Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI KULIAH (RMK)

MATA KULIAH : PENGAUDITAN 1


KELAS : A1

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1
1. Jordan Rudolf Daniel Rondonuwu 1907531120
2. Gray Anugrah Sembiring 1907531113

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2021
1. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik

Pengauditan
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang Tindakan-tindakan dan kejadian kejadian ekonomi secara
obyektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Profesi Akuntan Publik


Auditor Independen (Akuntan Publik)

Tanggung jawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan publik adalah
melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan entitas (perusahaan dan
organisasi lainnya). Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka (perusahaan
yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal), perusahaan-perusahaan besar,
dan juga pada perusahaan perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan
mencari laba. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang harus diaudit laporan keuangannya,
dan kalangan bisnis serta banyak pihak lainnya semakin mengenal laporan ini, maka orang awam
sering mengartikan auditor sama dengan akuntan publik, padahal terdapat beberapa jenis auditor
yang berbeda-beda fungsi dan pekerjaannya. Dewasa ini keberadaan akuntan publik di Indonesia
diatur dalam Undang Undang No 5 tahun 2011 tentang akuntan publik. Menurut undang-undang
tersebut, akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk
memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Bidang jasa akuntan publik meliputi:

• Jasa atestasi, yang meliputi:


a. jasa audit umum atas laporan keuangan;
b. jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif;
c. jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma
d. jasa review atas laporan keuangan; dan
e. jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP)

 Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaítan dengan akuntansi, keuangan,
manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi Akuntan
Publik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
lzin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama 5 tahun (dapat
diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan publik harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Memiliki Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang
sah yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) atau perguruan
tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk menyelenggarakan pendidikan profesi akuntan
publik.

Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)
paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
b) Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit
1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya
memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh
Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.
c) Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.
d) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

e) Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.


f) Tidak pernah dipidana yang mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
g) Menjadi anggota IAPI.
h) Tidak berada dalam pengampuan.

Untuk memperoleh Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), para
calon akuntan publik wajib mengikuti ujian nasional yang diselenggarakan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesa (IAPI) Ujian ini diselenggarakan dua kali dalam setahun dan
berlangsung selama dua hari penuh yang meliputi empat mata ujian, yaitu:
1) Akuntansí dan Pelaporan Keuangan
2) Auditing & Asurans

3) Akuntansi Manajemen, Manajemen Keuangan dan Sistem Informasi

4) Lingkungan Bisnis, Hukum Komersial, dan Perpajakan


2. Hubungan Audit Dengan Disiplin Ilmu Lainnya

Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita hubungkan antara akuntansi
dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain, secara umum hubungan antara auditing
dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accounting adalah suatu proses menghasilkan
data dan informasi dalam bentuk Financial Statement. Sedangkan Auditing adalah suatu proses
mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini / rekomendasi) yang
membandingkan antara fakta dan kriteria. Tahapan dalam audit terjadi setelah tahapan akuntansi
selesai dilaksanakan, karena dalam melakukan audit di perlukan Laporan Keuangan yang
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Proses Akuntansi bersifat konstruktif, diawali dengan
mengumpulkan bukti pembukuan (bukti – bukti transaksi), bukti pembukuan dicatat dalam bentuk
Special Journal (Jurnal Penjualan, Jurnal Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal
Pengeluaran Kas).Setelah semua transaksi dicatat pada masing – masing kolom Special Journal,
tiap – tiap jurnal dicatat dalam General Ledger, dan dilakukan penyesuaian pada transaksi yang
memerlukan penyesuaian. Melalui transaksi yang telah disesuaikan dapat diperoleh Trial Balance
yang terdiri atas Aktiva dan Passiva dari suatu perusahaan. Tahap selanjutnya adalah pembuatan
Worksheet, kemudian diperoleh Financial Statement (Laporan Keuangan) yang akan menjadi
bahan bukti untuk melakukan audit. Financial Statement yang dihasilkan dari proses akuntansi,
akan mengalami tahap audit. Audit terhadap Laporan Keuangan diperlukan karena, (1) Ada
potensi konflik antara penyedia informasi dengan pengguna informasi, (2) Informasi mempunyai
konsekuensi ekonomi yang sangat penting bagi business maker, (3) Keahlian sering menghendaki
informasi disajikan dan diverifikasi, (4) User sering tercegah mempunyai hubungan langsung
dengan informasi. Dalam melakukan audit harus sesuai dengan Standar Auditing yang telah
ditetapkan seperti standar umum, kerja lapangan dan standar pelaporan.
3. Perkembangan Audit

Pengauditan Independent Sebelum Tahun 1900

Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-undang yang
disebut Companies Act. Menurut undang-undang tersebut, semua perusahaan publik harus
diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk pelaporan model Inggris
turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang
berlaku di Inggris. Sebagaimana disebutkan di atas, di Inggris semua perusahaan publik harus
diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk
diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange
Commission (SEC). serta dari pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan
keuangan.

Tidak adanya peraturan perundang-undangan yang mengharuskan audit atas laporan yang
diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad kesembilan belas menjadi
beranekaragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang berupa audit atas
semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam.

Perkembangan di Abad Ke -20

Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah berakhirnya Perang Dunia l.
Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung, sehingga
pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang memuat cetak
ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute of Accountant (yang selanjutnya
berubah menjadi American Institute of Certified Public Accountants atau AICPA pada tahun
1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi yang seragam, tetapi tulisan tersebut
sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis
ini merupakan pernyataan pertama yang dikeluarkan oleh profesi akuntansi di Amerika Serikat
dari sekian banyak pernyataan yang dikeluarkan selama abad kedua puluh.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resm Akan
tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang umum
digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat laporan yang umum saat ini telah
makin diperbaharui sehingga pembuatan laporan hasil audit tidak lagi merupakan pekerjaan
mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses pengambilan keputusan.
Alternatif bentuk tipe laporan yang dapat dipilih auditor tidak banyak, dan sekali auditor memilih
jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu. auditor tinggal memilih jenis laporan yang
telah dirancang untuk menyatakan pendapat tersebut.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan keuangan Amerika Serikat, organisasi akuntan
publik juga berkembang dengan pesat. Pada awalnya standar akuntansi dan standar auditing
disusun sendiri oleh organisasi profesi, namun ketika terjadi berbagai skandal keuangan yang
melibatkan akuntan publik, berbagai badan di luar profesi akuntan, seperti Security Exchange
Commisssion (SEC) turut campur dalam penyusunan standar akuntansi dan membuat peraturan
yang berpengaruh pada audit yang harus dilakukan akuntan publik.

Perkembangan Pengauditan di Indonesia

Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah
perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir tidak
dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu,
mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu berlangsung
hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun limapuluhan,
yaitu ketika semakin banyak perusahaan didjrikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal,
terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.

Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketjka
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan
Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut hampir
sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat.
Penetapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh lahirnya
pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar modal harus
memiliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia
perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi
perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank.

Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajjbkan suatu perseroan
terbatas untuk menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan perusahaan publik,
maka laporan keuangannya wajib diaudit oieh akuntan publik. Pada tahun yang sama lahir pula
Undang-undang Pasar Modal yang lebih semakin meningkatkan peran akuntansi dan
pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal
(perusahaan publik)
Perkembangan praktik akuntansi dan pengauditan di dunia internasional berpengaruh pula pada
praktik akuntansi dan pengauditan di Indonesia. Standar akuntansi keuangan di berbagai negara
setahap demi setahap diselaraskan dengan International Financial Reporting Standards (IFRS)
yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB). Indonesia telah
mencanangkan untuk memberlakukan IFRS bagi perusahaan-perusahaan publik mulai tahun
2012. Diperkirakan banyak hal masih akan mengalami perubahan, termasuk dalam penerapan
International Standards on Auditing (ISA).

4. Tujuan dan Fungsi Audit

Tujuan Audit
Menurut Standar Audit 200, disebutkan bahwa tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan
keyakinan pengguna laporan keuangan yang dituju. Hal itu dicapai melalui pernyataan suatu opini
oleh auditor tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Tahapan yang ditempuh auditor dalam mengembangkan tujuan audit adalah sebagai berikut:
1. Memahami tujuan dan tanggung jawab suatu audit.
2. Membagi laporan keuangan menjadi siklus-siklus.
3. Memahami asersi-asersi manajemen tentang laporan keuangan.
4. Memahami tujuan umum audit untuk golongan-golongan transaksi, akun-akun, dan
pengungkapannya.
5. Memahami tujuan khusus (spesifik) audit untuk kelompok golongan transaksi, akun-akun,
dan pengungkapannya.

Terdapat beberapa alasan dilakukannya audit yaitu:


1. Masyarakat memiliki hak untuk mengakses informasi mengenai pengelolaan sumber daya
ekonomi publik.
2. Transaksi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan semakin kompleks.
Walaupun sekarang ini masyarakat semakin mampu membaca laporan keuangan, tetapi
mereka tetap butuh orang yang memiliki keahlian profesional untuk menguji informasi
dalam Laporan Keuangan tersebut.
3. Pihak manajemen organisasi merasa perlu melakukan verifikasi kebenaran laporan
keuangan, untuk meminimalisir kesalahan.
4. Menambah kredibilitas dan kinerja perusahaan melalui laporan keuangan.
5. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.
6. Identifikasi terhadap kelemahan sistem.

Fungsi Audit
Bagi Pihak Yang Diaudit

 Menambah integritas laporan keuangannya sehingga laporan tersebut bisa dipercaya untuk
kepentingan pihak luar entitas seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah dan lain-lain.
 Mencegah dan menemukan fraud yang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang
diaudit.
 Memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan surat pemberitahuan pajak
yang diserahkan kepada pemerintah.
 Membuka pintu bagi masuknya sumber-pembiayaan dari luar.
 Menyiapkan kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan keuangan.

5. Perbedaan Akuntansi dan Audit

Kriteria Akuntansi Auditing


Pencatatan secara sistematis dari
rekening suatu organisasi dan Pemeriksaan atas pembukuan dan
Arti
penyusunan laporan keuangan pada laporan keuangan suatu organisasi.
akhir tahun.
Mengikuti aturan Accounting
Mengikuti aturan Standards on
Peraturan Standards (SAK, SAK-ETAP,
Auditing (ditetapkan oleh IAPI)
PSAK, IFRS)
Pekerjaan
Dilakukan Akuntan Auditor
oleh
Untuk mengungkapkan fakta
Untuk memperlihatkan kinerja, sejauh mana kelayakan laporan
Tujuan profitabilitas dan posisi keuangan keuangan suatu organisasi dengan
pada suatu organisasi. memberikan gambaran yang benar
dan adil.

Akuntansi dimulai ketika Auditing dimulai ketika akuntansi


Dimulainya pembukuan berakhir. berakhir
Akuntansi adalah sebuah proses
Auditing adalah sebuah proses
Jangka yang terus menerus dan
periodik (secara berkala tidak
Waktu berkelanjutan yaitu mencatat
dilakukan setiap hari)
berbagai transaksi sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai