Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE 1

NAMA: Sari’atul Hidayah


NIM: 041397142

Kode/Nama Matakuliah : EKMA 4482/ Akuntansi Keuangan Syariah


Masa Tutorial : Minggu 1-3
Nomor Soal : No. 1-5
Skor Maks : 100

Uraian Tugas
Jawablah soal- soal berikut !
1. Jelaskan secara singkat fungsi AAOIFI dan tujuan dibentuknya!
2. Jelaskan fungsi dan peran bank syariah sesuai dengan yang dijabarkan dalam AAOFI!
3. jelaskan asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam akuntansi entitas syariah!
4. Mengapa dana syirkah temporer tidak dimasukkan dalam kewajiban atau equitas?
5. Jelaskan Perbedaan antara Tujuan Akuntansi Keuangan dan Laporan Keuangan Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah dengan tujuan yang ditetapkan pada Akuntansi Keuangan dan Laporan Keuangan
Bank dan Lembaga Keuangan Konvensional!

Jawaban:
1. Fungsi AAOIFI adalah sebagai lembaga nirlaba yang berupaya untuk mengembangkan
standar akuntansi keuangan untuk bank dan institusi keuangan Islam.

The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutiions (AAOIFI)
memiliki tujuan antara lain:
1) Mengembangkan pemikiran akuntansi dan auditing yang relevan dengan
lembaga keuangan;
2) Menyamakan pemikiran di bidang akuntansi dan auditing yang relevan bagi
lembaga keuangan dan penerapannya melalui pelatihan, seminar, publikasi
jurnal yang merupakan hasil riset;
3) Menyajikan, mengumumkan, dan menginterpretasikan standar-standar
akuntansi dan auditing bagi lembaga-lembaga keuangan syariah;
4) Mereview dan mengamandemen standar-standar akuntansi dan auditing bagi
lembaga-lembaga keuangan syariah.

2. Fungsi dan Peran Bank Syariah menurut Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institution (AAOIFI)
1) Manajer investasi, yaitu bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah
2) Investor bank syariah, yaitu bank syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimiliki ataupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya
3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, yaitu bank syariah dapat
melakukan kegiatan jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya
4) Pelaksanaan kegiatan social sebagai cirri yang melekat pada entitas keuangan
syari
3. Setelah PSAK Nomor 59 tentang Akuntansi Bank Syariah dikeluarkan, maka Asumsi
Dasar konsep akuntansi bank syariah tidak berbeda dengan asumsi dasar konsep
akuntansi keuangan secara umum,yaitu:
1) Dasar Akrual, yaitu pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan di
catat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada
periode yang bersangkutan,dan
2) Kelangsungan Usaha, yaitu laporan keuangan biasanya disusun atas
dasarasumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya
dimasa depan.
4. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka
waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana entitas syariah mempunyai
hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil
investasi berdasarkan kesepakatan. Contoh dana syirkah temporer adalah
penerimaan dana dari investasi mudharabah mutthalaqah,mudharabah muqayyad,
musytarakah.

Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban karena entitas
syariah tidak berkewajiban ketika mengalami kerugian untuk mengembalikan jumlah
dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi entitas
syariah. Dana syirkah temporerjuga tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karena
mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana tidak mempunyai hak kepemilikan
yang sama dengan pemegang saham, seperti hak voting dan hal atas realisasi
keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset non investasi. Hubungan entitas
syariah dengan pemilik dana dana syirkah temporer adalah hubungan kemitraan
atas akadmudharabah muthalaqah, mudharabah muqayyadah, musyarakah.

5. Perbedaan Tujuan
Tujuan Laporan Keuangan Konvensional
Menurut M. Sadeli (2002:18), laporan keuangan memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. Menyediakan informasi yang reliabel tentang kekayaan dan kewajiban yang dimiliki
perusahaan atau badan usaha.
2. Menyajikan informasi yang bisa digunakan secara handal tentang adanya perubahan
kekayaan perusahaan sebagai hasil kegiatan usaha yang dilakukan.
3. Memuat dan menyajikan informasi tentang adnaya perubahan kekayaan yang asalnya
bukan dari kegiatan utama perusahaan.
4. Memuat dan menyajikan informasi yang bisa diandalkan para penggunanya guna
memproyeksi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
5. Menyediakan informasi-informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemiliknya.

Tujuan dari laporan keuangan syariah ini antara lain untuk meningkatkan ketaatan
penggunanya terhadap prinsip syariah pada transaksi-transaksi serta kegiatan utama usaha
mereka; memberikan informasi tentang kepatuhan entitas pada prinsip syariah termasuk
informasi tentang aset, kewajiban, pemasukan, serta beban yang mungkin tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah; menyediakan informasi sebagai bahan pertimbangan
evaluasi pemenuhan tanggung jawab suatu badan bisnis berbasis syariah terhadap amanah
untuk menghimpun dan mengamankan dana sampai dengan menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yang layak; serta memberikan informasi terkait tingkat keuntungan yang
diperoleh oleh investor.

Dengan demikian, tujuan laporan keuangan syariah bisa dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:
1. Menyediakan Informasi Keuangan
2. Menyediakan Informasi Kepatuhan terhadap Prinsip Syariah
3. Menyediakan Informasi tentang Pemenuhan CSR

Perbedaan Laporan Keuangan


a. Aktivitas
Laporan keuangan Syariah menerapkan aktivitas meliputi kewajiban, investasi tidak
terikat serta ekuitas. Sedangkan laporan keuangan konvensional merapkan aktivitas
berupa utang dan modal.
b. Sudut pelaporan
Laporan keuangan konvensional berisi laporan laba rugi, laporan arus kas, neraca,
laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan laporan
keuangan Syariah selain memiliki laporan yang ada di laporan keuangan konvensional,
juga memiliki laporan rekonsiliasi pendapatan serta bagi hasil, laporan perubahan dana
investasi, laporan sumber dana serta penggunaan dana zakat, dan laporan penggunaan
dana kebaikan.
c. Organisasi
Laporan keuangan Syariah terdapat DPS (Dewan Pengawas Syariah) yang menjadi aspek
pembeda perusahaan yang menggunakan laporan keuangan Syariah dengan
konvensional. Keberadaan DPS ini terdiri dari tiga profesi ahli hokum agama islam yang
bertanggung jawab untuk memberikan fatwa agama islam serta melakukan pengawasan
dengan dewan komisaris perusahaan yang juga berbasis Syariah.

d. Usaha yang dibiayai


Pada usaha Syariah, adanya penekanan terhadap keyakinan bahwa setiap kegiatan
manusia memiliki akuntabilitas yang meletakkan akhlaq dan juga perangkat Syariah
sebagai tolak ukur baik buruknya suatu kegiatan usaha. Sedangkan pada perusahaan
konvensioanal tidak ada hal semacam itu.

e. Penyelesaian sengketa
Pada perusahaan yang menggunakan laporan keuangan Syariah, penyelesaian masalah
menggunakan aturan dan hokum Syariah. Sedangkan perusahaan yang menggunakan
laporan keuangan konvensional, penyelesaian masalah akan diadili di pengadilan negeri.

f. Pos pembukuan
Pos pembukuan Syariah terdiri dari piutang murabah, piutang salam, piutang isthisna,
dan piutang qardh. Sedangkan pada pos pembukuan konvensional hanya terdiri dari
nama pemilik akun piutang dagang.

Anda mungkin juga menyukai