berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang disahkan pada tanggal
20 Oktober 2002. Selanjutnya, sesuai dengan amanat Pasal 75 dari Undang-undang tersebut,
Adapun tugas pokok KPAI sesuai dalam Undang-undang meliputi sosialisasi seluruh ketentuan
laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka perlindungan anak
Indonesia.
KPAI merupakan salah satu dari tiga lembaga independen pengawas perlindungan HAM di
Indonesia. Kedudukannya sejajar dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),
Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) dan lain-lain. Ketua KPAI periode 2014-2017 dijabat oleh Asrorun Ni’am Sholeh
yang juga menjabat sebagai ketua pada paruh periode 2010-2013 lalu.
Lembaga ini bersifat independen, keanggotaannya telah diatur dalam undang-undang. Anggota
KPAI terdiri atas satu orang ketua, dua orang wakil ketua, satu orang sekretaris dan lima orang
anggota. Kesemuanya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, melalui pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Keanggotaannya terdiri dari berbagai unsur, seperti
kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, dan kelompok
Beberapa tahun terakhir meningkatnya jumlah kasus kekerasan terhadap anak, baik itu
penganiayaan maupun pelecehan seksual, menjadi perhatian utama KPAI. KPAI harus terus
memastikan korban mendapatkan pendampingan medis dan hukum dalam penanganan kasus
trauma psikis dan psikososial akibat kekerasan yang dialaminya. Hal ini menjadi salah satu
tugas berat KPAI demi mewujudkan Indonesia Ramah Anak, sesuai dengan visi dan misi yang
diembannya.