Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ( LP )

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN POSTNATAL

DISUSUN OLEH:

GINI EKA CIPTA PUTRI

21220020

Dosen Pembimbing : Efroliza,S.Kep.,Ns.,M.Kep

INSTITUTE KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PROGRAM PROFESI NERS

TAHUN 2020-2021
A. Definisi

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak,2000).
Masa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6-8 minggu (Manjoer, A dkk, 2001). Akan tetapi seluruh alat genetal baruh
pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Ilmu kebidanan,
2007).
Post partum adalah masa pulih kembali dari persalinan sampai alat-alat kandung
kembali seperti sebelum hamil, lama massa nifas yaitu 6-8 minggu (Rustam,1991).

B. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau
jelas terdapat beberapa teori antara lain (Rustma Muchtar, 1998) :
1. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan ketentraman otot rahim.
2. Penurunan kadar progesterone
Pada akhir kehamilan kadar oxytocinbertambah, oleh karena itu timbul kontraksi
otot rahim.
3. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim makin
rentan.

4. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
oleh karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama dan biasa.
5. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan.

C. Anatomi fisiologi

1. Alat Reproduksi Bagian Dalam


Alat reproduksi bagian dalam wanita terdiri atas ovarium (kandung telur), tuba
fallopi atau oviduk (saluran telur), dan vagina (saluran kelamin).
a. Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang yang terdapat di rongga perut, yaitu tepatnya di
sebelah kiri dan kanan daerah pinggang. Fungsi ovarium ini untuk menghasilkan sel
telur atau ovum dan hormon-hormon kelamin wanita, seperti progesteron dan
Ovarium dilindungi oleh suatu kapsul pelindung yang mengandung folikel-folikel.
Setiap folikel berisi sebuah sel telur yang diselubungi satu atau lebih lapisan sel-sel
folikel. Folikel merupakan suatu struktur yang berbentuk bulatan-bulatan dan
terdapat di sekeliling oosit, berguna sebagai penyedia makanan dan pelindung bagi
sel telur yang sedang mengalami pematangan.
b. Tuba Fallopi
Tuba fallopi yang lazim disebut sebagai oviduk berjumlah sepasang. Tuba
fallopi ini merupakan suatu saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim
(uterus). Tuba fallopi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu ismus yang merupakan
bagian tuba fallopi yang terletak dekat uterus atau rahim, ampula,yaitu daerah yang
berbentuk
lengkungan yang terletak di atas ovarium, dan infudibulum, yaitu daerah
pangkal tuba fallopi yang berbentuk corong (fimbria). Pangkal tuba fallopi yang
berbentuk corong disebut pula infudibulum. Infudibulum mengandung tonjolan-
tonjolan seperti kaki cumi-cumi yang berjumbai-jumbai disebut fimbriae. Fimbriae
ini berperan untuk menangkap ovum. Ovum yang telah ditangkap fimbriae,
kemudian diangkat oleh tuba fallopi.
c. Uterus
Uterus lazim disebut rahim, pada manusia hanya terdiri dari satu ruang yang
disebut simpleks. Uterus ini berbentuk seperti buah pear dan berotot cukup tebal.
Pada wanita-wanita yang belum pernah melahirkan, ukuran panjang rahimnya adalah
7 cm dengan lebar antara 4 cm sampai 5 cm. Pada rahim bagian bawah bentuknya
mengecil dan dinamakan serviks uterus, sedangkan bagian yang lebih besar disebut
badan rahim atau corpus uterus.
Rahim pada manusia dan mamalia tersusun atas tiga lapisan,
yaitu perimetrium, meiometrium, dan endometrium. Pada lapisan endometrium
dihasilkan banyak lendir, serta terdapat banyak pembuluh darah. Lapisan
endometrium ini mengalami proses penebalan dan akan mengelupas setiap bulannya
apabila tidak terdapat zigot yang terimplantasi (tertanam). Uterus ini merupakan
tempat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Di samping itu, rahim juga terbagi atas tiga bagian, yaitu fundus, bagian
paling atas yang berdekatan dengan saluran telur, ismus bagian tengah rahim,
dan serviks yang sering kali disebut sebagai leher rahim adalah bagian paling bawah
dan tersempit, yang memanjang sampai vagina. 
d. Vagina
Merupakan bagian dalam kelamin wanita yang berbentuk seperti tabung
dilapisi dengan otot yang arahnya membujur ke arah bagian belakang dan atas.
Bagian dinding vagina lebih tipis dibandingkan dengan dinding rahim dan terdapat
banyak lipatan-lipatan. Lipatan-lipatan tersebut berguna untuk mempermudah
jalannya proses kelahiran bayi. Di samping itu, pada vagina juga terdapat lendir yang
dikeluarkan oleh dinding vagina dan sepasang kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar
bartholi. Vagina ini merupakan organ persetubuhan (kopulasi) pada wanita.
2. Alat Reproduksi Bagian Luar
Alat reproduksi bagian luar pada wanita disebut vulva, terdiri atas labia mayora,
mons pubis, labia minora, organ klitoris, orificium uretra, dan himen (selaput dara). Labia
mayora adalah bibir bagian luar dari vagina yang tebal dan berlapiskan lemak, sedangkan
mons pubis merupakan bagian tempat bertemunya dua bibir vagina dengan bagian atas
yang terlihat membukit. Labia minora atau bibir kecil, yaitu sepasang lipatan kulit pada
vagina yang halus dan tipis serta tidak mengandung lapisan lemak.
Organ klitoris, merupakan bagian vagina yang berbentuk tonjolan kecil yang
sering kali disebut klentit. Adapun orificium uretra adalah muara saluran kencing yang
letaknya tepat di bawah organ klitoris. Di bagian bawah saluran kencing yang
mengelilingi tempat masuk ke vagina, terdapat himen yang dikenal dengan nama selaput
darah 

D. Patoflow
Post partum

Karakteristik Ibu Dampak keluarga Ekstrogen & progesteron


Meningkat
Stres kelahiran Penerimaan kurang Prolaktin meningkat
Eksitosin meningkat
Depresi mental Isapan bayi adekuat
Involusi uterus
Koping individu
tidak efektif Oksitosin meningkaat
Laserasi jalan lahir
Koping
keluarga tidak Duktus dan alveoli kontraksi
efektif
Servik & vagina

Past of the entri Ketidakefektifan


proses menyusui

Resiko infeksi
E. Manifestasi Klinis
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki “bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala pendahuluan
(preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawa janin.
4. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus, kadang
disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa bercampur
darah (bloody shoe).

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008 :
1. Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
2. Keadaan umum: TTV, selera makan dll
3.   Payudara: air susu, putting
4.   Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
5.   Sekres yang keluar atau lochea
6.   Keadaan alat kandungan
Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2001 :
1. Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum
2.   Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta.

G. Pengkajian teoritis

1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
3.  Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak

4.   Riwayat Kehamilan

5.  Umur kehamilan serta riwayat penyakit menyetai


6. Riwayat Persalinan
 

a. Tempat persalinan
b.  Normal atau terdapat komplikasi
c. Keadaan bayi
d. Keadaan ibu
7. Riwayat Nifas Yang Lalu
a. Pengeluaran ASI lancar / tidak
b.  BB bayi
c.  Riwayat ber KB / tidak
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum pasien
b.  Abdomen
c. Saluran cerna
d. Alat kemih
e. Lochea
f. Vagina
g. Perinium dan rectum
h. Ekstremitas
i. Kemampuan perawatan diri
9. Pemeriksaan psikososial
a. Respon dan persepsi keluarga
b. Status psikologis ayah, respon keluarga terhadap bayi

