KOMPETENSI DASAR
1. KD 3: 3.6 Menganalisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional
berdasarkan keunikan dan sebaran.
2. KD 4: 4.6 Membuat peta persebaran budaya daerah sebagai bagian dari budaya
nasional.
INDIKATOR
1. Peserta didik mampu mengidentfikasi pengertian budaya melalui
literasi buku paket dan modul geografi, berdasarkan diskusi
kelompok sesuai waktu yang ditentukan oleh guru mata pelajaran.
2. Peserta didik mampu menganalisis Keragaman Budaya Indonesia
melalui literasi study Pustaka, buku paket, modul geografi,
berdasarkan diskusi kelompok sesuai waktu yang ditentukan oleh
guru mata pelajaran.
A. Pengertian Budaya
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam
bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata culture juga
kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Budaya adalah suatu pola menyeluruh. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai mahluk
yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
1
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain yang semuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur
kebudayaan yaitu:
1. Kesenian
2. Sistem teknologi dan peralatan
3. Sistem organisasi masyarakat
4. Bahasa
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem religi
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi tiga yaitu:
1. Gagasan (Wujud ideal)
Budaya dalam wujud gagasan/ide ini bersifat abstrak dan
tempatnya ada dalam alam pikiran tiap warga pendukung budaya
yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto.
Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung
budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta
tingkah laku warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-
gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya
manusia berdasarkan sistem nilai, cara berfikir, dan pola tingkah
laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa
disebut sistem nilai budaya.
2. Aktivitas (Tindakan)
Budaya dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang
ada. Wujud perilaku ini bersifat konkrit dapat dilihat dan
didokumentasikan (difoto dan difilm). Contoh : petani sedang
bekerja di sawah, orang sedang menari dengan lemah gemulai,
orang sedang berbicara dan lain-lain.
2
3. Artefak (Karya)
Semua benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat
diraba dan difoto. Kebudayaan dalam wujud konkrit ini disebut
kebudayaan fisik. Contoh : bangunan-bangunan megah seperti
rumah adat, pakaian adat, peralatan rumah tangga, hasil karya
seni, dan lain-lain.
3
budaya yang dimiliki, Indonesia dapat dikatakan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan negara lain. Indonesia mempunyai
potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.
4
benua dan dua samudera, yaitu benua Asia dan benua Australia
diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Letak geografis
ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah
Indonesia,baik dilihat dari kenyataan fisik dan sosial maupun
ekonomi dan politik.
5
3) Munculnya pasar-pasar gelap sebagai akibat dari jalur
perdagangan lintas internasional
4) Semakin konsumtif terhadap barang-barang produk
asing
5) Banyak budaya barat yang perlahan menggeser budaya
lokal
6
di masing-masing daerah juga berbeda. Keadaan geografis
juga menyebabkan tiap-tiap pulau memiliki agama dan budaya
yang berkembang sendiri-sendiri.
3. Kondisi ekologis
Lingkungan ekologis terbentuk dari struktur tanah, iklim,
dan topografi memberikan kontribusi bagi kondisi penduduk baik
dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi iklim seperti
perbedaan musim hujan dan kemarau antar daerah, serta
perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan
mengakibatkan perbedaan pada budaya masyarakatnya. Ada
komunitas masyarakat yang mengandalkan laut sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan hidupnya, ada pula yang mengandalkan
pertanian dan perkebunan.
Perbedaan ekologis tersebut berpengaruh terhadap
kemajemukan budaya lokal di Indonesia. Penduduk
mengembangkan budaya sesuai dengan kondisi ekologis wilayah
yang ditempatinya. Penduduk di daerah pantai sangat berbeda
dengan penduduk yang berada di pegunungan, seperti adanya
perbedaan bentuk dan model rumah, mata pencaharian /
pekerjaan, makanan pokok yang dikonsumsi, pakaian, budaya /
kesenian, bahkan agama dan kepercayaan.
7
Gambar 4 Topografi Indonesia
Berikut ini adalah mata pencaharian yang ada di Indonesia
berdasarkan pembagian daerahnya.
1. Mata Pencaharia Daerah Pantai
Daerah pantai yang landai merupakan lahan bagi
masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, karena selain
lautnya tenang juga pantai yang landai merupakan tempat
yang kaya akan ikan. Kehidupan penduduk di provinsi yang
wilayahnya berupa kepulauan dengan pulau-pulau kecil,
seperti Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku. Pada
umumnya, selain menangkap ikan, mereka juga menyelam
untuk mengambil mutiara dan budidaya rumput laut dan
kerang mutiara. Sedangkan, di daratan pantai nelayan
membudidayakan tambak ikan, komoditi yang diunggulkan
adalah bandeng dan udang.
2. Mata Pencaharia Daerah Dataran Rendah
Daerah rendah yang landai merupakan lahan yang baik
untuk pembudidayaan pertanian, perkebunan, palawija,
dan lain-lain. Kondisi yang demikian makin mendukung
karena iklim Indonesia yang tropis menyebabkan lamanya
penyinaran sinar matahari terhadap bumi banyak
menyebabkan turunnya curah hujan dan banyaknya
proses pelapukan, baik yang terjadi pada tumbuh-
tumbuhan maupun yang terjadi pada bebatuan. Hal ini
memungkinkan suburnya tanah yang ada di wilayah
Indonesia. Selain dimanfaatkan untuk pertanian,
perkebunan, atau palawija, dataran rendah yang landai
juga menyimpan potensi yang lain, misalnya terdapat
sungai-sungai dan danau yang airnya dapat dimanfaatkan
untuk berbagai macam kehidupan.
8
zonasi yang didasarkan pada ketinggian tempat, karena
ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap suhu
udara. Zonasi, artinya pembatasan wilayah berdasarkan
ketinggian di atas permukaan air laut. Dengan zonasi ini,
Indonesia dapat merealisasikannya dalam hal teknik
kesesuaian cuaca, misalnya untuk kelapa dan tebu
ditanam di daerah tropis, tetapi jika dipaksakan menanam
di daerah dataran tinggi, hasilnya tidak akan memuaskan.
Pada ketinggian antara 700 meter cocok untuk
perkebunan karet, lebih dari 700 meter lebih cocok untuk
ditanami perkebunan teh, dan di atas 1.000 meter cocok
untuk ditanami hutan pinus. Gunung api juga memiliki
manfaat besar bagi kehidupan manusia. Belerang, sumber
air panas, panorama indah, sumber energi panas bumi,
seperti kawah Kamojang, kawah Gunung Salak.
b. Bentuk Rumah, Pakaian, Kebiasaan
Sehari-Hari yang Menunjukkan Keadaan yang Berbeda-
Beda Kita tentu mengetahui bahwa di Indonesia terdiri
atas beragam suku bangsa, dan tentunya memiliki ciri
khas dari suku-suku tersebut. Ciri khas yang dimiliki
dapat dilihat dari bentuk rumah, pakaian yang dikenakan,
dan kebiasaan sehari-hari yang menunjukkan keadaan
yang berbeda-beda. Misalnya, bentuk rumah di pantai
biasanya tinggi-tinggi dan berventilasi besar, kadang tidak
memakai langit-langit dan banyak memiliki serambi atau
beranda. Sedangkan, untuk rumah di dataran tinggi
rumahnya pendek-pendek, rapat, dan berventilasi kecil.
c. Alat Transportasi
Alat transportasi, terutama yang masih bersifat
tradisional akan berbeda antara yang di pantai, dataran
rendah ataupun yang di dataran tinggi (pegunungan).
Perbedaan ini dapat kamu lihat dari alat transportasi yang
digunakan. Misalnya, di daerah pegunungan alat
transportasi yang digunakan berupa hewan, seperti kuda
atau sapi.
d. Adat Kebiasaan
Adat kebiasaan dalam berbicara, bertatakrama, dan
berpakaian antara penduduk pantai, dataran rendah, dan
dataran tinggi tidak akan sama. Orang pantai biasanya
berpakaian terbuka, seperti menggunakan kaus, celana
pendek. Hal ini disebabkan karena suhu di daerah pantai
panas. Sedangkan, di dataran tinggi biasanya orang
9
berpakaian tertutup. Hal ini disebabkan karena suhu
di dataran tinggi atau daerah pegunungan dingin.
10