Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“TEKNIK PENILAIAN KOMPETENSI TERERAMPILAN DAN SIKAP”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan


Dipresentasikan di Kelas PAI-4A

DOSEN PENGAMPU :

SATRIANI, M.Pd

Oleh : KELOMPOK 6

RIZKI RAHMAD 2119022

WIDI WULANDARI
2119012

NITA PRONIKA 2119013

PUTRI WAHYUNI 2119030

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

T.A. 2021/2022

1
KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang Maha pengasih lagi Maha
Penyayang. Shalawat serta salam mudah-mudahan selalu tercurah kepada
junjungan kita, Nabi besar Muhammad Saw. Kepada keluarga, sahabat, kerabat,
serta pengikut beliau hingga akhir zaman.

Alhamdulillahirabbil ‘alamin makalah ini berhasil kami buat walaupun


dengan penuh kesadaran bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Namun, kami berharap kepada dosen pembimbing dan teman-
teman untuk bersedia menerima & mengoreksi makalah ini agar kiranya akan
lebih baik lagi kedepannya Dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya dan menambah
wawasan ilmu pengetahuan.

Bukittinggi, 4 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................2

Daftar Isi........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................4

A. Latar Belakang Rumusan...................................................4


B. Rumusan Masalah..............................................................4
C. Tujuan Masalah..................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..............................................................5

A. Aspek Psikomotor Dalam Pembelajaran............................5


B. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor................7
C. Pengertian Hakikat Pembelajaran.....................................10
D. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif.....................11

BAB III PENUTUP.....................................................................13

A. Kesimpulan ......................................................................13
B. Saran.................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan pendidikan di Indonesia kita tentunya


mengenal istilah evaluasi di dalam dunia pendidikan. Kita mengetahui bahwa
setiap jenjang dan jenis pendidikan dalam setiap periode pendidikan tertentu
selalu mengadakan evaluasi. Kegiatan ini di lakukan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman peserta didik di dalam memahami materi pembelajaran,
perkembangan hasil belajar, bakat khusus, minat, hubungan sosial sikap dan
kepribadian siswa atau peserta didik dan juga apakah sudah tepat metode dan
materinya sesuai dengan tujuan yang telah di rumuskan. Akan tetapi dalam
realita yang terjadi di dalam dunia pendidikan saat ini seorang guru yang terkait
langsung dengan pembelajaran tak sedikit yang mengalami kesulitan dalam
memahami sasaran dan obyek penilaian hasil belajar peserta didik, selain itu
evaluasi yang di lakukan seorang evaluator tersebut hanya sebatas penilaian
semata. Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik yang mampu dan
terampil dalam melaksanakan penilaian, karena dengan penilaian guru dapat
mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses
belajar.

Oleh sebab tehnik penilaian kompetensi pengetahuan (psikomotor dan


afektif) sangat perlu dikaji agar kita dapat mengetahui bagaimana
mengimplementasikan dalam penilian yang benar.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan tentang Teknik penilian kompetensi pengetahuan ( pskimotor dan


afektif ) itu!
2. Jelaskan tentang Jenis-jenis penilaian psikomotor danafektif!
3. Jelaskan tentang Contoh penilaian psikomotor dan aafektif!

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Teknik penilian kompetensi pengetahuan ( Psikomotor


dan afektif) itu!
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis penilaian psikomotor dan afektif.
3. Untuk mengetahui Contoh penilaian psikomotor dan afektif.

4
BAB II

PEMBAHASAN

PENILAIAN PSIKOMOTOR

A. Aspek Psikomotor Dalam Pembelajaran


Menurut Arikunto (2010) psikomotor berhubungan dengan kata
”motor”, “sensory motor”atau “perceptual-motor”. Dengan kata lain dapat
diartikan ranah psikomotor ini berhubungan erat dengan kerja otot sehingga
menyebabkan gerakan tubuh atau bagian-bagianya. Gerak yang dimaksud disini
mulai dari gerak yang sederhana sampai yang lebih komplit. Hamid (2009)
menambahkan bahwa psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan
dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan
sebagainya.

Penilaian psikomotorik adalah penilaian untuk menggali potensi


keterampilan atau penampilan sesorang dalam mengaplikasikan bidang
keilmuannya. Penilaian aspek psikomotor lebih mengutamakan aspek proses
bukan hasil, dimana akan banyak sekali aspek-aspek yang nantinya dapat
dinilai dari psikomotor siswa setelah mereka menerima imformasi-informasi
teoritik (Nitko ,2006 dalam Anwar, 2009).

Anwar (2009) bahwa pada dasarnya penilaian psikomotor bertujuan


untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan (skill) yang dimiliki siswa
setelah mereka memahami proses pembelajaran kognitif. Jadi penilaian
psikomotor tidak berdiri sendiri tetapi mesti didahului dengan penilaian dari
ranah kognitif bahkan afektif terlebih dahulu.

Aspek-aspek untuk menilai ranah psikomotor ini juga dijelaskan oleh


Hamid (2009) yang merumuskan kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan
domain tingkatan aspek psikomotor diantaranya gerakan reflek, gerakan dasar,
gerakan terampil, gerakan persepsi, gerakan kemampuan, gerakan indah dan
kreatif.

5
Dave (1967) dalam Lutfi ( 2011) juga membagi tingkatan hasil belajar
psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu:

1. Imitasi (meniru)

Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan


sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Kata
operasionalnya yang digunakan pada tingkatan ini misalnya mengaktifkan,
menyesuaikan, menggabungkan, mengatur, mengumpulkan, menimbang,
mengonstruksikan, memperkecil, membangun, mengubah, membersihkan,
memposisikan.

2. Manipulasi

Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang


belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. kata
kerja yang digunakan pada tingkatan ini antara lain mengoreksi,
mendemonstrasikan, merancang, mencampur, memilah, melatih, memperbaiki,
membuat, menempatkan, mengidentifikasikan, mengisi, memanipulasi,
mereparasi.

3. Presisi (Ketetapan)

Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-


kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat.
Kata kerja yang digunakan pada tingkatan hampir sama dengan kata kerja pada
tingkatan manipulasi tetapi dengan control yang lebih dan kesalahan yang lebih
sedikit.

4. Artikulasi

Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan


kegiatan yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu
yang utuh. Kata kerja yang digunakan pada tingkatan ini adalah mengalihkan,
mengemas, memutar, menarik, mendorong, memindahkan, mengirim,
memproduksi, mengoperasikan, mencampur, membungkus, menggantikan
dan lain-lain. Contohnya peserta didik disuruh untuk membuat herbarium.

5. Naturalisasi (pengalamiahan)

6
Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan
kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga
efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh apabila siswa tiba-tiba disuruh oleh
gurunya untuk mengambar sebuah organel sel kedepan kelas Sebagai contoh
tanpa berpikir panjang peserta didik dapat mengambar organel sel tersebut
dengan bagus.

B. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor


1. Penilaian

Menurut arti katanya, penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui


berharga atau tidaknya tindakan yang telah dikerjakan sebelumnya. Jadi, pada
dasarnya yang dievaluasi itu adalah suatu kegiatan yang direncanakan
sebelumnya, lengkap dengan rincian tujuan dari kegiatan tersebut.

Penilaian atau asesmen adalah istilah umum yang mencakup semua


metode yang dapat digunakan untuk menilai unjuk kerja individu siswa atau
kelompok. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan
pencapaian belajar siswa. Definisi penilaian berhubungan dengan setiap bagian
dari proses pembelajaran, bukan hanya keberhasilan belajar saja, melainkan
mencakup karakteristik metode pembelajaran, kurikulum, fasilitas dan
administrasi sekolah. Instrumen penilaian dapat berupa metode atau prosedur
formal atau informal, untuk menghasilkan informasi siswa, yaitu tes tertulis, tes
lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya.
Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran
(Ruslan, 2005).Muslich (2011), mengemukakan penilaian secara umum
bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa
dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,
penilaian dalam kurikulum menekankan pencapaian hasil belajar siswa
sekaligus mencakup seluruh proses pembelajaran melalui kegiatan penilaian
karakterisitik siswa, metode pembelajaran, pencapaian kurikulum, alat dan
bahan ajar, dan administrasi sekolah.

Secara rinci tujuan penilaian dalam kurikulum adalah untuk


memberikan: a. Informasi tentang kemajuan hasil belajar peserta didik secara
individual dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar

7
yangdilakukannya; b. Informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap masing-masing peserta didik
maupun terhadap peserta didik seluruh kelas; c. Memberikan informasi yang
dapat digunakan oleh guru dan peserta didik untuk mengetahui tingkat
kemampuan peserta didik, menetapkan tingkat kesulitan/kemudahan untuk
melaksanakan kegiatan remedial, pendalaman materi atau pengayaan; d.
Motivasi belajar kepada peserta didik dengan cara memberikan informasi
tentang kemajuan belajarnya dan merangsangnya untuk melakukan usaha
pemantapan atau perbaikan; e. Informasi segala aspek kemajuan setiap peserta
didik yang dapat digunakan guru untuk membantu pertumbuhannya secara
efektif sehingga menjadi anggota masyarakat dan pribadi yangutuh; f.
Bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan
keterampilan, minat dan kemampuannya.

.Fungsi PenilaianPeranan penilaian begitu hakiki dalam situasi


pembelajaran. Data hasil penilaian yang dikumpulkan dari proses pembelajaran,
membantu guru dalam memahami siswa, merencanakan pengalaman belajar
bagi siswa, dan merumuskan kompetensi yang akan dicapai sehingga
keputusan-keputusan yang diambil didasari oleh informasi yang akurat, relevan,
dan kopmperhensif. Adapun fungsi penilaian dalam kurikulum bagi siswa dan
bagi guru menurut Ruslan, (2005) adalah membantu:a.Siswa dalam
mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya
kearah yang lebih baik dan maju.b.Siswa mendapat kepuasaan atas apa yang
dikerjakannya.c.Guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang
digunakannya telah memadai.d.Guru membuat pertimbangan dan keputusan
administrasi.

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku


pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh
mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya.
Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil
tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang
bersangkutan. Misalnya dengan melakukan perubahan dalam strategi mengajar,
memberikan bimbingan dan bantuan belajar kepada siswa. Dengan perkataan
lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya
perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya
memperbaiki proses pembelajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana

8
keefektifan proses pebelajaran dalam mengupayakan perubahan tingkah laku
siswa. penilaian berfungsi sebagai berikut:

a.Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan pembelajaran. Dengan fungsi


ini maka penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan tujuan pembelajaran
sebagai penjabaran dari kompetensi mata pelajaran.

b.Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin


dilakukan dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar
siswa, strategi pembelajaran yang digunakan guru, media pembelajaran, dll.

c.Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan
belajar siswa dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk
nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

Penilaian psikomotorik Domain psikomotorik meliputi hal-hal berikut


(Slavin,2010):

1) Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi kemampuan peserta didik


dalam mengerakkan sebagian anggota badan
2) Tingkatan gerakan semirutin meliputi kemampuan melakukan atau
menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan.
3) Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan secara
menyeluruh dengan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.

Perangkat penilaian psikomotorik yang digunakan untuk mengukur


domain psikomotor adalah tes penampilan atau unjuk kerja yang telah dikuasai
peserta didik, seperti: tes simulasi, tes identifikasi, dan tes unjuk kerja. Tes
penampilan atau perbuatan, baik berupa tes identifikasi, tes simulasi, maupun
unjuk kerja datanya dapat diperoleh dengan menggunakan daftar cek (check
list) ataupun skala penilaian (rating scale). Daftar cek lebih praktis jika
digunakan untuk menghadapi subjek dalam jumlah yang lebih besar, atau jika
perbuatan yang dinilai memiliki resiko tinggi. Skala penilaian cocok untuk
menghadapi peserta didik dengan jumlah terbatas.

9
Hakikat Pembelajaran Afektif

C. Pengertian Hakikat Pembelajaran


Penilaian Afektif Penilaian Afektif adalah penilaian yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Penilaian afektif mencakup watak perilaku seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup prestasi belajar,


kecepatan belajar, dan hasil afektif. Andersen (1981) sependapat dengan Bloom
bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat,
dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat
berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan
ranah afektif. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, atau nilai. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia
sebagai hasil belajar dalam bidang pendidikan.

Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan keberhasilan belajar


seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk
mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam
suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang
optimal. Oleh karena itu semua pendidik harus mampu membangkitkan minat
semua peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Selain
itu ikatan emosional sering diperlukan untuk membangun semangat
kebersamaan, semangat persatuan, semangat nasionalisme, rasa sosial, dan
sebagainya. Untuk itu semua dalam merancang program pembelajaran, satuan
pendidikan harus memperhatikan ranah afektif.

Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor


dipengaruhi oleh kondisi afektif peserta didik. Peserta didik yang memiliki
minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang
mempelajari mata pelajaran tertentu, sehingga dapat mencapai hasil
pembelajaran yang optimal. Walaupun para pendidik sadar akan hal ini, namun
belum banyak tindakan yang dilakukan pendidik secara sistematik untuk
meningkatkan minat peserta didik. Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar
yang optimal, dalam merancang program pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran bagi peserta didik, pendidik harus memperhatikan karakteristik
afektif peserta didik

10
D. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif
1. Pengukuran Ranah Afektif

Dalam memilih karakterisitik afektif untuk pengukuran, para


pengelola pendidikan harus mempertimbangkan rasional teoritis dan program
sekolah. Masalah yang timbul adalah bagaimana ranah afektif akan diukur. Isi
dan validitas konstruk ranah afektif tergantung pada definisi operasional yang
secara langsung mengikuti definisi konseptual.

Menurut Andersen (1980) ada dua metode yang dapat digunakan


untuk mengukur ranah afektif, yaitu metode observasi dan metode laporan diri.
Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik
afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan/atau
reaksi psikologi. Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui
keadaan afektif seseorang adalah dirinya sendiri. Namun hal ini menuntut
kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri.

Menurut Lewin (dalam Andersen, 1980), perilaku seseorang


merupakan fungsi dari watak (kognitif, afektif, dan psikomotor) dan
karakteristik lingkungan saat perilaku atau perbuatan ditampilkan. Jadi tindakan
atau perbuatan seseorang ditentukan oleh watak dirinya dan kondisi lingkungan.

2.).Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif

Instrumen penilaian afektif meliputi lembar pengamatan sikap,


minat, konsep diri, nilai, dan moral, setidaknya ada sebelas sangkah dalam
mengembangkan instrumen penilaian afektif, yaitu:

1. menentukan spesifikasi instrumen

2. menulis instrumen

3. menentukan skala instrumen

4. menentukan pedoman penskoran

5. menelaah instrumen

6. merakit instrumen

11
7. melakukan uji coba

8. menganalisis hasil uji coba

9. memperbaiki instrumen

10. melaksanakan pengukuran

11. menafsirkan hasil pengukuran

BAB III

12
PENUTUP
A. Kesimpulan

Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin


dipisahkan dari kegiatan pembelajaran secara umum. Pelaksanaan
penilaian yang dilakukan secara benar seseuai dengan rambu-rambu
dalam banyak hal akan menjamin peningkatan kualitas pembelajaran.
Data hasil penilaian amat dibutuhkan untuk menyusun dan
mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.

Penilaian psikomotorik adalah penilaian untuk menggali potensi


keterampilan atau penampilan sesorang dalam mengaplikasikan bidang
keilmuannya. Penilaian aspek psikomotor lebih mengutamakan aspek
proses bukan hasil, dimana akan banyak sekali aspek-aspek yang
nantinya dapat dinilai dari psikomotor siswa setelah mereka menerima
imformasi-informasi teoritik (Nitko ,2006 dalam Anwar, 2009).

Penilaian Afektif Penilaian Afektif adalah penilaian yang


berkaitan dengan sikap dan nilai. Penilaian afektif mencakup watak
perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami buat yang mana makalah ini


masih berada di bawah kata sempurna, meskipun demikian kami
harapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang serta dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA

13
Suharsimi Arikunto: Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi
Aksara. Jakarta 2011.

Website:

https://pendidikanilmuguru.blogspot.com/2016/03/penilaian-
psikomotor

https://www.kompasiana.com/aloevera/penilaian-ranah-
psikomotorik_5528bf00f17e6144028b45bc

https://id.scribd.com/doc/169089562/Pengertian-Penilaian-
Afektif-Pengembangan-Instrumen-Afektif

14

Anda mungkin juga menyukai