Anda di halaman 1dari 10

JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014

STRUKTUR MORFOLOGI TANAMAN TEBEL-TEBEL YANG TUMBUH PADA


POHON RONTAL (Borassus flabellifer L.) DI KAWASAN BUMI PERKEMAHAN
CEKIK TAMAN NASIONAL BALI BARAT
MORPHOLOGICAL STRUCTURE OF TEBEL-TEBEL PLANT GROWING ON
RONTAL TREES (Borassus flabellifer L.) IN CEKIK CAMPGROUND AREA OF
WEST BALI NATIONAL PARK

Ni Made Dwi Sri Wulandari, Eniek Kriswiyanti


Lab Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana
Kampus Bukit Jimbaran, Kuta
Email: dwii_wulann48@yahoo.com

INTISARI

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan nama jenis
tanaman tebel-tebel yang tumbuh pada pohon rontal (Borassus flabellifer L.) di kawasan
Bumi Perkemahan Cekik Taman Nasional Bali Barat. Metode yang digunakan adalah
observasi dan deskripsi karakter morfologi bagian tanaman serta identifikasi jenis. Hasil
penelitian menunjukkan tanaman tebel-tebel memiliki karakteristik: tumbuhan epifit, akar
pelekat, batang berkayu (lignosus), memanjat dengan cabang pembelit (scandens), bentuk
daun bulat telur (ovatus) hingga lanset (lanceolatus), karangan bunga tandan, mahkota bunga
5, warna putih kekuningan, corona 5, pangkal warna ungu, putik dan benang sari menjadi
satu (ginostegium), buah bumbung, biji bentuk jarum dilengkapi alat penyebaran berupa bulu
halus, ciri tersebut merupakan karakter dari spesies Hoya parasitica Wall.
Kata kunci: morfologi, identifikasi, tebel-tebel

ABSTRACT
This research was conducted to determine the morphological characteristics and the
name of species tebel-tebel plant that grows on rontal trees (Borassus flabellifer L.) in Cekik
Campgrounds area of West Bali National Park. The method was used observation and
description morphological character of plant parts along with species identification. The
results showed tebel-tebel plant have the following characteristics: epiphytic plants, roots
ticker, woody stems (lignosus), climbing with the twisted branches (scandens), oval leaf
shape (ovatus) until lancet (lanceolatus), bouquet of flowers bunches, petals 5, yellowish
white, corona 5, base colored purple, pistil and stamens united to form ginostegium, fruit
tube, needle-shaped seed include spread instrument such as fine hairs, is a character trait of
the species Hoya parasitica Wall.
Keyword: morphology, identification, tebel-tebel
PENDAHULUAN mengandung filosofi agar isi lumbung padi
Tanaman tebel-tebel di Bali tetap tebal (banyak) seperti daun tebel-
digunakan sebagai pelengkap dalam tebel tersebut (Supartha, 2001). Menurut

upacara panegteg (mantenin padi di penelitian Mukharam (2005) dan Rustandi


lumbung) oleh umat Hindu, yang (2005), tanaman tebel-tebel berpotensi
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014

