Halaman 1 dari 7
2. (a) Dari hukum kekekalan momentum dan energi mekanik, momentum total (d) Misalkan x menyatakan jarak antara dua massa tersebut. Hukum kekal-
dan energi total dari dua massa titik pada saat waktu t adalah sama pada an energi mekanik memberikan
saat waktu t = 0 sesaat setelah impuls mengenai massa titik: " #
1 x 2 ẋ 2 1
I
2
1 I2
· 2m ϕ̇ + + · 2m + K(x − l)2 =
P2 I2 2 2 2 2 2m 2 2m
P = I, E= =
2m 2m
atau
(b) Sistem memiliki massa total 2m, momentum total I, sehingga pusat mas- m 2 2 1
sa dari sistem memiliki kecepatan (x ϕ̇ + ẋ2 ) + K(x − l)2 = konstan
4 2
I menunjukan bahwa ketika x = l, energi kinetik dari dua massa titik, dibe-
vc =
2m rikan oleh suku pertama pada ruas kiri persamaan di atas. Hal ini meru-
pakan kasus saat t = 0. Juga, saat t = 0, hanya massa yang diberikan
Sesaat setelah impuls diberikan, momentum sudut dari sistem terhadap impulse yang memiliki kecepatan ketika massa lain masih diam sesaat
Il setelah massa pertama diberi impulse. Jadi massa pertama mendapat
pusat massa adalah L = . Dengan hukum kekekalan momentum
2 suatu kecepatna maksimum
sudut pada kerangka pusat massa, L adalah momentum sudut terhadap
pusat massa untuk waktu selanjutnya. I
vM =
(c) Misalkan lM menyatakan jarak pisah maksimum yang dibutuhkan. Hu- m
kum kekekalan momentum sudut dan energi mekanik
pada saat t = 0
lM
2
Il Syarat bahwa x = l dapat dipenuhi lagi dari waktu ke waktu. Namun,
2m ϕ̇ = , saat kecepatan dari massa titik pertama tidak nol, massa kedua tidak
2 2
akan dapat kecepatan maksimum. Sehingga kecepatan maksimum yang
dapat diraih oleh masssa kedua adalah kurang dari vm .
2 2
I2
lM I 1
m ϕ̇ + m + K(lM − l)2 = 3. (a) Dari hukum termodinamika kesatu dan kedua, kita mempunyai
2 2m 2 2m
Q1 = P + Q2 , Q2 /T2 = Q1 /T1 .
memberikan
4 3
Sehingga
2mKlM − 4mKllM + (2mKl2 − I 2 )lM
2
+ I 2 l2 = 0
Q2 T2
yang mana akar riil positif adalah jarak maksimum antara dua massa titik = .
P T1 − T2
selama pergerakan setelah diberikan impuls.
(b) Pada saat setimbang, panas yang masuk menuju rumah adalah sama
dengan panas yang dialirkan keluar rumah, yaitu Q2 = A(T1 − T2 ). Kita
Halaman 2 dari 7
r
peroleh, menggunaka hasil di bagian (a) P
Jadi T1 = T2 − T = 293 − (1.14 × 293)1/2 = 275 K = 2 ◦ C
T2 P A 2
= A(T1 − T2 )
T1 − T2 4. (a) Hukum Snell untuk Gambar 1 adalah
Sehingga n1 sin φ1 = n2 sin φ2
s 2
= n3 sin φ3
1 P P P = ···
T2 = T1 + ± + 4T1
2 A A A
= ni sin φi
Dengan melihat kenyataan bahwa T2 < T1 , penyelesaiannya adalah = ···
s = nN sin φN
2
1 P P P = konstan
T2 = T1 + − + 4T1
2 A A A Karena, cos θi = sin φi , kita dapatkan kaitan ni dan θi
(c) Ketika pendingin ruangan beroperasi selama waktu 30% dari periode si-
klus on-off termostat. Kita tahu dari bagian (b)
(T1 − T2 )2 102 100
P30% = A · =A· =A·
T2 293 293
Ketika pendingin ruangan melanjutkan operasionalnya, kita mempunyai
100 100 100
P = P30% · =A· = 1.1377 A
30 30 239
Dengan nilai T2 = 20 ◦ C = 293 K, kita dapatkan
r r
P 1002
T1 = T2 + T2 = 293 +
A 30
= 293 + 18.26 K = 38.26 ◦ C
(d) Ketika siklus dibalik pada musim dingin, kita mempunyai persamaan
Q Q
Q2 = P + Q1 dan 2 = 1 . Pada saat setimbang, Q2 = A(T2 − T1 ),
T2 T1 Gambar 1: Jalannya sinar yang melewati indeks berlapis N .
sehingga
r
P
T2 − T1 = T2 ni cos θi = β
A
Halaman 3 dari 7
dengan β merupakan suatu tetapan dan i = 1, 2, ·, N (d) Kita gabungkan hasil yang diperoleh dari bagian (b) dan (c). Dengan
(b) Disebabkan untuk ∆ri → 0 diketahui bahwa ni → n(r) dan θi → θ(r). sedikit manipulasi aljabar didapatkan
Maka digabungkan dengan hasil di bagian (a), kita dapatkan
(ds)2 = (dr)2 + (dz)2
2 2
n(r) cos θ(r) = β ds dr
=1+
dz dz
(c) Menggunakan teorema Pythagoras aturan trigonometri kosinus di segiti-
1
2 2
dr
ga ABC pada Gambar 2 didapatkan =1+
cos θ dz
2 2
dr n(r)
= −1
dz β
(e) Kita turunkan hasil dari bagian (d) terhadap z, kita akan memperoleh
persamaan sinar
2 ( 2 )
d dr d n(r)
= −1
dz dz dz β
2
dr d r 1 dn2 (r)
2 2
= 2
dz dz β dz
2
dr d r 1 dn2 (r) dr
2 2
= 2
dz dz β dr dz
d2 r 1 dn2 (r)
2
=
dz 2β 2 dr
Halaman 4 dari 7
soal adalah dimana kita telah menggunakan kaitan dari hasil di bagian a)
ni cos θi = β.
d2 r 4∆n21 r
1
= − Dari hasil substitusi dua syarat tersebut ke dalam persamaan r(z), kita
dz 2 2β 2 a2
temukan penyelesaian akhir r(z) di wilayah inti
d2 r 2∆n21
+ r=0
dz 2 β 2 a2 √ !
d2 r a sin θ n1 2∆
+ Γ2 r = 0 r(z) = √ 1 sin z
dz 2 2∆ βa
√
dimana Γ = n1 2∆/(βa). Lalu menggunakan petunjuk yang diberikan
(g) Dari hasil di bagian (f) terliihat r(z) merupakan fungsi sinusoidal sehing-
pada soal kita dapatkan penyelesaiannya
ga lintasan dari cahaya akan dirambatkan mengikuti kurva sinusoidal.
r(z) = rA sin (Γz) + rB cos (Γz) Karena n2 (r) merupakan fungsi kuadrat di bagian inti dan di bagian man-
Nilai rA dan rB dicari dengan dua syarat awal, yaitu sebagai berikut
i. syarat awal I: r(0) = 0
Halaman 5 dari 7
Dari soal diketahui bahwa fungsi n(r) memiliki dua nilai minimum (saat (i) Dari hasil di bagian (h) dan bagian (g) saat α = αmaks kita dapatkan
r = a) dan maksimum (saat r = 0), lihat hasil di bagian (g) pada kurva θ = θmaks . Sehingga
n2 (r). Oleh karena itu
n0 sin αmaks = n1 sin θmaks
n0
n2 ≤ β ≤ n1 θmaks = arcsin sin αmaks
n1
n2 ≤ n(r) cos θ(r) ≤ n1
Sedangkan untuk θmin terjadi saat α = αmin = 0. Oleh karena itu kita
n2 ≤ n1 cos θ1 ≤ n1 dapatkan kemungkinan nilai θ di dalam serat optik adalah
q
n2 ≤ n1 1 − sin2 θ1 ≤ n1
s !
n2
q 0 ≤ θ ≤ arcsin 1 − 22
n2 ≤ n21 − (n1 sin θ1 )
2
≤ n1 n1
q
2
n2 ≤ n21 − (n0 sin α) ≤ n1
5. (a) Flux total yang disapu oleh batang yaitu
2
n22 ≤ n21 − n20 sin α ≤ n21
dΦ = B · dA
2
n22 − n21 ≤ −n20 sin α ≤0
sementara B = −B ẑ dan dA = rdrdφẑ maka flux medan magnet yang
melalui bagian yang disapu oleh batang
0≤ n20 sin2 α ≤n 2 2
s1 − n2
b θ
n21 − n22
Z Z
0≤ sin α ≤ Φ = −B rdr
n0 a
s 0
B b2 − a2
!
n21 − n22
0≤ α ≤ arcsin =− θ
n0 2
ggl induksi yang dihasilkan
Pada perhitungan di atas kita tinjau r = 0 sebab kita ingin menghitung
nilai α. Dengan menganggap bahwa n0 adalah indeks bias udara (ling- B b2 − a2
dΦ
kungan luar dari serat optik) yang bernilai n0 = 1, maka didapatkan =− = ω
dt 2
q
2 2 dengan menjadikannya satu rangkaian maka akan didapatkan arus listrik
0 ≤ α ≤ arcsin n1 − n2
dari persamaan
B b2 − a2 ω
= IR −→ I = =
R 2R
Halaman 6 dari 7
(b) Jika ditambahkan dengan kapasitor maka persamaan rangkaian menjadi
dQ Q
= R+
dt C
rangkai persamaan di atas menjadi
1 dQ
− Q = R
C dt
anggap f = − C1 Q sehingga dQ df
dt = −C dt sehingga didapatkan per-
samaan
1 df
− dt =
RC f
integrasikan menjadi
t
f = A exp −
RC
t = −RC ln(0, 3)
Halaman 7 dari 7