Anda di halaman 1dari 30

ASAM BASA

MEITY LAUT – KIMIA 2019


PENDAHULUAN
• Asam basa sangat berperan dalam kehidupan
sehari – hari
Apa saja peran asam basa dalam kedokteran
hewan?
Gangguan keseimbangan asam basa umum
terjadi dalam vet med – diare, muntah, gagal
ginjal, dehidrasi, kondisi teranestesi,
pneumonia dan trauma pada dinding thorax.
PENDAHULUAN
• Asam – cairan berasa asam; dapat
memerahkan kertas lakmus biru
• Basa – cairan berasa pahit dan dapat
membirukan kertas lakmus merah
• Garam – cairan berasa asin
TEORI ASAM BASA
1. Arrhenius (1883) – senyawa ionik dalam larutan akan
terdissosiasi menjadi ion-ion penyusunnya
 Asam = zat/senyawa yang dapat menghasilkan H+ dalam air
HCl (aq) H+ (aq) + Cl - (aq)
 Basa = zat/senyawa yang dapat menghasilkan OH- dalam air
NaOH (aq) Na+ (aq) + OH – (aq)
 Reaksi netralisasi = reaksi antara asam dengan basa yang
menghasilkan garam
HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (ℓ)
H+ (aq) + OH – (aq) H2O (ℓ)
• Reaksi terbatas pada larutan berair (aqueous, aq) dan asam-
basa adalah zat yang hanya menghasilkan H+ dan OH- .
TEORI ASAM BASA
2. Johannes Bronsted (Denmark) dan Thomas Lowry (Inggris)
pada 1923 mempublikasikan:
 Asam: zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton
(H+) bisa berupa kation atau molekul netral.
 Basa: zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+),
bisa berupa anion atau molekul netral.
 Reaksi tanpa pelarut
HCl (g) + NH3 (g) NH4+ + Cl – NH4Cl (s)
asam basa
 Reaksi dengan pelarut air
HCl (g) + H2O (aq) H3O + (aq) + Cl – (aq)
NH4OH(g) + H2O (aq) NH4OH2+ (aq) + OH- (aq)
 Air dapat bersifat asam atau basa – Amfoter
TEORI ASAM BASA
• Pasangan asam basa konjugasi
HCl (g) + H2O (aq) H3O + (aq) + Cl – (aq)
asam 1 basa 1 asam 2 basa 2
konjugasi
konjugasi
Basa konjugasi – terbentuk dari asam
mendonorkan proton (Cl-)
Asam konjugasi – terbentuk dari basa yang
menerima proton (H3O+)
pasangan asam-basa konjugasi
TEORI ASAM BASA
Latihan
• Jelaskan untuk reaksi :
NH3 + H2O NH4 + + OH-.
1. Pasangan asam basa konjugasi
2. Asam konjugasi
3. Basa konjugasi
TEORI ASAM BASA
3. G.N. Lewis (1923)
• Ada beberapa reaksi yang tidak dapat
dijelaskan dengan dua teori sebelumnya
• Asam: zat/senyawa yang dapat menerima
PEB dari zat/senyawa lain untuk membentuk
ikatan baru
• Basa: zat/senyawa yang dapat mendonorkan
PEB dari zat/senyawa lain untuk membentuk
ikatan baru
TEORI ASAM BASA
3. G.N. Lewis (1923)
• Produknya berupa
senyawa kompleks dan
ikatan yang terjadi adalah
ikatan kovalen koordinasi.
• Proton merupakan asam
Lewis.
• Lewis mengembangkan
reaksi asam-basa yang
menyangkut zat/senyawa
yang tidak mempunyai
atom H dalam
senyawanya.
ASAM MONOPROTIK DAN DIPROTIK

• Asam monoprotik – donor 1 proton


 HF, HCl dan HNO3
• Asam poliprotik – donor > 1 proton
• Asam diprotik – donor 2 proton
 H2SO4
H2SO4 + H2O  HSO4- + H3O+
HSO4- + H2O  SO4- + H3O+
BASA
• Arrhenius = senyawa yang menghasilkan OH-
dalam larutan
• Bronsted-Lowry = akseptor proton
• Basa kuat = terdisosiasi sempurna
 NaOH dan KOH
• Basa lemah = terdisosiasi tidak sempurna
 Hidroksida logam alkali tanah
• Antasida = penghilang asam lambung
KESETIMBANGAN ASAM BASA
KESETIMBANGAN ASAM BASA
KESETIMBANGAN ASAM BASA
ASAM KUAT DAN ASAM LEMAH
• Asam kuat = terionisasi sempurna/hampir
sempurna dalam air
 HCl, H2SO4, HNO3, HClO4, HBr, HI, HBrO4,
dan HIO4
• Asam lemah = terionisasi <dari 100% dalam air
 CH3CO2H, H3PO4, HNO2, HOCl, asam organik
• Asam kuat menghasilkan basa terkonjugasi yang
lemah
• Asam lemah menghasilkan basa terkonjugasi
yang kuat
KEKUATAN ASAM DAN BASA
KEKUATAN ASAM DAN BASA
PRINSIP ASAM BASA DALAM VET MED
• Keasaman/kebasaan suatu larutan – H+ atau molekul CO2
H+ produk metabolisme normal protein dan fosfolipid
(asam tetap dan tidak volatil)
CO2 = by product metabolisme lemak dan karbohidrat;
asam mudah menguap
Eliminasi asam CO2 – fungsi paru – paru, ginjal dan hati.
• Konsentrasi H+ dalam cairan tubuh harus dijaga agar konstan
– mencegah efek pada fungsi enzim dan struktur seluler –
Asidemia atau Alkalemia
• pH normal berkisar 7.35 dan 7.45,
Asidosis atau alkalosis – proses terganggunya produksi,
retensi atau ekskresi asam atau basa >> perubahan pH
PRINSIP ASAM BASA DALAM VETMED

• Apa pentingnya H+ dalam vet med?


 Menghambat glikolisis
 Menghambat sintesis DNA dan proliferasi sel
 Inaktivasi saluran K+
 Mengurangi entry Ca via saluran Ca++
(mempengaruhi kontraktilitas jantung)
 Menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
pulomner/vasodilatasi pembuluh sistemik
 Mengurangi afinitas Hb terhadap O2
 Mengurangi Ca binding pada protein plasma
SISTEM PENYANGGA ION HIDROGEN

• Penyangga = zat apapun yang secara terbalik dapat


mengikat ion hidrogen (bekerja sangat cepat dan
mencegah perubahan konsentrasi H+ berlebihan)
1. Sistem penyangga bikarbonat
 Terdiri dari larutan air dengan kandungan H2CO3
dan garam bikarbonat NaHCO3
 H2CO3 dibentuk oleh reaksi CO2 dan H2O dikatalisis
oleh Karbonik anhidrase
 Reaksi berjalan lambat dan sedikit H2CO3 yang
dihasilkan – penambahan HCl kedalam larutan
penyangga bikarbonat – peningkatan H+ yang
dilepas dari asam – lebih banyak H2CO3 yang
dihasilkan; peningkatan produksi CO2 dan H2O.
SISTEM PENYANGGA ION HIDROGEN
1. Sistem penyangga bikarbonat
 HaHCO3 berionisasi membentuk Na+ dan ion
bikarbonat (HCO3-)
 Bila ditambahkan basa kuat NaOH – ion hidrosil OH-
dari NaOH bergabung dengan H2CO3 untuk
membentuk HCO3- tambahan – basa lemah NaHCO3
menggantikan basa kuat NaOH
 Karena H2CO3 bereaksi dengan NaOH menyebabkan
CO2 bergabung dengan H2O untuk menggantikan
H2CO3.
 Kadar CO2 dalam darah menurun – nghambat
pernapasan dan menurunkan laju ekspirasi CO2
 Kadar HCO3- dalam darah dikompensasi oleh
peningkatan ekskresi HCO3- ginjal
SISTEM PENYANGGA ION HIDROGEN
2. Sistem penyangga fosfat
 Kerja serupa untuk mengubah asam kuat menjadi
asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemah.
 Natrium hidrogen fosfat (Na2HPO4) adalah basa
lemah dan natrium dihidrogen fosfat (Na H2PO4)
adalah asam lemah
 HCl + Na2HPO4  NaH2PO4 + NaCl
 NaOH + NaH2PO4  Na2HPO4 + H2O
3. Sistem protein
 sistem penyangga terkuat dalam tubuh –
mengandung gugus karboksil yang berfungsi sebagai
asam dan gugus amino yang berfungsi sebagai basa.
SISTEM PENYANGGA ION HIDROGEN
4. Sistem hemoglobin.
• Penyangga pembentukan H+ saat terjadi transpor CO2 di
antara jaringan paru.
• Sistem pernapasan melibatkan perubahan ventilasi
pulmonar untuk mengeluarkan CO2 dan membatasi
jumlah asam karbonat yang terbentuk
• Pengaturan respiratorik perlu waktu 1-3 menit untuk
mulai bekerja
CO2 secara kontinyu ditambahkan kedalam darah vena
akibat metabolisme sel dan transpor ke paru-paru.
Saat CO2 terurai dalam paru maka akan terbentuk
asam karbonat yang kemudian akan terurai
membentuk ion hidrogen dan ion bikarbonat
CO2 + H2O  H2CO3 ? H+ + HCO3-.
SISTEM PENYANGGA ION HIDROGEN
4. Sistem hemoglobin.
• Pengaturan respiratorik perlu waktu 1-3 menit untuk
mulai bekerja
CO2 dikeluarkan dari pada paru-paru sehingga reaksi
bergerak kekiri dan plasma menjadi tidak terlalu asam.
Jika aktivitas metabolik meningkat karena olah raga –
peningkatan pCO2 arteri, peningkatan kadar asam
karbonat plasma dan penurunan pH plasma (asidosis)
– penyesuaian pernapasan (mengeluarkan CO2)
CO2 >> dalam darah berdifusi kedalam SSP untuk
mencapai kemoreseptor sentral – membentuk asam
karbonat yang terurai menjadi ion hidrogen
(merangsang kemoreseptor)
SISTEM PENYANGGA ION HIDROGEN
4. Sistem hemoglobin.
• Pengaturan respiratorik perlu waktu 1-3 menit untuk
mulai bekerja
 Ion hidrogen menstimulasi kemoreseptor sentral –
peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman
ventilasi (peningkatan frekuensi perngeluaran CO2
respiratorik, mengurangi asam karbonat dan
meningkatkan pH)
 Sebaliknya jika pH plasma meningkat (alkalosis),
frekuensi respiratorik berkurang untuk mengurangi
pengeluaran CO2. Kadar CO2 yang sedikit dalam
plasma menyebabakan reaksi diatas bergerak kekanan
dan penurunan pH
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA

1. Asidosis
 Menekan aktivitas mental jika >>> disorentasi, koma
dan kematian.
 Asidosis respiratorik – hipoventilasi alveolar yang
berakibat peningkatan pCO2 (hiperkapnia) yang
disebabkan oleh hambatan saluran napas, depresi
pusat respirasi (trauma atau obat), pembatasan
proses pernapasan (efusi thorax, pneumothorax,
hernia diafragma, distensi abdomen dan fraktur atau
lesi pada dinding thorax0), penyakit paru – paru atau
campuran dua atau lebih penyebab.
 Bersifat akut atau kronis
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
1. Asidosis
• Asidosis metabolik – proses frekuen ditandai dengan
kenaikan asam non-volatil (terutama asam laktat) atau
hilangnya bikarbonat atau keduanya dengan kompensasi
respirasi fisiologis yang tidak lengkap (hipokapnia) –
penurunan pH
• Penyebab – akumulasi peningkatan asam laktat akibat
aktivitas otot rangka yang berlebihan seperti konvolusi
atau penyakit ginjal. Diare berat dan berkepanjangan
disertai hilangnya bikarbonat dapat menyebabakan
asidosis
• Asidosis yang tidak terkompensasi menyebabkan depresi
SSP – disorentasi, koma dan kematian.
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
2. Alkalosis
Meningkatkan overeksitabilitas SSP.
Jika berat alkalosis dapat menyebabkan kontraksi otot
tetanik, konvulsi dan kematian akibat tetanus otot
respiratorik.
Alkalosis respiratorik – gangguan pH yang jarang
terjadi – hiperventilasi alveoli yang menyebabkan
menurunnya level tekanan Co (hipokapnia) yang
disebabkan oleh hipoksemia, rangsangan langsung
pada pusat respirasi, reseptor nosiseptik (edema
paru-paru, pneumonia, emboli, dsb)
Umumnya disertai kompensasi metabolisme yang
tidak lengkap.
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
2. Alkalosis
• Alkalosis metabolis – suatu kondisi kelebihan
bikarbonat akibat pengeluaran berlebihan ion hidrogen
atau peningkatan berlebihan ion bikarbonat dalam
cairan tubuh
• Penyebab. Muntah yang berkepanjangan (pengeluaran
asam klorida lambung), disfungsi ginjal, pengobatan
dengan diuretik yang mengakibatkan hipokalemia dan
penipisan volume CES atau pemakaian antasid yang
berlebihan.
pH DAN pOH
• H+ = OH- ---- Netral

• H+ > OH- ---- Asam

• H+ > OH- ---- Basa


• Skala pH
pH = -log H+
pOH = -log H+
pH + pOH = 14
Kw = H+ OH-

Anda mungkin juga menyukai