sebagai bahan insektisida untuk pendukung kelangsungan hidup tanaman


memberantas nyamuk Aedes aegypti dan tersebut. Tanaman tebel-tebel memiliki
Culex quinquefasciatus pada tahap daun yang relatif tebal, lebih adaptif pada
pradewasa. Dua jenis nyamuk tersebut kondisi lingkungan yang memiliki hawa
merupakan vektor bagi virus pembawa panas dan curah hujan yang rendah. Di
penyakit demam berdarah. Tanaman tebel- kawasan Bumi Perkemahan Cekik TNBB
tebel juga dimanfaatkan sebagai tanaman tanaman tebel-tebel dominan tumbuh pada
hias di berbagai negara, baik di negara- pohon rontal (Borassus flabellifer L.),
negara Eropa, Amerika Serikat, Australia beberapa ada yang tumbuh di pohon
maupun Asia (Burton, 1996a; Rahayu, kemloko (Phyllanthus emblica).
2006). Menurut Rahayu (1999) jumlah
Tanaman tebel-tebel di Bali tanaman tebel-tebel yang terdapat di
mengalami penyusutan populasi karena Indonesia sekitar 50-60 jenis. Tanaman
alih fungsi lahan dalam skala luas secara tebel-tebel yang umum ditemukan antara
terus-menerus. Tanaman tebel-tebel lain : Hoya macrophylla Blume (Riau,
merupakan kelompok tanaman epifit. Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan
Populasinya sangat tergantung pada pohon Tengah), Hoya multiflora Blume
yang ditumpanginya (forofit). Kerusakan (Kalimantan Timur), Hoya parasitica
alam yang terjadi sangat berpengaruh Wall. (Aceh, Riau, Jawa Timur), Hoya
terhadap keberadaan tanaman tersebut. lacunosa Blume (Jawa Timur, Jawa
Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Barat), Hoya diversifolia Blume (Aceh,
merupakan salah satu kawasan yang Jawa Tengah, Jawa Timur). Kelima jenis
banyak ditumbuhi tanaman tebel-tebel tanaman Hoya tersebut juga ditemukan di
karena kawasan ini merupakan kawasan Amerika Serikat oleh Burton (1996a;
konservasi yang sangat dilindungi serta 1996b; 1996c). Untuk menunjang
belum banyak mendapat campur tangan pelestarian dari kelangkaannya dan
manusia. Hal ini menyebabkan tanaman mengoptimalkan pemanfaatannya, maka
tersebut mampu mempertahankan perlu dilakukan inventarisasi untuk
populasinya. Kondisi lingkungan di mengetahui karakteristik morfologi dan
kawasan tersebut yang terletak pada nama jenis tanaman tebel-tebel yang
ketinggian antara 0-1.424 meter di atas tumbuh pada pohon rontal (Borassus
permukaan air laut dan curah hujan flabellifer L.) di kawasan Bumi
berkisar 972-1.559 mm/tahun (TNBB Perkemahan Cekik TNBB.
Official Site, 2011) juga merupakan
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014

MATERI DAN METODE (2): 9-13; Steenis dkk. (2005): Flora,


Observasi dilakukan di kawasan Cet.10: 336-337; Rahayu (2006):
Bumi Perkemahan Cekik TNBB (luas ± keanekaragaman jenis Hoya (Asclep.) di
2,7 are) pada tanggal 24 Januari 2013. hutan Lindung Bukit Batikap.,
Pengukuran, deskripsi dan identifikasi Biodiversitas. 7(2): 139-142; Noel (2008):
dilakukan di Laboratorium Struktur dan Travel in Borneo, Stemma Magazine. 2(2):
Perkembangan Tumbuhan, Jurusan 3-42. Setelah itu dibuat kedudukan takson
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu dalam klasifikasinya.
Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.
Penelitian ini dimulai dari tanggal 4-16 HASIL
Februari 2013. Berdasarkan hasil pengamatan,
Jumlah seluruh pohon rontal yang pengukuran dan identifikasi, diperoleh
ditemukan di kawasan tersebut adalah 36 deskripsi tanaman tebel-tebel yang tumbuh
pohon, kemudian secara acak diambil 3 pada pohon rontal di kawasan Bumi
pohon dari 17 pohon sebagai habitat Perkemahan Cekik TNBB adalah sebagai
tanaman tebel-tebel. Pengamatan di berikut:
lapangan meliputi: perawakan tumbuhan, Tumbuhan epifit, menahun, habitat
sistem perakaran, arah tumbuh batang, tanah kering, tumbuh pada daerah terbuka.
percabangan pada batang, tata letak daun, Akar; muncul dari buku-buku maupun ruas
jumlah daun pada pertemuan cabang, batang, warna coklat muda, akar pelekat
bentuk daun, pembungaan, jumlah kuntum (Gambar 1B). Batang; berkayu (lignosus),
bunga pada setiap tandan, tempat bentuk bulat (teres), permukaan kasar
munculnya ibu tangkai bunga, jumlah (Gambar 1C), memperlihatkan bekas-
buah pada setiap tandan. Hasil pengamatan bekas daun, percabangan menggarpu
yang diperoleh selanjutnya dibuat (dikotom), sirung pendek (virgula), arah
deskripsi menurut Tjitrosoepomo (2005). tumbuh cabang condong ke atas (patens),
Analisis data dilakukan dengan membelit (volubilis), membelit ke kiri
cara mengidentifikasi hasil deskripsi (sinistrorsum volubilis). Daun; tunggal
dengan beberapa literatur antara lain : (folium simplex), bertangkai, tata letak
Backer and Van Den Brink (1965): Flora pada batang berhadapan, beberapa
of Java (Spermatophytes Only) Vol. II: berkarang, pertulangan daun menyirip
244-274; Burton (1996b): A Tent. Altern. (penninervis), tulang cabang dekat tepi
Arrange. of Hoya Sec., The Hoyan. XVIII daun membengkok ke atas dan bertemu
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014

dengan tulang cabang yang ada di atasnya, (coriaceus), warna daun bagian atas hijau
bangun bulat telur (ovatus) hingga lanset tua, bagian bawah hijau keputihan,
(lanceolatus) (Gambar 1D dan 1E), ujung pertulangan daun terasa pada permukaan
ada yang meruncing (acuminatus) dan atas, permukaan bawah gundul (glaber),
runcing (acutus), pangkal ada yang tumpul tangkai bulat berkerut, bertangkai pendek,
(obtusus) dan runcing (acutus), tepi rata warna coklat kehijauan.
(integer), daging seperti kulit/belulang

Gambar 1. Tanaman tebel-tebel (Hoya parasitica Wall.)


Keterangan: A. habitat tanaman tebel-tebel, B. akar, C. batang, D. bangun
daun bulat telur, E. lanset

Bunga; muncul dari buku di antara dua melingkar (cyclis), letak bagian-bagian
tangkai daun, karangan bunga tersusun bunga berseling (alternatio), pada bunga
dalam tandan (Gambar 2A), duduk tangkai kuncup daun kelopak dan mahkota terlipat
bunga setiap 6-9 tangkai menggerombol ke dalam sepanjang ibu tulangnya
dan tersusun spiral (spirotrich) (Gambar (vernatio conduplicata), letak daun
2B), rata-rata setiap tandan terdapat ±25 kelopak dan mahkota saling menutup tidak
(9-45) tangkai bunga, bunga lengkap (flos berlekatan, tepinya melipat ke dalam
completus), berkelamin 2 (induplicativa), bentuk dasar bunga rata,
(hermaphroditus), berumah satu mahkota dan kelopak bersimetri banyak
(monoecus), susunan bagian-bagian bunga (actinomorphus), berlekuk 5, warna putih
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014

kekuningan, kelopak berbagi (partitus), saat bunga masih kuncup dengan bentuk
ukuran kelopak lebih pendek dari daun segilima, ketika sudah mekar membuka ke
mahkota, mahkota bagian bawah arah luar dan menghadap ke bawah, hiasan
berambut, bagian atas terdapat lapisan bunga tertanam pada bagian dasar bunga
lilin, daun mahkota berlekuk 5, daun-daun yang lebih rendah daripada kedudukan
mahkota (petal) melipat ke dalam pada putik(hypogynus).

Gambar 2. Bunga tanaman tebel-tebel (Hoya parasitica Wall.)


Keterangan: A. Karangan bunga tandan, B. tempat duduk tangkai bunga
menggerombol, tersusun spiral

Gambar 3. Bunga tanaman tebel-tebel (Hoya parasitica Wall.)


Keterangan: A. corona, B. pollinarium, C. mahkota

Benang sari berlekatan menjadi satu dengan daun mahkota (epipetalus) dan
dengan putik (gynostegium), benang sari melekat pada mahkota tambahan (corona)
dalam bentuk pollinarium, jumlahnya (Gambar 3B). Letak pollinarium di antara
sama dengan jumlah perhiasan bunga, pangkal corona, menempel pada sudut-
tidak berlekatan, pollinarium berhadapan sudut kepala putik, tersusun atas dua
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014

kantung polen, bentuk lonjong (Gambar mm. Buah; bumbung (Gambar 5A),
4), pollinia dapat membuka dengan celah terdapat rata-rata 3 (1-6) buah tiap tandan,
membujur ke arah luar (extorsum). Putik; panjang buah rata-rata ±13,1 cm (11,3-
majemuk (compositus), bakal buah 15,3 cm), diameter buah rata-rata 1,6 cm
menumpang (superus), perlekatan daun- (1,3-2,3 cm), warna hijau pada saat masih
daun buah hanya merupakan satu putik muda, warna coklat muda dengan bercak
dengan satu ruang saja/parakarp (pistillum kecil hitam pada saat tua, terjadi dari bakal
paracarpum), bakal buah beruang satu buah/buah sejati, tunggal, biji banyak. Biji
(unilocularis), letak tembuni sentral bentuk menjarum, dilengkapi alat
(centralis), letak kepala putik sama tinggi penyebaran berupa bulu-bulu halus
dengan kepala sarinya, panjang putik ±2,5 (Gambar 5B).

Gambar 4. Pollinarium tanaman tebel-tebel (Hoya parasitica Wall.)


Keterangan: A. pollinia, B. korpuskulum, C. kaudikel, D. translator

Gambar 5. A. Buah tanaman tebel-tebel, B. biji tanaman tebel-tebel


JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014

PEMBAHASAN bercabang dengan ruas-ruas dan buku-


buku yang tidak jelas, menunjukkan
Tanaman tebel-tebel merupakan
bahwa tanaman ini termasuk ke dalam
tumbuhan berbiji (spermatophyta).
kelas dicotyledoneae, pada setiap buku-
Generasi sporofit pada tumbuhan ini lebih
buku tempat duduk daun dan ruasnya
kompleks dibandingkan dengan tumbuhan
muncul akar serabut berfungsi sebagai
lumut dan paku. Alat
akar pelekat. Akar tunggang akan tumbuh
perkembangbiakannya berupa bunga yang
pada perkecambahan biji saja (Cullina,
merupakan kumpulan dari daun-daun
2004; Tjitrosoepomo, 2005).
sporofil, sedangkan pada paku dan lumut
Gentianales merupakan ordo dari
kumpulan sporofilnya tidak membentuk
tanaman tebel-tebel memiliki karakteristik
bunga. Sel gamet jantan (sperma) dalam
sebagai berikut : terdapat bulu-bulu halus
bentuk serbuk sari sedangkan sel gamet
pada perhiasan bunga dan biji, 2 bakal
betina (sel telur) dalam bentuk kantong
buah, bakal buah ditutup oleh kepala putik
embrio. Tumbuhan berbiji memiliki akar,
(stigma), benang sari dalam pollinarium,
batang dan daun yang dapat dibedakan
berjumlah 5, melekat pada corona
dengan jelas, autotrof (dapat menghasilkan
(Tjitrosoepomo, 1989; Struwe, 2002).
makanan sendiri), kecuali pada tumbuhan
Tanaman tebel-tebel termasuk ke
parasit (Tjitrosoepomo, 1989; Maulana,
dalam famili Asclepiadaceae karena
2012).
memiliki karakter/ciri khas tumbuhan
Dilihat dari perkembangan bakal
epifit, bergetah, membelit, arah belitan
biji pada buah, tebel-tebel tergolong dalam
kekiri, duduk daun berhadapan, beberapa
angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
berkarang, tebal (sukulen), daging seperti
Tanaman tebel-tebel memiliki bakal biji
kulit/belulang, tanpa daun penumpu,
atau biji yang tertutup oleh daun buah.
bunga muncul diantara tangkai dan
Serbuk sari tidak bisa langsung menuju
pasangan daun, beraturan, berkelamin dua,
bakal biji karena bakal biji tersembunyi.
kelopak berbagi 5, bersimetri banyak,
Serbuk sari jatuh di luar bakal buah pada
mahkota berdaun lekat, serbuk sari dan
suatu alat atau organ yang disebut kepala
putik bersatu membentuk gynostegium,
putik (Tjitrosoepomo, 1989).
bakal buah menumpang, serbuk sari
Ciri-ciri morfologi yang ditunjukkan
terdapat pada pollinia, buah bumbung
oleh tanaman tebel-tebel seperti:
dengan banyak biji yang dilengkapi alat
pertulangan daun menyirip, mahkota dan
untuk membantu penyebaran, berupa bulu-
kelopak berkelipatan 5 (pentamer), batang
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014

bulu halus (Backer and Van Den Brink, ke dalam pada saat bunga masih kuncup
1965; Steenis dkk., 2005). dengan bentuk segilima, membuka keluar
Daun tanaman tebel-tebel memiliki dan menghadap ke bawah ketika bunga
lapisan kutikula, daun bangun lanset, sudah mekar. Daun; bentuk daun bulat
kelopak berbentuk segitiga atau melancip telur hingga bangun lanset (lanceolatus),
dan berukuran kecil, mahkota berbentuk ujung ada yang meruncing dan runcing,
bintang, corona terdiri dari 5 sisik, pangkal ada yang runcing dan tumpul.
pollinaria terdiri dari dua kantung polen. Buah; bumbung, panjang rata-rata 13,1 cm
Semua karakter morfologi tersebut (11,3-15,3 cm), diameter rata-rata 1,6 cm
dimiliki oleh tanaman tebel-tebel sehingga (1,3-2,3 cm), biji menjarum, dilengkapi
tanaman ini digolongkan ke dalam alat untuk membantu penyebaran, berupa
marga/genus Hoya (Rahayu, 2006; bulu-bulu halus. Deskripsi diatas
ZipcodeZoo, 2012). merupakan karakteristik dari spesies Hoya
Bunga ; pangkal corona berwarna parasitica Wall. Sehingga klasifikasi
ungu, daun-daun mahkota (petal) melipat tanaman tebel-tebel sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae (Tjitrosoepomo, 1989)
Ordo : Gentianales (Tjitrosoepomo, 1989; Struwe, 2002)
Famili : Asclepiadaceae (Backer and Van Den Brink, 1969; Struwe, 2002;
Steenis dkk., 2005)
Genus : Hoya (Backer and Van Den Brink, 1969; Rahayu, 2006)
Spesies : Hoya parasitica Wall.(Burton, 1996b; Noel, 2008; Kidyue et al., 2006)

SIMPULAN mahkota (petal) berwarna putih


Berdasarkan hasil penelitian dapat kekuningan, melipat ke dalam saat bunga
disimpulkan bahwa karakteristik tanaman masih kuncup dengan bentuk segilima,
tebel-tebel di kawasan bumi perkemahan membuka keluar dan menghadap ke bawah

Cekik TNBB, memiliki ciri khas pada ketika bunga sudah mekar, bentuk daun
duduk tangkai bunga setiap 6-9 tangkai bangun bulat telur (ovatus) hingga lanset
menggerombol, tersusun spiral, pangkal (lanceolatus), pangkal ada yang runcing
corona berwarna ungu, daun-daun dan tumpul, buah bumbung, biji dilengkapi
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014

alat penyebaran berupa bulu-bulu halus, Bogor. (Skripsi). Tidak


Dipublikasikan.
dengan nama spesies Hoya parasitica
Wall. Noel, C. 2008. Travel in Borneo. Stemma
Magazine. 2(2):3-42.

KEPUSTAKAAN Rahayu, S. 1999. Eksplorasi dan


Pembudidayaan Hoya
Backer, C. A. and C. B. V. D. Brink. 1965.
(Asclepiadaceae) dalam Rangka
Flora of Java (Spermatophytes
Konservasi Plasma Nutfah.
Only) Vol. II. N. V. P Noordhoff
Prosiding Seminar Nasional
– Groningen: Netherlands.
Konservasi Flora Nusantara. UPT
BP Kebun Raya-LIPI, Bogor 2-3 Juli
Burton, C. M. 1996a. Hoya cv. Royal
1997. Hal 294-303.
Hawaiian Purple. The Hoyan Part 1.
XVIII (2):25-35.
. 2006. Keanekaragaman Jenis
Hoya (Asclepiadaceae) di Hutan
. 1996b. A Tentative
Lindung Bukit Batikap, Kalimantan
Alternative Arrangement of Hoya
Tengah. Biodiversitas. 7(2):139-142.
Section. The Hoyan Part 2. XVIII
(2):9-13.
Rustandi, M.R. 2005. Pengaruh Ekstrak
Daun Pitis (Hoya parasitica)
. 1996c. A Tentative
terhadap Perkembangan Pradewasa
Alternative Arrangement of Hoya
Nyamuk Aedes aegypti L. Fakultas
Section. The Hoyan Part 2. XVII
Kedokteran Hewan, IPB, Bogor.
(3):14-18.
(Skripsi). Tidak Dipublikasikan.
Cullina, W. 2004. Understanding Orchid.
Steenis, V., Bloembergen and Eyma.
Library of Congress Cataloging:
2005. Flora. Cet.10. PT. Pradnya
New York.
Paramita: Jakarta.
Kidyue, M., T. Boonkerd, O. Thaithong
Struwe, L. 2002. Gentianales (Coffees,
and T. Seelanan. 2006. Variation
Dogbanes, Gentians and
within the Hoya parasitica
Milkweeds). Enciclopedia of Life
(Asclepiadaceae) Complex in
Sciences. Nature Publishing Group:
Thailand. BRT (2549): 149-158.
USA.
Supartha, N.O. 2001. Fungsi Tumbuh-
Maulana, P. 2012. Tumbuhan Berbiji
tumbuhan dalam Upacara Agama
(Spermatophyta): Ciri-ciri,
Hindu. Prosiding Seminar Nasional
Klasifikasi, Contoh, Reproduksi,
Etnobotani III, Denpasar.
Siklus hidup, [Online], Available:
“http://perpustakaancyber.blogspot.c
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi
om/2012/12/tumbuhan-berbiji-
Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah
spermatophyta-ciri-ciri-contoh-jenis-
Mada University Press: Yogyakarta.
reproduksi.htm” [15 Februari 2013].
. 2005. Morfologi
Mukharam, R.P. 2005. Pengaruh Ekstrak
Tumbuhan. Gadjah Mada University
Daun Pitis (Hoya parasitica)
Press: Yogyakarta.
terhadap Stadium Pradewasa
Nyamuk Culex quinquefasciatus.
Fakultas Kedokteran Hewan, IPB,
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014

TNBB Official Site. 2011. Keadaan ZipcodeZoo. 2012. Hoya parasitica,


Umum, [Online], Available: [Online], Available:
“http://www.tnbalibarat.com/page_id “http://zipcodezoo.com/Plants/H/Ho
=20” [12 Januari 2014]. ya_parasitica/” [14 Februari 2013].

Anda mungkin juga menyukai