Anda di halaman 1dari 3

Analisis Naskah Drama (Buku cetak Bahasa Indonesia hal 200 – 201)

Anggota Kelompok 11 MIPA 2:

1. Bengetdo Vhalentinoe Pangaribuan / 3


2. Elizabeth Amandeus Violeta Suwanda / 9
3. Kevin Tjang / 21
4. Lauraine Sutjipto / 22
5. Paskasius Gian Avila Putra / 27

Hasil Analisis

Judul: Liburan Seniman

Penulis: Usmar Ismail

Unsur – unsur:

Tema: Perjuangan dan perkembangan kesenian di Indonesia

Alur: Alur maju

Rangkaian Alur: Naskah drama “Liburan Seniman” yang terdapat di buku cetak hal 200 ini
merupakan potongan bagian yang diambil dari babak penghabisan lakon “Kebangkitan”, sehingga
urutan alur yang ada didalamnya hanya sebagian saja, berikut ini urutannya:

1. Klimaks: terdapat pada dialog no 1 – 3  sudah terjadi perdebatan dan perseturuan


2. Resolusi: terdapat pada dialog no 4 – 8  masalah mulai reda dan sudah mulai mendapat
penyelesaian
3. Penyelesaian: terdapat pada dialog no 9 – 12  konflik atau masalah sudah ditemukan
solusi nya hingga pada akhirnya memperoleh kemerdekaan

Penokohan:

1) Tokoh:
 Rani sebagai Harti
 Rutaf sebagai Hafiz
 Sutomo
2) Watak:
 Protagonis: Rani dan Rutaf
 Antagonis: -
 Tritagonis: -
 Figuran: Sutomo

Dialog:

Pementasan yang dilakukan Rani dan Rutaf sebagai Harti dan Hafiz menunjukkan bahwa perjuangan
menuju ke masa depan lebih baik yang diimpikan juga membutuhkan kerelaan diri untuk berusaha
dan tekad yang kuat agar terus maju dan berjuang. Dalam naskah drama ini ada dibagi menjadi 3
bagian dialog, antara lain:

1. Dialog 1 – 3
Pada awal dialog sudah memulai perdebatan antar tokoh laki – laki dan perempuan.
2. Dialog 4 – 8
Pada dialog bagian ini antar tokoh mulai menemukan penyelesaian masalah dimana Rani
dan Rutaf sama – sama berjuang dan berkorban dalam meraih kemerdekaan.
3. Dialog 9 – 12
Dialog bagian akhir ini memperlihatkan Rani dan Rutaf sudah saling menyemangati satu
sama lain hingga mencapai kebangkitan, kemenangan, dan kemerdekaan.

Latar:

 Latar waktu: Masa kolonial


 Latar tempat: Set panggung menyerupai rumah (sesuai teks)
 Latar suasana: Mengharukan, semangat, dan bahagia. Suasana mengharukan digambarkan
saat awal dialog dimana terjadi perdebatan dan dilengkapi dengan ekspresi ragu serta sedih
dari para tokoh, sedangkan suasana semangat digambarkan pada bagian akhir drama
tepatnya pada dialog ke – 12, ditandai dengan adanya lagu “Kebangkitan” dan tepuk tangan
sehingga suasana menjadi semangat dan bahagia.

Karakteristik kebahasaan:

 Menggunakan konjungsi kronologis, contoh kalimat: “(Tampak separo badan perempuan itu
dari jendela, Rani sebagai Harti mukanya menunjukkan keraguan bercampur sedih, sebentar
kemudian kelihatan pula Rutaf sebagai Hafiz mendekati Rani),” Dari keterangan pada suara
perempuan (3)
 Menggunakan kosakata percakapan, contoh kalimat: “Tapi kita sudah insaf, kita bukan lagi
dalam zaman waktu Abdul Muis berjuang dalam Salah Asuhan.” Dari dialog Rutaf (8)
 Menggunakan verba material, contoh kalimat: “Tidak, tidak, aku takkan menahan engkau,
jika engkau enggan berjuang untuk kebahagiaan kita.” Dari dialog suara perempuan (1)
 Menggunakan verba mental, contoh kalimat: “Tentu aku akan merasa beratnya perpisahan
ini.” Dari dialog Rani (5)
 Menggunakan kata sifat, contoh kalimat: “Entah sebabnya aku gentar sebentar, aku bimbang
sebentar, tapi sekarang tak apa-apa lagi, Haf!” Dari dialog Rani (5)
 Menggunakan majas atau ungkapan, contoh kalimat: “Engkaulah lambang kebangunan di
dalam hatiku, Harti.” Dari dialog Rutaf (6)

Petunjuk laku:

Terdapat 3 dialog yang menunjukan laku atau tindakan dari tokoh, antara lain yaitu:

(3) Suara Perempuan: (Ragu – ragu) Aku kehilangan? (Tampak separo badan perempuan itu dari
jendela, Rani sebagai Harti mukanya menunjukkan keraguan bercampur sedih, sebentar kemudian
kelihatan pula Rutaf sebagai Hafiz mendekati Rani)  Pada dialog ketiga ini menunjukan keraguan
dan kesedihan karena suasana masih tegang dan adanya perdebatan satu sama lain.

(5) Rani: (Memandang Rutaf) Entah sebabnya aku gentar sebentar, aku bimbang sebentar, tapi
sekarang tak apa – apa lagi, Haf!  Pada dialog kelima ini memperlihatkan tindakan dari tokoh Rani
yang memandang ke arah Rutaf dan sekaligus menandakan mulainya resolusi, sehingga suasana
sudah mulai tenang.

(12) Rutaf: Dengar, dengarlah, Harti... Musik di sekeliling kita, musik kebangkitan, kemenangan, dan
kemerdekaan! Maka kuasa Tuhan! (Kedua mereka sebagai terpaku menengadah ke atas berbahagia,
kuat. Sementara itu kedengaran musik mendengarkan lagu “Kebangkitan”. Makin lama, makin kuat,
kemudian terdengar tepuk tangan yang riuh). (Sutomo masih saja duduk terpekur, tepuk perlahan –
lahan hilang, lampu terang di depan set mati)  Pada dialog kedua – belas ini memperlihatkan
suasana ramai, bahagia, dan meriah dengan adanya tepuk tangan, karena adanya kebangkitan,
kemenangan, kemerdekaan yang dilengkapi dengan perasaan haru dan semangat dari tokoh Rutaf
dan Rani, sedangkan disisi lain Sutomo yang berperan sebagai tokoh figuran masih duduk terpekur
seperti saat awal narasi drama ini.

Amanat:

Amanat yang diperoleh dari naskah drama berjudul “Liburan Seniman” karya Usmar Ismail adalah
kita sebagai generasi muda harus terus semangat, pantang menyerah, dan peduli kepada negara
tercinta kita Indonesia dimana pun dan kapanpun terutama dalam bidang kesenian, seperti
mempelajari bahasa daerah dan melestarikan tarian daerah. Kemerdekaan yang sudah diraih oleh
para pejuang pendahulu kita adalah suatu kunci yang harus kita pegang erat untuk menjaga dan
melindungi Kesatuan Negara Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai