1. Kepala sekolah melalui Menteri yang bersangkutan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk
angka kredit Guru Pembina sampai dengan Guru Utama di lingkungan departemen yang bersangkutan.
2. Kepala sekolah kepada Kepala Kanwil Depdikbud atau Kepala Kanwil Dep.Agama yang bersangkutan
untuk angka kredit Guru Madya s. d Guru Dewasa Tk. I di lingkungan masing-masing.
3. Kepala sekolah kepada Kepala Kantor Depdikbud kab/kodya atau Kepala Kandepag kab/kodya yang
bersangkutan untuk Guru Pratama sampai dengan Guru Muda Tk.I di lingkungan masing-masing.
4. Kepala Sekolah kepada pimpinan unit kerja yang ditunjuk oleh Menteri yang bersangkutan untuk angka
kredit Guru Pratama Tk. I di lingkungan masing-masing.
Pasal 17
(1). Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat
(1), tidak dapat diajukan keberatan.
(2). Angka kredit yang diajukan oleh pejabat sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (1), digunakan untuk
mempertimbangkan kenaikan pangkat/jabatan.
BAB VIII
PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT
DAN MEMBERHENTIKAN DALAM DAN DARI JABATAN
Pasal 18
Pengangkatan dan pemberhentian PNS dalam dan dari jabatan guru, ditetapkan oleh Menteri yang bersangkutan
atau pejabat lain yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
SYARAT PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Pasal 19
Untuk dpt diangkat dlm jabatan guru, seorang PNS hrs memenuhi angka kredit kumulatif minimal yg ditentukan.
Pasal 20
(1). PNS yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan guru, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Memiliki ijazah serendah-rendahnya :
a. D II keguruan dalam bidang yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang ditentukan oleh
Mendikbud atau Menteri Agama.
b. D III keguruan atau D III atau yang setingkat, dan Akta III dalam bidang yang sesuai bagi guru
pembimbing dengan kualifikasi pendidikan yang ditentukan oleh Mendikbud.
c. D III atau yang setingkat dan akta III dalam bidang yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan
oleh Departemen yang bersangkutan.
2. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dlm DP.3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam th
terakhir.
(2). Persyaratan ijazah sebagaimana tesebut dalam ayat (1) angka 1 huruf a, apabila tidak dapat dipenuhi dapat
diangkat dari lulusan sekolah pendidikan guru (SPG) atau pendidikan guru agama (PGA 6 tahun).
(3). Pengangkatan untuk pertama kali sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah pengangkatan PNS dalam
jabatan guru setelah melalui CPNS.
(4). Untuk menentukan jabatan guru sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), digunakan angka kredit yang
berasal dari unsur utama dan unsur penunjang, setelah ditetapkan oleh pejabat yang bersangkutan
menetapkan angka kredit.
Pasal 21
(1). Pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan guru, dapat dipertimbangkan dengan ketentuan
bahwa di samping syarat sebagaimana ditentukan dalam psl 19 ayat (1), diharuskan pula memenuhi syarat
sbb :
1. mempunyai pengalaman mengajar atau bimbingan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
2. usia setinggi-tingginya 51 (lima puluh satu) tahun.
(2). Pangkat yang ditentukan bagi PNS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah sama dengan pangkat
yang dimilikinya dan jenjang jabatan guru ditetapkan sesuai dengan angka kredit yang dimiliki PNS yang
bersangkutan berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
BAB X
PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN
Pasal 22
Guru dibebaskan sementara dari jabatannya apabila :
1. dalam jangka waktu :
a. 6 (enam) tahun sejak diangkat dalam jabatan terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit
minimal yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat /jabatan bagi Guru Utama Madya kebawah.
b. setiap 2 (dua) tahun sejak menduduki jabatan Guru Utama tidak dapat mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) dari usur utama, atau
2. ditugaskan secara penuh di luar jabatan guru, atau
3. tugas belajar lebih 6 (enam) bulan, atau
4. dijatuhi hukuman disiplin PNS dg tingkat hukuman disiplin sedang atau tingkat hukuman disiplin berat,
atau
5. diberhentikan sementara sebagai PNS, atau
6. cuti di luar tanggungan negara.
Pasal 23
(1). Guru Utama Madya kebawah diberhentikan dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun
sejak dibebaskan sementara menurut ketentuan pasal 22 angka 1 huruf a, tanpa alasan yang sah tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan.
(2). Guru Utama Madya diberhentikan dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak
dibebaskan sementara menurut ketentuan ps 22 angka 1 huruf b, tanpa alasan yg sah tdk dpt
mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) dari proses belajar mengajar atau
bimbingan.
(3). Selain pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), guru diberhentikan dari jabatannya
apabila dijatuhi hukuman disiplin PNS dengan tingkat hukuman disiplin berat dan telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap kecuali penurunan pangkat.
BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 24
Untuk kepentingan dinas dan atau dalam rangka menambah pengetahuan, pengalaman dan pengembangan
karier, guru dapat diangkat dalam jabatan lain, sepanjang penempatan tersebut ada hubungannya dengan tugas
dan fungsi pendidikan.
Pasal 25
PNS yang diangkat kembali dalam jabatan guru, dapat menggunakan angka kredit terakhir yang dimilikinya.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
Keputusan pejabat yang berwenang tentang penyesuaian dalam jabatan dan angka kredit guru berdasarkan
Keputusan Menpan yang telah ditetapkan sebelum berlakunya keputusan ini, tetap berlaku.
Pasal 27
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta,
pada tanggal 24 Desember 1993
MENPAN
BAB I
UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Guru kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam
proses belajar mengajar seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di TK, SD, SDLB dan SLB Tingkat dasar,
kecuali mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan serta agama.
2. Guru mata pelajaran adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh dalam proses belajar mengajar pada satu mata pelajaran tertentu di sekolah.
3. Guru praktik adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam
proses belajar mengajar pada kegiatan praktek di sekolah kejuruan atau balai latihan pendidikan teknik.
4. Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik.
5. Penyusunan program pengajaran atau praktek adalah perencanaan kegiatan belajar mengajar yang meliputi
perencanaan tahunan perencanaan catur wulan, dan perencanaan yang dituangkan dalam bentuk persiapan
mengajar atau persiapan praktik.
6. Penyajian program pengajaran atau praktek adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar atau kegiatan
praktek berdasarkan rencana yang tertuang dalam persiapan mengajar atau persiapan praktek.
7. Evaluasi belajar atau praktek adalah penilaian proses dan hasil belajar dalam rangka memperoleh
informasi proses dan hasil belajar.
8. Analisis hasil evaluasi belajar atau praktek adalah kegiatan mengolah dan menafsirkan informasi proses
dan hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
9. Penyusunan dan pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan adalah upaya yang dilakukan guru untuk
memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik yang belum mencapai
tingkat penguasaan yang ditetapkan dan bagi peserta didik yang sudah mencapai tingkat penguasaan yang
ditetapkan, diberi kesempatan untuk mendalami materi pengajaran tertentu.
10. Penyusunan program bimbingan dan konseling adalah membuat rencana pelayanan bimbingan dan
koseling dalam bidang pembiayaan pribadi/bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan kerier.
11. Pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah melakukan fungsi pelayanan pemahaman, pencegahan,
pengentasan, pemeliharaan dan perbaikan dan pengembangan dalam bidang bimbingan pribadi/bimbingan
sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier.
12. Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah menilai keberhasilan layanan bimbingan dan
konseling dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.
13. Analisis hasil evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah menelaah hasil evaluasi pelaksanaan
bimbingan dan konseling yang mencakup layanan, orientasi, penempatan dan penyaluran, konseling
perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok dan bimbingan pembelajaran, serta kegiatan
pendukungnya.
14. Tindak lanjut pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah kegiatan menindak lanjuti hasil analisis
evaluasi tentang layanan orientasi, penempatan, dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, konseling kelompok dan bimbingan pembelajaran serta kegiatan pendukungnya.
BAB II
USUL DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 2
(1). Usul dan penetapan angka kredit disampaikan setelah menurut perhitungan, guru yang bersangkutan
memenuhi jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi dan
penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 memenuhi syarat.
(2). Usul penetapan angka kredit untuk kenaikan pangkat disampaikan setelah guru yang bersangkutan dapat
dipertimbangkan kenaikan pangkatnya, dengan ketentuan :
a. untuk kenaikan pangkat periode April, angka kredit ditetapkan pada bulan Nopember tahun
sebelumnya atau Maret tahun yang bersangkkutan.
b. Untuk kenaikan pangkat periode Oktober, angka kredit ditetapkan pada bulan Juli tahun ybs.
(3). Usul penetapan angka kredit untuk kenaikan pangkat disampaikan setelah guru yang bersangkutan dapat
dipertimbangkan untuk kenaikan jabatannya.
(4). Setiap usul penetapan angka kredit dilampiri dengan foto copy atau salinan sah mengenai:
a. surat pernyataan melakukan kegiatan pproses belajar mengajar atau bimbingan setiap catur wulan.
b. Bukti prestasi/melakukan kegiatan pengembangan profesi.
c. bukti prestasi/melakukan kegiatan penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan.
d. Ijazah/STTPL yang pernah diterima.
Pasal 3
(1). Usul penetapan angka kredit harus dinilai secara seksama oleh tim penilai.
(4). Guru yang mendapatkan penghargaan sebagai guru teladan, diberi angka kredit untuk kenaikan
pangkat/jabatan guru dengan ketentuan :
a. 50 % dari angka kredit untuk kenaikan pangkat /jabatan satu tingkat lebih tinggi dengan dihargai 80
% unsur utama dan 20 % unsur penunjang bagi guru teladan tingkat nasional juara I, II, III.
b. 37 % dari angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan satu tingkat lebih tinggi dengan dihargai 80 %
unsur utama dan 20 % unsur penunjang, bagi guru teladan tingkat propinsi juara I, II, III.
c. 20 % dari angka kredir untuk kenaikan pangkat/jabatan satu tingkat lebih tinggi dengan dihargai 80
% unsur utama dan 20 % unsur penunjang, bagi guru teladan tingkat Kabupaten/Kotamadya.
BAB IV
STANDAR PRESTASI KERJA
Pasal 4
(1). Standar prestasi Guru Pratama sampai dengan Guru Dewasa Tk.I dalam melaksanakan belajar mengajar
atau bimbingan meliputi kegiatan :
a. persiapan program pengajaran atau praktek atau bimbingan dan konseling.
b. penyajian program pengajaran atau praktek atau bimbingan dan konseling.
c. evaluasi program pengajaran atau praktek atau bimbingan dan konseling.
(2). Standar prestasi Guru Pembina sampai dengan Guru Utama selain tersebut pada ayat (1) ditambah :
a. analisis hasil evaluasi pengajaran atau praktek atau bimbinan dan konseling.
b. penyusunan program perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
c. pengembangan profesi dengan angka kredit sekurang-kurangnya 12 (dua belas).
(3). Khusus standar prestasi guru kelas, selain tersebut pada ayat (1) ayat (2), sesuai dengan jenjang jabatannya
ditambah melaksanakan program bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya :
a. analisis hasil evaluasi pengajaran atau praktek atau bimbingan dan konseling.
b. penyusunan prog. perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut pelaksanaan bimb. dan konseling, dan
c. pengembangan profesi denganangka kredit sekurang-kurangnya 12 (dua belas).
Pasal 5
(1). Jam wajib penyajian program pengajaran atau praktek adalah sekurang-kurangnya 18 jam pelajaran
perminggu.
(2). Kelebihan jam penyajian program pengajaran atau praktek per minggu yang dapat diberi angka kredit
maksimal 12 jam pelajaran.
(3). Jumlah peserta didik yang harus dibimbing oleh seorang guru pembimbing adalah 150 orang.
(4). Kelebihan peserta didik bagi guru pembimbing yang dapat diberi angka kredit adalah 75 orang berasal dari
pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
(5). Guru yang kurang jam wajib 18 jam pelajaran tatap muka perminggu diberi angka kredit secara
proporsional, dengan ketentuan kepala sekolah wajib memberi penugasan guru yang bersangkutan setara
dengan kekurangan jam wajib.
(6). Guru kelas, guru mata pelajaran, guru praktek yang menjadi kepala sekolah, wajib menyajikan program
pengajaran 6 jam pelajaran perminggu.
(7). Guru pembimbing yang menjadi kepala sekolah, wajib melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap
40 orang peserta didik.
(8). Guru sebagaimana tersebut dalam ayat (6) yang menjadi wakil kepala sekolah, wajib menyajikan program
pengajaran 9 jam pelajaran perminggu.
(9). Guru sebagaimana tersebut dalam ayat (7) yang menjadi wakil kepala sekolah, wajib melaksanakan
bimbingan dan konseling terhadap 75 orang peserta didik.
(10). Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tidak dapat diberikan angka kredit dari kelebihan jam penyajian
program pengajaran atau praktek.
BAB IV
TIM PENILAI
Pasal 6
(1). Syarat pengangkatan untuk menjadi anggota tim penilai adalah sebagai berikut :
a. sekurang-kurangnya telah menduduki pangkat/jabatan setingkat dengan guru yang dinilai.
b. mempunyai keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja guru.
(2). Jumlah anggota tim penilai yang berasal dari guru lebih besar dari pada anggota tim penilai yang berasal
dari pejabat lain.
Pasal 7
(1). Untuk membantu tim penilai dalam melaksanakan tugasnya, dibentuk sekretariat tim penilai yang dipimpin
oleh seorang sekretaris.
(2). Sekretaris sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) secara fungsional dijabat oleh pejabat di bidang
kepegawaian.
Pasal 8
(tidak ditulis)
BAB V
KENAIKAN PANGKAT DAN JABATAN
Pasal 9
(1). Penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2), digunakan sebagai dasar untuk
mempertimbangkan kenaikan pangkat.
(2). Penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1), digunakan pula untuk
mempertimbangkan kenaikan jabatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(3). Bagi guru yang bertugas ditempat terpencil, apabila terjadi keterlambatan diterimanya penetapan angka
kredit di BAKN atau kantor wilayah BAKN dan bukan keterlambatan saat pengiriman penetapan angka
kredit, kenaikan pangkatnya dapat ditetapkan berlaku surut paling lama 1tahun.
Pasal 10
(1). Penetapan kenaikan pangkat guru menjadi Pengatur Muda Tk.I golongan ruang II/b sampai dengan
Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan Depdikbud atau Dep. Agama apabila jabatannya setingkat
dengan pengkat yang ditetapkan, kenaikan jabatannya ditetapkan sekaligus dalam Keputusan Kepala
BAKN tentang kenaikan pangkat guru yang bersangkutan.
(2). Bagi guru sebagaimna tersebut dalam ayat (1), apabila jabatannya lebih tinggi dari pada pangkat yang
ditetapkan, maka
a. Pangkat ditetapkan dengan Keputusan Kepala BAKN.
b. Jabatan ditetapkan oleh Menteri yang bersangkutan atau pejabat yang ditunjuk.
(3). Kenaikan jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), setiap kali dapat dipertimbangkan apabila :
a. Sekurang-kurangnya satu tahun dalam jabatan terakhir.
b. Dipenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi, dan
c. Tidak ada keberatan dari pejabat yang berwenang yang dinyatakan secara tertulis.
Pasal 11
(1). Guru di luar instansi sebagimana tersebut dalam pasal 10 ayat (1), kenaikan pangkat/jabatan ditetapkan
sbb:
a. Pejabat yang berwenang mengusulkan kepada Kepala BAKN model D-1 B untuk kenaikan pangkat
guru menjadi Pengatur TK.I golongan ruang II/d dan ditetapkan oleh Kepala BAKN atau Kepala
Kanwil BAKN atau pejabat yang ditunjuk.
b. Pejabat yang berwenang mengusulkan kepada Kepala BAKN model D-1 untuk kenaikan pangkat
guru menjadi Pengatur Tk.I golongan ruang II/d dan ditetapkan oleh Kepala BaKN atau Kepala
Kanwil BAKN atau pejabat yang ditunjuk.
(2). Guru sebagaimana tersebut dalam ayat (1) huruf a, apabila pangkatnya ditetapkan setingkat dengan
jabatannya, penetapan pangkat dan jabatan dilaksanakan menurut ketentuan tsb dalam pasal 10 ayat (1).
(3). Guru sebagaimana tersebut dalam ayat (1) huruf a, apabila jabatannya lebih tinggi, penetapan pangkat dan
jabatan dilaksanakan menurut ketentuan dalam pasal 10 ayat (2) dann ayat (3).
Pasal 12
(1). Kenaikan pangkat untuk menjadi Pembina Tk.I golongan ruang IV/b sampai dengan Pembina Utama
golongan ruang IV/e ditetapkan dengan Keputusan Presiden atas usul Menteri Yang bersangkutan dan
setelah mendapat pertimbangan teknis dari Kepala BAKN.
(2). (ayat 2 dst tidak penting).
Pasal 15
(1). Guru yang memperoleh ijazah lebih tinggi, dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya sebagai
penyesuaian ijazah, apabila
a. memenuhi syarat sebagaimana ditentukan dalam pasal 33 ayat (2) PP No.3 Th. 1980 ( PP tsb telah
dicabut dengan PP No.99 Th.2000, agar dilihat rujukan pasal yang sesuai).
b. memenuhi jumlah angka kredit minimal yang ditentukan untuk kenaikan pangkat/jabatan yang baru
berdasarkan pendidikan yang diperoleh.
(2). Ijazah yang dapat disesuaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah ijazah yang sesuai dengan
bidang tugas pokoknya sebagai guru kelas atau guru mata pelajaran atau guru praktek atau guru
pembimbing yang kualifikasinya ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri yang bersangkutan.
(3). Guru yang dibebaskan sementara karena tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan selama pembebasan
sementara dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya secara reguler menurut ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 PP No.3/1980 (dicabut dgn PP No.99/2000, agar dilihat rujukan pasal yg sesuai).
BAB VI
PENGANGKATAN DALAM DAN PEMBEBASAN SEMENTARA
DARI JABATAN GURU
Pasal 16
(1). (tidak penting)
(2). Pengangkatan CPNS menjadi PNS dan memenuhi syarat untuk diangkat dalam jabatan guru, dalam surat
keputusan pengangkatan sebagai PNS ditetapkan pula angka kredit dan jabatannya.
(3). Pengangkatan dalam jabatan guru yang dilaksanakan setelah penyesuaian jabatan (impasing) angka
kreditnya ditetapkan berdasarkan ijazah pendidikan sekolah dan unsur utama lainnya serta unsur penunjang
yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
Pasal 17
(1). Guru dibebaskan sementara dari jabatannya apabila dalam jangka waktu :
a. 6 (enam) tahun sejak diangkat dalam jabatan terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit
minimal yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan bagi Guru Utama Madya kebawah.
b. Setiap 2 (dua) tahun sejak menduduki jabatan Guru Utama tidak dapat mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnnya 40 (empat puluh) dari kegiatan proses belajar mengajar atau bimbingan dan
atau pengembangan profesi.
Pasal 18
(1). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya, sesuai dengan tugas dan
fungsinya memberi peringatan tertulis kepada : Selain pembebasan sementara tersebut pada ayat (1), Guru
Pratama sampai dengan Guru Utama dibebaskan sementara dari jabatannya karena :
a. dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berdasasrkan PP No.30/1980 (dicabut dg.PP
No.99/2000), atau
b. diberhentikan sementara sebagai PNS berdasarkan PP No. 4/1966, atau
c. tidak melaksanakan tugas pokoknya secara penuh sebagai guru yaitu :
1). ditugaskan di luar jabatan guru, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat lagi secara penuh
melaksanakan proses belajar mengajar atau praktek atau bimbingan dan konseling, atau
2). tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, atau
3). cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya.
(2). Guru yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a, selama hukuman disiplin
dapat tetap melaksanakan tugas pokoknya tetapi kegiatan tsb tidak diberi angka kredit.
a. Guru Pembina sampai dengan Guru Utama Madya, apabila dalam jangka waktu 6 (enam) tahun sejak
diangkat dalam pangkat/jabatannya tidak dapat menguimpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebh tinggi.
b. Guru Utama, apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak diangkat , dalam pangkat/jabatannya
tidak dapat mengumpulkan sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) angka kredit dari kegiatan proses
belajar mengajar atau bimbingan dan atau pengembangan profesi.
(2). Kepala Kanwil Depdikbud di propinsi atau Kepala Kanwil Dep. Agama di propinsi sesuai dengan tugas
dan fungsinya memberikan peringatan tertulis kepada Guru Madya sampai dengan Guru Dewasa Tk. I,
apabila dalam jangka waktu 6 (enam) tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatan terakhir, tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.
(3). Kepala Kantor Depdikbud Kab/Kodya atau Kepala Kantor Dep. Agama Kab/Kodya, sesuai dengan tugas
dan fungsinya memberikan peringatan tertulis kepada Guru Pratama sampai dengan Guru Tk. I apabila
dalam jangka waktu 6 (enam) tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatan terakhir, tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.
(4). Pemimpin unit kerja yang ditunjuk oleh menteri yang bersangkutan, sesuai dengan tugas dan fungsinya
memberikan peringatan tertulis kepada Guru Pratama Tk.I sampai dengan Guru Dewasa Tk.I apabila dalam
jangka waktu 6 (enam) tahun sejak diangkat dalam pangkat /jabatan terakhir, tidak dapat mengumpulkan
angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.
(5). (tidak penting)
(6). Apabila ada guru yang tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan tsb dalam ayat (1) sampai
dengan ayat (4), maka pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit menyampaikan surat
pemberitahuan kepada pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan guru yang bersangkutan
dengan nota pemberitahuan.
(7). Berdasarkan nota pemberitahuan sebagaimana tsb dalam ayat (6), pejabat yang berwenang mengangkat dan
memberhentikan guru mengeluarkan surat Keputusan Pembebasan Sementara dari jabatan guru.
BAB VI
PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JABATAN GURU
Pasal 19
(1). Guru yang dibebaskan sementara karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan pangkat/jabatan, diangkat kembali setelah guru yang bersangkutan dapat mengumpulkan angka
kredit yang disyaratkan
(2). Guru yang ditugaskan di luar jabatan guru, dapat diangkat kembali dalam jabatannya, apabila telah selesai
melaksanakan tugas di luar jabatan guru.
(3). Guru yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat atau
pembebasan dari jabatan berdasarkan PP No. 30 Th. 1980, dapat diangkat kembali dalam jabatan guru,
apabila masa berlakunya hukuman disiplin telah berakhir.
(4). Guru yang telah selesai tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, diangkat kembali dalam jabatan guru.
(5). Guru yang dibebaskan sementara karena cuti di luar tanggungan negara dan telah diangkat kembali pada
instansi semula, dapat diangkat kembali dalam jabatan guru.
(6). Guru yang dibebaskan sementara karena diberhentikan sementara berdasarkan PP No.4 Th. 1966 dapat
diangkat kembali dalam jabatan guru, apabila berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap, dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi hukuman pidana percobaan.
(7). Guru yang dibebaskan sementara sebagaimana tsb dalam ayat (1), apabila telah mencapai batas usia
pensiun PNS yaitu 56 tahun dan belum mencapai usia maksimal perpanjangan batas usia pensiun yaitu 60
tahun, maka dalam masa pemberhentian sementara, guru yang bersangkutan dapat diberhentikan sebagai
PNS.
Pasal 20
PNS yang diangkat kembali dalam jabatan guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (1) sampai dengan
ayat (6), jabatannya ditetapkan berdasarkan angka kredit terakhir yang pernah dimilikinya.
BAB VIII
LAIN-LAIN
Pasal 21
Keputusan penyesuian dalam jabatan dan angka kredit guru (inpasing) yang telah ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang tetap berlaku dan dipergunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan kenaikan pangkat/jabatan guru
selanjutnya.
Pasal 22
Prestasi guru baik unsur utama maupun unsur penunjang yang diperoleh sebelum penyesuaian dalam jabatan dan
angka kredit guru (inpasing) tidak dapat diberi angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan kecuali ijazah
pendidikan sekolah yang belum digunakan.
Pasal 23
Penilaian prestasi kerja guru Taman Kanak-kanak dan SD catur wulan Nopember 1993 sampai dengan Februari
1994 menggunakan ketentuan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 84 Th. 1993.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 24
Pelaksanaann teknis yang belum diatur dalam Keputusan Bersama ini, diatur kemudian oleh menteri yang
bersangkutan atau Kepala BAKN sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Pasal 25
Untuk mempermudah pelaksanaan Keputusan Bersama ini dilampirkan Kep.Menpan No. 84 Th. 1993
sebagaimana tsb dalam lampiran X.
Pasal 26
Keputusan bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Pasal 27
Keputusan bersama ini disampaikan kepapda pejabat yang berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
24 Desember 1993
Memutuskan
Pertama : dst
Kedua : dst
Ketiga : Dengan berlakunya keputusan ini, semua ketentuan yang bertentangan dengan keputusan
ini dinyatakan tidak berlaku.
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan dapat
diperbaiki kembali sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 24 April 2002
DR.H.HUSNI RAHIM
a. Pendahuluan.
Kepala madrasah sebagai leader sekaligus manajer dari sebuah madrasah memiliki peran sangat penting
bagi keberhasilan sebuah madrasah. Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara baik, seorang kepala madrasah
harus memiliki keterampilan tidak saja di bidang tugas-tugas administratif semata, melainkan juga harus
memiliki kemampuan memimpin, mampu memberikan motivasi dan dorongan kepada para guru, tenaga-tenaga
kependidikan, serta para siswa untuk belajar lebih giat sehingga keberhasilan madrasah meningkat.
Untuk itu pengangkatan kepala madrasah harus dilakukan melalui cara-cara yang demokratis dengan
melibatkan seluruh komponen madrasah dan masyarakat, sehingga kepala madrasah terpilih merupakan figure
yang didukung langsung oleh sivitas akademika madrasah dan masyarakat. Karena itu madrasah harus
melakukan dan didorong untuk membentuk Majelis Madrasah,, yakni lembaga permusyawaratan sekolah yang
akan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan madrasah termasuk memilih Kepala Madrasah, sehingga
masyarakat benar-benar merasa memiliki madrasah dan diharapkan kualitas pendidikan madrasah bisa lebih
ditingkatkan.
f. Lain – lain
Hal-hal lain yang belum diatur dalam pedoman ini sepanjang tidak bertentangan bisa diatur sendiri oleh
Kanwil Dep.Agama, Kantor Dep.Agama atau Majelis Madrasah yang bersangkutan.
Direktur Jenderal
Ttd
Dr.H.Husni Rahim
--- oOo ---
Lampiran II :
I. Pendahuluan.
Pelaksanaan otonomi pendidikan atau School Based Management (SBM) merupakan prasyarat utama yang
harus diwujudkan dengan harapan masyarakat madrasah akan semakin kreatif untuk mampu meningkatkan
kualitas penyelenggaraan pendidikan.
Madrasah sebagai wadah pelaksanaan pendidikan harus segera dibentuk untuk dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai lembaga musyawarah pada madrasah. Sebagai lembaga tertinggi dari
masyarakat madrasah, majelis madrasah berfungsi sebagai penentu kebijaksanaan umum madrasah dan
pengotrol penyelenggaraan pendidikan di madrasah baik dari segi akademik, maupun segi administrasi
pendidikannya.
Dr.H.Husni Rahim
KEPUTUSAN DIRJEN BINBAGA ISLAM
NOMOR E/106/2001
TENTANG
KELOMPOK KERJA MADRASAH
BAB I
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1
Yang dimaksud dalam keputusan ini adalah :
(1). Kelompok kerja madrasah (KKM) adalah forum konsultasi dan inovasi peningkatan kualitas madrasah.
(2). KKM terdiri dari :
1. KKM Ibtidaiyah.
2. KKM Madrasah Tsanawiyah.
3. KKM Madrasah Aliyah.
BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 2
(1) KKM Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah berkedudukan di madrasah negeri, madrasah swasta yang
berstatus disamakan atau madrasah yang diakui yang ditetapkan sebagai induk KKM atau di Kantor Seksi
Madrasah dan Pendais di Sekolah Umum pada Kandepag Kab/Kab/Kota apabila di wilayah yang
bersangkutan tidak ada madrasah negeri maupun madrasah disamakan atau yang diakui.
(2) Penetapan madrasah sebagai induk KKM dilaksanakan melalui pemilihan oleh musyawarah anggota KKM.
BAB III
FUNGSI KELOMPOK KERJA MADRASAH
Pasal 3
(1) KKM berfungsi :
1. Membina hubungan kerjasama antar madrasah menurut jenjang pendidikan masing-masing dalam
wilayah pembinaan yang ditetapkan.
2. Meningkatkan kualitas madrasah.
BAB IV
TATA KERJA DAN SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
(1) Susunan pengurus KKM ditetapkan oleh musyawarah KKM,
(2) Kepala Madrasah induk KKM sebagaimana diatur oleh pasal 2 ayat (1) secara ex-oficio sebagai ketua
pengurus KKM.
(3) Pengawas Pendais, pengawas Penda rumpun mata pelajaran, dan kepala madrasah induk, sesuai dengan
kedudukan dan tingkatannya adalah pembina KKM.
(4) Anggota KKM adalah semua madrasah di wilayah kerja madrasah induk.
Pasal 5
(1) Induk KKM Ibtidaiyah bertanggung jawab kepada Kasi Madrasah dan Pendais pada Kandepag Kab/Kota,
atau nama lain dari tipe organisasi yang sejenis dan kepada anggota KMM.
(2) Induk KKM Tsanawiyah dan Aliyah bertanggung jawab kepada Kabid Madrasah dan Pendais pada
Sekolah Umum pada Kanwil Dep. Agama atau nama lain dari tipe organisasi sejenis dan kepada anggota
KKM.
BAB V
RAPAT ANGGOTA KKM
Pasal 6
(1) Rapat anggota KKM sekurang-kurangnya diselenggarakan 2 kali dalam setahun, yaitu pada waktu
mnenghadapi tahun ajaran baru dan menjelang akhir tahun ajaran.
(2) Rapat kepengurusan KKM sekurang-kurangnya diselenggarakan tiga kali dalam setahun.
BAB VI
MASA KERJA KEPENGURUSAN
Pasal 7
(1) Pembentukan KKM tingkat Ibtidaiyah menjadi tanggung jawab Kasi Madrasah dan Pendais pada sekolah
umum pada Kandepag Kab/Kota, dan tingkat Tsanawiyah, Aliyah menjadi tanggung jawab Kabid dan
Pendais pada Kanwil Dep.Agama atau nama lain dari tipe satuan organisasi yang sejenis.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini, diatur lebih lanjut oleh Pengurus KKM.
(3) Dengan berlakunya keputusan ini, maka segala keputusan dan aturan yang terkait dengan KKM
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
(4) Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya.
Ditetapkan di Jakarta,
Pada tanggal 25 April 2001
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Pengawas sekolah adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan dr segi teknis pendidikan dan administrasi pd satuan pendidikan pra sklh, dasar dan menengah.
2. Pengawas sekolah sebagaimana dimaksud dalam angka 1, mempunyai bidang pengawasan sbb :
a. Bidang pengawasan TK/RA/BA, SD/MI/MD/SDLB.
b. Bidang pengawasan rumpun mata pelajaran/mata pelajaran.
c. Bidang pengawasan pendidikan luar biasa.
d. Bidang pengawasan bimbingan dan konseling.
3. Sekolah adalah satuan pendidikan dasar dan menengah yg diselenggarakan oleh Depdikbud/Depag
/Dep.lain
4. Instansi pembina jabatan fungsional pengawas sekolah adalah Depdikbud.
5. Departemen lain adalah departemen di luar Depdikbud dan Depag yang mempunyai pengawas sekolah.
6. Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh
7. seorang pengawas sekolah, dalam mengerjakan butir rincian kegiatan yang digunakan sebagai salah satu
8. syarat untuk pengangkatan kenaikan jabatan/pangkat pengawas sekolah.
9. Tim penilai angka kredit adalah tim yang membantu pejabat yang berwenang dalam rangka menetapkan
angka kredit.
10. Penilaian adalah penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolok ukur) yang ditetapkan
terhadap
11. penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
12. Pembinaan adalah memberikan arahan, bimbingan contoh dan saran dlm pelaksanaan pendidikan di
sekolah.
13. Memberikan arahan adalah upaya pengawas sekolah agar guru dan tenaga lain di sekolah yang diawasi
dalam melaksanakan tugasnya lebih terarah dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
14. Memberikan bimbingan adalah upaya pengawas sekolah agar guru dan tenaga lain di sekolah yang diawasi
mengetahui secara lebih rinci kegiatan yang harus dilaksanakan dan cara melaksanakannya.
15. Memberikan contoh adalah upaya pengawas yang dilaksanakan dengan cara yang bersangkutan bertindak
sebagai guru yang melaksanakan tugas belajar mengajar/bimbingan untuk materi tertentu di depan
kelas/ruang bimbingan dan konseling dengan tujuan agar guru yang diawasi dapat mempraktekkan model
mengajar/membimbing yang baik.
16. Memberikan saran adalah upaya pengawas agar sesuatu proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah
lebih baik dari pd hasil yg dicapai sebelumnya atau berupa saran kpd pimpinan untuk menindaklanjuti
pembinaan yang tidak dapat dilaksanakan sendiri.
BAB II
KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK
Pasal 2
(1) Pengawas sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk
melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan.
(2) Pengawas sekolah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diangkat dari lingkungan guru yang telah
berstatus sbg PNS.
Pasal 3
(1) Pengawas sekolah mempunyai tugas pokok menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada
sejumlah sekolah tertentu baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya.
(2) Tugas pokok pengawas sekolah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi bidang pengawasan
TK/RA/BA, SD/MI/MD/SDLB, pengawasan rumpun mata pelajaran/mata pelajaran, pendidikan luar biasa
dan bimbingan dan konseling.
(3) Pengaturan tentang jenis pengawas sekolah sesuai dengan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) dan jumlah sekolah yang diawasi ditetapkan oleh Mendikbud.
BAB III
TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
Pasal 4
(1) Tanggung jawab pengawas sekolah adalah :
a. melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan pengawasannya
pada sekolah TK/RA/BA, SD/MI/MD/SDLB, SLTP/MTs, SLTA/MA/SLB.
b. meningkatkan kualitas proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar/bimbingan siswa
dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
(2) Wewenang pengawas sekolah adalah :
a. memilih dan mencantumkan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi.
b. menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lain yang di awasi serta faktor yang mempengaruhi, dan
c. menentukan dan atau mengusulkan program pembinaan serta melaksanakan pembinaan.
BAB IV
BIDANG DAN UNSUR KEGIATAN
Pasal 5
Bidang kegiatan pengawas sekolah terdiri atas :
1. Pendidikan, meliputi ;
a. mengikuti pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah
b. mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan serta memperoleh STTPL.
2. Pengawasan sekolah meliputi :
a. menyusun program pengawasan sekolah,
b. menilai hasil belajar/bimbingan siswa dan kemampuan guru,
c. mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses belajar mengajar/bimbingan dan
lingkungan sekolah,
d. menganalisa hasil belajar/bimbingan siswa, guru dan sumber daya pendidikan.
e. melaksanakan bimbingan kepada guru dan tenaga lainnya di sekolah,
f. menyusun laporan dan evaluasi hasil pengawasan,
g. melaksanakan bimbingan lainnya di sekolah selain proses belajar mengajar/bimbingan siswa, dan
h. pelaksanaan evaluasi hasil pengawasan dari seluruh sekolah yang ada di lingkungan Kab/Kodya.
3. Pengembangan profesi meliputi :
a. melaksanakan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dalam bidang pendidikan.
b. menyusun pedoman pelaksanaan pengawasan sekolah,
c. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan pengawasan sekolah,
d. menciptakan karya seni, dan
e. menemukan teknologi tepat guna.
4. Penunjang pengawasan sekolah, meliputi ;
a. melaksanakan kegiatan pendukung pangawasan sekolah,
b. melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat.
BAB V
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 6
(1) Jenjang jabatan pengawas sekolah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, dari yang terendah sampai yang
tertinggi:
a. Pengawas Sekoah Pratama,
b. Pengawas Sekolah Muda,
c. Pengawas Sekolah Madya,
d. Pengawas Sekolah Utama.
(2) Jenjang pangkat dan golongan ruang pengawas sekolah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dari yang
terendah s.d tertinggi, yaitu :
a. Pengawas Sekolah Pratama, terdiri atas ;
1. Penata Muda, golongan ruang III/a,
2. Penata Muda Tk.I, golongan ruang III/b,
b. Pengawas Sekolah Muda terdiri atas ;
1. Penata, golongan ruang III/c,
2. Penata Tk.I golongan ruang III/d.
c. Pengawas Sekolah Madya terdiri atas ;
1. Pembina golongan ruang IV/a,
2. Pembina Tk.I golongan ruang IV/b.
3. Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c.
d. Pengawas Sekolah Utama terdiri atas ;
1. Pembina Utama Madya golongan ruang IV/d,
2. Pembina Utama golongan ruang IV/e.
BAB VI
RINCIAN TUGAS DAN UNSUR KEGIATAN YANG DINILAI
DALAM MEMBERIKAN ANGKA KREDIT
Pasal 7
Pasal 8
Apabila pada suatu unit kerja atau suatu jenjang jabatan tidak terdapat pengawas sekolah yang sesuai dengan
jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 maka pengawas sekolah
lain yang satu tingkat di atas atau di bawah jenjang jabatannya dapat melaksanakan kegiatan tsb berdasarkan
penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja ybs.
Pasal 9
Pimpinan angka kredit pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ditetapkan sbb :
a. Setiap pengawas sekolah yang melaksanakan tugas pengawas sekolah di atas jenjang jabatannya, angka
kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80 % dari setiap angka kredit butir kegiatan yang dilakukan.
b. Setiap pengawas sekolah yang melaksanakan tugas pengawas sekolah di bawah jenjang jabatannya, angka
kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan angka kredit dari setiap butir kegiatan yang dilakukan.
Pasal 10
(1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit terdiri dari :
a. Unsur utama,
b. Unsur penunjang.
(2) Unsur utama terdiri dari ;
a. Pendidikan,
b. Pengawasan sekolah, dan
c. Pengembangan profesi.
(3) Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas pengawas sekolah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 angka 4.
(4) Pengawas sekolah yang melaksanakan tugas di daerah terpencil diberikan angka kredit setiap tahun.
(5) Kriteria daerah terpencil sebagaimana dimaksud dlm ayat (4), adalah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
(6) Rincian kegiatan pengawas sekolah dan angka kredit untuk masing-masing unsur sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) termasuk angka kredit melaksanakan tugas pengawasan sekolah di daerah terpencil,
sebagaiamana tsb dalam lampiran I.
Pasal 11
(1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap PNS untuk dapat diangkat dalam
jabatan pengawas sekolah adalah sebagaimana tsb dalam lampiran 11 dengan ketentuan :
a. sekurang-kurangnya 80 %angka kredit berasal dari unsur utama.
b. sebanyak-banyaknya 20 % angka kredkt dari unsur penunjang.
(2) Untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi bagi Pengawas Sekolah Madya dan Pengawas Sekolah
Utama diwajibkan mengumpulkan sekurang-2nya 12 angka kredit tsb dari kegiatan sub unsur
pengembangan profesi.
(3) Sifat dan bobot perbidang pengawas sekolah serta angka kredit pengawas yang melaksanakan tugasnya di
daerah terpencil sebagaimana tsb dalam lampiran III.
(4) Pengawas sekolah yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit tsb diperhitungkan untuk kenaikan
jabatan/[pangkat berikutnya.
(5) Pengawas sekolah yang telah mencapai angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat pada tahun pertama
dalam jabatan/pangkat yang didudukinya, paa tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 20 % dari jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat
setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan pengawasan sekolah.
(6) Pengawas sekolah Pratama s.d. Pengawas sekolah Utama dengan pangkat Pembina Utama Madya, IV/d
dalam jangka waktu 6 tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir, diwajibkan mengumpulkan angka
kredit sekuang-kurangnya 80 % dari jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan pengawas sekolah meskipun ybs tidak dapat naik pangkat.
(7) Pengawas sekolah utama dengan pangkat Pembina Utama, IV/c setiap 6 tahun diwajibkan mengumpulkan
angka kredit sekurng-kurangnya 160 berasal dari kegiatan pengawas sekolah.
Pasal 12
(1) Pengawas sekolah yang bersama-sama membuat karya tulis dalam bidang pendidikan sekolah, maka
pembagian angka kreditnya ditetapkan sbb :
a. 60 % bagi penulis utama,
b. 40 % bagi penulis pembantu.
(2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir b, sebanyak-banykanya terdiri dari 5
orang.
BAB VII
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 13
(1) Penilaian prestasi kerja pengawas sekolah oleh tim penilai dilakukan setelah ybs memenuhi jumlah angka
kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
(2) Penilaian angka kredit pengawas sekolah dilakukan 2 kali dlm setahun, yaitu setiap bln Desember dan Juni.
Pasal 14
(1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit adalah :
a. Mendikbud atau pejabat lain di lingkungan Depdikbud yang ditunjuk bagi Pengawas Sekolah Madya
dan Pengawas Sekolah Utama di lingkungan Depdikbud, Depag dan departemen lain yg memiliki
pengawas sekolah.
b. Kakanwil Depdikbud provinsi bagi Pengawas Sekolah Muda di lingkungan Depdikbud.
c. Kakanwil Depag prop bagi Pengawas sekolah Muda di lingkungan Depag.
d. Kepala Badan Diklat Departemen bagi Pengawas sekolah Pratama dan Pengawas sekolah Muda di
lingkungan Departemen yang memiliki Badan diklat yang membina pengawas sekolah ybs.
e. Kakanwil dep. ybs bagi Pengawas sekolah Pratama dan Pengawas sekolah Muda di lingkungan
departemen yang tidak memiliki badan Diklat yang membina pengawas sekolah ybs.
f. Kakandepdikbud Kab/Kodya atau Kepala Kantor inspeksi depdikbud Kab di Dati II percontohan bagi
Pengawas sekolah Pratama di lingkungan Depdikbud.
g. Kakandepag Kab/Kodya bagi pengawas sekolah Pratama di lingkungan Dep.Agama.
(2) Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibantu oleh :
a. Tim penilai tingkat pusat bagi Mendikbud yang selanjutnya di sebut tim panilai.
b. Tim penilai tingkat Propinsi bagi Kakanwil depdikbud yang selanjutnya disebut tim penilai propinsi.
c. Tim penilai tingkat propinsi bagi Kakanwil Depag yang selanjutnya disebut tim penilai propinsi.
d. Tim penilai tingkat instansi bagi Kepala badan diklat yang selanjutnya disebut tim penilai instansi.
e. Tim penilai tingkat instansi bagi Kakanwil departemen di lingkungan departemen yang tidak
memiliki Badan Diklat, selanjutnya disebut tim penilai instansi.
f. Tim penilai Kab/Kodya atau tim penilai Kab di Dati II peercontohan bagi Kakandepdikbud
Kab/Kodya atau kepala kantor Inspeksi Depdikbud Kab Dati II percontohan, selanjutnya disebut tim
panilai Kab/Kodya atau tim penilai Kab Dati II percontohan, dan
g. Tim penilai Kab/Kodya bagi Kakandepag Kab/Kodya, selanjutnya disebut tim penilai Kab/Kodya.
(3) Tim penilai sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dibentuk lebih dari 1 tim sesuai dengan
kemampuan menilai dan jumlah pengawas yang dinilai.
Pasal 15
(1) Keanggotaan tim penilai pusat, tim penilai propinsi, tim penilai instansi dan tim penilai Kab/Kodya atau
tim penilai Kab Dati II percontohan terdiri atas PNS, dengan susunan sbb :
a. seorang ketua merangkap anggota,
b. seorang wakil ketua merangkap anggota,
c. seorang sekretaris merangkap anggota, dan sekurang-kurangnya 4 orang anggota.
(2) Pembentukan dan susunan tim penilai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh :
a. Mendikbud untuk tim penilai pusat.
b. Kakanwil depdikbud prop untuk tim penilai propinsi.
c. Kakanwil Dep.Agama prop untuk tim penilai propinsi.
d. Kepala Badan Diklat Dep yang memiliki Badan diklat untuk tim penilai instansi.
e. Kakanwil Dep. di lingkungan departemen yang tidak memiliki Badan Diklat untuk tim penilia
instansi.
f. Kakandep dikbud Kab/Kodya atau Kepala kantor inspeksi Depdikbud di Dati II percontohan untuk
tim Penilai Kab/Kodya atau tim penilai Kab di Dati II percontohan, dan
g. Kakandepag Kab/Kodya untuk tim penilai Kab/Kodya.
(3) Anggota tim penilai sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dengan ketentuan :
a. pangkat serendah-rendahnya sama dengan pangkat pengawas sekolah yang dinilai,
b. memiliki keahlian serta kemampuan di bidang pembinaan pendidikan, dan
c. dapat aktif melakukan penilaian.
(4) Masa jabatan tim penilai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah 5 tahun.
Pasal 16
(1) PNS yang telah menjadi anggota tim penilai pusat, tim penilai propinsi, tim penilai instansi dan tim penilai
Kab/Kodya atau tim penilai Kab di Dati II percontohan selama 2 masa jabatan berturut-turut, dapat
diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 masa jabatan.
(2) Dalam hal terdapat anggota tim penilai yang ikut dinilai, ketua tim penilai sebagaimana dimaksud dalam ps
15 ayat (1) dapat mengangkat pengganti anggota tim penilai ybs.
Pasal 17
Anggaran yang diperlukan untuk kegiatan tim penilai, dibebankan pada anggaran instansi masing-masing.
Pasal 18
Usul penetapan angka kredit diajukan oleh :
1. Kakanwil Depdikbud Prop kepada Mendikbud mengenai angka kredit Pengawas Sekolah Madya dan
Pengawzs sekolah Utama di lingkungan Depdikbud.
2. Menteri atau pejabat lain yang ditunjuk kepada Mendikbud mengenai angka kredit Pengawas sekolah
Madya dan Pengawas sekoah Utama di lingkungan departemen masing-masing.
3. Kandepdikbud Kab/Kodya atau Kepala Kantor Inspeksi Depdikbud Kab di Dati II percontohan kepada
Kakanwil Depdikbud prop mengenai angka kredit Pengawas sekolah Muda.
4. Kakandepag Kab/Kodya kepada Kakanwil Depag Prop mengenai angka kredit Pengawas sekolah Muda.
5. Pejabat yang ditunjuk kepada Kepala badan diklat ybs mengenai angka kredit Pengawas sekolah Pratama
dan Pengawas sekolah Muda di departemen yang memiliki Badan Diklat.
6. Pejabat yang ditunjuk kepada KaKanwil departemen ybs mengenai angka kredit Pengawas sekolah
Pratama dan Pengawas sekolah Muda di departemen yang tidak memiliki Badan Diklat.
7. Koordinator pengawas sekolah kepada Kakandepdikbud Kab/Kodya atau Kepala Kantor inspeksi
depdikbud Kab di Dati II percontohan mengenai angka kredit Pengawas sekolah Pratama di lingkungan
Depdikbud.
8. Kordinator Pengawas sekolah kepada kakandepag Kab/Kodya mengenai angka kredit Pengawas sekolah
Pratama di lingkungan Dep.Agama.
Pasal 19
(1) Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat
(1) tidak dapat diajukan keberatan.
(2) Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (1) digunakan
sebagai bahan pertimbangan pengangkatan dalam jbatan, kenaikan jabatan/pangkat pengawas sekolah.
BAB VIII
PENGANGKATAN DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT
Pasal 20
Pengangkatan dan pemberhentian PNS dalam dan dari jabatan pengawas sekolah ditetapkan oleh Menteri ybs
atau pejabat lain yang ditunjuk sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB IX
PENYESUAIAN DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT
Pasal 21
(1) PNS yang pada saat ditetapkan keputusan ini telah melaksanakan pengawas sekolah berdasarkan keputusan
pejabat yang berwenang dianggap telah memenuhi syarat untuk disesuaikan dalam jabatan pengawas
sekolah dengan ketentuan
a. berijazah serendah-rendahnya SLTA,
b. pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, III/a, dan
c. semua unsur penilaian baik dalam satu tahun terakhir.
(2) Pengawas sekolah yg blm berijazah SLTA akan tetapi tlh berpangkat Penata Muda, III/a ke atas pengawas
ybs penyesuaian dalam jabatan Pengawas sekolah dianggap telah berijazah SLTA.
(3) Angka kredit kumulatif untuk penyesuaian dalam jabatan Pengawas sekolah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) tsb dalam lampiran IV.
BAB X
SYARAT PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Pasal 22
Untuk dapat diangkat dalam jabatan Pengawas sekolah, seorang PNS harus memenuhi angka kredit yang
ditentukan.
Pasal 23
(1) PNS yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan pengawas sekolah harus memenuhi syarat sbb
a. syarat umum yaitu ;
1. memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan bidang pengawasan yang akan
dilakukan.
2. berkedudukan dan bepengalaman sbg guru sekurang-kurangnya selama 6 th secara berturut-
turut.
3. telah mengikuti diklat kedinasan di bidang pengawasan sekolah dan memperoleh STTPP.
4. setiap unsur penilaian dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.
5. usia setinggi-tingginya 5 tahun sebelum mencapai batas usia pensiun jabatan pengawas sekolah.
b. syarat khusus, yaitu ;
1. bagi pengawas TK/RA/BA, SD/MI/MD/SDLB ;
a) pendidikan serendah-rendahnya D II yang sesuai,
b) berkedudukan serendah-rendahnya Guru Madya, dan
c) berpengalaman sebagai guru TK/RA/BA, SD/MI/MD/SDLB.
2. bagi pengawas sekolah rumpun mata pelajaran/mata pelajaran ;
a) bagi pengawas mata pelajaran di SD/MI/MD/SDLB.
1) pendidikan serendah-rendahnya D II yang sesuai,
2) berkedudukan serendah-rendahnya Guru Madya, dan
3) berpengalaman sebagai guru SD/MI/MD/SDLB.
b) bagi pengawas sekolah rumpun mata pelajaran/mata pelajaran di SLTP dan SLTA;
1) pendidikan serendah-rendahnya sarjana atau yang sederajat,
2) berkedudukan serendah-rendahnya Guru Dewasa, dan
3) memiliki salah satu spesialisasi mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang
sesuai
3. bagi pengawas SPLB;
a) pendidikan serendah-rendahnya sarjana atau sederajat,
b) berkedudukan serendah-rendahnya Guru Dewasa, dan
c) memiliki keahlian dalam pendidikan luar biasa.
4. bagi pengawas sekolah bimbingan dan konseling ;
a) pendidikan serendah-rendahnya sarjana atau sederajat,
b) berkedudukan serendah-rendahnya Guru Dewasa, dan
c) memiliki spesaialisasi atau jurusan/program studi atau keahlian dalam bimbingan dan
konseling atau bimbingan dan penyuluhan.
(2) Untuk menentukan angka kredit dan jenjang jabatan pengawas sekolah sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), digunakan angka kredit yang berasal dari angka kredit guru.
Pasal 24
(1) Pengangkatan PNS dari jabatan lain dalam jabatan pengawas sekolah dapat dipertimbangkan sbb :
a. memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 dan 23 ayat (1), dan
b. telah melaksanakan tugas sebagai guru sekurang-kurangnya 1 th. setelah ybs diangkat
c. kembali sebagai guru
(2) Pangkat yang ditetapkan bagi PNS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah sama dengan pangkat
yang dimilikinya, dan jenjang jabatan pengawas sekolah ditetapkan sesuai dengan angka kredit yang
dimiliki guru ybs sesuai dengan pasal 23 ayat (2).
BAB XI
PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PEMBERHETIAN DARI JABATAN
Pasal 25
Pengawas sekolah dibebaskan sementara dari jabatan, apabila :
a. ditugaskan secara penuh di luar jabatan pengawas sekolah, atau
b. tugas belajar lebih dari 6 bulan, atau
c. dijatuhi hukuman disiplin PNS dengan tingkat hukuman disiplin sedang atau berat, atau
d. diberhentikan sementara sebagai PNS, atau
e. cuti di luar tanggungan negara.
Pasal 26
Pengawas sekolah diberhentikan dari jabatan, apabila :
a. dijatuhi hukuman disiplin dan tlh mempunyai kekuatan hukum yang tetap, kecuali penurunan pangkat, atau
b. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku PNS ybs harus diberhentikan dari jabatannya.
BAB XII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 27
Untuk kepentingan dinas dan atau menambah pengetahuan, pengalaman dan pengembangan karier pengawas
sekolah dpt dipindahkan ke jabatan struktural atau fungsionl lainnya sepenjang memenuhi peraturan yg berlaku.
Pasal 28
PNS sebagaimana dimaksud dalam pasal 25, yang diangkat kembali dalam jabatan pengawas sekolah dapat
menggunakan angka kredit terakhir yang dimilikinya.
Pasal 29
(1) Bagi pengawas sekolah yang belum memiliki pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a, kenaikan
pangkatnya diberikan melalui kenaikan pangkat reguler sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Pengawas sekolah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), apabila telah memiliki pangkat Penata Muda
golongan ruang III/a, dan memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1), serta memiliki
angka kredit kumulatif minimal yang disyaratkan dan telah ditetapkan oleh pajabat yang berwenang
menetapkan angka kredit dapat diangkat dalam jabatan pengawas sekolah.
Pasal 30
(1) Petunjuk pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut ole Mendikbud dan Kepala BAKN.
(2) Petunjuk teknis Keputusan ini ditetapkan oleh masing-masing pimpinan departemen yang memiliki
pengawas sekolah setelah berkordinasi dengan Menpan dan Kepala BAKN.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 31
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta,
pada tanggal 30 Oktober 1996
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
(tidak penting)
B. Tujuan
(tidak penting)
C. Pengertian
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Pengawas sekolah adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar
dan menengah.
2. Pengawas pendidikan adalah pengawas sekolah yang dimaksud dalam Kep.Menpan No. 118/1996
yaitu PNS di lingkungan Dep.Agama yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan agama di sekolah umum dan
di madrasah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan
administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah.
3. Instansi pembina pengawas pendidikan agama adalah Dep.Agama.
4. Kepala Seksi adalah Kepala Seksi Pendidikan dan Kepala Seksi Perguruan Agama Islam pada
Kantor Dep.Agama Kab/kodya.
5. Penyelenggara Bimbingan Mamsyarakat adalah Penyelenggara Bimbingan Masyarakat (Kristen)
Protestan, Bimas Katholik, Bimas Hindu dan Bimas Budha pada Kandepag Kab/Kodya.
6. Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah
dicapai oleh seorang pengawas pendidikan agama dalam mengerjakan butir rincian kegiatan yang
digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan jabatan/pangkat Was Penda.
7. Tim penilai angka kredit adalah tim penilai yang membantu pejabat yang berwenang dalam rangka
menetapkan angka kredit.
8. Penilaian adalah penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolok ukur) yang ditetapkan
terhadap penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah.
9. Memberi contoh adalah upaya pengawas pendidikan agama yang dilaksanakan dengan cara yang
bersangkutan bertindak sebagai guru pendidikan agama yang melaksanakan proses belajar mengajar
materi pendidikan agama di depan kelas dengan tujuan agar guru pendidikan agama yang diawasi
dapat mempraktekkan metodologi belajar mengajar yang baik dan tepat.
10. Memberi saran . . . . .(tidak ditulis)
11. Kelompok kerja pengawas selanjutnya disebut pokjawas adalah wadah organisasi bagi para pengawas
Pendidikan agama dalam satu Kab/Kodya untuk meningkatkan profesionalisme pengawas serta untuk
memperlancar pelaksanan tugas pengawasan.
12. Ketua Pokjawas pendidikan agama adalah seorang pengawas pendidikan agama yang diberi tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Was Penda di daerah
yang meliputi penyusunan, pelaksanaan dan pelaporan kepengawasan termasuk pelayanan penilaian
angka kredit.
13. Kriteria penilaian adalah ukuran atau ketentuan yng harus digunakan bagi penilaian kegiatan atau
prestasi kerja Was Penda sebagai dasar untuk penetapan angka kredit.
14. Kegiatan yang bersifat penugasan . . . .(tidak ditulis)
15. Prestasi kerja . . . .(tidak ditulis)
16. Pendidikan dan pelatihan kedinasan adalah upaya peningkatan dan atau pemantapan wawasan,
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan yang sesuai dengan profesi Was Penda dan bermanfaat
dalam pelaksanaan tugas Was Penda.
17. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan adalah STTPP yang diperoleh Was Penda karena
mengikuti pelatihan kedinasan.
18. Pengembangan profesi adalah kegiatan Was Penda dalam rangka pengamalan ilmu pengetahuan,
teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu baik bagi proses belajar mengajar dan
profesionalsme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam angka menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi pendidik agama di sekolah umum dan di madrasah.
19. Penilaian adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematik untuk
menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi yng baru, membuktikan kebenaran atau ketidak
benaran hipotesa sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala alam dan atau sosial.
20. Metode ilmiah penelitian dan pengembangan adalah suatu cara pelaksanaan yang sistematik dan
objektif yang mengikuti tahap-tahap :
a. Melakukan observasi, menetapkan masalah dan tujuan.
b. Menyusun hipotesa.
c. Menyusun rancangan penelitian.
d. Melaksanakan percobaan bedasarkan metode yanng direncanakan.
e. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data.
f. Menganalisis dan menginterpretasi data, dan
g. Merumuskan kesimpulan dan atau teori.
21. Makalah hasil penelitian adalah suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok orang
yang membahas suatu pokok bahasan yang merupakan hasil penelitian di bidang pendidikan agama
di sekolah umum dan madrasah.
22. Makalah berupa tinjauan/ulasan ilmiah, adalah suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang yang
membahas suatu pokok bahasan yang merupakan tinjauan/ulasan ilmiah di bidang pendidikan agama.
23. Pengembangan . . . . (tidak ditulis)
24. Karya tulis ilmiah yang publikasikan adalah karya ilmiah yang diterbitkan oleh suatu penerbit yang
memiliki dewan redaksi atau suatu lembaga pemerintah dan disebarluaskan kepada masyarakat.
25. Majalah ilmiah yang diakui oleh departemen yang bersangkutan adalah majalah yang memenuhi
persyaratan tertentu yang ditetapkan sebagai majalah ilmiah oleh pejabat di lingkungan departemen
yang diserahi tugas itu.
26. Pertemuan ilmiah . . . . (tidak ditulis)
27. Buku pelajaran adalah bahan/materi pelajaran yang ditentukan secara tertulis dalam bentuk buku
yang digunakan sebagai pegangan belajar dan mengajar baik sebagai pegangan pokok maupun
pelengkap.
28. Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disjikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga
pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tsb.
29. Penulis utama dalah seorang yang memprakarsai penulisan, memiliki ide tentang yang akan ditulis,
pembuat outline, penyusunan konsep tulisan sehingga nama yang bersangkutan tertera pada urutan
pertama atau dinyatakan secara jelas sebagai penulis utama.
30. Penulis pembantu, adalah seorang yang memberikan bantuan kepada penulis utama, misalnya dalam
hal pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, penyempurnaan konsep/penambahan bahan
matei dan penyuntingan.
31. Pendidikan agama adalah salah satu muatan kurikulum yang wajib diberikan pada semua jenis, jalur
dan jenjang pendidikan untuk memperkuat keimanan dan ketaqwaan terhadap TuhanYME sesuai
dengan agama yang dianuut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan
untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat
untuk mewujudkan persatuan nasional.
32. Pendidikan keagamaan adalah salah satu dari 7 jenis pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk dapat menjalankan peranan yang menurut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran
agama yang bersangkutan.
33. Ilmu pengetahuan . . . . (tidak ditulis)
34. Teknologi tepat guna . . . . (tidak ditulis)
35. Karya seni (tidak ditulis)
36. Karya seni monumental (tidak ditulis)
37. Pengabdian pada msyarakat adalah keterkaitan Was Penda dalam rangka pengamalan ajaran agama,
ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian untuk peningkatan wawasan, pengetahuan, nilai dan sikap,
keterampilan serta kegiatan dan kesejahteraan masyarakat.
38. Pendukung pengawasan dan pendidikan agama adalah kegiatan Was Penda yang dapat menunjang
penyelenggaraan tugas, wewenang dan tanggung jawab Was Penda.
39. Seminar adalah salah satu bentuk pertemuan ilmiah untuk membahas masalah tertentu dalam bidang
pendidikan untuk memperoleh suatu kesimpulan.
40. Lokakarya adalah salah satu bentuk pertemuan untuk membahas masalah tertentu dalam bidang
pendidikan untuk memperoleh hasil tertentu yang perlu ditindak lanjuti.
41. Keanggotaan dalam organisasi . . . . (tidak ditulis).
42. Kepengurusan dalam kegiatan masyarakat . . . . (tidak ditulis)
43. Menjadi delegasi . . . . (tidak ditulis)
44. Mengikuti seminar . . . . (tidak ditulis).
D. Ruang Lingkup
(tidak penting)
E. Jenis Pengawas Pendidikan Agama.
1. Berdasarkan jenis pelajaran yang diawasi :
a. Pengawas sekolah mata pelajaran pendidikan agama dengan bidang tugas :
1) Pendidikan agama islam.
2) Pendidikan agama (Kristen) Protestan.
3) Pendidikan agama katholik.
4) Pendidikan agama Hindu
5) Pendidikan agama Budha.
b. Pengawas sekolah rumpun mata pelajaran dengan bidang tugas :
1) Qur'an Hadis (ilmu tafsir, ilmu hadis, bahasa arab)
2) Akidah Akhlak (keimanan, akhlak, SKI)
3) Syari'ah (fikih, usul fikih).
2. Berdasarkan sifat, tugas dan kegiatannya terdapat 2 jenis Was Penda sbb :
a. Pengawas sekolah mata pelajaran pendidikan agama yaitu pengawas yang mempunyai tugas,
tanggung jawab dan wewenang secara penuh dalam menilai dan membina pelaksanan
pendidikan agama pada sejumlah sekolah tertentu baik negeri maupun swasta di :
1) TK, SD dan SLB.
2) RA/BA, MI dan madrasah diniyah awaliyah.
3) SLTP, SMU/SMK.
b. Pengawas sekolah rumpun mata pelajaran Qur'an Hadis, Akidah Akhlak dan syari'ah yaitu
pengawas yang mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh dalam menilai
dan membina pelaksanaan rumpun mata pelajaran Qur'an Hadis, Akidah Akhlak dan Syari'ah
pada sejumlah madrasah tertentu baik negeri maupun swasta di MTs, MA, MD wustho dan MD
Ulya.
3. Pemilihan jenis pengawas pendidian agama :
a. Penentuan jenis Was Penda disesuaikan dengan spesialisasi pendidikan atau pengalaman semasa
menjadi guru mata pelajaran Penda di sekolah umum atau rumpun mata pelajaran di madrasah.
Contoh :
1) Siti Aminah bertugas sebagai guru Pendidikan agama di SD. Oleh karena ybs memenuhi
syarat untuk diangkat menjadi Was Penda, maka dalam keputuan pengangkatannya
dicantumkan jenis pengawas mata pelajaran pendidikan agama TK, SD, SDLB.
2) Nur Hasanah sebagai guru pendidikan agama di MI, dst . . . pengawas sekolah mata
pelajaan pendidikan agama RA/BA, MI dan MD awaliyah.
3) Drs.Amir, pendidikan S1/Akta IV Tarbiyah di SMU sebagai guru agama. dst . . .
pengawas sekolah mata pelajaran pendidikan agama SLTP, SMU/SMK.
4) Contoh pengawas sekolah rumpun pelajaran :
Dra.Rusminah pendidikan S1/Akta IV Tarbiyah dan di MTs sebagai guru rumpun mata pelajaran
Akidah Akhlak. dst . . . pengawas sekolah rumpun mata plajaran akidah akhlak di MTs,MA, MD
wusto dan MD Ulya.
b. Perpindahan pengawas mata pelajaran pendidikan agama yang bertugs di TK/SD ke pengawas
SLTP dan SMU/SMK, dapat dilakukan apabila memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada Bab VII.
Contoh : Amirullah sebagai pengawas sekolah mata pelajaran pendidikan agama pada TK dan
SD, sambil bertugas, melanjutkan kuliah. Setelah selesai pendidikan S1 Fak Tarbiyah, maka ybs
dapat pindah menjadi pengawas mata pelajaran pendidikan agama pada SLTP/SMU.
c. Perpindahan pengawas rumpun mata pelajaran yang bertugas di madrasah ke rumpun
matapelajaran agama sejenis dapat dilakukan, apabila memenuhi syarat administrasi spesialisasi
dalam bidang pendidikan agama.
contoh : Dra.Rusminah sebagai pengawas sekolah rumpun mata pelajaran akidah akhlak dapat
pindah menjadi pengawas sekolah rumpun mata pelajaran Qur'an Hadis atau Syari'ah (fikih, usul
fikih) apabila memiliki spesialisasi dalam rumpun mata pelajara yang diinginkan tsb.
d. Perpindahan pengawas mata pelajaran pendidikan agama ke rumpun mata pelajaran agama
sejenis dapat dilakukan dengan ketentuan memenuhi persyaratan administrasi dan memiliki
spesialisasi dalam bidang pendidikan yang diinginkan.
Contoh : Aminuddin, S.Ag sebagai pengawas sekolah mata pelajaran pendidikan agama pada
SLTP, SMU/SMK dapat pindah ke pengawas sekolah rumpun mata pelajaran Qur'an Hadis,
Akidah akhlak atau syariah pada MTs/MA apabila memenuhi ketentuan di atas.
e. Was Penda yang ada pada saat keputusan ini mulai berlaku, ditetapkan sebagai pengawas mata
pelajaran pendidikan agama pada sekolah umum.
f. Penetapan Was Penda sebagai Was mata pelajaran pendidikan agama untuk tingkat TK, SD
ditetapkan oleh Kepala Kandepag Kab/Kodya. Penetapan Was Penda sebagai pengawas
pelajaran pendidikan agama SLTP, SMU/SMK dilakukan oleh Kepala Kanwil Depag
prop/daerah istimewa.
g. Penetapan pengawas pendidikan agama sebagai pengawas mata pelajaran pendidikan agama
terhitung mulai tgl 1 Juli 1999.
h. Pada madrasah yang belum terdapat pengawas rumpun mata pelajaran, maka pengawasan
dilakukan oleh Pengawas mata pelajaran pendidikan agama tsb di atas.
F. Jenjang Jabatan, Pangkat, Golongan Ruang dan Angka Kredit yang Disyaratkan.
Jenjang jabatan, pangkat dan golongan ruang Was Penda serta persyaratan angka kredit kumulatif untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi bagi setiap jabatan Was Penda dari yang terendah s.d yang
tertinggi adalah seperti dalam tabel di bawah ini .
TABEL1
Persyaratan Angka
Kredit Kenaikan
No Jabatan Pengawas Pangkat dan Golongan Jabatan/Pangkat
Sekolah Ruang Kumulatif Per
minimal
Jenjang
1. Pengawas sekolah Pertama Penata Muda, III/a 100 100
Keterangan Tabel :
1. Jenjang jabatan pada kolom 2 mempunyai dua atau tiga pangkat dan golongan ruang. Pangkat yang
letaknya terbawah pada setiap jenjang jabatan merupakan pangkat tertinggi untuk jabatan tsb.
Contoh : Pengawas Sekolah Pertama, pangkat tertinggi Penata Muda Tk.I gol ruang III/b. Was penda yang
jenjang jabatannya pengawas sekolah pratama tidak dapat naik pangkat menjadi Penata, gol ruang III/c bila
jabatannya belum naik menjadi Pengawas Sekolah Muda. Seorang Was Penda dapat naik
pangkat/golongan ruang saja, tapi jabatannya tetap atau Was Penda ybs naik jabatan sekaligus naik
pangkat/gol ruang.
2. Was Penda dapat naik pangkat setingkat lebih tinggi apabila :
a. Telah memenuhi syarat yang ditentukan, dan
b. Jenjang jabatannya lebih tinggi atau sekurang-kurangnya masih dalam jenjang jabatan yang sesuai,
kecuali pangkat pengabdian atau mendapat tanda kehormatan luar biasa dari pemerintah.
3. Angka kredit pada kolom 5 adalah jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat
setingkat lebih tinggi, dari unsur utama sekurang-kurangnya 80 % (s.d 100 %) unsur penunjang sebanyak-
banyaknya 20 % (boleh 0 %).
Contoh : Seorang Was Penda, Penata Muda Tk. I, (III/b), Pengawas Sekolah Pratama, bila akan naik
jabatan/pangkat menjadi Pengawas Sekolah Muda, Penata, (III/c) harus mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 50, sekurang-kurangnya 40 dari unsur utama, 10 dari unsur penunjang.
4. Pengawas sekolah Madya dan Pengawas sekolah Utama untuk naik jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi
wajib mengumpulkan angka kredit dari pengembangan profesi sekurang-kurangnya 12 angka kredit di
samping angka kredit dari pengawasan sekolah. Prosentase angka kredit kenaikan jabatan/pangkat setiap
jenjang jabatan/pangkat s.d Pengawas sekolah Utama (Pembina Utama Muda, IV/d) wajib memperoleh
angka kredit sbb :
a. Unsur Utama > 80 % dari angka kredit yang disyaratkan, dengan komposisi sbb :
1) Pengawasan sekolah > 72 % atau > 108 angka kredit.
2) Pengembangan profesi > 8 % atau > 12 angka kredit.
b. Penunjang pengawasan sekolah , 20 % atau , 30 % angka kredit.
Pengawas sekolah Utama (Pembina Utama Madya, IV/d) untuk menjadi Pengawas sekolah Utama
(Pembina Utama, IV/e), wajib mengumpulkan angka kredit dari pengembangan profesi sekurang-
kurangnya 12 angka kredit di samping angka kredit dari pengawasan sekolah. Prosentase angka
kreditnya sbb :
a. Unsur utama > 80 % dari angka kredit yang disyaratkan, dengan komposisi :
1) Pengawas sekolah >14 8 angka kredit,
2) Pengembangan profesi > 12 angka kredit.
b. Penunjang pengawas sekolah > 40 angka kredit.
5. Sesuai dengan Kep Menpan No. 118 th. 1996 ps.11 ayt (4) pengawasan sekolah memiliki angka kredit
melebihi yang ditentukan untuk kenaikn jabatan/pangkat berikutnya (dapat ditabung) baik dari unsur
utama maupun unsur penunjang.
Contoh : Kenaikan pangkat Was Penda dari Penata Muda, III/a menjadi Penata Muda Tk.I, III/b, jabatan
tetap Pengawas Sekolah Pratama diperlukan angka kredit >40 dari unsur utama dan <10 dari unsur
penunjang. Jika Ybs memperoleh unsur utama 50 dan unsur penunjang 20, maka kenaikan pangkat
berikutnya hanya diperlukan angka kredit 30.
6. Was Penda yang telah mencapai angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat pada tahun pertama dan
masa jabatan/pangkat yang diduduki ybs tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka kredit unsur
utama sekurang-kurangnya 20 % dari jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan
jabatan/pangkat, yang berasal dari kegiatan pengawan sekolah.
7. Bagi Pengawas sekolah Pratama s.d Pengawas sekolah Utama, pangkat Pembina Utama, IV/d dalam
jangka waktu 6 th sejak diangkat dalam pangkat terakhir, diwajibkan mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 80 % dari jumlah yang disyaratkan yang berasal dari kegiatan pengawas sekolah,
meskipun ybs tidak dapat naik pangkat (ps 11 (6) Kep Menpan 118/96).
8. Pengawas sekolah utama pangkat Pembina Utama, IV/e setiap 6 tahun diwajibkan mengumpulkan angka
kredit sekurang-kurangnya 160 berasal dari kegiaan pengawas sekolah (ps 11 (7) Kep Menpan 118/96).
BAB II
TUGAS POKOK DAN PEMBAGIAN KERJA
PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA
A. Tugas Pokok
1. Tugas pokok Was Penda (Kep Menpan 118/96 dan Kep Bersama Mendikbud dan BAKN No.0322
O/1996 dan No.38/1996 sbb :
a. Semakin tinggi jenjang jabatan Was Penda, semakin luas, berat dan lugas, wewenang dan
tanggung jawabnya.
b. Kewajiban Was Penda untuk dapat diusulkan kenaikan jabatan/pangkat :
1) Pengawas sekolah Pratama dan Pengawas sekolah Muda wajib melaksanakan :
a) Menyusun program cawu pengawasan sekolah yang menjadi tanggung jawab
masing-masing.
b) Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisa data hasil belajar/bimbingan siswa
dan kemampuan guru agama.
c) Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses belajar
mengajar/bimbingan dan lingkungan sekolah/madrasah yang berpengaruh terhadap
perkembangan dan hasil belajar/bimbingan siswa.
d) Menganalisa hasil belajar/bimbingan siswa dengan cara memperhitungkan beberapa
faktor sumber daya pendidikan yang mempengaruhi hsil belajar/bimbingan siswa.
e) Memberi contoh pelaksanaan tugas guru agama dalam melaksanakan proses beljar
mengajar/ bimbingan siswa.
f) Membina pelaksanaan pendidikan agama dan memelihara lingkungan
sekolah/madrasah.
g) Menyusun laporan hasil pengawasan pelaksanaan pendidikan agama per
sekolah/madrasah, dan
h) Melaksanakan evaluasi seluruh sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.
2) Pengawas sekolah Madya dan Pengawas sekolah Utama wajib melaksanakan :
a. Menyusun program cawu pengawasan sekolah/mdrs yang menjadi tanggung jawab
masing-masing.
b. Menilai, mengolah dan menganalisa data hasil belajar/bimbingan siswa dan
kemampuan guru agama.
c. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses belajar
mengajar/ bimbingan dan lingkungan sekolah/madrasah yang berpengaruh terhadap
perkembangan dan hasil belajar / bimbingan siswa.
d. Melaksanakan analisa komprehensif hasil belajar/bimbingan siswa dengan
mempertimbangkan berbagai faktor sumber daya pendidikan termasuk korelasi
kemampuan guru agama dengan hasil belajar/bimbingan siswa.
e. Memberikan arahan dan bimbingan kepada guru agama tentang pelaksanaan belajar
mengajar/ bimbingan siswa.
f. Memberikan cotoh pelaksanaan tugas guru agama dalam melaksanakan proses
belajar mengajar/ bimbingan siswa.
g. Menyusun laporan hasil pengawasan pelaksanaan pendidikan agama per
sekolah/madrasah.
h. Mengevaluasi hasil pengawasan pelaksanaan pendidikan agama seluruh
sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.
i. Membina pengelolaan sekolah/madrasah.
j. Memberikan bahan penilaian dalam rangka akreditasi sekolah/madrasah swasta, dan
k. Melaksanakan salah satu atau lebih kegiatan pengembangan profesi dengan angka
kredit sekurang-kurangnya 12.
2. Rincian tugas pokok Was Penda dalam tabel berikut
Pengawas Pengawas Pengawas Pengawas
Rincian Tupok Was MP dan Sekolah Sekolah Sekolah
No Sekolah
Rumpun MP Pend. Agama
Pratama Muda Madya Utama
Mengidentifikasi hasil Was
sebelumnya dan kebijaksanaan bidang
pend untuk menyusun program
1. tahunan pengawasan sekolah tk. + - - -
Kab/Kodya
Mengolah, menganalisa hasil was
sekolah sebelumnya untk menyusun
2. - + - -
progr. tahunan was tk. Kab/kodya.
Menyusunprogram pelaksanaan - - + +
28
pengawasan
29 Menyusun juknis lakwas sklh - - + +
TABEL 3
Jumlah sekolah/madrasah yang harus diawasi menurut jenis pengawsan sekolah dan kondisi daerah
BAB III
PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT
BAB IV
TIM PENILAI
A. Kedudukan dan Anggota Tim Penilai serta Seketariat Tim Penilai.
1. Kedudukan Tim penilai
a. Tim penilai Kab/Kodya berkedudukan di Kandepag Kab/Kodya.
b. Tim penilai propinsi berkedudukan di Kanwil Depag dengan alamat bidang
Penda/Pergurais/Binbagais dan Sekretariat tim penilai berkedudukan di Subag Kepegawian.
c. Tim penilai pusat berkedudukan di Ditjen Binbaga Islam dan Sekretariat tim berkedudukan di
Biro Kepegawaian.
2. Untuk membantu tim penilai dalam melaksanakan tugasnya, dibentuk Sekretariat untuk masing-
masing tim yang dipimpin oleh Sekretaris tim yaang bersangkutan.
3. Jumlah anggota tim penilai 7 orang atau lebih dengan ketentuan jumlahnya harus gasal dengan
susunan
a. Seorang Ketua merangkap anggota.
b. Seorang wakil ketua merangkap anggota.
c. Seorang sekretaris merangkap anggota, dan
d. sekurang-kurangnya 4 orng anggota atau disesuikan dengan jumlah Pengawas yang dinilai.
4. Untuk menjaga objektifitas, efisiensi dan pembagian tugas dengan peranan masing-masing tidak
diperbolehkan mengangkat anggota tim penilai dari :
a. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit,dan
b. Pejabat yang berkewajiban memantau dan atau mengawasi penerapan angka kredit seperti
aparat Itjen.
5. Keanggotaan tim dan Sekretariat tim penilai;
a. Persyaratan anggota tim penilai.
1) Pangkat serendah-rendahnya sama dengan Was Penda yang dinilai.
2) Memiliki keahlian dan kemampuan menilai prestasi kerja Was Penda, dan
3) Dapat aktif melakukn penilaian.
b. Anggota tim penilai terdiri dari Was Penda dan pejabat lain bukan Was Penda dengan ketentuan
jumlah anggota tim yang berasal dari Was Penda lebih banyak dari pada pejabat yang bukan
berasal dari Was Penda dengan susunan sbb :
1) Ketua/wakil ketua berasal dari pejabat struktural yang menangani bidang pendidikan
agama.
2) Sekretaris berasal dari pejabat struktural yang menangani kepegawaian.
3) Anggota berasal dari pejabat Was Penda/pejabat struktural yang menangani pendidikan
agama.
c. Sekretaris tim penilai ;
1) Untuk membantu tim penilai dalam melaksanakan tugasnya, dibentuk sekretariat tim
penilai,
2) Sekretariat tim penilai dipimpin oleh seorang sekretaris tim penilai.
d. Persyaratan sekretaris tim penilai ;
1) Sekretaris tim penilai Depag pusat adalah pejabat Biro Kepegawaian
2) Sekretaris tim penilai propinsi adalah Kasubag Kepegawaian Kanwil Depag Prop. ybs.
3) Sekretaris tim penilai Kab/Kodya adalah Kasubag TU Kandepag Kab/Kodya ybs.
B. Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai.
1. Pengangkatan.
a. Anggota tim penilai Depag pusat dan Sekretariat tim penilai di angkat Menteri Agama.
b. Anggota tim penilai propinsi dan sekretariat tim penilai Prop. diangkat oleh Kakanwil depag.
c. Anggota tim penilai dan Sekretariat tim penilai kab/kodya diangkat oleh Kakandepag Kab/
Kodya.
d. Usul calon anggota tim dan sekretariat tim penilai harus disampaikan kepada pejabat yang
berwenang mengangkat dan memberhentikan tim penilai selambat-lambatnya 6 bulan sebelum
tgl mulai masa jabatan tim penilai tsb atau 6 bulan sebelum habis masa jabatan tim penilai yang
akan dinilai.
e. SK pengangkatan tim penilai dan sekretariat tim penilai oleh pejabat yang berwenang sudah
diterbitkan selambat-lambatnya 2 bulan sebelum dimulainya masa jabatan tim penilai.
f. Masa jabatan tim penilai dan sekretariat tim adalah 3 th dan masa jabatan tim penilai TMT 12
April.
g. PNS yang telah menjadi tim penilai dan sekretariat tim penilai prop dan tim penilai dan
sekretariat tim penilai Kab/Kodya selama 2 masa jabatan berturut-turut dapat diangkat kembali
setelah melampaui tenggang waktu 1 masa jabatan.
h. Jika terdapat tim penilai dan sekretariat tim penilai yang ikut dinilai, ketua tim dapat
mengangkat anggota tim penilai dan sekretariat tim penilai ybs.
i. apabila dipandang perlu, pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dapat membentuk
tim penilai teknis yang anggotanya terdiri dari para ahli, baik yang berkedudukan sebagai PNS
maupun bukan PNS yng memiliki keahlian dan kemampuan yang diperlukan.
Tugas pokok tim penilai teknis adalah memberikan saran dan pendapat kepada ketua tim penilai
dalam hal memberikan penilaian kegiatan yng bersifat khusus atau memerlukan keahlian
tertentu.
2. Pemberhentian
a. Tim penilai
Anggota tim penilai diberhentikan dari jabatannya apabila :
1) Habis masa jabatan.
2) Mengundurkan diri dari tim penilai
3) Tidak memenuhi syarat lagi sebagai tim penilai.
4) Dijatuhi huikuman disiplin tingkat sedang atau berat dan telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, dan atau
5) Berhenti atau diberhentikan sebagai PNS.
Bagi anggota sekretariat tim penilai yang diberhentikan sebelum habis masa jabatannya, ybs
diganti dengan anggota baru.
b. Sekretariat tim penilai.
Anggota tim sekretariat tim penilai diberhentikan dari jabatannya apabila :
1) Mengundurkan diri.
2) Pindah tempat bekerja
3) Berhenti atau diberhentikan sebagai PNS
4) Dijajtuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dan telah mempunyai kekuatan
hukum tetap.
A. Kelengkapan.
Setiap Was Penda berdasarkan bukti prestasi yang sesuai dengan ketentuan jumlah angka kredit yang
disyaratkan, diperlukan telah memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi
menyampaikan bukti-bukti yang telah ditetapkan sbb :
1. Salinan/foto copy sah DP-3 tahun terakhir.
2. Salinan foto copy sah SK pengangkatan dalam pangkat terahir/naik pangkat.
3. Salinan foto copy sah SK terkkhir pengangkatan/pengangkatan kembali dalam jabatan Was Penda.
4. Salinan foto copy sah SK pengangkatan ketua Pokjawas Penda (bila ada).
5. Bukti prestasi yang sesuai dan khusus untuk bukti fisik unsur pengawas sekolah berupa laporan
disusun berdasarkan format seperti lampiran V.
6. Salinan foto copy PAK terakhir yang telah disahkan , bagi Was Penda yang berlum pernah
mendapat PAK untuk kenaikan pangkat/jabatannya (masa peralihan) harus melampirkan SK
pengangkatan terakhir yang telah mencantumkan angka kredit atau SK Inpasingnya.
7. Lampiran SK pengangkatan dalam jabatan fungsional Was Penda (khusus bagi Was Penda yang
naik pangkat pertama kali dalam jabatan Was Penda).
Prestasi kerja dengan angka kredit yang diusulkan, dituangkan dalam unsur, sub unsur, butir dan kolom
yang sesuai dengan menggunakan formulir DUPAK Was Penda seperti lampiran I.
B. Tata cara pengajuan usul PAK
1. Kasi/penyelenggara, masing-masing dibantu oleh ketua Pokjawas Penda ybs pada Kandepag
Kab/Kodya mencantumkan perhitungan angka kredit prestasi kerja Was Penda tsb sesuai dengan
bukti prestasi yang disampaikan.
2. Pencantuman perhitungan angka kredit setiap butir dilakukan secara beruntun seperti contoh pada
lampiran I.
3. Kasi/peneyelenggara, meneliti ulang kebenaran isinya dan kemudian menanda tangani formulir tsb
dilengkapi bukti-bukti sebagimana pada Bab V A.
4. Usul penetapan angka kredit diajukan dengan surat pengantar oleh pejabat sbb :
a. Kasi/penyelenggara ybs kepada Kakandepag Kab/Kodya ybs untuk usul PAK bagi ;
1) Semua kenaikan pangkat Was Penda.
2) Pengawas sekolah Utama, pangkat Pembina Utama, IV/e setiap 6 tahun.
3) Khusus untuk penetapan angka kredit yang ditetapkan oleh Kakandepag Kab/Kodya sbb ;
a) Kenaikan pangkat Was Penda, pangkat Penata Muda, III/a menjadi Pengawas sekolah
Pratama pangkat Penata Muda Tk.I, III/b.
b) Kenaikan pangkat Pengawas sekolah Pratama, pangkat Penata Muda Tk.I, III/b
menjadi Pengawas sekolah Muda, pangkat Penata, III/c.
b. Kepala Kandepag Kab/Kodya kepada Kepala Kanwil prop ybs untuk menetapkan angka kredit
bagi :
1) Kenaikan pangkat Pengawas sekolah Muda, pangkat Penata, III/c menjadi Pengawas
sekolah Muda, pangkat Penata Tk.I, III/d.
2) Kenaikan pangkat Pengawas sekolah Muda, pangkat Penata Tk.I, III/d menjadi Pengawas
sekolah Madya, pangkat Pembina, IV/a.
c. Kepala Kandepag Kab/Kodya kepada Menag melalui Kepala Biro Kepegawaian, dengan
tembusan Kakanwil Depag prop ybs untuk menetapkan angka kredit bagi ;
1) Kenaikan pangkat Pengawas sekolah Madya, pangkat Pembina, IV/a menjadi Pengawas
sekolah Madya, pangkat Pembina Tk.I, IV/b dan seterusnya s.d Pengawas sekolah Utama,
pangkat Pembina Utama Madya, IV/d menjadi Pengawas sekolah Utama, pangkat
Pembina Utama, IV/e.
2) Pengawas sekolah Utama, pangkat Pembina Utama, IV/e setiap 6 tahun.
d. Karo Kepegawaian Depag kepada Mendikbud melalui Karopeg Depdikbud dengan tembusan
Kakanwil Depag Prop dan Kanakdeag Kab/Kodya ybs untuk menetapkan angka kredit
Pengawas sekolah Madya, pangkat Pembina Tk.I, IV/b s.d. Pengawas sekolah Utama, pangkat
Pembina Utama, IV/e.
5. Pengajuan usul PAK harus sudah sampai pada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
selambat-lambatnya ;
a. Tanggal 15 Desember untuk Was Penda yang akan naik jabatan/pangkat pada periode April.
b. Tgl 15 Juni untuk Was Penda yang akan naik jabatan/pangkat pada periode Oktober.
6. Penyampaian usul PAK diajukan oleh pejabat yang berwenang secara kolektif atau perorangan.
BAB VI
TATA CATA PENILAIAN, PRESTASI KERJA YANG DINILAI
DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
B. Prestasi kerja pengawas pendidikan agama yang dapat dinilai dengan angka kredit.
Prestasi kerja Was Penda yang dapat dinilai dengan angka kredit adalah prestasi kerja yang diperoleh
setelah tanggal penilaian terakhir kecuali sub unsur pendidikan sekolah. Kriteria, bukti fisik dan
pemberian angka kredit setiap unsur, dan butir kegiatan adalah sebagai berikut ;
1. Unsur pendidikan ;
a. Sub unsur mengikuti pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah.
1) Kritria ;
Gelar/ijazah dapat diberi angka kredit apabila diperoleh ;
a) setelah tanggal penilaian terakhir, atau
b) sebelum tanggal penilaian terakhir tetapi belum digunakan,
c) belum tercantum dalam keputusan jabatan/kepangkatan yang bersangkutan.
2) Bukti fisik.
Yang dijadikan dasar penilaian adalah foto copy ijazah/STTB/Diploma yang dilegalisir
pejabat yang berwenang, yaitu ;
a) Dekan/Ketua sekolah tinggi/direktur program pasca sarjana untuk ijazah PTN.
b) Koordinator PTS untuk ijazah lulusan PTS. Khusus Depag, adalah oleh Koordinator
PTIS.
c) Tim penilai ijazah luar negeri pada Dirjen Dikti Depdikbud untuk lulusan perguruan
tinggi di luar negeri. Khusus penilaian ijazah luar negeri perguruan tinggi agama dan
Ditjen Binbaga Islam Depag.
3) Pemberian angka kredit.
a) Kesesuaian ijazah dilihat dari mata pelajaran/rumpun mata pelajaran yang sesuai
dengan tugas Was Penda ybs dan tidak harus dari LPTK.
b) Apabila memperoleh gelar/ijzah yang lebih tinggi dan sesuai, maka angka kredit yang
diberikan adalah sebesar selisih antara angka kerdit yang pernah diberikan (ijazah
lama) dengan angka kredit gelar/ijazah yang lebih tinggi tsb.
c) Mendapat gelar sarjana kependidikan tetapi tidak sesuai dengan bidang tugas. Seorang
Was Penda yang mendapat ijazah sarjana, pasca sarjana atau doktor dalam
kependidikan atau dari LPTK tetapi tidak sesuai dengan tugasnya atau setara dengan
yang diperoleh sebelumnya, angka kreditnya diperhitungkan sebagai unsur utama dan
diberi angka kredit 15.
d) Mendapat gelar kesarjanaan lainnya tetapi tidak sesuai dengan tugasnya. Gelar
kesarjanaan yang bukan kependidikan dan tidak sesuai dengan tugasnya atau gelar
kesarjanaan tsb setara dengan yang diperolehnya diberi angka kredit 5 dan masuk
unsur penunjang.
e) Ijazah yang belum digunakan dapat diberi angka kredit meskipun diperoleh sebelum
periode penilaian prestasi Was Penda untuk kenaikn jabatan/pangkat terakhir ybs.
b. Sub unsur mengikuti diklat kedinasan dan memperoleh STTPL.
1) Kriteria.
a) Latihan kedinasan diberi angka kredit, apabila sesuai dengan tugasnya. Kesesuaian
dapat dilihat dari bahan kajian atau mata tatar yang tercantum dalam STTPL tsb.
Diklat yang dianggap sesuai, apabila diklat tsb berkenaan dengan ;
(1) rumpun mata pelajaran yang menjadi tugas Was Penda ybs, dan atau
(2) metodologi pelajaran, dan atau
(3) pengawas sekolah, dan atau
(4) salah satu atau lebih butir kegiatan dalam proses belajar mengajar/bimbingan.
(5) sekurang-kurangnya 60 % dari bahan kajian atau mata tatar yang diberikan
pada penataran/latihan memiliki kesesuaian dengan tugasnya.
b) Latihan kedinasan harus memuat ;
(1) materi kajian atau mata tatar yang diberikan atau judul latihan yang mewakili
materi yang sesuai.
(2) jangka waktu pelaksanaan, tgl, hari atau jumlah jam latihan, dan
(3) penyelenggaraannya harus jelas dan apabila diselenggarakan oleh swasta harus
yang telah melembaga atau yang telah diakui departemen ybs.
c) Latihan kedinasan yang tidak berkaitan langsung dengan tugas Was Penda atau tidak
spesifik untuk Was Penda tapi berlaku untuk seluruh PNS tidak dapat diberi angka
kredit.
2) Bukti fisik
Bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian adalah STTPL yang dilegalisir Kepala
Kandepag Kab/Kodya tempat ybs.
3) Pemberian angka kredit
Angka kredit yang diberikan untuk setiap STTPL/piagam yang sesuai.
2. Unsur pengawasan sekolah.
a. Sub unsur menyusun program pengawasan sekolah
1) Menyusun program tahunan pengawasan sekolah tingkat Kab/Kodya.
a) Mengidentifikasi hasil pengawasan sekolah sebelumnya dan kebijakan di bidang
pendidikan
(1) Kriteria
(a) ketepatan metodologi identifikasi
(b) kelengkapan dan ketepatan data hasil identifikasi.
(2) Bukti fisik
(a) Surat penugasan dari ketua Pokjawas Penda.
(b) Laporan hasil identifikasi yang diketahui/disahkan oleh ketua Pokjawas
Penda.
(3) Pemberian angka kredit
Angka kredit yang diberikan untuk setiap laporan identifikasi.
b) Mengolah dan menganalisis hasil pengawasan sebelumnya dalam rangka
menyusun program tahunan pengawasan sekolah tingkat Kab/Kodya.
(1) Kriteria.
(a) ketepatan metodologi pengolahan dan analisis,
(b) kelengkapan seluruh komponen yang diolah dan dianalisis.
(2) Bukti fisik ;
(a) surat penugasan dari Ketua Pokjawas Penda,
(b) laporan hasil pengolahan dan analisa yang diketahui/disahkan oleh
Ketua Pokjawas Penda.
(3) Pemberian angka kredit ;
Angka kredit diberikan untuk setiap laporan pengolahan dan analisa.
c) Merumuskan rancangan program tahunan pengawasan sekolah tingkat Kab/Kodya.
(1) Kriteria ;
(a) kelengkapan laporan atau isi program (sasaran, cara, waktu, biaya,
sarana dsb).
(b) ketepatan perumusan setiap kelompok isi program.
(2) Bukti fisik ;
(a) surat penugasan dari Ketua Pokjawas Penda.
(b) Program pengawasan yang diketahui/disahkan oleh Ketua Pokjawas
Penda.
(3) Pemberian angka kredit ;
Angka kredit diberikan untuk setiap program pengawasan.
d) Menyempurnakan rancangan program tahunan pengawasan sekolah tingkat
Kab/Kodya.
(1) Kriteria,
(a) kelengkapan komponen atau isi program (sasaran, cara, waktu, biaya,
sarana dsb).
(b) ketepatan perumusan setiap komponen isi program .
(2) Bukti fisik ;
(a) surat penugasan dari ketua Pokjawas Penda.
(b) program pengawasan yang diketahui/disahkan oleh Ketua Pokjawas
Penda.
b) Bukti fisik,
Laporan hasil analisa yang telah diketahui/disahkan oleh Ketua Pokjawas Penda.
c) Pemberian angka kredit.
Angka kredit diberikan untuk setiap laporan per cawu per sekolah.
2) Menganalisa komprehensif hasil belajar dengan memperhitungkan beberapa faktor
sumber daya pendidikan yang lebih komplek termasuk kemampuan guru agama
dengan hasil belajar. Dalam analisa ini Was Penda dapat menggunakan pendekatan
kualitatif atau kuantitatif. Bila menggunakan pendekatan kuantitatif ybs dapat
menggunakan statistik lebih lanjut seperti tes, anova, korelasi dsb.
a) Kriteria,
(1) ketepatan penggunaan metodologi,
(2) kelengkapan dan ketepatan data masing-masing faktor yang dianalisa.
b) Bukti fisik
Laporan hasil analisa yang diketahui/disahkan oleh Kketua Pokjawas Penda.
c) Pemberian angka kredit,
angka kredit diberikan untuk setiap laporan per cawu per sekolah.
e. Sub unsur pembinaan kepada guru agama dan tenaga lain di sekolah.
Ada 4 kegiatan termasuk unsur pembinaan kepada guru agama dan tenaga lain di sekolah
yang merupakan tindak lanjut berdasarkan hasil kegiatan pada sub unsur d.
1) Memberikan arahan dan bimbingan kepada guru agama tentang pelaksanaan proses
belajar mengajar. Ini dimaksudkan agar guru agama yang diawasi lebih terarah,
mengetahui lebih rinci kegiatan yang akan dilakkukan, dan cara melaksanakannya.
a) Kriteria,
(1) ada data jenis kelengkapan kemampuan guru agama
(2) ada kesesuaian antara jenis kelengkapan kemampuan guru dan arahan yang
diberikan.
b) Bukti fisik,
Laporan telah memberikan arahan dan bimbingan yang dikektahui/disahkan oleh
Kepala sekolah ybs dan Ketua Pokjawas Penda.
c) Pemberian angka kredit diberikan untuk setiap laporan percawu per sekolah.
2) Memberikan contoh pelaksanaan tugas guru agama dalam melaksanakan proses
belajar mengajar.
Ini dimaksudkan agar guru agama dapat lebih baik dalam mengajar. Bila seorang Was
Penda menemukan data berdasarkan analisa, bahwa guru agama tidak melaksanakan
proses belajar mengajar dengan baik (materi tidak sesuai, metode tidak tepat, teknik
evaluasi tidak tepat) maka Was Penda dapat memberikan contoh dalam mengajar,
menyusun satpel dan alat penilaian yang baik. Was Penda harus arif dan
memperhatikan prinsip pedagogis agar guru tsb tidak jatuh wibawanya di depan siswa.
a) Kriteria,
(1) ada data jenis kelemahan kemampuan guru agama.
(2) ada kesesuaian antara jenis kelemahan kemampuan guru agama dan contoh
yang diberikan oleh Was Penda.
b) Bukti fisik.
Laporan pelaksanaan pemberian contoh proses belajar mengajar yang diketahui
oleh Kepala sekolah ybs dan Ketua Pokjawas Penda.
c) Pemberian angka kredit
Angka kredit diberikan untuk setiap laporan per cawu per sekolah.
3) Memberikan saran untuk meningkatkan kemampuan profesional guru agama kepada
pimpinan instansi terkait. Saran ini diberikan berdasarkan analisa bahwa guru agama
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar masih perlu ditingkatkan kemampuannya,
dapat berupa penataran guru agama, tugas belajar, izin belajar, mengikuti program
penyetaraan dsb.
a) Kriteria,
(1) ada data jenis kelemahan kemampuan guru agama.
(2) ada kesesuaian antara jenis kelemahan kemampun guru agama dan saran yang
diberikan oleh Was Penda.
b) Bukti fisik,
Laporan yang berisi saran kepada pimpinan instansi terkait bahwa guru-guru
agama tertentu ditigkatkan profesionalismenya yang telah diketahui dan disahkan
oleh Kepala sekolah dan Ketua Pokjawas Penda.
c) Pemberian angka kredit.
Angka kredit diberikan untuk setiap laporan per cawu per sekolah.
4) Membina pelaksanaan dan pemeliharaan lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah
berpengaruh terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena itu
lingkungan sekolah perlu dibina, dan Was Penda dapat ikut membina pemeliharaan
lingkungan sekolah berdasarkan analisa hasil pengawasan.
a) Kriteria,
(1) ada data lingkungan sekolah yang perlu dibina.
(2) kesesuaian antara kelemahan lingkungan sekolah dan pembinaan oleh Was
Penda.
b) Bukti fisik.
Laporan pembinaan tentang pemeliharaan lingkungan sekolah yang diawasi
diketahui/disahkan oleh Kepala sekolah dan Ketua Pokjawas Penda.
c) Pemberian angka kredit, diberikan untuk setiap laporan per cawu per sekolah.
f. Sub unsur menyusun dan hasil evaluasi hasil pengawasan.
1) Menyusun laporan hasil pengawasan per sekolah.
Laporan hasil pengawasan per sekolah disusun berdasarkan pelaksanaan kegiatan
pengawasan sekolah mulai ; (1) menilai hasil belajar mengajar dan kemampuan guru
agama, (2) mengumpulkan dan mengolah data SDP, proses belajar mengajar dan
lingkungan sekolah, (3) menganalisa hasil belajar, guru agama dan SDP, dan (4)
membina guru agama dan tenaga lainnya di sekolah.
a) Kriteria ;
(1) kelengkapan berdasarkan hasil yang dicapai.
(2) memuat permasalahan dan alternatif pemecahannya.
b) Bukti fisik,
Laporan evaluasi hasil pengawasan seluruh sekolah yang menjadi tanggung
jawabnya diketahui/disahkan oleh ketua Pokjawas Penda.
c) Angka kredit diberikan untuk setiap laporan per sekolah.
2) Mengevaluasi hasil pengawasan seluruh sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui dampak pengawasan yang telah
dilakukan. Evaluasi dapat dilaksanakan dengan cara ; (1) membandingkan laporan
hasil pengawasan per sekolah dari waktu ke waktu, (2) membandingkan laporan hasil
pengawasan antar sekolah yang masih menjadi tanggung jawabnya, dan atau (3)
membandingkan antara yang seharusnya dengan fakta di masing-masing sekolah.
Hasil evaluasi ini dapat dipakai untuk memperbaiki pelaksanaan kebijaksanaan
pimpinan pada instansi terkait.
a) Kriteria,
(1) ketepatan penggunaan metodologi.
(2) kelengkapan hasil pengawasan yang dievaluasi.
b) Bukti fisik
Laporan evaluasi hasil pengawasan seluruh sekolah yang menjadi tanggung
jawabnya diketahui /disahkan oleh ketua Pokjawas Penda.
c) Angka kredit diberikan untuk setiap laporan.
g. Sub Unsur melaksanakan pembinaan lainnya di sekolah selain proses belajar mengajar.
1) Membina pelaksanaan pengelolaan sekolah.
Pengelolaan sekolah antara lain meliputi pembagian kerja guru agama, pengaturan
jadwal pelajaran, rencana pengembangan sekolah, pengurusan tata usaha sekolah,
pengurusan kepegawaian, pengurusan keuangan, hubungan kerja dengan instansi
lain/dunia usaha/dunia industri/masyarakat yang mempengaruhi kelancaran dan upaya
peningkatan mutu pendidikan agama di sekolah.
a) Kriteria;
(1) kelengkapan komponen pengelolaan sekolah,
(2) data keadaan pengelolaan sekolah,
(3) permasalahan pengelolaan sekolah dan alternatif pemecahannya.
b) Bukti fisik,
Laporan pembinaan pengelolaan sekolah yang diketahui/disahkan oleh kepala
sekolah dan Ketua Pokjawas Penda.
c) Angka kredit diberikan untuk setiap laporan per cawu per sekolah.
2) Memantau dan membimbing penerimaan siswa baru.
Kegiatan ini bersifat penugasan yang diberikan oleh Ketua Pokjawas Penda kepada
Was Penda yang berwenang. Kegiatan ini dilakukan agar penerimaan siswa baru
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan rencana yang ditetapkan.
a) Kriteria ;
(1) data pelaksanaan penerimaan siswa baru,
(2) permasalahan dan alternatif pemecahannya.
b) Bukti fisik;
(1) surat penugasan dari Ketua Pokjawas Penda.
(2) laporan pemantauan dan bimbingan penerimaan siswa baru diketahui/disahkan
oleh kepala sekolah/ketua Pokjawas Penda.
c) Angka kredit diberikan untuk setiap laporan per cawu per sekolah.
3) Memantau dan membimbing pelaksanaan Ebta/Ebtanas. Kegiatan ini bersifat
penugasan yang diberikan oleh Ketua Pokjawas Penda kepada Was Penda. Kegiatan
ini dimaksudkan agar Ebta/ Ebtanas dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan
tata tertib yang berlaku dan rencana yang ditetapkan.
a) Kriteria,
(1) data pelaksanaan Ebta/Ebtanas,
(2) Permaslahan dan alternatif pemecahannya.
b) Bukti fisik,
(1) surat penugasan dari Ketua Pokjawas Penda,
(2) laporan pelaksanaan pemantauan dan bimbingan pelaksanaan Ebata/Ebtanas
yang diketahui/disahkan oleh Kepala sekolah dan Ketua Pokjawas Penda.
c) Angka kredit diberikan untuk setiap laporan per cawu per sekolah.
4) Memberikan saran penyelesaian kasus khusus di sekolah. Kegiatan ini bersifat
penugasan yang diberikan oleh ketua Pokjawas Penda kepada Was Penda yang
berwenang bila ada sekolah menghadapi kasus khusus, misalnya terdapat kebocoran
soal Ebta/Ebtanas, perkelahian siswa, kasus kepegawaian, dsb.
a) Kriteria,
(1) data khusus sekolah,
(2) alternatif pemecahan masalah.
b) Bukti fisik,
(1) surat penugasan dari ketua Pokjawas Penda,
(2) laporan pelaksanaan bantuan penyelesaian kasus di sekolah yang
diketahui/disahkan oleh Ketua Pokjawas Penda.
c) Angka kredit diberikan untuk setiap laporan per kasus.
5) Memberikan bahan penilaian dalam rangka akreditasi sekolah swasta Was Penda
harus mempunyai informasi lengkap tentang komponen yang diperhatikan sebagai
bahan untuk akreditasi sekolah swasta.
a) Kriteria;
(1) adanya data yang lengkap tentang pengelolaan sekolah yang diakreditasi.
(2) saran untuk akreditasi sekolah swasta.
b) Bukti fisik,
Laporan yang berisi bahan penilaian dalam rangka akreditasi sekolah swasta
diketahui/disahkan ketua Pokjawas Penda.
c) Angka kredit diberikan untuk setiap laporan per tahun.
h. Sub unsur melaksanakan evaluasi hasil pengawasan per mata pelajaran dari seluruh
sekolah.
1) Mengevaluasi hasil pengawasan per mata pelajaran dari seluruh sekolah.
Kegiatan ini bersifat penugasan dari Ketua Pokjawas Penda kepada Was Penda.
Kegiatan ini dimaksudkan antara lain untuk mengetahui profil pendidikan pada mata
pelajaran tertentu di lingkungan Kab/Kodya. Dengan hasil evaluasi ini dapat
dilakukan pembinaan lebih lanjut terhadap pelaksanaan pendidikan mata pelajaran
tertentu.
a) Kriteria,
(1) ketepatan menggunakan metodologi,
(2) kelengkapan hasil pengawasan yang dievaluasi,
(3) profil pendidikan dalam mata pelajaran tertentu di Kab/Kodya.
b) Bukti fisik,
(1) surat penugasan dari Ketua Pokjawas Penda
(2) laporan evaluasi hasil pengawasan per mata pelajaran bimbingan siswa dari
seluruh sekolah diketahui/disahkan oleh Ketua Pokjawas Penda.
c ) Pemberian angka kredit,
Angka kredit diberikan untuk setiap laporan pertahun.
2) Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan seluruh mata pelajaran dari seluruh sekolah.
Kegiatan ini bersifat penugasan Ketua Pokjawas Penda kepada Was Penda yang
berwenang, dimaksudkan antara lain untuk mengetahui profil pendidikan seluruh
mata pelajaran pada seluruh sekolah di lingkungan Kab/Kodya. Dengan kegiatan ini
dapat diketahui pelaksanaan pendidikan setiap jenis sekolah yang perlu diperbaiki/
ditingkatkan kualitasnya.
a) Kriteria,
(1) ketepatan penggunaan metodologi,
(2) kelangkapan hasil pengawasan yang dievaluasi.
(3) profil pendidikan seluruh mata pelajaran di Kab/Kodya.
b) Bukti fisik,
(1) surat penugasan dari Ketua Pokjawas Penda.
(2) laporan evaluasi hasil pengawasan seluruh mata pelajaran dari seluruh sekolah
diketahui /disahkan oleh Ketua Pokjawas Penda.
c) Pemberian angka kredit,
Angka kredit diberikan untuk setiap laporan pertahun.
i. Sub unsur melaksanakan tugas di daerah terpencil.
1) Kriteria,
a) daerah tsb ditetapkan sebagai daerah terpencil oleh gubernur KD TK.I
b) yang bersangkutan ditugaskan di daerah terpencil sekurang-kurangnya 1 tahun.
2) Bukti tugas dari Ketua Pokjawas Penda,
b) foto copy atau salinan sah keputusan gubernur KD TK. I tentang penetapan
daerah tempat bertugas Was Penda tsb adalah termasuk daerah terpencil.
3) Pemberian angka kredit,
Angka kredit diberikan untuk setiap tahun.
3. Unsur pengembangan profesi.
Pengawas sekolah Madya dan Pengawas Sekolah Utama diwajibkan mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya salah satu lebih dalam kegiatan pengembangan profesi untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi. Pengawas Sekolah Pratama dan Pengawas Sekolah Muda yang
berprestasi dalam pengembangan profesi, diperhitungkan angka kreditnya untuk kenaikan
jabatan/pangkatnya.
a. Sub unsur melaksanakan karya tulis/ilmiah dalam bidang pendidikan sekolah.
Kriteria, bukti fisik dan pemberian angka kredit.
1) Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, supervisi dan atau evaluasi dalam bidang pendidikan
sekolah yang dibuplikasikan.
a) dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional.
(1) Kriteria,
(a) diterbitkan oleh penerbit yang memiliki dewan redaksi, atau diterbitkan oleh
lembaga pemerintah dengan dicetak paling sedikit 300 ex dan disebarluaskan
atau menjadi juara satu, dua dan tiga dalam lomba karya tulis nasional.
(b) diedarkan dan digunakan secara nasional atau disebarluaskan lebih dari 13
propinsi.
(c) buku tsb membahas pendidikan sekolah dan belum ada yang menulisnya.
5. Pemberian angka kredti kegiatan pada setiap unsur, sub unsur, butir kegiatan, dapat dilihat
lampiran VIII.
BAB VII
MUTASI PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. Pembinaan
a. Pembinaan secara nasional dilakukan oleh Ditjen Binbaga Islam bersama Setjen Dep.Agama.
b. Secara khusus menyangkut substansi oleh masing-masing Direktorat bersama Biro
Kepegawaian.
c. Tingkat propinsi oleh Bidang Penda/Pergurais/Binbagais/Bimas dan Binbaga/Pembimas dan
Bag Set, Kanwil depag, tingkat Kab/Kodya oleh Kasi Penda/Kasi Pergurias/Penyelenggara dan
Kasubag TU.
2. Pengawasan fungsional dilakukan oleh Itjen Depag dan waskat oleh atasan masing-masing.
B. Pelaporan
1. Setiap pejabat yang melakukan pemantauan dan pengawasan wajib melaporkan hasilnya secara
bertingkat dan berjenjang.
2. Penerima laporan wajib mengolah laporan tsb butir 1 dan selanjutnya melaporkan kepada atasan
langsung.
4. Kakanwil Depag melaporkan hasil pembinaan dan pengawasan dan waskatnya kepada Dirjen yang
terkait dan Sekjen.
5. Dirjen yang terkait dan Sekjen wajib menindak lanjuti laporan tsb dan berkordinasi dengan instansi
yang terkait.
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 29 Juli 1999