H. Diagnosa dan Intervensi teoritis


No Diagnosa NOC NIC (Intervensi)
1 Koping keluarga Setelah diberikan  Kaji tingkat ansietas
yang tidak efektif, asuhan keperawatan yang muncul pada
ketidak nyamanan diharapkan Koping keluarga atau orang
b/d depresi mental keluarga kembali terdekat
dan efek pada efektif dengan kriteria  Kaji masalah sebelum
keluarga hasil : sakit/ tingkah laku
 Klien saat ini yang
menunjukkan mengganggu
kemampuan perawatan/ proses
untuk
menunjukkan penyembuhan klien
identifikasi  Kaji tindakan orang
sumber-sumber terdekat sekarang ini
dalam diri dan bagaimana
sendiri untuk mereka diterima oleh
berhadapan klien
dengan situas  Ikut sertakan
 Klien orang terdekat dalam
menunjukkan pemberian informasi,
kemampuan pemecahan masalah dan
untuk perawatan klien sesuai
menghadapi kemungkinan
situasi dengan  Dorong pencarian
caranya sendiri bantuan situasi
kebutuhan memberikan
informasi mengenai
orang dan institusi yang
tersedia bagi mereka
2 Ketidakefektifan Setelah diberikan  Kaji ulang tingkat
proses menyusui asuhan keperawatan pengetahuan dan
berhubungan diharapkan ibu dapat pengalaman ibu tentang
dengan, belum mencapai kepuasan menyusui sebelumnya.
berpengalaman menyusui  Demonstransikan dan
menyusui,pemben denganKriteria Hasil:  tinjau ulang teknik
gkakan  ibu menyusui
payudara,lecet mengungkapka  Anjurkan ibu
putting n proses situasi mengeringkan puting
susu,kurangnya menyusui, bayi setelah menyusui
produksi ASI. mendapat ASI  Ajarkan ibu untuk
yang cukup. melakukan perawatan
payudara 1x sehari
 Anjurkan ibu makan
makanan yang bergizi

3 Resiko tinggi Setelah diberikan  Kaji lochea (warna,


terhadap infeksi askep diharapkan bau, jumlah) kontraksi
berhubungan infeksi pada ibu tidak uterus dan kondisi
dengan trauma terjadi dengan jahitan episiotomi.
jaringan, Kriteria Hasil:  Sarankan pada ibu agar
penurunan sistem mengganti pembalut
 Dapat
kekebalan tubuh. tiap 4 jam.
mendemonstra
 Pantau tanda-tanda
sikan teknik
vital.
untuk
 Lakukan rendam
menurunkan
bokong.
resiko infeksi
 Sarankan ibu
 Tidak terdapat
membersihkan perineal
tanda-tanda
dari depan ke belakang.
infeksi.

4 Koping individu Setelah diberikan  Terapkan hubungan


tidak efektif b/d askep ibu diharapkan terapeutik perawat-
stress kelahiran, Koping individu klien
kembali efektif  Kaji munculnya
konsep diri
denganKriteria Hasil : kemampuan koping
negative, system
 Klien positif, misalnya
pendukung, yang penggunaan teknik
menunjukkan
tidak adekuat kemampuan ralaksasi, keinginan
menyelesaikan untuk mengekspresikan
masalah perasaan
 Klien  Dorong klien untuk
menunjukkan berbicara mengenai apa
kemampuan yang terjadi saat ini dan
untuk apa yang telah
mengekspresik dilakukan untuk
an mengatasi perasaan
perasaannya ansietas
serta  Sediakan lingkungan
menunjukkan yang tenang dan tidak
kemampuan memanipulasi serta
memenuhi menentukan apa yang
kebutuhan dibutuhkan klien
fisiolgis dan  Diskusikan perasaan
psikologis menyalahkan diri
sendiri/ orang lain

DAFTAR PUSTAKA

Ddin, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan


Neonatal,  Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Bobak Jensen, Zalar, 2012, Maternity and Gynecologycal Care, St. Lois, Baltimore,
Toronto, The C. V. Mosby Co.

Farrer H, 2011, Perawatan Maternitas, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Iowa Outcome Project,edisi ke 5 , Nursing Outcome Classification (NOC), Mosby-Year


Book.

Iowa Intervention Project, edisi ke6, Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby-


Year Book.

Manuaba, Ida Bagus Gede, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana,


EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai