Intisari: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana
Intisari: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana
INTISARI
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan nama jenis
tanaman tebel-tebel yang tumbuh pada pohon rontal (Borassus flabellifer L.) di kawasan
Bumi Perkemahan Cekik Taman Nasional Bali Barat. Metode yang digunakan adalah
observasi dan deskripsi karakter morfologi bagian tanaman serta identifikasi jenis. Hasil
penelitian menunjukkan tanaman tebel-tebel memiliki karakteristik: tumbuhan epifit, akar
pelekat, batang berkayu (lignosus), memanjat dengan cabang pembelit (scandens), bentuk
daun bulat telur (ovatus) hingga lanset (lanceolatus), karangan bunga tandan, mahkota bunga
5, warna putih kekuningan, corona 5, pangkal warna ungu, putik dan benang sari menjadi
satu (ginostegium), buah bumbung, biji bentuk jarum dilengkapi alat penyebaran berupa bulu
halus, ciri tersebut merupakan karakter dari spesies Hoya parasitica Wall.
Kata kunci: morfologi, identifikasi, tebel-tebel
ABSTRACT
This research was conducted to determine the morphological characteristics and the
name of species tebel-tebel plant that grows on rontal trees (Borassus flabellifer L.) in Cekik
Campgrounds area of West Bali National Park. The method was used observation and
description morphological character of plant parts along with species identification. The
results showed tebel-tebel plant have the following characteristics: epiphytic plants, roots
ticker, woody stems (lignosus), climbing with the twisted branches (scandens), oval leaf
shape (ovatus) until lancet (lanceolatus), bouquet of flowers bunches, petals 5, yellowish
white, corona 5, base colored purple, pistil and stamens united to form ginostegium, fruit
tube, needle-shaped seed include spread instrument such as fine hairs, is a character trait of
the species Hoya parasitica Wall.
Keyword: morphology, identification, tebel-tebel
PENDAHULUAN mengandung filosofi agar isi lumbung padi
Tanaman tebel-tebel di Bali tetap tebal (banyak) seperti daun tebel-
digunakan sebagai pelengkap dalam tebel tersebut (Supartha, 2001). Menurut
dengan tulang cabang yang ada di atasnya, (coriaceus), warna daun bagian atas hijau
bangun bulat telur (ovatus) hingga lanset tua, bagian bawah hijau keputihan,
(lanceolatus) (Gambar 1D dan 1E), ujung pertulangan daun terasa pada permukaan
ada yang meruncing (acuminatus) dan atas, permukaan bawah gundul (glaber),
runcing (acutus), pangkal ada yang tumpul tangkai bulat berkerut, bertangkai pendek,
(obtusus) dan runcing (acutus), tepi rata warna coklat kehijauan.
(integer), daging seperti kulit/belulang
Bunga; muncul dari buku di antara dua melingkar (cyclis), letak bagian-bagian
tangkai daun, karangan bunga tersusun bunga berseling (alternatio), pada bunga
dalam tandan (Gambar 2A), duduk tangkai kuncup daun kelopak dan mahkota terlipat
bunga setiap 6-9 tangkai menggerombol ke dalam sepanjang ibu tulangnya
dan tersusun spiral (spirotrich) (Gambar (vernatio conduplicata), letak daun
2B), rata-rata setiap tandan terdapat ±25 kelopak dan mahkota saling menutup tidak
(9-45) tangkai bunga, bunga lengkap (flos berlekatan, tepinya melipat ke dalam
completus), berkelamin 2 (induplicativa), bentuk dasar bunga rata,
(hermaphroditus), berumah satu mahkota dan kelopak bersimetri banyak
(monoecus), susunan bagian-bagian bunga (actinomorphus), berlekuk 5, warna putih
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014
kekuningan, kelopak berbagi (partitus), saat bunga masih kuncup dengan bentuk
ukuran kelopak lebih pendek dari daun segilima, ketika sudah mekar membuka ke
mahkota, mahkota bagian bawah arah luar dan menghadap ke bawah, hiasan
berambut, bagian atas terdapat lapisan bunga tertanam pada bagian dasar bunga
lilin, daun mahkota berlekuk 5, daun-daun yang lebih rendah daripada kedudukan
mahkota (petal) melipat ke dalam pada putik(hypogynus).
Benang sari berlekatan menjadi satu dengan daun mahkota (epipetalus) dan
dengan putik (gynostegium), benang sari melekat pada mahkota tambahan (corona)
dalam bentuk pollinarium, jumlahnya (Gambar 3B). Letak pollinarium di antara
sama dengan jumlah perhiasan bunga, pangkal corona, menempel pada sudut-
tidak berlekatan, pollinarium berhadapan sudut kepala putik, tersusun atas dua
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014
kantung polen, bentuk lonjong (Gambar mm. Buah; bumbung (Gambar 5A),
4), pollinia dapat membuka dengan celah terdapat rata-rata 3 (1-6) buah tiap tandan,
membujur ke arah luar (extorsum). Putik; panjang buah rata-rata ±13,1 cm (11,3-
majemuk (compositus), bakal buah 15,3 cm), diameter buah rata-rata 1,6 cm
menumpang (superus), perlekatan daun- (1,3-2,3 cm), warna hijau pada saat masih
daun buah hanya merupakan satu putik muda, warna coklat muda dengan bercak
dengan satu ruang saja/parakarp (pistillum kecil hitam pada saat tua, terjadi dari bakal
paracarpum), bakal buah beruang satu buah/buah sejati, tunggal, biji banyak. Biji
(unilocularis), letak tembuni sentral bentuk menjarum, dilengkapi alat
(centralis), letak kepala putik sama tinggi penyebaran berupa bulu-bulu halus
dengan kepala sarinya, panjang putik ±2,5 (Gambar 5B).
bulu halus (Backer and Van Den Brink, ke dalam pada saat bunga masih kuncup
1965; Steenis dkk., 2005). dengan bentuk segilima, membuka keluar
Daun tanaman tebel-tebel memiliki dan menghadap ke bawah ketika bunga
lapisan kutikula, daun bangun lanset, sudah mekar. Daun; bentuk daun bulat
kelopak berbentuk segitiga atau melancip telur hingga bangun lanset (lanceolatus),
dan berukuran kecil, mahkota berbentuk ujung ada yang meruncing dan runcing,
bintang, corona terdiri dari 5 sisik, pangkal ada yang runcing dan tumpul.
pollinaria terdiri dari dua kantung polen. Buah; bumbung, panjang rata-rata 13,1 cm
Semua karakter morfologi tersebut (11,3-15,3 cm), diameter rata-rata 1,6 cm
dimiliki oleh tanaman tebel-tebel sehingga (1,3-2,3 cm), biji menjarum, dilengkapi
tanaman ini digolongkan ke dalam alat untuk membantu penyebaran, berupa
marga/genus Hoya (Rahayu, 2006; bulu-bulu halus. Deskripsi diatas
ZipcodeZoo, 2012). merupakan karakteristik dari spesies Hoya
Bunga ; pangkal corona berwarna parasitica Wall. Sehingga klasifikasi
ungu, daun-daun mahkota (petal) melipat tanaman tebel-tebel sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae (Tjitrosoepomo, 1989)
Ordo : Gentianales (Tjitrosoepomo, 1989; Struwe, 2002)
Famili : Asclepiadaceae (Backer and Van Den Brink, 1969; Struwe, 2002;
Steenis dkk., 2005)
Genus : Hoya (Backer and Van Den Brink, 1969; Rahayu, 2006)
Spesies : Hoya parasitica Wall.(Burton, 1996b; Noel, 2008; Kidyue et al., 2006)
Cekik TNBB, memiliki ciri khas pada ketika bunga sudah mekar, bentuk daun
duduk tangkai bunga setiap 6-9 tangkai bangun bulat telur (ovatus) hingga lanset
menggerombol, tersusun spiral, pangkal (lanceolatus), pangkal ada yang runcing
corona berwarna ungu, daun-daun dan tumpul, buah bumbung, biji dilengkapi
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 112- 121 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014